MEDIA TANAM
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh :
Kelompok 3
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan manfaat media tanam
2. Untuk mengetahui perbedaan antara media tanam tanah dan media tanam bukan tanah
3. Untuk mengetahui sifat dan fungsi masing-masing media tanam
4. Untuk mengetahui Keunggulan dan Kelemahan masing-masing media tanam
5. Untuk mengetahui cara dan peralatan dalam mempersiapkan media tanam tanah dan
bukan tanah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Media tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan unsur hara
dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat ditemukan pada tanah dengan tata
udara yang baik, mempunyai agregat mantap, kemampuan menahan air yang baik dan ruang
untuk perakaran yang cukup.
Berbagai jenis media tanam dapat kita gunakan, tetapi pada prinsipnya kita menggunakan
media tanam yang mampu menyediakan nutrisi, air, dan oksigen bagi tanaman. Penggunaan
media yang tepat akan memberikan pertumbuhan yang optimal bagi tanaman.
Sifat fisik tanah merupakan sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sifat
fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan
kemampuan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk menjadi lebih keras dan
menyangga kapasitas drainase, menyimpan air, plastisitas, mudah ditembus akar,
aerasea. (Sutedjo, 2005)
a. Tekstur
b. Struktur
c. Konsistensi
d. Porositas
e. Warna tanah
Tanah sebagai bagian dari tubuh alam mempunyai komposisi kimia berbeda-beda. Tanah
terdiri atas berbagai macam unsur kimia. Tanah yang kita lihat adalah suatu campuran dari
material-material batuan yang telah lapuk (sebagai bahan anorganik), material organik, bentuk-
bentuk kehidupan (jasad hidup tanah), udara, dan air. (Sutedjo, 2005)
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman dan tempat hidup organisme di dalamnya
menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme lainnya. Di dalam tanah
terjadi proses-proses yang menghasilkan sifat biologi tanah. Misalnya, adanya cacing tanah akan
meningkatkan unsur nitrogen, fosfor, kalium, serta kalsium dalam tanah sehingga dapat
meningkatkan kesuburan tanah. (Sutedjo, 2005)
2.5 Hidroponik
Hidroponik, budidaya tanaman tanpa tanah, telah berkembang sejak pertama kali
dilakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan penemuan unsur-unsur hara essensial
yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian tentang unsur-unsur penyusun tanaman
ini telah dimulai pada tahun 1600-an. Akan tetapi budidaya tanaman tanpa tanah ini telah
dipraktekkan lebih awal dari tahun tersebut, terbukti dengan adanya taman gantung (Hanging
Gardens) di Babylon, taman terapung (Floating Gardens) dari suku Aztecs, Mexico dan Cina
(Resh, 1998)
2.6 Aeroponik
Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus berarti daya, dengan
demikian aeroponik berarti memberdayakan udara. Prinsip kerjanya akar terurai di rongga udara
dibawah styrofoam dan terus menerus disemprot dengan larutan hara dalam bentuk kabut.
Sebagai media tanam digunakan sehelai styrofoam dengan panjang 1 meter, lebar 1 meter dan
tebal 3 cm. Styrofoam tersebut diberi lubang tanam berdiameter 1,5 cm dengan jarak antar
lubang 15 x 15 cm dan populasi sekitar 36-44 tanaman/m2, tergantung dari konfigurasi tata letak
lubang (Yos Sutiyoso, 2002).
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kegiatan budidaya pertanian, media tanam merupakan komponen utama yang perlu
diperhatikan, terutama keberadaan unsur hara yang terdapat pada media tanam tersebut.
Keseimbangan unsur hara sangat berpengaruh pada hasil produksi yang diperoleh. Salah satu
penyebab adanya ketidak seimbangan unsur hara tanah adalah adanya penggunaan secara
intensif tanpa melakukan penambahan unsur hara. Ketidakseimbangan unsur hara dapat
mempengaruhi sifat fisika, kimia dan biologi tanah.
