Anda di halaman 1dari 15

ARTIKEL JURNAL ILMIAH

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN LINGKUNGAN SOSIAL


DENGAN MOTIVASI REHABILITASI PENGGUNA
NAPZA DI YAYASAN KELOMPOK PEDULI
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DAN
OBAT-OBATAN TERLARANG
MAKASSAR

OLEH :

WAHDANIAR

12.01.035

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PRODI S1 KEPERAWATAN
MAKASSAR
2016
HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN MOTIVASI
REHABILITASI DI YKP2N MAKASSAR

Wahdaniar 1 , Hasniaty AG 2 , Takdir Tahir 2


1
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Stikes Panakkukang Makassar
2
Dosen Program Studi S1 Keperawatan Stikes Panakkukang Makassar

Email:wahda.haris@gmail.com

ABSTRAK

Penyalahgunaan NAPZA menyebabkan berbagai dampak negatif bagi pengguna NAPZA,


sehingga diharapkan pengguna NAPZA memiliki motivasi untuk menjalani rehabilitasi. Konsep
diri dan lingkungan sosial dapat mempengaruhi motivasi, sehingga dianggap perlu untuk diteliti.

Penelitian ini bertujuan untuk hubungan konsep diri dengan motivasi rehabilitasi
pengguna NAPZA, dan hubungan lingkungan sosial dengan motivasi rehabilitasi pengguna
NAPZA.

Metode penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional study, dengan
melibatkan sample 36 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Alat ukur dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner. Data diolah dengan menggunakan SPSS dan penyajian data
dalam bentuk tabel menggunakan uji chi-square dengan nilai kemaknaan =0.05.

Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan konsep diri pengguna NAPZA dengan
motivasi rehabilitasi (p=0.001), ada hubungan lingkungan sosial pengguna NAPZA dengan
motivasi rehabilitasi, dimana nilai ( p=0.036).

Dapat disimpulkan bahwa konsep diri dapat dipengaruhi oleh NAPZA yang digunakan,
konsep diri dan lingkungan sosial mempengaruhi motivasi rehabilitasi pengguna NAPZA.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan kepada keluarga, teman, masyarakat untuk memberikan
motivasi dan petugas rehabilitasi memberikan informasi dan penguatan diri agar tercipta konsep
diri yang positif.

Kata kunci : Konsep Diri, Lingkungan Sosial, Motivasi Rehabilitasi.


ABSTRACT

Drug abuse cause a variety of negative impacts on drug users, so be expected drug users
have the motivation to undergo rehabilitation. The concept of self and social environment can
affect motivation, so it is considered necessary to be investigated.

This research aims to determine the relationship self-concept and motivation


rehabilitation of drug users, and social environment relations with motivation rehabilitation of drug
users.

The method used is a cross-sectional study design, involving sample 36 respondents using
total sampling technique. Measuring instrument in this study using questionnaires. Data were
processed using SPSS and presentation of data in tables using the chi-square test with a
significance value = 0:05.

The results of this study showed association self-concept drug users with motivation
rehabilitation (p = 0.001), there is relationship with the social environment of drug users
rehabilitation motivation (p = 0.036).

It can be concluded that the concept of self may be influenced by drug use, self-concept
and social environment influence the motivation of the rehabilitation of drug users. Based on the
research results, it is recommended to family, friends, people to provide motivation and
rehabilitation officers provide information and strengthening themselves in order to create a
positive self concept.

Keywords: Self-concept, social environment, motivation for rehabilitation.


