Anda di halaman 1dari 3

BAB 4 PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK A.

KONSEP DAN PERNGERTIAN


ANGGARAN SEKTOR PUBLIK Anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja
yang akan dicapai oleh suatu organisasi dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
moneter. Dalam organiasai sektor publik anggaran merupakan instrumen akuntabilitas atas
pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dengan uang publik.
Tiga aspek yang harus tecakup dalam anggaran sektor publik meliputi aspek perencanaan,aspek
pengendalian dan aspek akuntablitias publik. B. FUNGSI DAN JENIS ANGGARAN SEKTOR
PUBLIK Anggaran sektor publik dapat berfungsi sebagai berikut : 1. Alat Perencanaan
Anggaran sektor publik merupakan alat yang digunakan untuk melakukan berbagai perencanaan,
seperti perumusan tujuan dan kebijakan program, aktivitas, alokasi dana dan sumber
pembiayaan, serta indikator kinerja dan tingkat pencapaian strategis. 2. Alat Pengendalian
Anggaran sektor publik berfungsi sebagai instrumen yang dapat mengendalikan terjadinya
pemborosan-pemborosan pengeluaran. 3. Alat Kebijakan Fiskal Anggaran sektor publik
digunakan sebagai instrument yang dapat mencerminkan arah kebijakan fiskal pemerintahan,
sehingga dapat dilakukan prediksi-prediksi dan estimasi ekonomi. 4. Alat Politik Anggaran
sektor publik merupakan dokumen politik yang berupa komitmen dan kesepakatan antaa pihak
eskekutif dan legislatif atas penggunaan dana publik. 5. Alat Koordinasi dan Komunikasi
Anggaran sektor publik merupakan instrumen untuk melakukan koordinasi antarbagian dalam
pemerintahan. 6. Alat Penilaian Kinerja Anggaran sektor publik merupakan wujud komitmen
dari pihak eksekutif sebagai pemegang anggaran kepada pihak legislatif sebegai pemberi
wewenang. 7. Alat Pemotivasi Anggaran sektor publik dapat memotivasi pihak eksekutif beserta
stafnya untuk bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. 8. Alat untuk Menciptakan Ruang Publik Anggaran sektor
publik merupakan wadah untuk menampung aspirasi dari kelompok masyarakat, baik kelompok
masyarakat yang terorganisir maupun yang tidak terorganisir. Jenis anggaran sektor publik
dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Anggaran Operasional yaitu anggaran yang berisi rencana
kebutuhan sehari-hari oleh pemerintahan pusat/derah untuk menjalankan kegiatan pemerintahan.
2. Anggaran Modal/investasi yaitu anggaran yang berisi rencana jangka panjang dan
pembelanjaan aktiva tetap, seperti gedung, peralatan, kendaraan, perabotan kanto. C. PROSES
PENYUSUNAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK Penyusutan dan pelaksanaan anggaran
tahunan merupakan rangkaian proses anggaran. Proses penyusunan anggaran bertujuan untuk: 1.
Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasi antarbagian dalam
lingkungan pemerintah. 2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan
barang dan jasa publik melalui proses pemrioritasan. 3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk
memenuhi prioritas belanja. 4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah
kepada DPR/DPRD dan masyarakat luas. Faktor dominan dalam proses penganggaran: 1. Tujuan
dan target yang hendak dicapai 2. Ketersediaan sumber daya atau faktor-faktor produksi yang
dimiliiki pemerintah. 3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target 4. Faktor-
faktor lain yang mempengaruhi anggaran, sperti munculnya peraturan pemerintah terbaru,
fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam dan sebagainya. Siklus anggaran
meliputi: 1. Tahap Persiapan Anggaran Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiaran
pengeluaran atas dasar taksiran pendapatan yang tersedia. Faktor tngkat ketidakpastian yang
cukup tinggi juga perlu menjadi perhatian. Pada pemerintah pusat, perencanaan pembangunan
dimulai dari penyusnan propenas yang merupakan operasionalisasi GBHN. PROPERNAS
tersebut kemudian dijabarkan dalam bentuk RENSTRA. Berdasarkan PROPENAS dan
RENSTRA serta analisis fiskal dan makro ekonomi, kemudian dibuat persiapan APBN dan
REPETA. Pada pemerintah daerah,disarankan membuat dokumen perencanaan daerah yang
terdiri dari PROPERDA yang tidak menyimpang dari PROPERNAS dan RENSTRA yang dibuat
oleh pemerintahan pusat. Rincian RENSTRADA untuk setiap tahunnya akan digunakan sebagai
penyusunan REPETADA dan APBD. Penjabaran rencana jangka panjang dalam REPETADA
dilengkapi dengan: a. Pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari hasil evaluasi kinerja
pemerintah daerah pada periode sebelumnya. b. Masukan-masukan dan aspirasi masyarakat. c.
Pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, sehingga bisa diektahui keukuatan, kelemahan, peluang,
dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi 2. Tahap Ratifikasi Anggaran Tahap ratifikasi
merupakan tahap pengesahan anggaran. Tahap ini meruapkan tahap yang melibatkan proses
politik yang cukup rumit dan cukup berat 3. Tahap Pelaksanaan Anggaran Dalam tahap