Salah satu strategi untuk mendapatkan media tanam yang cocok dengan tanaman yang
kita tanam yaitu dengan memasukkan bahan organik pada media tanam. Meskipun memiliki
unsur hara yang relatif lebih rendah dibandingkan pupuk anorganik, pupuk organik memiliki
unsur hara lengkap dan kaya akan mikro organisme pengurai yang berfungsi menguraikan unsur
hara menjadi senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman.
Media tanam terdiri atas media tanah dan bukan tanah. Media tanaman yang paling
umum digunakan adalah tanah . Media tanam bukan tanah sendiri dibedakan menjadi 2 yakni
media tanam organik dan anorganik.
3.1.1 Media Tanam Tanah
Tanah adalah tempat tumbuh tumbuhan di atas permukaan bumi. Di dalam tanah
terdapat air, udara dan berbagai hara tumbuhan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Air yang berada dalam tanah sangat penting untuk proses
kimia, biologi dan fisika tanah. Sebagian air tanah terdapat dalam bentuk lapisan
tipis yang dinamakan air kapiler. Air kapiler membentuk larutan tanah yang
berfungsi sebagai sumber unsur hara tumbuhan.
Udara dalam tanah berasal dari udara atmosfir yang mengandung sekitar
21% Oksigen, 78% nitrogen, dan 1% CO2 beserta gas lainnya. Semua gas
tersebar dalam pori-pori tanah atau terlarut dalam tanah. Akar dan organisme
tanah memerlukan oksigen untuk proses pernafasan (respirasi). Oksigen dalam
tanah digunakan oleh semua mahluk hidup dalam tanah, baik organisme maupun
mikroorganisme, sehingga konsentrasi oksigen dalam tanah akan lebih rendah
dibandingakan dengan oksigen di atas permukaan tanah (atmosfir).
Di dalam tanah terdapat nitrogen, fosfor, belerang, kalium, kalsium dan
magnesium dalam jumlah yang relatif banyak (unsur hara makro) dan terdapat
sedikit besi, mangan, boron, seng dan tembaga (unsur hara mikro). Beberapa
tumbuhan membutuhkan beberapa unsur lain seperti natrium, molibdenum, klor,
flour, iod, silikon, strontium. Barium dan kobalt.
Hara esensial (penting) sebagian besar terdapat dalam tanah. Nitogen
merupakan unsur hara yang sangat penting bagi tumbuhan. Nitrogen merupakan
bahan baku untuk penyusunan protein dan asam amino tumbuhan. Nitrogen
diserap oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan amonium. Fosfor dibentuk pada
tanah mineral dan berbagai senyawa organik. Fosfor diserap oleh tanaman dalam
bentuk ion fospat. Belerang ditemukan dalam tanah mineral. Belerang diserap
oleh tumbuhan dalam bentuk sulfat. Kalium, kalsium dan magnesium merupakan
logam. Pada saat ketiga logam tersebut di atas bereksi dengan air maka akan
dibebaskan ion-ion kalium, kalsium dan magnesium.
3.1.2 Media Tanam Bukan Tanah
Berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi bahan
organik dan anorganik.
Bahan anorganik adalah bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi yang
berasal dari proses pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan
tersebut diakibatkan o/eh berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-
mekanik, dan kimiawi.
Berdasarkan bentuk dan ukurannya, mineral yang berasal dari pelapukan
batuan induk dapat digolongkan menjadi 4 bentuk, yaitu kerikil atau batu-
batuan (berukuran lebih dari 2 mm), pasir (berukuran 50 /-1- 2 mm), debu
(berukuran 2-50u), dan tanah liat (berukuran kurang dari 2ju. Selain itu, bahan
anorganik juga bisa berasal dari bahan-bahan sintetis atau kimia yang dibuat
di pabrik. Beberapa media anorganik yang sering dijadikan sebagai media
tanam yaitu gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, vermikulit,
dan perlit.
1. Gel
Keunggulan lain dari gel yaitu tetap cantik meskipun bersanding dengan
media lain. Di Jepang gel digunakan sebagai komponen terarium bersama
dengan pasir. Gel yang berwarna-warni dapat memberi kesan hidup pada
taman miniatur tersebut.
2. Pasir
3. Kerikil
Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam.
Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi
untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-bata yang akan digunakan
sebagai media tanam dibuat keeil, seperti kerikil, dengan ukuran sekitar 2-
3 em. Semakin keeil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata
terhadap air maupun unsur hara akan semakin balk. Selain itu, ukuran
yang semakin keeil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di
sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik. Hal yang perlu diperhatikan
dalam penggunaan media tanam
ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan
kesterilan pecahan batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu,
penggunaan media ini perlu ditambahkan dengan pupuk kandang yang
komposisi haranya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Walaupun
miskin unsur hara, media pecahan batu bata tidak mudah melapuk.
Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media
tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang
baik. Tanaman yang sering menggunakan pecahan batu bata sebagai
media dasar pot adalah anggrek.
5. Spons (floralfoam)
Para hobiis yang berkecimpung dalam budi daya tanaman hias sudah
sering memanfaatkan spans sebagai media tanam anorganik. Dilihat dari
sifatnya, spans sangat ringan sehingga mudah dipindah-pindahkan dan
ditempatkan di mana saja. Walaupun ringan, media jenis ini tidak
membutuhkan pemberat karena setelah direndam atau disiram air akan
menjadi berat dengan sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman.
Kelebihan lain dari media tanam spans adalah tingginya daya serap
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk
larutan. Namun, penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah
hancur. Oleh karena itu, jika spans sudah terlihat tidak layak pakai (mudah
hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spans sering
digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting
flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.
6. Tanah liat
Tanah liat merupakan jenis tanah yang bertekstur paling halus dan lengket
atau berlumpur. Karakteristik dari tanah liat adalah memiliki poripori
berukuran keeil (pori-pori mikro) yang lebih banyak daripada pori-pori
yang berukuran besar (pori-pori makro) sehingga memiliki kemampuan
mengikat air yang eukup kuat. Pori-pori mikro adalah pori-pori halus yang
berisi air kapiler atau udara. Sementara pori-pori makro adalah pori-pori
kasar yang berisi udara atau air gravitasi yang mudah hilang. Ruang dari
setiap pori-pori mikro berukuran sangat sempit sehingga menyebabkan
sirkulasi air atau udara menjadi lamban. Pada dasarnya, tanah liat bersifat
miskin unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan
lain yang kaya akan unsur hara. Penggunaan tanah liat yang
dikombinasikan dengan bahan-bahan lain seperti pasir dan humus sangat
cocok dijadikan sebagai media penyemaian, eangkok, dan bonsai.
8. Gabus (styrofoam)
a. Sifat fisik
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara. Sifat fisik tanah terdiri atas
tekstur , struktur , porositas , dan konsistensi.
pH optimum untuk ketersediaan unsur hara tanah adalah sekitar 7,0 karena
pada pH ini semua unsur hara makro tersedia secara maksimum kecuali
Mo, sehingga kemungkinan terjadinya toksisitas unsur mikro tertekan.
Unsur hara makro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah
banyak. Unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam
jumlah yang sedikit.
c. Sifat Biologi
a) Fauna Tanah
1) Makrofauna
Hewan-hewan besar (makrofauna) penghuni tanah dapat
dibedakan menjadi : (a) hewan-hewan besar pelubang tanah,
misalnya tikus, kelinci yang lebih sering merugikan karena
memakan dan menghancurkan tanaman, (b) cacing tanah,
berfungsi mengaduk dan mencampur tanah dan memperbaiki
tata udara tanah sehingga infiltrasi menjadi lebih baik, dan
lebih mudah ditembus akar, (c) arthropoda dan moluska,
membantu memperbaiki tata udara tanah dengan membuat
lubang-lubang kecil pada tanah tersebut.