PENDAHULUAN Penyalahgunaan NAPZA di
Masalah penyalahgunaan indonesia berada di kota-kota besar,
NAPZA menyebabkan kekhawatiran Sulawesi selatan menduduki
di berbagi belahan dunia. Secara peringkat ke-7 tertinggi dari 10
keseluruhan penyalahgunaan provinsi terbanyak penyalahgunaan
NAPZA pada tahun 2013 NAPZA di Indonesia. Pada tahun
diperkirakan jumlah penyalahgunaan 2011 di perkirakan jumlah
NAPZA telah meningkat sebesar 6 penyalahgunaan NAPZA meningkat
juta dari 246 juta dengan kisaran menjadi 124,444 jiwa dengan
antara 162 juta hingga 329 juta. Di kenaikan 1.95%,dan terus mengalami
bandingkan pada tahun 2012 antara peningkatan pada 2014 diperkirakan
162 juta hingga 324 juta orang. jumlah penyalahgunaan NAPZA di
(UNODC, 2015) sulsel menjadi 125,643 jiwa dengan
Di Indonesia, pengaruh kenaikan 2.08 %. (BNN, 2015)
narkotika dan obat-obatan terlarang Dampak dari penyalahgunaa
(NAPZA) sangat memprihatinkan. NAPZA (drug addiction) meliputi
Indonesia saat ini dalam kondisi aspek fisik, mental, psikis, dan sosial
darurat NAPZA. (Nurbaiti, 2016). (Nurhuda, 2015). Dampak fisik
Diperkirakan jumlah penyalahguna antara lain kondisi fisik lemah yang
NAPZA di Indonesia sebanyak 3,8 rentan terhadap berbagai macam
juta sampai 4,1 juta orang atau penyakit, gangguan dan kerusakan
sekitar 2,10% sampai 2,25% dari fungsi organ vital (seperti otak,
total seluruh penduduk Indonesia jantung, dan paru-paru), mudah
yang berisiko terpapar NAPZA di terserang penyakit, seperti hepatitis
tahun 2014. Diperkirakan jumlah B, C dan HIV/AIDS. Penggunaan
penyalahgunaan NAPZA akan NAPZA juga akan merusak system
meningkat dari 4,1 juta (2014) saraf pusat bahkan bisa
menjadi 5,0 juta orang (2020), menyebabkan kematian jika
apabila tidak dilakukan pencegahan mengalami over dosis (OD). Dampak
(BNN, 2015). psikis seperti emosional terganggu
(mudah tersinggung), paranoid,
gelisah, depresi, agresif, kecemasan, Menurut Priansa (2015), konsep
dan gangguan psikis serta dapat diri dan lingkungan sosial
mengalami sindrom amoy fasional mempengaruhi motivasi. Menurut
yang dapat memicu pengguna penelitian yang di lakukan oleh
NAPZA melakukan tindakan bunuh surniati (2011), pengguna NAPZA
diri, juga membawa pada pergaulan dengan konsep diri yang positif
bebas (free sex) demi mendapatkan memiliki motivasi yang tinggi dalam
uang atau NAPZA itu sendiri. menjalani rehabilitasi. Menurut
Dampak sosial dari kecanduan penelitian yang di lakukan oleh
NAPZA adalah menurunnya kualitas Primanda (2015), dukungan
sumber daya manusia, gangguan lingkungan sosial akan sangat
dalam berinteraksi dengan membantu dalam proses
lingkungan sosial, dan ancaman penyembuhan pada pengguna
bahaya hancurnya kehidupan NAPZA karena dengan mendapatkan
keluarga. dukungan pengguna NAPZA akan
Mengingat dampak dari merasa lebih percaya diri dan berani
penyalahgunaan NAPZA maka dalam menjalani proses rehabilitasi.
pengguna NAPZA harus memiliki Berdasarkan hasil observasi dan
motivasi untuk berhenti wawancara yang di lakukan pada
menggunakan NAPZA. Menurut petugas rehabilitasi dapat
Guay et.al (2010) menyatakan bahwa disimpulkan bahwa pengguna
motivasi mengaju pada alasan yang NAPZA banyak yang mengalami
mendasari perilaku. Motivasi perkembangan yang baik dalam
berkaitan dengan kekuatan dan arah menjalani rehabilitasi, namun tidak
