Josh Lewis merupakan lulusan University of Southern California yang bergabung
di perusahaan Rising Enterntainment sebagai staf marketing. Lewis memiliki atasan bernama Sarah Bennett yang merupakan chief marketing di perusahaan rising entertainment. Kini mereka disibukkan dalam persiapan untuk promo film Fire Force Five. Dalam persiapan promo film, Lewis memiliki visi yang menawarkan kritik social yang kuat dan open platform sehingga bisa mendapatkan banyak penonton. Tetapi baru 10 bulan bergabung Lewis merasa idenya tidak sejalan dengan Bennet. Bennet memiliki ide untuk memasarkan melalui media iklan TV. Namun Josh memandang cara pengikalanan tersebut sudah ketinggalan jaman. Josh berpendapat bahwa sekarang ini penonton jarang menonton TV, sehingga ia memberikan ide agar theme song film bisa dimasukkan ke platform game seperti guitar hero dan membuat film tersebut tersedia untuk online. Bennet merespon dengan mengatakan bahwa website perusaaan memiliki traffic yang kecil dan bahkan tidak fungsional. Tetapi, Bennet tetap memuji ide-ide dari lewis tetapi ia berkata bahwa anggaran perusahaan untuk film ini sedikit dan tidak bisa memenuhi ide-ide tersebut. Penolakan itu membuat Lewis kecewa, kemudian ia bercerita kegelisahannya kepada teman lamanya yang bekerja di perusahaan yang sama yaitu Ashok Devi di bidang promosi dan Jessica Saddler di bidang legal. Teman-teman Lewis berpendapat bahwa merka setuju dengan ide-ide Lewis dan heran mengapa perusahaan tidak melihat kesempatan tersebut. Akhirnya, Lewis mencoba untuk menemui CEO Sam Smithstone untuk menyampaikan idenya. Pada kesempatan pertama, Smithstone tidak bisa menemui Lewis karena sibuk. Namun di kesempatan kedua Lewis dapat menyampaikan ide-ide barunya kepada Smithstone. Ide-ide baru dari Lewis mengingatkan pada putrinya yang seumuran dengan Lewis yang suka berbicara tentang gadget, politik dan budaya pop. Smithstone terkesan dengan ide-ide Lewis, kemudian meminta Lewis untuk membicarakan ide-ide tersebut dirapat. Smithstone juga meminta Lewis untuk membuat rincian Profit&Loss dari idenya. Esoknya, Ketika Bennet bertemu Smithstone, CEO menyampaikan pujiannya kepada anak buah Bennet (re: Lewis) atas ide-idenya dan menunggunya untuk menyampaikan ide-idenya di rapat. Kemudian, sebelum rapat, Bennet pun memanggil Lewis untuk menjelaskan ide-idenya. Dari artikel mengenai Gen Y tersebut, dapat dilihat bahwa Pekerja Gen Y memiliki ide-ide yang baru atau masih segar dengan pertimbangan apa saja yang sedang berkembang, teknologi-teknologi baru yang bahkan lebih efisien dan lebih canggih daripada manajer-manajer lama yang masih menggunakan media konvensional yang cenderung sudah tidak pada eranya. Seroang manajer lama atau Gen X harus mau mengikuti jaman demi meningkatkan efisiensi dari sebuah pekerjaan.