2) Mikrofauna
Hewan-hewan mikrofauna dalam tanah yang terpenting
adalah protozoa dan nematoda.Protozoa berperan dalam
menghambat daur ulang (recycling) unsure-unsur hara,
ataupun menghambat berbagai proses dalam tanah yang
melibatkan bakteri. Nematoda berdasarkan jenis makanannya
dibedakan menjadi :
a. omnivorous, memakan sisa-sisa bahan organic,
b. predaceous, memakan hewan-hewan tanah,
c. parasitic, merusak akar tanaman.
b) Flora Tanah
1. Makroflora
Tanaman-tanaman tinggi merupakan makroflora sebagai produsen
primer bahan organik dan penyimpanan energi surya. Akar-akar
tanaman meningkatkan agregasi tanah, dank arena akar menembus
ke lapisan tanah yang dalam maka bila membusuk menjadi sumber
humus tidak hanya dilapisan atas tetapi juga dilapisan yang lebih
dalam.
2. Mikroflora
Mikroflora dalam tanah sangat beraneka ragam. Bakteri, fungi,
actinomycetes, dan algae dapat ditemukan pada setiap contoh tanah.
Bakteri, fungi, dan actinomycetes membantu pembentukan struktur
tanah yang mantap karena tumbuhan mikro ini dapat mengeluarkan
(sekresi) zat perekat yang tidak mudah larut dalam air. Dalam hal
pembentukan struktur tanah ini, fungi dan actinomycetes jauh lebih
efisien (lebih 17 kali lebih efisien) daripada bakteri, tetapi bakteri
mempunyai fungsi lain yang lebih penting. Bakteri autotroph
bermanfaat bagi manusia mempengaruhi sifat-sifat tanah
sehubungan dengan cara bakteri tersebut untuk mendapatkan energy.
Bakteri autotroph dalam tanah terpenting adalah bakteri nitrifikasi
yang dapat mengoksidasi ammonia nitrit (oleh nitrosomonas) dan
nitrit nitrat (oleh nitrobacter).
Yang dimasud dengan pengolahan tanah adalah suatu usaha manusia untuk
merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang
dikehendaki oleh manusia. Untuk menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini
mencerminkan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
Adapun tujuan pengolahan tanah adalah untuk menciptakan kondisi fisik; khemis
dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk
pertumbuhan tanaman; membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan;
menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar
dekomposisi dapat berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi; meratakan tanah
untuk memudahkan pekerjaan di lapangan; mempersatukan pupuk dengan tanah;
serta mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.
Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baik yang
terbentuk karena penetrasi akar atau fauna tauna, apabila pengolahan tanah terlalu
intensif maka struktur tanah akan rusak. Kebiasaan petani yang mengolah tanah
secara berlebihan dimana tanah diolah sampai bersih permukaannya merupakan
salah satu contoh pengolahan yang keliru karena kondisi seperti ini
mengakibatkan surface sealing yaitu butir tanah terdispersi oleh butir hujan ,
menyumbat pori-pori tanah sehingga terbentuk surface crusting. Untuk mengatasi
pengaruh buruk pengolahan tanah, maka dianjurkan beberapa cara pengolahan
tanah konservasi yang dapat memperkecil terjadinya erosi.
1. Hidroponik
Hidroponik memiliki sifat yaitu dengan bercocok tanam tanpa menggunakan tanah
sebagai media tumbuhnya, media ini sebagai pengganti media tanah dikarenakan tanah
mungkin sudah tidak subur lagi. Tanaman yang cocok untuk ditanam pada pola
Hidroponik antara lain :
Golongan tanaman hortikultura
Meliputi : tanaman sayur, tanaman buah, tanaman hias, pertamanan, dan tanaman
obat-obatan
Pada hakekatnya berlaku untuk semua jenis tanaman baik tahunan, biennial,
maupun annual
Pada umumnya merupakan tanaman annual (semusim)
Tanaman dapat ditanam di dalam pot atau atau wadah lainnya dengan menggunakan
air seperti kerikil, pecahan genting, pasir, pecahan batu ambang, dan lain sebagainya
sebagai media tanamnya. Untuk memperoleh zat makanan atau unsur-unsur hara
yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan
dilarutkan campuran pupuk organik. Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari hasil
ramuan sendiri garam-garam mineral dengan formulasi yang telah ditentukan atau
menggunakan pupuk buatan yang sudah siap pakai.