pelaksanaan anggaran, hal terpenting yang harus diperhatikan oleh manajer keuangan punlk
adalah sistem akuntans, sistem informasi akuntansi, dan sitem pengendalian manajemen. 4.
Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran Tahap ini adalah tahap terakhir dalam siklus
penganggaran. Pada tahap ini anggaran dipertanggungjawabkan dalam bentuk laporan dan
dievaluasi pelaksanaannya. Contoh Format Evaluasi Anggaran Pemerintahan Daerah Proses
menilai selisih under spending dan over spending membtuhkan Standart Analisis Belanja (SAB),
Tolok Ukur Kinerja dan Standart Biaya serta Standart Pelayanan Minimum (SPM) yang jelas.
Standar Analisis Belanja (SAB) standar atau pedoman yang digunakan untuk menganalisis
kewajaran beban kerja atau biaya setiap program atau kegitan yang akan dilaksanakan oleh suatu
satuan kerja (unit organisasi) dalam satu tahun anggaran. Standar Pelayanan Minimal (SPM)
merupakan tolok ukur kinerja dalam menentukan pencapaian jenis dan mutu pelayanan dasar
yang merupakan urusan wajib daerah. Manfaat Penerapan Standar Pelayanan Minimal, antara
lain: a. Memberikan jaminan bahwa masyarakat akan menerima suatu pelayanan publik dari
pemerintah daerah sehingga akan meningkatakan kepercayaan masayrakat dan terjaminnya hak
masyarakat untuk menerima suatu pelayanan dasar dari pemerintah daerah setempat dengan
mutu tertentu b. Dengan ditetapkannya SPM akan dapat ditentukan jumlah anggaran yang
dibutuhkan untuk menyediakan suatu pelayanan publik c. Standar Pelayanan Minimal dapat
diapakai sebagai landasan dalam menentukan pertimbangan keuangan dan atau bantuan lain
yang lebih adil dan transparan d. Menjadi dasar dalam menentukan anggaran berbasis kinerja. e.
Sebagai alat ukur bagi kepala derah dalam melakukan penilaian kinerja yang telah dilaksanakan
oleh unit kerja penyedia suatu pelayanan f. Sebagai benchmark untuk mengukur tingkat
keberhasilan pemerintah daerah dalam pelayanan publik g. Menjadi dasar bagi pelaksanaan
pengawasan yang dilakukan oleh instutusi pengawasan h. SPM akan dapat memperjelas tugas
pokok Pemerintah Daerah dan mendorong terwujudnya check and balances yang lebih efektif i.
Mendorong transparansi dan partisipasi masyrakat dalam proses penyelenggaran pemerintahan
daerah D. PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK Secara garis besar terdapat
dua pendekatan utama yang mempunyai perbedaan mendasar, yaitu: 1. Anggaran Tradisional
atau Konvensional Anggaran tradisional atau Konvensional merupakan pendekatan yang banyak
dianut oleh negara-negara berkembang. Ciri-ciri dari pendekatan ini antara lain: a.
Incrementalism, yaitu hanya melakukan penambahan atau pengurangan jumlah pada item-item
anggaran tahun sebelumnya, tanpa melakukan pengkajian yang mendalam. b. Line item, yaitu
anggaran yang didasarkan pada sifat dari penerimaan dan pengeluaran, sehingga tidak
memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada
dalam struktur anggaran. c. Sentralis, yaitu penyiapan anggaran dilakukan seacara terpusat dan
tidak tersedianya informasi yang memadai, sehingga menyebabkan lemhanya perencanaan
anggaran, yang akan menyebabkan terjadinya kesenjangan anggaran. d. Spesifikasi, yaitu proses
pengganggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi e. Tahunan,
untuk proyek investasi, anggaran tahunan terlalu pendek, sehingga mendorong munculnya
praktek-praktek yang tidak diinginkan seperti kolusi dan korupsi f. Prinsip anggaran bruto,
prinsip anggaran kurang sistematik dan tidak rasional,karena tidak didasarkan pada juimlah
bersih 2. Anggaran dengan Pendekatan new Public Management (NPM) Pendekatan NPM
mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang lebih sistematis dalam perencanaan
anggaran sektor publik. Anggaran dengan pendekatan NPM memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a.
Komprehensif atau komparatif b. Terintegrasi dan lintas departemen c. Proses pengambilan
keputusan yang rasional d. Berjangka panjang e. Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas f.
Analisis total cost dan benefit (termasuk opportunity cost) g. Berorientasi pada input, output dan
outcome, tidak hanya sekadar input h. Adanya pengawasan kinerja E. TEKNIK
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK BERDASARKAN NPM 1. Sistem anggaran kinerja (
Performance Budgedting System ) Sistem anggaran kinerja ini disusun untuk mengatasi
kelemahan yang terdapat pada anggaran tradisional, terutama kelemahan yang disebabkan oleh
tidak adanya tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian tujuan
dan sasaran pelayanan publik. 2. Zero Based Budgeting System Sistem penyusunan anggaran
yang benar-benar didasarkan pada kebutuhkan saat ini tanpa berpatokan pada anggaran tahun
lalu ( line item dan incrementalism) 3. Planning, Programing, and Budgeting System (PPRS)
Sistem penganggaran ini didasarkan pada teori sistem yang berorientasi pada output dan tujuan
dengan penekanan utamanya adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai