BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anak
Anak diartikan sebagai seseorang yang usianya kurang dari 18 tahun dan
sedang berada dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus, baik
kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. (Supraptini, 2004). Anak usia
sekolah biasa disebut anak usia pertengahan (Behrman et all, 2012) dimana
periode usia sekolah dibagi menjadi tiga tahapan usia yaitu tahap awal 6-7 tahun,
tahap pertengahan 7-9 tahun dan pra remaja 10-12 tahun (DeLaune & Ladner,
dengan suatu kelompok sosial yang lebih luas dan memahami pengaruh sosial.
Pada saat bersamaan, anak-anak mulai tumbuh secara kognitif dan mampu
Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar yang dialami seseorang yang dapat
dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup (Guyton & Hall,
1997). Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkatan kesadaran yang
Definisi lain dikatakan bahwa tidur adalah suatu keadaan bawah sadar
dengan rangsangan lainnya. Lain halnya dengan koma, yang merupakan keadaan
bawah sadar saat orang tersebut tidak dapat dibangunkan (Guyton & Hall, 2007).
belakang dimana tubuh beristirahat secara tenang dan aktivitas metabolisme juga
menurun namun pada saat itu juga otak sedang bekerja lebih keras selama periode
Siklus tidur dan terjaga mempengaruhi dan mengatur fungsi fisiologis dan
respon perilaku (Potter & Perry, 2005). Lama siklus sebagai bagian dari
kehidupan manusia setiap hari. Irama yang paling dikenal adalah siklus 24 jam.
Siklus tidur dan bangun diatur secara terpusat di otak dan dipengaruhi oleh
individu, termasuk lansia (Saryono & Widianti, 2010). Individu akan bangun
ketika mencapai suhu tubuh tertinggi dan akan tertidur ketika mencapai suhu
pada keselarasan hubungan timbal balik antara dua mekanisme otak yaitu
yang bekerja bersama-sama untuk mengatur system alami dari tidur. RAS
memfasilitasi reflex dan aktifitas yang sadar seperti aktifitas kortikal yang
9
diaktifkan oleh stimulus dari korteks serebral dan sensasi luar tubuh. Sedangkan
System Aktivasi Reticular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas. SAR
menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri, dan taktil. Ketika orang
mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada pada posisi rileks,
stimulus ke SAR menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivasi SAR
Tidur dapat dihasilkan juga dari pengeluaran serotonin dari sel tertentu
dalam sistem tidur Raphe pada pons dan otak depan bagian tengah. Zat agonis
tergantung pada keseimbangan impuls yang diterima dari pusat yang lebih tinggi,
Tidur terbagi dalam dua fase, yaitu: nonrapid eye movement (NREM) dan
eye movement (REM). Tidur dimulai dari status NREM yang terbagi dalam empat
tahap. Kualitas tidur dari tahap 1 sampai tahap 4 bertambah dalam. Tidur yang
dangkal merupakan merupakan karakteristik dari tahapn 1 dan 2 dan pada tahap
ini seseorang lebih mudah terbangun. Tahap 3 dan 4 melibatkan tidur yang dalam,
disebut tidur gelombang rendah, dan seorang sulit terbangun. Tidur REM
merupakan fase terakhir siklus tidur, dan terjadi pemulihan psikologis (Potter &
10
Perry, 2005). Pada tahap tidur REM seseorang biasanya lebih sukar dibangunkan
dari pada waktu tahap gelombang lambat (Guyton & Hall, 1997).
Tidur NREM adalah periode tidur yang berlangsung lama dan tanpa
mimpi. Pada periode tidur ini, gelombang otak berlangsung lambat dan bervoltase
Tidur NREM dibagi atas 4 tahapan, yaitu tahap 1 adalah tidur ringan,
tahap 2 adalah tidur konsolidasi, dan tahap 3 dan 4 adalah tidur dalam atau tidur
gelombang lambat.
individu dapat dengan mudah terbangun (Maas, 2011). Pada tahap ini terjadi
metabolisme (Saryono & Widianti, 2010). Pada tahap ini ditandai dengan
seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata
menutup mata, kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan, kecepatan jantung
dan voluntasi gelombang-gelombang alfa. Seseorang yang tidur pada tahap I ini
relaksasi yang sangat besar (Maas, 2011). Tahap ini disebut sebagai tahap tidur
bersuara. Fungsi tubuh dalam tahap ini menjadi lambat (Saryono & Widianti,
2010). Tahap 2 ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh
pernapasan turun dengan jelas. Pada EEG timbul gelombang beta yang
gelombang tidur. Tahap II ini berlangsung sekitar 10-15 menit (Asmadi, 2008)
keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh.