Media tanam organik adalah Penggunaan bahan organik sebagai media tanam
jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan
organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan
organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga
sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Karena dalam media tanam organik terdapat daun,batang,bunga,buah dan batang kayu
(mangoendidojo,2003).
a. Arang
Arang adalah, sisa abu-abu gelap yang terdiri dari karbon , dan setiap sisa
abu , yang diperoleh dengan menghapus air dan konstituen yang mudah
menguap lainnya dari hewan dan vegetasi zat. Arang ini biasanya dihasilkan
oleh lambat pirolisis , pemanasan kayu atau bahan lainnya tanpa adanya oksigen
(Hari, 2003).
Kelebihan: Tidak mudah lapuk, tidak mudah ditumbuhi jamur dan bakteri,
Kekurangan: Sukar mengikat air dan miskin unsur hara,hanya unk pembesaran,
harga mahal.
b. Batang Pakis
Pakis merupakan salah satu jenis tanaman pohon yang memiliki dua jenis
warna batang pakis yaitu warna hitam dan coklat. Bersifat porous sehingga
mudah menyimpan dan mengikat air, serta dapat mengalirkan kelebihan air
yang tidak dibutuhkan sehingga tidak mudah basah dan tergenang air.
(redaksi,2007)
Kelebihan: Memiliki daya simpan air, aerasi dan draenase yang cukup baik,
tidak mudah lapuk, mengandung unsur hara yang dibutuhkan
anggrek. Bisa dipakai dari bibit sampai dewasa.
Kekurangan: Mahal, dilarang (dilindungi).
c. Kompos
Kompos adalah jenis pupuk alami yang terbuat dari bahan organik yang
merupakan sisa buangan makhluk hidup (tanaman dan hewan). Sebagai pupuk
alami, keberadaan kompos terutama sangat dibutuhkan untuk memperbaiki
kondisi fisik tanah, di samping untuk menyuplai unsur hara. (redaksi,2007)
Keunggulan: Pupuk organik mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur
hara makro maupun unsur hara mikro.
Kekurangan: Kandungan unsur hara jumlahnya kecil, sehingga jumlah pupuk
yang diberikan harus relatif banyak bila dibandingkan dengan
pupuk anorganik.
d. Moss
Moss adalah salah satu jenis tanaman air yang hidup dengan merambat
pada kayu atau batu sebagai substratnya. (redaksi,2007)
Kelebihan: Memiliki daya simpan air, tidak mudah lapuk, mengandung unsur
hara yang dibutuhkan anggrek. Bisa dipakai dari bibit sampai
dewasa.
Kekurangan: Mahal, digunakan hanya untuk tanaman dengan kelembapan tinggi.
e. Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang
digunakan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang
berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. (januwati,1992)
Kelebihan: Seperti kemampuannya untuk merangsang aktivitas biologi tanah dan
memperbaiki sifat fisik tanah.
Kekurangan: Adalah bentuknya yang bulky dan tidak steril, bisa mengandung
biji-bijian gulma dan berbagai bibit penyakit atau parasit tanaman.
f. Sabut Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera) merupakan salah satu anggota tanaman palma yang
paling dikenal dan banyak tersebar di daerah tropis. Media Sabut kelapa.
(redaksi,2007)
Kelebihan: Sabut kelapa tua kuat, awet, mudah didapat, daya simpan air sangat
baik. Bisa dipakai dari bibit sampai dewasa.
Kekurangan: Harus di olah dahulu, rentan penyakit.
g. Sekam
Media tanam anorganik adalah: kandungan unsur mineral tinggi yang berasal dari proses
pelapukan batuan induk di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut diakibatkan oleh
berbagai hal, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, dan kimiawi .
a. Gel
Gel merupakan sediaan semipadat yang jernih, tembus cahaya dan mengandung
zat aktif, merupakan dispersi koloid mempunyai kekuatan yang disebabkan oleh
jaringan yang saling berikatan pada fase terdispersi (Hari, 2013)
Keuntungan: Efek pendinginan pada kulit saat digunakan, penampilan sediaan yang
jernih dan elegan, pada pemakaian di kulit setelah kering
meninggalkan film tembus pandang, elastis, mudah dicuci dengan air,
pelepasan obatnya baik, kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
Kekurangan: Harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air sehingga
diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan agar gel
tetap jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel tersebut
sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan surfaktan
yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.
b. Pasir
Pasir merupakan agregat alami yang berasal dari letusan gunung berapi
sungai, dalam tanah dan pantai oleh karena itu pasir dapat digolongkan dalam tiga
macam yaitu pasir galian, pasir laut dan pasir sungai.