perilaku dan faktor-faktor yang sedikit juga pengguna NAPZA yang
mempengaruhi seseorang untuk merasa pesimis dalam menjalani
berperilaku tertentu. (Priansa, 2015). rehabilitasi, hal ini di karenakan
Motivasi seorang pengguna NAPZA pengguna NAPZA merasa masa
di harapkan dapat menjadi kekuatan depannya telah hancur, harapan
untuk dirinya melakukan perubahan mereka telah hilang, dan
untuk menjalani rehabilitasi.
menganggap bahwa dirnya tidak Obat-obatan terlarang Makasaar dan
berguna. sesuai dengan kriteria yang telah
METODE PENELITIAN ditentukan sebelumnya.
Lokasi, populasi dan sample
Tabel 1 Karakteristik responden
penelitian, Sumber data, Instrumen berdasarkan umur,
Analisa data pendidikan, pekerjaan
Karakteristik n %
Penelitian ini adalah penelitian Umur
kuantitatif dengan desain cross 12-16 Thn 9 25.0
17-25 Thn 14 38.9
sactional study. Yang dilakukan di 26-35 Thn 12 33.3
Yayasan Kelompok Peduli 36-45 Thn 1 2.8
Pendidikan
Penyalahgunaan Narkotika dan Obat- SD 6 16.7
obatan terlarang Makassar pada SMP 8 22.2
SMA 20 55.6
bulan juli 2016 dan pengambilan Pekerjaan
data penelitian dilakukan dari bulan Buruh 5 13.9
Honorer 1 2.8
mei 2016. Populasi dalam penelitian Karyawan 6 16.7
ini adalah semua residen NAPZA Swasta
Mekanik 1 2.8
yang sedang menjalani pengobatan Pelajar 11 30.6
di Yayasan Kelompok Peduli Pengamen 1 2.8
Pengangguran 3 8.3
Pecandu Narkotika sebanyak 36 Wiraswasta 8 22.2
orang, dengan metode sampling Sumber : Data Primer Juli 2016
tekhnik total sampling. Teknik Berdasarkan table 1
pengumpulan data dalam penelitian menunjukkan bahwa dari 36 jumlah
ini menggunakan kuesioner responden maka usia responden yang
HASIL DAN PEMBAHASAN paling dominan adalah usia 17-25
Hasil tahun sebanyak 14 orang (38.9%),
Karakteristik responden pendidikan responden paling
Responden dalam penelitian ini dominan adalah SMA sebanyak 20
berjumlah 36 orang yang merupakan orang (55.6%) dan pekerjaan
residen yang sedang menjalani responden paling dominan adalah
pengobatan di Yayasan Kelompok pelajar sebanyak 11 orang (30.6%).
Peduli Penyalahgunaan Narkotika dan
Tabel 2 Karakteristik responden (75.0%) dan pengguna NAPZA yang
berdasarkan NAPZA
menggunakan NAPZA > 6 tahun
yang digunakan di
YKP2N Makassar (Lama) sebanyak 9 responden
NAPZA yang N % (25.0%).
digunakan
Tunggal 23 63.9 Tabel 4 Karakteristik responden
Kombinasi 16 36.1 berdasarkan Frekuensi
Total 36 100.0 rehabilitasi di YKP2N
Sumber : Data Primer Juli 2016 Makassar
Frekuensi n %
Berdasarkan tabel 2 rehabilitasi
menunjukkan bahwa NAPZA yang 1 32 88.9
2 2 5.6
digunakan, dari 36 jumlah responden 4 1 2.8
maka penguna NAPZA yang 5 1 2.8
Total 36 100.0
menggunakan 1 jenis NAPZA
Sumber : Data Primer Juli 2016
(tunggal) sebanyak 23 responden Berdasarkan tabel 3
(63.9 %) dan pengguna NAPZA menunjukkan bahwa frekuensi
yang menggunakan lebih dari 1 rehabilitasi dari 36 responden maka
NAPZA (kombinasi) sebanyak 16 maka frekuensi rehabilitasi yang
resonden (36.1%). paling dominan adalah 1 kali,
Tabel 3 Karakteristik responden sebanyak 32 responden (88.9%)
berdasarkan lama
sedangkan paling sedikit adalah 4
penggunaan NAPZA di
YKP2N Makassar dan 5, masing-masing sebanyak 1
Lama penggunaan N % responden (2,8%).
NAPZA
Baru 27 75.0 Tabel 5 Karakteristik responden
berdasarkan lama
Lama 9 25.0