gelombang beta menjadi sirklus/detik. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit
untuk dibangunkan (Asmadi, 2008). Tahap ini berakhir dalam 15-30 menit
bermakna. Pada tahap ini terjadi tidur sambil berjalan dan enuresis. Tahap 3 dan 4
NREM seringkali disebut sebagai tidur gelombanglambat karena pada fase ini
& Widianti, 2010; Maas, 2011). Pada EEG, tampak hanya terlihat gelombang
delta yang lambat dengan frekuensi 1-2 siklus/detk. Pada tahap ini dapat terjadi
rata-rata 90 menit. Pada kondisi yang sangat mengantuk, tidur REM berlangsung
singkat dan mungkin tak ada. Terdapat beberapa hal yang sangat penting dalam
a. Tidur REM biasanya disertai mimpi yang aktif dan pergerakan otot tubuh
yang aktif.
c. Terjadi hambatan yang sangat kuat pada area pengaturan otot spinal
dengan mimpi.
e. Pada keadaan tidur ini, otak menjadi sangat aktif, dan metabolisme di
seluruh otak meningkat sebanyak 20%. Pola EEG menunjukkan pola yang
serupa dengan keadaan siaga. Tidur ini disebut tidur paradoksial dimana
Tidur REM merupakan tipe tidur saat otak dalam keadaan aktif tetapi tidak
jam/hari dengan waktu tidur malam sekitar 9 sampai 10 jam dan 4 sampai jam
pada siang hari. Anak umur 2 sampai 9 tahun membutuhkan waktu tidur sekitar
sampai 9 setengah jam setiap harinya (Needlmen, 2012). Remaja usia 10 tahun
mengalami perubahan irama tidur berupa rasa kantuk lebih kuat pada siang hari
dan semakin berkurangnya waktu tidur terjadi hingga menjelang masa remaja
Gambar 2.1 kebutuhan tidur khas pada masa anak dan remaja (Needlmen, 2012)
Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata tujuh jam, REM dan
NREM terjadi berselingan sebanyak 4-6 kali. Apabila seseorang kurang cukup
bertambah. Sedangkan jika NREM kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang
Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkadian yang merupakan
siklus dari 24 jam kehidupan manusia. Keteraturan irama sirkadian ini juga
merupakan keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu, maka fungsi fisiologis dan
gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak,
konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering
lamanya tidur, waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, frekuensi terbangun dan
16
aspek subjektif seperti kedalaman dan kepulasan tidur (Buysse, 1998). Persepsi
mengenai kualitas tidur itu sangat bervariasi dan individual yang dapat
dipengaruhi oleh waktu yang digunakan untuk tidur pada malam hari atau
efesiensi tidur. Beberapa penelitian melaporkan bahwa efisiensi tidur pada usia
dewasa muda adalah 80-90% (Dament et al, 1985; Hayashi & Endo, 1982 dikutip
dari Carpenito, 1998). Di sisi lain, Lai (2001) dalam Wavy (2008) menyebutkan
tidurnya pada malam hari seperti kedalaman tidur, kemampuan tinggal tidur, dan
kemudahan untuk tertidur tanpa bantuan medis. Kualitas tidur yang baik dapat
memberikan perasaan tenang di pagi hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh
gangguan tidur. Dengan kata lain, memiliki kualitas tidur baik sangat penting dan
kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup beristirahat dengan 4 jam tidur
sementara yang lain membutuhkan 10 jam (Potter dan Perry, 2005). Hingga usia 1
bulan neonatus memerlukan tidur selama 20 jam sehari. Sesudah itu tampaknya ia
cukup tidur selama 10-12 jam sehari. Orang dewasa cukup tidur selama 6-8 jam
sleep history, Childrens Sleep Habits Questionnaire (CSHQ; Owens, Spirito, &
17
McGuinn, 2000), Sleep Self-Report (SSR; Owens, Maxim, Nobile, McGuinn, &
menilai kebiasaan tidur dari sudut pandang anak-anak. Kuesioner ini dibuat di
Amerika Serikat dan telah diartikan, diadaptasi dan validasi di Belanda pada tahun
2010, Spanyol pada tahun 2012, dan negara lain yang juga ikut menggunakannya.
