Disusun Oleh :
Dewi Nurwidayati (14040009)
Evania Elianti Supar (16046908)
Febriyani Kholifah (14040017)
Herlin Ramadhani Y (13040016)
Keke Dian Partiwa (14040028)
Muhamad Dini Sopari (14040032)
Muthia Nurhidayah (14040037)
Sagita Novianti (14040045)
Yofie Rifana (12040054)
Yuli Yanti (14040055)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Lemak dan Minyak ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Diana Sylvia
selaku Dosen mata kuliah Analisis dan Keamanan Makanan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
MAKALAH
1
2
2. Menurut asalnya
a. Lemak nabati, yaitu lemak yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, santan
kelapa, alpukat, dsb. Lemak nabati mengandung kolesterol
baik atau HDL (High-Density Lipoprotein) yang dalam
jumlah yang banyak sangat baik untuk tubuh.
b. Lemak hewani, yaitu lemak yang berasal dari hewan antara
lain susu, daging, telur, ikan. Lemak ini banyak
mengandung LDL (Low-Density Lipoprotein) yang tidak
baik jika berlebihan dalam tubuh kita.
5
1. Pencernaan lemak
Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga
mulut. Gigi melakukan fungsinya dalam meremahkan dan
menghaluskan lemak secara mekanis, sedangkan kelenjar air
ludah yang terdapat di bagian bawah lidah menghasilkan enzim
lipase lingual yang berfungsi untuk meminimalkan ukuran
lemak agar lebih halus secara kimiawi. meminimalkan ukuran
lemak agar lebih halus secara kimiawi.
Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak
akan ditelan dan melewati esophagus secara cepat. Di bagian
organ ini, lemak tidak sama sekali mengalami proses apapun. Ia
hanya lewat untuk kemudian masuk kedalam lambung.
Di dalam lambung, lemak akan bercampur dengan bahan
makanan lain untuk kemudian digiling secara mekanis melalui
gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui
penambahan asam lambung (HCl) yang diproduksi oleh dinding
lambung.
Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di usus
halus. Menyadari bahwa suatu zat hanya dapat dicerna jika
terlarut dalam air, sedangkan lemak atau minyak tidak bisa
bercampur dengan air, maka untuk dapat mencerna bahan satu
ini proses emulsifikasi lemak mutlak diperlukan.
Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke
usus dua belas jari. Masuknya lemak ke organ ini, secara
biologis akan membuat kantung empedu menghasilkan
cairannya. Cairan yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat
yang mampu mengemulsikan lemak dan merubah ukurannya
menjadi 300 kali lebih kecil dari ukuran semula. Dengan
bantuan enzim lipase dari pankreas, emulsi lemak kemudian
dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Keduanya akan
bereaksi dengan garam empedu untuk kemudian menghasilkan
8
jumlah lemak yang hilang dalam urine dan sebum adalah tidak
bermakna.
F. Sifat-Sifat Lemak
1. Sifat Fisik Lemak antara lain adalah :
a. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat
padat, sedangkan lemak dari tumbuhuna merupakan zat cair.
b. Lemak yang memiliki titik lebur tinggi mengandung asam
lemak jenuh, sedangkan yang titik lebur rendah mengandung
asam lemak tak jenuh. Contoh Tristearin (ester gliserol
dengan 3 molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71C,
sedangkan triolein (ester gliserol dengan 3 molekul asam
oleat) mempunyai titik lebur -17C.
c. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut
dalam air, sedangkan yang memiliki asam lemak rantai
panjang tidak larut dalam air.
d. Titik didih asam lemak semakin meningkat dengan
bertambahnya panjang rantai karbon (C).
e. Bau amis (fish flavor) yang disebabkan oleh terbentuknya
trimetil-amin dari lecitin.
f. Rasa pada lemak selain terdapat rasa alami, juga terjadi
karena asam-asam yang berantai sangat pendek sebagai hasil
penguraian pada kerusakkan lemak.
g. Titik kekeruhan ditetapkan dengan cara mendinginkan
campuran lemak dengan pelarut lemak.
h. Slipping point digunakan untuk pengenalan lemak alam serta
pengaruh kehadiran komponen-komponennya.
