DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P. 09003
DAERAH SUKOHARJO.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : P. 09003
DAERAH SUKOHARJO.
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan : ..
Hari / Tanggal : ..
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : P. 09003
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Ditetapkan : ..
Hari / Tanggal : ..
DEWAN PENGUJI
Penguji I : (.)
NIK
Penguji II : (.)
NIK
Penguji III : (.)
NIK
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
pada An. C dengan bronkitis diruang flamboyan di rumah sakit umum daerah
sukoharjo.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka untuk melengkapi persyaratan
memperoleh gelar Ahli Madya Keperwatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Stikes
Kusuma Husada Surakarta. Terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini perkenankan penulis
1. Setiyawan ,S.Kep.,Ns , selaku Ketua Prodi studi DIII Keperawatan yang telah
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns , selaku Sekretaris Ketua Prodi DIII
4. Seluruh dosen Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bekal
SUKOHARJO.
6. Ayah dan Bunda yang tercinta yang tiada henti-hentinya selalu memberikan
keceriaan.
9. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
Harapan penulis semoga Karya Tulis ini dapat memberikan manfaat kepada
penulis sendiri maupun kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis
Ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan didalamnya. Oleh
karena itu. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
Wasalamualaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN
B. Pengkajian ....................................................................... 7
D. Perencanaan Keperawatan ................................... 11
A. Pembahasan ............................................................14
B. Simpulan ........................................................................19
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
Halaman
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pada anak-anak, bagian reaktif dari saluran pernafasan bahwa adalah bron-
kitis dan bronkiolus. Kartilaginosa yang menompang jalan napas besar belum
berkembang sepenuhnya pada usia remaja. Akibatnya, otot polos pada struktur
ini menjadi faktor utama terjadinya konstriksi jalan napas, terutama pada bronki-
olus, yang merupakan bagian yang meluas dari bronkus ke alveoli (Wong, 2009).
ra populasi (WHO, 2003). Di Indonesia belum ada laporan tentang angka presen-
tase yang pasti mengenai penyakit ini. Kenyataannya penyakit ini sering ditemu-
kan di klinik-klinik dan diderita oleh laki-laki dan perempuan (Rahayu, 2003).
utama (trakea dan bronkus), yang sering berkaitan dengan ISPA. Agens virus
merupakan penyebab tersering pada anak-anak berusia 1-2 tahun. Kondisi ini
dicirikan dengan batuk non produktif yang memburuk dimalam hari menjadi
akan pulih 5-10 hari). Tanda gejala awal bronkitis adalah sebagai ISPA sederha-
na dengan rabas nasal serosa dan sering juga disertai demam ringan secara berta-
akut atu kronis, dimanifestasikan oleh demam dan batuk ( bronkitis akut ) atau
Bronkitis akut terjadi pada semua usia dan ditandai oleh batuk, demam,
dan seringkali mengi. Keadaan ini merupakan tampilan umum dari influenza dan
batuk rejan. Bonkitis kronis tidak terjadi pada anak-anak (Newel, 2006).
Penulis membahas tentang salah satu manifestasi bronkitis pada anak yaitu
Demam. Demam adalah suatu bentuk energi. Manusia akan terbiasa dengan fakta
bahwa energi panas diproduksi dari pembakaran bahan bakar, dari listrik yang
mengalir melalui kawat konduksi atau dari energi makanan yang dicerna dalam
tubuh. Suhu tubuh relative spontan. Hal ini dilakukan untuk sel-sel tubuh agar
dapat berfungsi secara efektif. Normalnya suhu tubuh berkisar 36-37C. Suhu tu-
buh dapat diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang diproduksikan den-
gan panas yang hilang dari tubuh Kulit merupakan organ tubuh yang bertang-
gung jawab untuk memelihara suhu tubuh agar tetap normal dengan mekanisme
sekresi kelenjar. Produksi panas dapat meningkat atau meningkat atau menurun
dipengaruhi oleh suatu sebab, misalnya karena penyakit ataupun stress. Suhu tu-
buh terlalu ekstrim dapat mnyebabkan kematian. Oleh karena itu perawat mem-
buhnya, tidak mampu menanggulangi perubahan suhu tubuh tersebut secara efek-
Daerah Sukoharjo.
B. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
Daerah Sukoharjo.