26) dijawab dengan skala likert 3 poin dimana 3 berarti biasanya (5 7 kali
jarang atau tidak pernah (0 -1 kali per minggu). Dari pertanyaan tersebut,
pertanyaan nomor 4,5,6,8,11 dan 26 merupakan penilaian skor terbalik. Total skor
diajukan (pertanyaan dari nomor 4 26), skor yang tinggi menunjukkan indikasi
jumlah tidur, saat mulai dan mempertahankan tidur. Parasomnia terdiri dari
atau transisi tahapan tidur. Masalah ini dapat mengganggu tidur, tetapi biasanya
lainnya.
dan DSM IV. Diagnosis tidur pada ICD-10 termasuk dalam kategori F51
(nonorganic sleep disorders) dan G47 (organic sleep disorders). Kategori F51
selanjutnya dibagi menjadi disomnia dan parasomnia. Tidak ada kriteria khusus
untuk anak, tetapi ICD-10 menekankan masalah tidur pada anak tidak perlu
Dyssomnias
Primary insomnia 30742
Primary hypersomnia 30744
Narcolepsy 347
Sleep-related breathing disorders 78059
Circadian rhythm disturbance 30745
Unspecified dyssomnia 30747
Parasomnia
Night mares 30747
Sleep terrors 30746
Sleep walking 30746
Undefined parasomnia 30747
Perubahan keadaan bangun dan tidur merupakan suatu proses neuron yang
kompleks, banyak faktor internal dan eksternal yang dapat mengganggu. Pada
mempengaruhi kualitas tidur pada anak. Contohnya suara bising dan keadaan
rumah tangga yang padat, penggunaan obatobatan, atau alkohol. Penyakit kronis
seperti asma, alergi dan dermatitis atopi juga dilaporkan dapat mengganggu
tidur.6
seperti sering menonton televisi atau menonton disaat akan tidur. Pada anak -
penting dalam kualitas tidur. Pada lima tahun, tipe kepribadian yang emosional
tampaknya berhubungan dengan masalah tidur.7,8 Kualitas tidur anak juga dapat
bahwa 57% dari anak dengan masalah tidur, memiliki hubungan yang tidak baik
dengan ibunya.8
Salah satu efek dari pembatasan jumlah tidur yaitu terjadinya obesitas.
Pada penelitian mengenai efek dari pembatasan tidur pada hormon yang
berhubungan dengan rasa lapar dan nafsu makan, ditemukan bahwa pembatasan
tidur mengurangi hormon leptin sebesar 18%. Hal ini juga meningkatkan hormon
menurunnya kadar leptin pada malam hari yang diakibatkan oleh kualitas tidur
20
Ghrelin merangsang nafsu makan pada rodent dan manusia melalui pusat
arkuatus yang less effective blood brain barier. Tetapi jalur utamanya adalah
(Date, 2002)
menurunkan pemakaian energi pengaruhnya terhadap jalur NPY dan AgRP di sini
orde kedua, dan menghasilkan efek meningkatnya nafsu makan (Bear, 2001)
21
2.3 Obesitas
2.3.1 Definisi
energi dengan keluaran energi karena adanya ambilan yang melebihi keluaran dan
2.3.2 Epidemiologi
Meskipun baru-baru ini terjadi penurunan prevalensi antara anak usia prasekolah,
obesitas di kalangan anak masih terlalu tinggi. Untuk anak dan remaja berusia 2-
19 tahun, prevalensi obesitas telah cukup stabil pada sekitar 17% dan
mempengaruhi sekitar 12,7 juta anak dan remaja dalam dekade terakhir. (CDC,
2014)
secara signifikan dari 13,9% pada tahun 2003-2004 menjadi 8,4% pada tahun
2011-2012. Pada tahun 2011-2012, 8,4% anak obesitas pada usia 2 sampai 5
tahun dapat dihubungkan dengan 17,7% obesitas pada anak usia 6- 11 tahun dan
20,5% obesitas pada anak usia 12 hingga 19 tahun. Obesitas pada anak dapat juga
2.3.3 Etiologi
disimpan sebagai cadangan energi tubuh. Asupan energi tinggi disebabkan oleh
makanan. Lemak memberikan efek termogenesis lebih rendah (3% dari total
energi yang dihasilkan lemak) dibandingkan dengan karbohidrat (6-7% dari total
energi yang dihasilkan karbohidrat) dan protein (25% dari total energi yang
atau defek genetik), hanya mencakup kurang dari 10% kasus. Obesitas idiopatik
dkk, 2011)
1. Genetik
Bila kedua orang tua obesitas, maka 80% anaknya menjadi obesitas; bila
salah satu orang tua obesitas kemungkinan anak obesitas menjadi 40% dan bila
kedua orang tua tidak obesitas, kemungkinan anak menjadi obesitas adalah
2. Psikologis
23
Pola makan sangat dipengaruhi oleh emosi seseorang. Persepsi diri yang
negatif merupakan salah satu daripada contoh bentuk gangguan emosi yang dapat
meningkatkan pola makan individu. Gangguan ini merupakan masalah yang serius
pada banyak wanita muda dan biasa menimbulkan kesadaran yang berlebihan
serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial. Gangguan ini akan
mengakibatkan dua pola makan abnormal yang dapat menjadi penyakit obesitas,
yaitu makan dalam jumlah yang sangat banyak dan makan di malam hari
(sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh
3. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan massa
otot dan mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan aktivitas fisik yang tidak
Oleh karena itu pada orang obese, peningkatan aktivitas fisik dipercaya dapat
jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh (Volek, Vanheest, & Forsythe, 2005).