2. Sifat Kimia Lemak antara lain adalah :
a. Esterifikasi, proses yang bertujuan untuk asam-asam lemak
bebas dari trigliserida, menjadi bentuk ester. Reaksi
esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut
10
b. Uji Acrolein
Dalam uji ini terjadi dehidrasi gliserol dalam bentuk bebas
atau dalam lemak/minyak menghasilkan aldehid akrilat atau
akrolein. Menurut Scy Tech Encyclopedia (2008), uji
akrolein digunakan untuk menguji keberadaan gliserin atau
lemak. Ketika lemak dipanaskan setelah ditambahkan agen
pendehidrasi (KHSO4) yang akan menarik air, maka bagian
gliserol akan terdehidrasi ke dalam bentuk aldehid tidak
jenuh atau dikenal sebagai akrolein (CH2=CHCHO) yang
memiliki bau seperti lemak terbakar dan ditandai dengan asap
putih.
c. Uji Kejenuhan pada Lipid
Uji ini untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah
termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan
menggunakan pereaksi Iod Hubl. Iod Hubl ini digunakan
sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji
ditambah kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok
sampai bahan larut. Setelah itu, tetes demi tetes pereaksi Iod
Hubl dimasukkan ke dalam tabung sambil dikocok dan
perubahan warna yang terjadi terhadap campuran diamati.
Asam lemak jenuh dapat dibedakan dari asam lemak tidak
jenuh dengan cara melihat strukturnya. Asam lemak tidak
jenuh memiliki ikatan ganda pada gugus hidrokarbonnya.
Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan
timbulnya warna merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam
lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening.
Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa
terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam
lemak.
14
2) Metode Gerber
Metode ini mirip dengan metode Babcock tapi
menggunakan asam sulfat dan isoamil alkohol, dengan
bentuk botol yang sedikit berbeda. Metode ini lebih cepat
dan sederhana dibanding metode Babcock. Isoamil
alkohol digunakan untuk mencegah pengarangan gula
karena panas dan asam sulfat, yang pada metode Babcock
menyebabkan sulitnya pembacaan skala. Sama seperti
metode Babcock, metode ini tidak menentukan posfolipid.
3) Metode deterjen
Sampel dicampur dengan kombinasi surfaktan dalam botol
Babcock. Surfaktan akan menggantikan membran yang
menyelubungi droplet emulsi dalam sampel susu,
menyebabkan lemak terpisah. Sampel disentrifungsi
19
9. Inter-esterifikasi
Interesterifikasi (penukaran ester atau tran esterifikasi)
menyangkut pertukaran gugus asil antar trigliserida. Karena
trigliserida mengandung 3 gugus ester per molekul, maka
peluang untuk pertukaran tersebut cukup banyak. Gugus asil
dapat bertukar posisinya dalam satu molekul trigliserida atau
diantara molekul trigliserida.Proses interesterifikasi dilakukan
untuk pembuatan mentega putih, margarine dan enrobing fat.
Mentega putih yang dibuat dengan penambahan monogliserida
sering disebut super gliserinated shortening. Monogliserida ini
bersifat aktif dibagian permukaan minyak atau lemak dan dapat
dipergunakan untuk menyempurnakan dispersi lemak dalam
adonan, sehingga menghasilkan bahan pangan dengan rupa dan
konsistensi yang lebih baik.
K. Emulsi
Emulsi adalah dispersi atau suspensi metastabil suatu cairan
dalam cairan lain dimana keduanya tidak saling melarutkan. Agar
terbentuk emulsi yang stabil diperlukan suatu zat pengemulsi yang
disebut emulsifier yang berfungsi menurunkan tegangan
permukaan antar kedua fase cairan. Bahan emulsifier dapat berupa
protein, gom, sabun atau garam empedu. Daya kerja emulsifier
terutama disebabkan oleh bentuk molekulnya yang dapat terikat,
baik pada minyak maupun air. Emulsifier akan membentuk lapisan
di sekeliling minyak sebagai akibat menurunnya tegangan
permukaan dan diabsorpsi melapisi butir-butir minyak, sehingga
mengurangi kemungkinan bersatunya butir-butir minyak satu sama
lain.
L. Sebab-Sebab Kerusakan Lemak
Ketengikan (rancidity) merupakan kerusakan atau perubahan
bau dan rasa dalam lemak atau bahan pangan berlemak.
32
iodine dalam gram yang diikat oleh 100 gram lemak atau
minyak.
Angka titrasi
(titrasiblangko titrasisampel ) N Na2 S2 O3 12,691
=
W sampel (gram)
AF
Kadar air = 100%
A
N. Nilai Gizi
1. Minyak kacang: Kaya akan vitamin E dan kalori dan rendah
kalium, natrium, protein dan zat besi.
2. Minyak Kelapa: Ini adalah tinggi kalori dan memiliki jumlah
sedikit kalium, natrium, protein dan zat besi.