Sukoharjo.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
2. Bagi Institusi
bronkitis
LAPORAN KASUS
hari di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo yang meliputi
A. Identitas Pasien
Pengkajian dilakukan pada tanggal 07 April 2012 pukul 08.00 WIB dengan
metode wawancara langsung dengan pasien dan keluarga pasien, serta studi do-
kumentasi atau reka medik. Dari wawancara tersebut didapatkan identitas pasien
yaitu nama pasien dengan inisial An. C, alamat Bedesan Rt 04/Rw 03 Sukoharjo,
umur 2 tahun, jenis kelamin laki-laki, agama islam, tanggal masuk 06 April 2012,
yaitu dengan inisial Tn. S, alamat Bedesan Rt 04/Rw 03 Sukoharjo, umur 23 ta-
B. Pengkajian
Pada tanggal 06 April 2012 An. C dan keluarganya datang ke Rumah Sakit
Umum Daerah Sukoharjo, An. C mengeluh kurang lebih 5 hari badanya panas,
batuk, dan berdahak jika selesai batuk nafas berbunyi ronchi, terjadi secara berta-
kemudian dibawa ke bidan untuk mendapat pengobatan tetapi tidak ada perubahan
juga, kemudian langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo oleh
pasien lahir dengan usia kandungan 9 bulan 2 hari, saat masa kehamilan
kandungannya tidak ada masalah apapun, ibu pasien tidak pernah mengkonsumsi
obat-obatan, kelahiran pasien lahir dengan usia kandungan 9 bulan 2 hari, pasien
lahir dengan partus spontan, lama kelahiran 1jam, pasien lahir ditempat bidan, ibu
pasien mengtakan saat lahir berat badannya 3000gr dengan kondisi sehat dan tidak
ada cacat.
keluarga pasien tidak ada penyakit keturunan maupun yang menular. Alergi, ibu
pasien mengatakan pasien tidak ada alergi obat maupun makanan. Pengobatan,
infuse RL 10 tetes per menit, injeksi cefotaxime 250mg per 8 jam, paracetamol
syirup 1 sendok teh 5ml, puyer batuk: salbutamol 1mg, ambroxol 1mg, tremenzo
tablet, metil prednisone 1mg, nebu: ventolin 1 resep, Nacl 3cc. Pendidikan dan
pekerjaan, ibu pasien mengatakan dalam kelurga ayahnya (Tn. S) yang bekerja
sebagai wiraswasta, pendidikan Tn. S lulusan SMA dan ibu pasien (Tn. T) lulusan
peran keluarga, ibu pasien menyatakan interaksi dengan anggota keluarga lancar
istrinya (Ny. T), komunikasi, ibu pasien mengatakan komunikasi langsung dan
jelas dan orang tua cenderung menasehati, riwayat seksual, perkembangan seksual
badan:78cm, pemeriksaan fisik vital sign nadi:96 kali per menit, suhu:38C,
umum, composmentis, tingkah laku rewel, keadaan nutrisi, mau makan jatah dari
rumah sakit setengah porsi, perkembangan, kulit, warna sawo matang, turgor kulit
baik, tekstur halus, akral hangat, kulit teraba panas, struktur asesoris, rambut
warna hitam, bersih, kuku warna merah muda, tekstur lembut,dan tidak ada
clubbing, kelenjar limfe, tidak ada pembesaran, kepala, bentuk mesochepal, dapat
bergerak normal, mata, sklera putih, kornea bening, konjungtiva tidak anemis,
mata kemerahan tidak menggunakan alat bantu penglihatan, telinga bersih dan
kemampuan pendengaran normal, hidung, tidak ada polip dan terdapat sekret,
mulut, warna bibir merah kehitaman, dan membran mukosa sedikit kering, leher,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada kaku kuduk, dada, simetris
pengembangan dada, tidak ada alat bantu pernapasan, tampak terlihat tarikan dada
saat inspirasi, palpasi, vikal fremitus kanan dan kiri sama, perkusi, sonor lobus
paru kanan, ada massa, auskultasi, ada suara nafas tambahan ronchi, jantung
inspeksi, ictus cordis tidak tampak, palpasi, ictus cordis teraba, auskultasi bunyi
jantung I-II sinus rytem, abdomen inpeksi, bentuk datar, tidak ada luka,
auskultasi, peristaltik usus 12kali per menit, perkusi, tympani, palpasi, tidak ada
pembesaran umbilikus, genetalia, bersih, lubang uretra bersih, anus, bersih, ada
lubang anus, punggung dan ekstermitas, ekstermitas atas dan bawah lengkap 10
laboratorium, tanggal 7 April 2012 didapatkan hasil WBC didapatkan hasil 5,7
103/L, RBC didapatkan hasil 5,37 103/L, HGB didapatkan hasil 9,7L g/dL, HCT
didapatkan hasil 31,7L, MCHC didapatkan hasil 30,6L g/dL, PLT didapatkan
hasil 292 103/L, LU didapatkan hasil 54,5 H, RDW didapatkan hasil 15.1H%,
PCT didapatkan hasil 0,16%, MPV didapatkan hasil 5,8L FL, PDW didapatkan
Therapy Infus RL 10 tetes per menit, paracetaml 1 sendok teh saat panas,
pertumbuhan dan perkembangan, bayi saat lahir, Berat badan 3100 gr, saat
pengkajian 7 april 2012 Berat badan 10,5 Kg, tinggi badan 78 cm, Z-score, WAZ
didapatkan hasil 0,16 (normal), HAZ didapatkan hasil 2,82 (normal), WHZ
GENOGRAM
Keterangan:
:Laki-laki
:Perempuan
/ :Meninggal
:Garis keturunan
:garis pernikahan
Gambar.1 Genogram
Pasien tinggal serumah bersama dengan kedua orang tuanya dan neneknya.