rehabilitasi di YKP2N
Total 36 100.0 Makassar
Sumber : Data Primer Juli 2016 Lama n %
Berdasarkan table 3 rehabilitasi
menunjukkan bahwa lama Baru 13 36.1
Lama 23 63.9
penggunaan NAPZA dari 36 jumlah Total 36 100.0
responden maka pengguna NAPZA Sumber : Data Primer Juli 2016
yang menggunakan NAPZA 1-5 Berdasarkan table 5
tahun (Baru) sebanyak 27 responden menunjukkan bahwa lama
rehabilitasi di YKP2N dari 36 36 responden maka, lingkungan
responden maka pengguna NAPZA sosial baik sebanyak 23 responden
yang berada di tempat rehabilitasi < (63.9%) dan lingkungan sosial
12 minggu (Baru) sebanyak 13 kurang sebanyak 4 responden
responden (36.1%) dan pengguna (36.1%).
NAPZA yang berada di tempat Tabel 8 Distribusi Frekuensi
rehabilitasi > 12 minggu (Lama) Motivasi rehabilitasi
di YKP2N Makassar
sebanyak 36 responden (63.9%).
Motivasi n %
Hasil univariat Rehabilitasi
Tabel 6Distribusi Frekuensi Tinggi 22 61.1
Konsep Diri di Sedang 14 38.9
YKP2N Makassar Total 36 100.0
Konsep Diri n % Sumber : Data Primer Juli 2016
Positif 20 55.6 Berdasarkan tabel 8
Negatif 16 44.4
Total 36 100 menunjukkan motivasi rehabilitasi
Sumber : Data Primer Juli 2016 dari 36 responden, maka motivasi
Berdasarkan tabel 6 kategori tinggi didapatkan sebanyak
menunjukkan konsep diri dari 36 22 responden (61.1 %), motivasi
responden, maka konsep diri positif kategori sedang didapatkan sebanyak
didapatkan sebanyak 20 responden 14 responden (38.9%).
(55.6%) dan konsep diri negatif Analisa Bivariat
didapatkan sebanyak 4 responden Tabel 9 Hubungan Konsep Diri
(44.4%). dengan Motivasi
Rehabilitasi Pengguna
Tabel 7Distribusi Frekuensi NAPZA di YKP2N
Lingkungan Sosial di Makassar
YKP2N Makassar
Lingkungan n %
Sosial
Baik 23 63.9
Kurang 13 36.1
Total 36 100
Sumber : Data Primer Juli 2016
Berdasarkan tabel 7
menunjukkan lingkungan social dari
Berdasarkan tabel 9 Berdasarkan tabel 10
menunjukkan bahwa dari 36 menunjukkan bahwa dari 36
responden, pengguna NAPZA yang responden, pengguna NAPZA yang
memiliki konsep diri positif dan memiliki lingkungan sosial baik dan
motivasi tinggi yaitu sebanyak 17 motivasi tinggi yaitu sebanyak 17
responden (47.2%) dan pengguna responden (47.2%), dan pengguna
NAPZA yang memiliki konsep diri NAPZA yang memiliki lingkungan
negative dan motivasi rendah sosial kurang dan motivasi rendah
sebanyak 11 responden (30.6%). sebanyak 8 responden (22.2%).
Berdasarkan hasil analisa data Berdasarkan hasil analisa data
dengan menggunakan uji Chi-Square dengan menggunakan uji Chi-Square
maka diperoleh nilai p=0,001< (p, maka diperoleh nilai p=0,036< (p,
=0,05). Ha diterima dan Ho ditolak. =0,05). Ha diterima dan Ho ditolak.
Dengan demikian dapat disimpulkan Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan konsep diri bahwa ada hubungan lingkungan
dengan motivasi rehabilitasi sosial dengan motivasi rehabilitasi
pengguna NAPZA di Yayasan pengguna NAPZA di Yayasan
Kelompok Peduli Penyalahgunaan Kelompok Peduli Penyalahgunaan
Narkotika dan Obat-obatan Terlarang Narkotika dan Obat-obatan Terlarang
Makassar. Makassar.
Tabel 10 Hubungan Lingkungan Pembahasan
Sosial dengan Motivasi
Hubungan konsep diri dengan
Rehabilitasi Pengguna
NAPZA di YKP2N motivasi rehabilitasi pengguna
Makassar
NAPZA di Yayasan Kelompok
Peduli Penyalahgunaan Narkotika
Dan Obat-Obatan Terlarang