3. Minyak bunga matahari: Mengandung sejumlah besar vitamin
E dan kalori dan mengandung tingkat rendah kalium, natrium,
protein dan zat besi.
37
2.1 Jurnal I
2.1.1. Analisis Tingkat Kerusakan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat
Proses Pemanasan.
2.1.2. Tujuan
Untuk mengetahui stabilitas dan tingkat kerusakan lemak nabati dan
lemak hewani akibat proses pemanasan pada suhu tinggi.
2.1.3. Latar Belakang
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting dalam
menjaga kesehatan tubuh dan juga sumber energi yang lebih efektif
dibandingkan karbohidrat dan protein (Muchtadi, et al, 1992).
Bahan pangan hampir semua mengandung lemak dan minyak, tetapi
seringkali ditambahkan dengan berbagai tujuan. Daging, ikan, telur,
susu, alpukat, kacang tanah dan beberapa Lemak dan minyak dikenal
sebagai lemak tersembunyi (invisible fat). Sedangkan lemak dan
minyak yang telah diekstraksi dari ternak atau bahan nabati dan
dimurnikan dikenal sebagai minyak biasa atau lemak kasat mata
(visible fat) (Ketaren, 1986).
Minyak dikenal sebagai medium untuk menggoreng bahan makanan,
karena dapat berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah
rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan.
Kerusakan minyak selama proses penggorengan akan mempengaruhi
mutu dan nilai gizi dari bahan makanan yang telah digoreng.
2.1.4. Metodologi
1. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah minyak goreng curah dan kemasan
yang diperoleh dari Pasar Ciputat Tangerang sedangkan minyak
ikan, margarin, dan minyak zaitun dari supermarket. Lemak
hewani seperti lemak ayam, sapi dan babi dari Rumah
38
39
2.2.6. Kesimpulan
1. Semakin lama pemanasan minyak, maka semakin besar nilai angka
peroksida minyak tersebuT.
2. Semakin besar angka peroksida minyak, maka semakin besar pula
angka peroksida kacang hasil penggorengannya.
3. Semakin kecil rasio volume kacang dengan kemasan yang
digunakan, maka semakin besar konstanta laju perubahan angka
peroksida kacang selama penyimpanan atau kacang semakin cepat
tengik.
2.3 Jurnal III
2.3.1 Pengaruh Pemanasan Dan Derajat Keasaman Emulasi Pada
Pembuatan Minyak Kelapa.
2.3.2 Tujuan
Untuk mengetahui temperatur optimum pemanasan, pH optimum,
kemudian dilanjutkan dengan penentuan mutu berdasarkan kadar
air, kadar asam lemak bebas, angka iod, angka peroksida dan
angka penyabunan.
2.3.3 Latar Belakang
Dalam pembuatan minyak kelapa dikenal 3 metode, yaitu metode
kering, metode ekstraksi dengan zat pelarut, dan metode basah.
Pada metode kering menggunakan alat hidrolik pres untuk mengepres
daging buah kelapa yang telah dikeringkan sehingga diperoleh
minyak kelapa. Pada metode ekstraksi minyak dengan zat pelarut
dilakukan dengan menggiling kopra menjadi tepung, kemudian
dicampur dengan zat pelarut dan didiamkan selama 40 menit.
Terakhir zat pelarutnya diuapkan untuk memperoleh minyak
kelapa. Pada metode basah yang tradisional tahapan terdiri dari
pemisahan daging buah, pemarutan, pemerasan, dan pemanasan untuk
menguapkan kandungan airnya sehingga yang tersisa minyak dan
endapan. Selain metode diatas telah dikembangkan cara pengolahan
dengan metode basah secara modern dengan cara memekatkan santan
47
Angka Standar
Penyabunan Mutu
(mg KOH/g
minyak)
1. Temperatur 75oC
- pH 7 263,67
- pH 6 229,075
- pH 5 263,67
2. Temperatur 100oC
- pH 7 259,06
- pH 6 252,45 225 - 265
- pH 5 229,075
3. Temperatur 130 oC
- pH 7 264,05
- pH 6 256,19
- pH 5 248,71
Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa hasil pengukuran
angka penyabunan terhadap minyak kelapa masih sesuai dengan
standar mutu. Dari angka penyabunan ini menunjukkan bahwa sabun
yang terbentuk pada proses saponifikasi mengandung asam-asam
lemak rantai panjang dengan berat molekul yang besar.
2.3.6 Kesimpulan
1. pH optimum antara emulsi santan dengan air jeruk nipis
adalah 7.
2. Temperatur pemanasan optimum adalah pada
1. Lemak adalah ..
a. Turunan aldehid atau keton dari alkohol polihidrik (karena mengandung
gugus hidroksi lebih dari satu), atau sebagai senyawa yang menghasilkan
turunan tersebut apabila dihidrolisis.
b. Senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik non polar, misalnya dietil eter
(C2H5OC2H5), kloroform (CHCL3), benzena dan hidrokarbon lainnya
c. Senyawa yang tersusun atas gugus karboksil (COOH) dan gugus amin
(NH2)
d. Asam amino yang dapat disintesis di dalam tubuh, dari suplai nitrogen
e. Turunan aldosa atau ketosa (karena mengandung gugus hidroksi lebih dari
satu), atau sebagai senyawa yang menghasilkan turunan tersebut apabila
dihidrolisis.
2. Lemak dapat larut oleh, kecuali ...
a. Eter
b. Kloroform
c. Benzena
d. Karbon tetraklorida (CCl),
e. Etanol
3. HDL (High-Density Lipoprotein) merupakan golongan lemak apa?
a. Lemak jahat
b. Lemak Hewani
c. Lemak Nabati
d. Lemak gliserol
e. Lemak tidak baik
54
55
4. Salah satu fungsi lemak yaitu sebagai Alat angkut vitamin yang larut dalam
lemak, contoh vitamin yang larut dalam lemak yaitu :
a. A, D, E, K
b. Vitamin C
c. Asam askorbat
d. Thiamin
e. Sianokobalamin
5. Pada suhu kamar, lemak hewan akan memiliki sifat fisik berupa ....
a. Zat padat
b. Zat cair
c. Gas
d. Kristal
e. Emulsi
6. Pada suhu kamar, lemak nabati akan memiliki sifat fisik berupa ....
a. Zat padat
b. Zat cair
c. Gas
d. Kristal
e. Emulsi
7. Lemak memiliki sifat fisik berupa bau amis (fish flavor) yang disebabkan
oleh...
a. Terbentuknya trimetil aldosa dari gliseril
b. Terbentuknya trimetil-amin dari lecithin
c. Terbentuknya trimetil aldosa dari gliserol
d. Terbentuknya trimetil amin dari trigliserol
e. Terbentuknya trimetil aldosa dari lecitin
8. Proses yang bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam
lemak pada lemak disebut proses...
a. Oksidasi
b. Hidrogenasi
c. Esterifikasi
56
d. Saponifikasi
e. Penyabunan
9. Reaksi yang akan menyebabkan bau tengik pada lemak disebut reaksi...
a. Oksidasi
b. Hidrogenasi
c. Esterifikasi
d. Saponifikasi
e. Penyabunan
10. Senyawa lemak yang kompleks yang dihasilkan oeh tubuh dengan bermacam-
macam fungsi antara lain membuat hormon seksual, adrenalin dan membentuk
dinding sel disebut ...
a. Kilomikron
b. IDL
c. HDL
d. Kolesterol
e. LDL
11. Yang termasuk analisis kualitatif lemak yaitu, kecuali...
a. Uji Acrolein
b. Uji Kelarutan Lipid
c. Uji Lieberman Buchard
d. Uji Gerber
e. Uji Kejenuhan pada Lipid
12. Suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak atau lemak,
dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa atau pereaksi lainnya
sehingga membentuk sabun (soap stock) disebut dengan ...
a. Proses Browning
b. Proses Netralisasi
c. Proses Enzimatik
d. Proses Katalis
e. Proses Esterifikasi
57
Herlina, Netti dan Ginting, M. Hendra S. 2002. Lemak dan Minyak. Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1320/1/tkimia-Netti.pdf Internet
(Diakses pada Tanggal 28 Oktober 2017)
http://barifbrave.wordpress.com/2009/10/02/penggolongan -lemak-berdasarkan-
kejenuha-lemak-jenuh-dan-lema-tak-jenuh/ Internet (Diakses pada Tanggal
28 Oktober 2017)
http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak Internet (Diakses pada Tanggal 28 Oktober
2017)
http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak Internet (Diakses pada Tanggal 28 Oktober
2017)
http://ardisuhardi.blogspot.com/2012/07/minyak-dan-lemak.html. Internet
(Diakses pada Tanggal 28 Oktober 2017)
http://bisakimia.com/2013/01/20/lemak-dan-minyak/ Internet (Diakses pada
Tanggal 28 Oktober 2017)
http://dhechicetia.blogspot.com/2014/08/penentuan-bilangan-iodium-dan-
penentuan.html Internet (Diakses pada Tanggal 28 Oktober 2017)
58