C. Perumusan Masalah
obyektif, setelah itu analisa dilakukan. Data subyektif tersebut adalah keluarga
pasien mengatakan An. C badannya panas, hasil dari data obyektif yaitu bahwa
akral pasien teraba hangat, kulit pasein teraba panas, mata terlihat kemerahan.
2012 dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali 24 jam
diharapkan Hipertermi dapat diatasi, dengan kriteria hasil suhu tubuh kembali
yang pertama berikan kompres air hangat, rasionalnya untuk menurunkan panas,
intervensi yang kedua yaitu anjurkan pasien untuk banyak minum air putih,
rasionalnya agar tidak terjadi dehidrasi, intervensi yang ketiga yaitu anjurkan
E. Implementasi
selama 2 hari tindakan keperawatan, tanggal 7 April 2012 jam 09.30 WIB
memberikan syirup paracetamol 1 sendok syirup, respon obyektif obat masuk dan
tidak ada tanda-tanda alergi. Implementasi yang kedua pada jam 09.50 WIB
memonitor vital sign, dengan respon obyektif Suhu 38,8C pernafasan 24 kali per
menit nadi 96 kali per menit. Implementasi yang ketiga pada jam 10.10WIB
keluarga untuk mengompres air hangat bila pasien panas lagi, reaksi obyektif
F. Evaluasi Keperawatan
perkembangan selama 2 hari dari tanggal 7-8 April 2012.Pada tanggal 7 April
keluarga pasien mengatakan An. C masih panas. Dari data obyektif suhu 38,8C
pernafasan 24 kali per menit Nadi 96 kali per menit, masalah belum teratasi pada
saat ini, intervensi dilanjutkan yaitu monitor vital sign, anjurkan keluarga
berikut: dari data subyektif keluarga pasien mengatakan An. C sudah tidak panas
lagi. Dari data obyektif pasien tampak rileks, Suhu 36C nadi 95 kali per menit
pernafasan 24 kali per menit, keluarga pasien mengatakan sudah tidak panas,
A. Pembahasan
dimanifestasikan oleh demam dan batuk (bronkitis akut) atau oleh batuk dan
Bronkitis akut adalah pada awalnya ditandai oleh demam ringan dan gejala
ISPA, kemudian dengan demam dan batuk lepas;emesis setelah batuk lazim pada
kronis adalah dimanifestasikan oleh sedikit atau tanpa demam, batuk kronis, dan
terkadang mengi, biasanya dengan agen yang sama dan dengan asma dan iritan
umur 2 tahun, pertamanya diawali dengan adanya infeksi saluran pernafasan atas
(pilek); hidung beringus, batuk ringan, dan kadang juga disertai demam, setelah
itu selang satu sampai dua hari batuk menjadi lebih produktif, anak mulai bernafas
sekresi kelenjar. Produksi panas dapat meningkat atau menurun dipengaruhi oleh
suatu sebab, misalnya karena penyakit ataupun stress. Suhu tubuh terlalu ekstrim,
baik panas atau dingin yang ekstrim, dapat menyebabkan kematian. Oleh karena
itu, perawat perlu membantu pasien apabila mekanisme homeostasis tubuh, untuk
tersebut secara efektif. Suhu tubuh relatif konstan, hal ini diperlukan untuk sel-sel
tubuh agar dapat berfungsi secara efektif. Normalnya suhu tubuh berkisar 36-
37C. Suhu tubuh dapat diartikan sebagai keseimbangan antara panas yang
diproduksi dengan panas yang hilang dari tubuh. Kulit adalah organ tubuh yang
bertanggung jawab untuk memelihara suhu tubuh agar tetap normal dengan
tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu
tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan
mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh
telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut
titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti
konstan pada 37C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap,
(Asmadi, 2008).