Makassar.
Menurut peneliti penguna
NAPZA yang berada di Yayasan
Kelompok Peduli Penyalahgunaan
Narkotika dan Obat-obatan Terlarang
Makassar, pemulihan, pelayanan dan Pengguna NAPZA yang
pendampingan berdasarkan atas memiliki konsep diri yang positif
perubahan perilaku dan keperibadian memiliki motivasi yang tinggi dalam
untuk memenuhi kebutuhan para menjalani rehabilitasi. Karena
pengguna NAPZA, yang berdasarkan dengan konsep diri yang positif
pada konsep SELF HELP, dimana pengguna NAPZA dapat
kejujuran, kepercayaan dan tanggung mempersiapkan kembali kehidupan
jawab sangat diutamakan. Hal yang akan mereka jalani setelah
tersebut dapat mendorong pengguna menggunakan NAPZA. Ahmad
NAPZA memiliki konsep diri yang (2011),
positif sehingga pengguna NAPZA Konsep diri positif pada
memiliki motivasi yang tinggi dalam pengguna NAPZA adalah pengguna
menjalanai rehabilitasi. NAPZA yang tahu betul siapa
Sesuai dengan penelitian yang dirinya sehingga dirinya menerima
di lakukan oleh surniati (2011), segala kelebihan dan kekurangan,
pengguna NAPZA dengan konsep mampu mengevaluasi terhadap
diri yang positif memiliki motivasi dirinya sehingga menjadi lebih
yang tinggi dalam menjalani positif serta mampu merancang
rehabilitasi. Pratiwi (2011), semakin tujuan-tujuan. Dengan menetapkan
tinggi konsep diri pengguna NAPZA, tujuan akan menjadi motivasi yang
maka semakin tinggi keyakinan diri besar bagi pengguna NAPZA dalam
dan motivasi menjalani rehabilitasi. menjalani proses rehabilitasi.
Rendahnya konsep diri yang di (Pahlezi,2013).
miliki pengguna NAPZA Sedangkan menurut Melati
mengakibatkan pengguna NAPZA (2014), pengguna NAPZA yang
tidak mampu mengekspresikan memiliki konsep diri yang positif
dirinya di lingkungan sosial dan memiliki motivasi yang tinggi dalam
tidak mempunyai keyakinan diri menjalani rehabilitasi. Pengguna
serta motivasi dalam menjalani NAPZA dengan konsep diri positif
rehabilitasi. juga dapat menjadi relawan NAPZA,
yang membagikan pengalamannya
menggunakan NAPZA. Menurut memiliki anggota keluarga di
Mayasanti (2006), pengguna kelompok support group yang sama,
NAPZA yang memiliki konsep diri diskusi keluarga dengan konselor
yang positif, akan memiliki motivasi dan pengguna NAPZA. Hal tersebut
yang lebih tinggi dari pengguna yang menyebabkan pengguna
NAPZA yang memiliki konsep diri NAPZA yang berada di Yayasan
yang negatif. Kelompok Peduli Penyalahgunaan
Hubungan lingkungan sosial Narkotika dan Obat-obat terlarang
dengan motivasi rehabilitasi di Makassar memiliki dukungan dari
Yayasan Kelompok Peduli lingkungan sosial yang baik,
Penyalahgunaan Narkotika dan sehingga memiliki motivasi yang
Obat-obatan Terlarang Makassar. tinggi dalam menjalani rehabilitasi.
Menurut peneliti, pengguna Menurut Priansa (2015),
NAPZA yang berada di Yayasan kondisi lingkungan dapat
Kelompok Peduli Penyalahgunaan mempegaruhi motivasi. Unsur-unsur
Narkotika dan Obat-obatan Terlarang lingkungan dapat berupa lingkungan
Makassar, salah satu program yang keluarga, teman sepergaulan, dan
diterapkan adalah support group, masyarakat, yang mendorong atau
family support group, dimana memotivasi individu. Menurut
keluarga, teman, dan orang terdekat penelitian yang di lakukan oleh
dari pengguna NAPZA dilibatkan Primanda (2015), dukungan