Kelebihan: Memerlukan air dan bahan pengikat dalam jumlah sedikit
Kekurangan: Pasir tidak bias digunakan sebagai media tanam untuk
bahan tanamnya (Hari, 2013).
c. Kerikil
Kerikil pada dasarnya adalah batu besar, tetapi hancur karena reaksi alam atau
biasa yang disebut pelapukan yang terjadi karena perubahan suhu alam yang
mendadak atau lumut-lumutan. Bisa juga hancur diinjak oleh orang-orang yang
berberat badan tidak ideal (obesitas). Atau tertimpa oleh barang-barang yang berberat
besar. Seiring kemajuan teknologi, saat ini banyak dijumpai kerikil sintesis. Sifat
kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki rongga-rongga
udara sehingga memiliki bobot yang ringan. Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan
dengan kerikil biasa adalah kemampuannya yang cukup baik dalam menyerap air.
Selain itu, sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat
mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam. (Hari, 2013).
d. Hancuran batu bata
Batu Bata adalah suatu unsur bangunan yang dipergunakan dalam pembuatan
konstruksi bangunan dan dibuat dari tanah liat ditambah air denganatau tanpa
campuran bahan-bahan lain melalui beberapa tahap pengerjaan. Hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan media tanam
ini adalah kondisinya yang miskin hara. Selain itu, kebersihan dan kesterilan pecahan
batu bata yang belum tentu terjamin. Oleh karena itu, penggunaan media ini perlu
ditambahkan dengan pupuk kandang yang komposisi haranya disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman. (Hari, 2013)
e. Spons
Media tanam spons digunakan karena tingginya daya serap terhadap air dan
unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk larutan. Namun,
penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah hancur. Oleh karena itu,
jika spons sudah terlihat tidak layak pakai (mudah hancur ketika dipegang), sebaiknya
segera diganti dengan yang baru. Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut,
spans sering digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong
(cutting flower) yang penggunaannya eenderung hanya sementara waktu saja.
(januwati,1992)
e. Vermikulit dan perlit
3.4 Cara Dan Peralatan Dalam Mempersiapkan Media tanam tanah dan bukan tanah
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam
yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan
media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya
merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan
angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar
akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Dengan banyak-nya macam macam media tanam kita tidak perlu repot untuk menanam
tanaman hanya dengan tanah saja, namun kita bisa menganti media yang lain, seperti halnya
tanaman hias yaitu anggrek, kita tanam dengan sekam bakar, bahwasanya sekam bakar
mempunyai kandungan unsur unsur kimia dan biologi tanah yang baik dalam menunjang
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, umi nur. 2009. Pengaruh media tanam dan jenis pupuk terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) dengan teknik budidaya
hidroponik. Universitas islam maulana malik ibrahim. Malang
Babylon, taman terapung (Floating Gardens) dari suku Aztecs, Mexico dan Cina (Resh,
1998)
Januwati, M., dan H. Muhammad. 1992. Cara Budidaya Pegagan (Centella asiatica
L.(Urban)). Warta Tumbuhan Obat Indonesia. 1(2):42 44
Masud, hidayati. 2009. Sistem hidroponik dengan nutrisi dan media tanam berbeda
terhadap pertumbuhan dan hasil selada. Program studi budidaya pertanian. Fakultas pertanian.
Universitas tadulako. Palu
Redaksi, PS. 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sudibyo karsono, sudarmodjo, dan yos sutiyoso. 2002. Hidroponik skala rumah tangga.
Agro media pustaka. Jakarta
Sutedjo, Mul Mulyani dan Kartasapoetra. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. PT. RINEKA
CIPTA. Jakarta