mengenakan pakaian yang tipis, banyak minum, banyak istirahat, beri kompres,
beri obat penurun panas (Harold S. Koplewich, 2005). Ada beberapa teknik dalam
memberikan kompres dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain kompres
hangat basah, kompres hangat kering (buli-buli), kompres dingin basah, kompres
dingin kering (kirbat es), bantal dan selimut listrik, lampu penyinaran, busur panas
(Anas Tamsuri, 2007). Dalam postingan kali ini, kita akan berfokus pada
Pada bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada asuhan
April 2012 di ruang Flamboyan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo. Prinsip
dengan metode wawancara langsung dengan pasien dan keluarga pasien dan
kurang lebih sudah 5 hari didapatkan pengkajian vital sign suhu 38,8C nadi 96
kali per menit, pernapasan 24 kali per menit didapatkan diagnosa keperawatan
lebih mampu untuk mempertahankan suhu tubuh dengan fisiknya, masih tetap
mempunyai resiko kejang karena demam, pasien bisa terjadi kejang apabila suhu
tubuh naik datas 38,5C. Pemeriksaan suhu tubuh bisa dilakukan pada bagian
Rectal, Oral dan per oksila. Untuk anak dibawah umur 5 tahun, paling aman
untuk mencatat suhu secara aksila. Pada pengukuran rectal digunakan pada
keadaan kritis dan untuk bayi-bayi yang sangat kecil. Pengukuran lewat Oral
leawat injeksi maupun lewat oral, yang pertama mendapatkan terapi infus RL 10
tetes per menit untuk mengganti cairan elektrolit, selanjutnya mendapatkan terapi
obat oral paracetamol 1 sendok teh sebagai antipiretik untuk mengurangi rasa
panas atu menurunkan panas, dan terapi obat injeksi cefotaxime sebagai
antibiotik melalui suntikan intravena atau lewat selang infus 3 kali sehari setiap 8
jam 250 mg, pasien juga mendapatkan terapi yang isinya ventolin 1 2mg dan
nacl 3cc untuk melancarkan dahak dengan cara diuap. Dampak negatif masalah
efek samping obat dalam klinik antara lain dapat menimbulkan keluhan atau
2011).
Adanya keluhan, tanda dan gelaja yang dialami klien didapat dari
2008). Pada pasien bronkitis seringnya ditandai dengan gejala demam dan batuk
berdahak.
gangguan dan menurunnya aktivitas pada pasien, misalnya pasien menjadi rewel,
pasien tersebut akan mengalami kelelahan dalam waktu yang cepat, lemah dan
yang direncanakan penulis diharapkan dalam 2 kali 24 pasien tampak rileks, suhu
tubuh kembali normal 36C-37C. Intervensi yang dilakukan pasien yaitu kaji
vital sign pasien utamanya suhu untuk mengetahui nilai suhu pasien, kompres air
paracetamol untuk menurunkan panas atau suhu tubuh. Pada psien bronkitis
biasanya terdapat tambahan suara nafas ronki karena terjadi sumbatan pada
dalam realita hipertermi dapat diatasi selama 1 kali 24 jam atau dalam waktu
sehari. Tindakan atau intervensi yang dilakukan penulis memberikan obat syirup
paracetamol 1 sendok teh saat panas, mengopres pakai air hangat, menyarankan
pasien untuk memakai baju yang tipis agar bisa menyerap keringat, minum air
putih yang banyak agar menghindari atau mengatasi dehidrasi akibat penguapan
masalah hipertermi baru dapat teratasi tetapi penulis baru melakukan intervensi
selama 1 kali 24 jam masalah sudah teratasi, suhu tubuh dari 38,8C sudah
berubah normal menjadi 36C. Oleh karena itu penulis mengobservasi atau
aksila, atau lipatan-lipatan bagian tubuh, tujuanya agar merangsang syaraf agar
supaya peredaran darah normal, dan menyeimbangi panas atau suhu tubuh apsien
agar pasien memakai pakaian yang tipis, dan anjurkan banyak minum air putih,
baik asi maupun air putih, karena seusia toddler mempunyai peningkatan laju
B. Simpulan
subyektif keluarga pasien mengatakan pasien panas, data obyektif vital sign suhu
38,8C pernafasan 24 kali per menit, nadi 96 kali per menit, mata pasien An. C
kemerahan, akral teraba hangat, kulit teraba panas, sehingga dengan pengkajian
selama 2 kali 24 jam pasien An. C masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil,
pasien mengatakan panas sudah berkurang, pasien terlihat rileks dan rewel,
C. Saran
dengan menjauhi virus penyebabanya. Bila mungkin khususnya oada saat dia
masih bayi, hindari berhubungan dengan anak atau orang dewasa yang sedang
gejala utamanya demaJm untuk mengukur suhu tubuhnya, apabila suhu tubuh
http://www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/lannywati_ghani.pdf.Di Akses
Merdeka.
9 April 2012.