dalam proses pemulihan pengguna lingkungan sosial akan sangat
NAPZA. Support group adalah membantu dalam proses
kelompok yang dibentuk di dalam penyembuhan pada pengguna
panti rehabilitasi, setiap pengguna NAPZA karena dengan mendapatkan
NAPZA memiliki kelompok dan dukungan pengguna NAPZA akan
konselor (petugas rehabilitasi), yang merasa lebih percaya diri dan berani
akan mendampingi, membantu dalam menjalani proses rehabilitsi.
seperti sebuah keluarga. Family Sedangkan menurut
support group adalah diskusi yang Mustikallah (2013), tingginya
diadakan oleh keluarga yang dukungan lingkungan sosial akan
berdampak positif terhadap penyembuhan pengguna NAPZA.
peningkatan motivasi, salah satunya Darojad (2008)
dengan memberikan dukungan baik KESIMPULAN DAN SARAN
berupa informasi, kepedulian, Kesimpulan
penghargaan, ataupun pertolongan Berdasarkan hasil pengelohan
dari lingkungan sosial seperti data dan penelitian yang telah
kelurga, teman, petugas rehabilitasi dilakukan dengan judul Hubungan
dan masyarakat. Konsep Diri dan Lingkungan Sosial
Menurut Laurensia (2013), dengan Motivasi Rehabilitasi
pengguna NAPZA yang memiliki Pengguna NAPZA di Yayasan
lingkungan sosial yang baik , Kelompok Peduli Penyalahgunaan
menjadi motivasi bagi pengguna Narkotika dan Obat-obatan Terlarang
NAPZA untuk mengikuti program Makassar maka diperoleh sebagai
rehabilitasi. Keluarga, teman sebaya, berikut:
dan masyarakat termasuk petugas 1. Ada hubungan konsep diri
rumah sakit / rehabilitasi sangat dengan motivasi rehabilitasi
mendukung pengguna NAPZA pengguna NAPZA di Yayasan
untuk mengikuti program Kelompok Peduli
rehabilitasi. Penyalahgunaan Narkotika dan
Pengguna NAPZA yang Obat-obatan Terlarang (YKP2N)
memiliki lingkungan sosial yang Makassar (p=0.001).
acuh membiarkan pengguna NAPZA 2. Ada hubungan lingkungan sosial
dalam tempat rehabilitasi tanpa dengan motivasi rehabilitasi
memberikan dukungan, dapat penggana NAPZA di Yayasan
memiliki motivasi yang rendah Kelompok Peduli
dalam menjalani rehabilitasi. Penyalahgunaan Narkotika dan
Sedangkan pengguna NAPZA yang Obat-obatan Terlarang (YKP2N)
memiliki lingkungan sosial yang Makassar (p=0.036).
mendukung terutama keluarga,
sangat berperan dalam proses
Saran memberikan informasi kepada
pengguna NAPZA tentang
1. Bagi Institusi /Tempat
pentingnya konsep diri dan
Penelitian
lingkungan sosial.
Bagi tempat penelitian di
3. Bagi peneliti selanjutnya
Yayasan Kelompok Peduli
Penyalahgunaan Narkotika dan Kepada peneliti
Obat-obatan Terlarang selanjutnya khususnya profesi
Makassar diharapkan agar perawat yang tertarik meneliti
petugas rehabilitasi sebaiknya variabel yang sama agar dapat
memberikan informasi tentang meneliti dengan menggunakan
dampak yang diakibatkan oleh pendekatan kulitatif
penyalahgunaan NAPZA UCAPAN TERIMA KASIH
kepada pengguna NAPZA dan Penulis mengucapkan terima
memberikan dukungan kepeda kasih kepada pembimbing I dan
pengguna NAPZA, serta pembimbing II yang telah banyak
memotivasi keluarga, agar membantu dalam membimbing dan
memberikan dukungan kepada mengarahkan peneliti.Penguji I dan
pengguna NAPZA. Penguji II yang telah memberikan
2. Bagi Institusi Pendidikan masukan demi penyempurnaan
Bagi institusi pendidikan penelitian ini.
khususnya STIKES DAFTAR PUSTAKA
Panakkukang Makassar agar
Ahmad, J (2011).The construction,