Obesitas biasanya terjadi pada masa kanak-kanak lagi dan bisa memiliki sel lemak
5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal.
24
Obesitas yang terjadi pada anak mempunyai resiko yang besar unutk menghidapi
5. Pola makan
Perilaku makan yang tidak baik pada masa kanak-kanak sehingga terjadi
kelebihan nutrisi juga memiliki kontribusi dalam obesitas, hal ini didasarkan
karena kecepatan pembentukan sel-sel lemak yang baru terutama meningkat pada
lemak, makin besar pula jumlah sel lemak. Oleh karena itu, obesitas pada kanak-
kanak cenderung mengakibatkan obesitas pada dewasanya nanti (Guyton & Hall,
2007).
6. Sosial ekonomi
2.3.4 Diagnosis
penaksiran lemak tubuh dengan mengukur tebal lipatan kulit pada tempat-tempat
tertentu, dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis obesitas pada anak (UKK
panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB) (BB/PB atau BB/TB). Grafik
pertumbuhan yang digunakan sebagai acuan adalah Grafik WHO 2006 untuk anak
25
kurang dari 5 tahun dan Grafik CDC 2000 untuk anak lebih dari 5 tahun. Grafik
2006 berasal dari 5 benua dan mempunyai lingkungan yang mendukung untuk
Grafik CDC 2000 dengan pertimbangan Grafik WHO 2000 tidak memiliki grafik
Tabel 2.1 Penentuan Status Gizi menurut Kriteria Waterlow, WHO 2006, dan
CDC 2000
Status Gizi BB/TB (% median) BB/TB WHO 2006 IMT CDC 2000
Obesitas > 120 > +3 > P95
Overweight > 110 > +2 hingga +3 SD P85 P95
Normal > 90 +2 SD hingga -2 P50 P85
SD
Gizi Kurang 70 90 < - 2SD hingga < - < P50
3 SD
Gizi buruk < 70 < -3 SD
Sumber: UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik, 2011
Bila pada hasil pengukuran didapatkan, terdapat potensi gizi lebih (>2 SD) atau
BB/TB >110%, maka grafik IMT sesuai usia dan jenis kelamin digunakan untuk
menentukan adanya obesitas. Untuk anak <2 tahun, menggunakan Grafik IMT
WHO 2006 dengan kriteria overweight Z score >+2, obesitas >+3, sedangkan
untuk anak usia 2-18 tahun menggunakan Grafik IMT CDC 2000. Ambang batas
yang digunakan untuk overweight ialah di atas P85-P95 sedangkan untuk obsitas
ialah lebih dari P95 Grafik CDC 2000 (UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik,
2011).
Tujuan tatalaksana obesitas adalah mengurangi indeks massa tubuh dan massa
hepar, dan tekanan darah, mencegah atau mengatasi komorbiditas akut dan kronik
pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan RDA. Secara garis besar
karbohidrat rendah (48% energi total), menurunkan masukan lemak (<30% energi
total) dengan lemak tak jenuh (10% energi total), kolesterol tidak lebih dari
300mg per hari, meningkatkan makanan tinggi serat, makanan dengan garam
27
cukup (5g per hari), meningkatkan masukan besi, kalsium, dan fluor (Sjahrif dkk,
2011).
menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar dibandingkan hanya diet
sekolah, menempati kamar tingkat agar naik turun tangga, mengurangi lama
rumah. Dianjurkan melakukan aktivitas fisik sedang selama 20-30 menit setiap
2.3.6 Komplikasi
mellitus tipe-2, obstruksi saluran pernapasan, Obstructive Sleep Apnea dan lain
lagi.
2.3.7 Prognosis
Jika ditangani dengan baik dan tepat dalam penurunan berat badan maka
prognosisnya baik. Namun jika dibiarkan maka obesitas akan berlanjut dan bisa