dapat mengembangkan Validity,Reliability dan
kurikulum yang menunjang effectiveness of drug
rehabilitation module on self
peningkatan ilmu pengetahuan concept pf female and
khususnya pada ilmu motivation achievement of
male addicts in malaysia.
keperawatan sistem Internasional jurnal of
neurobehaviour dalam Humanities and Social
Science.Vol 1 No 10.
meningkatkan kualitas
BNN. (2015). Laporan Akhir Survei
mahasiswa sebagai calon Nasional Perkembangan
perawat yang nantinya akan Penyalahguna Narkoba Tahun
Anggaran. Nurbaiti. (2016, februari 29).
http://bnn.go.id/portal/_uploads Indonesia Darurat Narkoba:
/post/2015/03/11/Laporan_BN Menanti Langkah Berani
N_2014_Upload_Humas_FIX. Negara. Diakses april 7, 2016,
pdf. dari
http://kabar24.bisnis.com/read/
BNN. (2015). Rencana Strategis 20160229/15/523689/indonesia
Badan Narkotika Nasional -darurat-narkoba-menanti-
Tahun 2015-2019. langkah-berani-negara
http://jateng.bnn.go.id/doc/Dra
ft%20Renstra%20BNN%2020 Nurhuda, T. (2015). Hubungan
15-2019_Full.pdf. Metode Therapeutic
Community(TC) dengan
Laurensia, E. P. (2013). Faktor konsep diri. In Skripsi.
Mempengaruhi Perilaku http://eprints.uny.ac.id/15384/1
Pecandu Penyalahgunaan /SKRIPSIOK.pdf.
NAPZA pada Masa Pemulihan
di RSJD Atma Husada Nursetyo, M. (2015). Motivasi
Mahakam Samarinda. residen mengikuti program
konsentrasi Promosi kesehatan pelatihan otomotif di panti
Pasca Sarjana UNHAS . sosial parwadi putra
kabupaten seleman. Retrieved
Mayasanti, LT.(2006). Hubungan april 16, 2016, from Skripsi:
antara dukungan orang tua http://eprints.uny.ac.id/14852/1
dan konsep diri pada remaja /SKRIPSI.pdf
mantan penyalahguna NAPZA
yang sedang menjalani Pahlezi G.(2013). Praktik sosial
program rehabilitasi. pecandu narkoba di unit
Universitas Kristen Maranatha. pelaksanaan tugas rehabilitasi
sosial anak nakal dan korban
Melati (2014). Perilaku Sosial napza provinsi jawa timur.
Remaja Putri Penyalah Guna Universitas Negeri Surabaya.
Narkoba Di Perumahan Btn
Manggar Balikpapan Timur. Perdana, E. N. (2012). Motivasi
eJournal Ilmu Sosiatri. Berhenti Menggunakan
Narkoba Pada Anak Jalanan
Mustikallah, O. (2013). Hubungan Pengguna Narkoba
lingkungan sosial dengan Berdasarkan Teori Abraham
motivasi kesembuhan pasien Maslow. Universitas Brawijaya
NAPZA di RS Ketergantungan
obat jakarta timur. Jurnal Priansa, D. J. (2015). Pengembangan
Ilmiah Kesehatan dan Perencanaan SDM.
Bandung: Alfabeta.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Primanda,W. (2015).Hubungan
jakarta: Rineka Cipta. lingkungan sosial dengan
motivasi untuk sembuh pada
pengguna NAPZA di
rehabilitasi BNN Tanah Merah
Samarinda Kalimantan Timur.
Ejournal Psikologi.
Pratiwi,R,L (2011). Hubungan
konsep diri dengan motivasi
pada penghuni/siswa pusat
rehabilitasi narkoba rumah
damai. Skripsi. Jurusan
Psikologi UNS.
Sumarlin, H. (2013). Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Perubahan Perilaku
Pencegahan Pasien HIV/AIDS
di Klinik VCT Bunga Harapan
RSUD Bayumas. Purwokerto:
universitas jendral sudirman
Skripsi.
Surniati. (2011). Retrieved april 28,
2016, from
http://repository.unhas.ac.id:40
01/digilib/files/disk1/88/--
surniati-4353-1-surniati.pdf
UNODC. (2015). World Drug
Report 2015.
https://www.unodc.org/docume
nts/wdr2015/World_Drug_Rep
ort_2015.pdf.

Anda mungkin juga menyukai