Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

JIWA HARGA DIRI RENDAH (HDR)

BAB I
LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari


penyakit, cacat, kelemahan , tapi benar-benar merupakan kondisi positif
dan kesejahteraan fisik,mental dan social yang memungkinkan untuk hidup
produktif.

Manusia adalah mahluk social yang membutuhkan orang lain dalam


memenuhi kebutuhannya,untuk memenuhi kebutuhan tersebut individu
dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya agar segala kebutuhannya
dapat terpenuhi dan tingkat social di masyarakat lebih tinggi, kemudian ini
merupakan dambaan setiap manusia.

Individu akan merasa gagal, putus asa dan akhirnya mempunyai suatu
pikiran negative terhadap dirinya dan akhirnya akan merendahkan
martabat sendiri, individu akan merasa tidak mempunyai kemampuan apa-
apa dan merasa rendah diri, yang dikenal dengan gangguan kosep diri :
Haga Diri Rendah.
Klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah yang tidak
ditangani akan mengisolasi diri,perubahan sensori persepsi halusinasi
dengar atau lihat, perilaku kekerasan, dan klien akan kurang
memperhatikan kebersihan diri. Oleh karena itu diperlukan perawatan
intensif baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari pelayanan tenaga
kesehatan termasuk didalamnya adalah perawat.
Peran perawat dalam penanggulangan klien dengan gangguan
konsep diri : Harga Diri Rendah meliputi pran promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative. Pada peran promotif, perawat meningkatkan dan memelihara
kesehatan mental melalui penyuluhan dan pendidikan untuk klien dan
keluarga. Dari aspek preventif yaitu untuk meningkatkan kesehatan mental
dan pencegahan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah. Sedangkan
pada peran kuratif perawat meencanakan dan melaksanakn rencana
tindakan keperawatan untuk klien dan keluarga. Kemudian peran
rehabilitatif berperan pada follow up perawat klien dengan gangguan
konsep diri : Harga Diri Rendah melalui pelayanan di rumah atau home
visite.
Berdasarkan data statistik yang kami dapatkan pada ruang puri Nurani
Rumah Sakit Soeherto Heerdjan sepuluh bulan yang lalu di dapatkan data
klien yang mengalami Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah terdapat
1,72%, Isolasi Sosial terdapat 9,38%, Resiko Perilaku Kekerasan terdapat
22,70%, Perilaku Kekerasan 1,81, Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
terdapat 53,25% dengan jumlah pasien yang dirawat.
Dari hasil proporsi yang didapat walaupun dalam jumlah kecil namun
diperlukan penangan khusus, pada klien dengan gangguan konsep diri :
Harga Diri Rendah dapat mengakibatkan cemas dan takut, individu akan
takut ditolak, takut gagal, dan dipermalukan akharnya cenderung untuk
menarik diri yang pada akhirnya individu akan mengalami gangguan
orientasi realita. Komplikasi yang berbahaya adalah individu mempunyai
keinginan untuk menciderai dirinya.
BAB II
A. PENGERTIAN
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain. (Stuart and sundeen, 1998).
Gangguan harga diri adalah suatu keadaan dimana individu
mengalami atau berada pada resiko mengalami suatu kejadian negatife dan
perubahan mengenai perasaan, pikiran atau pandangan mengenai dirinya
(Lynda Jual Carpenito, 1998).
Gangguan harga diri adalah evaluasi diri dan perasaan-perasaan
tentang diri atau kemampuan negatife yang dapat diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung. ( Mary C Towsend 1998).
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan
bahawa harga diri rendah adalah penilian peribadi terhadap diri, dimana
individu yang menganggap dirinya tidak mampu melakukan sesuatu untuk
mencapai keberhasil keadaan ini akan membuat individu merasa gagal dan
tidak berharga di hadapan.

B. PSIKODINAMIKA
1. Etiologi
Gangguan harga diri rendah dapat terjadi secara situasional
dan kronik dikatakan situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-
tiba, misalnya dioperasi, kecelakaam, dicerai suami, putus
sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu kerena terjadi
sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dan dipenjara secara
tiba-tiba). Dan dikatakan kronik yaitu perasaan negative
terhadap diri telah berlangsung lama. Klien ini mempunyai
perasaan negative. Kejadian sakit atau dirawat akan
menambah persepsi negative terhadap dirinya.

2. Proses terjadinya masalah


Harga diri terjadi karena perasaan dicintai dan mendapatkan
pujian dari orang lain. Harga diri akan menjadi rendahketika tidak
ada lagi cinta dan ketika adanya kegagalan, tidak mendapatkan
pengakuan dari orang lain, merasa tidak berharga, gangguan citra
tubuh akibat suatu penyakit sehingga akan menimbulkan suatu
gambaran individu yang berperasaan negative terhadap diri
sendiri.
3. Komplikasi
Individu mengalami gangguan konsep diri: harga diri rendah
pertama kali akan merasa cemas dan takut. Individu akan takut
ditolak, takut gagal, dan takut dipermalukan. Akhirnya cenderung
untuk menarik diri, akan mengisolasi diri, yang pada akhirnya
individu akan mengalami gangguan realita. Komplikasi yang
berbahaya individu mempunyai keinginan untuk meciderai dirinya.

C. RENTANG RESPON
Rentang respon konsep diri Respons Maladaptif Aktualisasi konsep
diri Harga
Diri identitas depersonalisasi dari positif rendah kacau
1. Respon adaftif
Adalah pernyataan dimana klien jika menghadapi suatu
masalah akan dapat memecahkan masalah tersebut.
a. Aktualisasi diri
Adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman yang sukses dan
dapat diterima.
b. Konsep diri positf
Adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal
positif maupun yang negative dari dirinya

2. Respon maladaftif
Adalah keadaan klien dalam menghadapi suatu masalah tidak
dapat memecahkan masalah tersebut.
a. Harga Diri Rendah
Adalah individu cenderung untuk menilai dirinya
negative dan merasa lebih rendah dari orang lain
b. Identitas Kacau
Adalah kegagalan individu untuk mengintegritas
aspek-aspek idintitas masa kanak-kanak ke dalam
kematangan aspek psikososial keperibadian masa
dewasa yang harmonis.
c. Depersonallisasi
Adalah perasaan yang tidak realistis dan asing
terhadap diri sendiri yang berhubungan dengan
kecemasan, kepanikan serta tidak membedakan
dirinya dengan orang lain.

Menurut Suliswati Dkk komponen konsep diri ada lima yaitu terdiri dari:
1. Citra tubuh
Adalah sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari atau tidak
disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai
ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh.
2. Ideal diri
Adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya
bertingkah laku
berdasarkan standar peribadi.
3. Harga diri
Adalah penilaian peribadi terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisa berapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan
ideal dirinya.
4. Peran
Adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang
diharapkan oleh \masyarakat dihubungkan dengan fungsi idividu
di dalam kelompok sosialnya.
5. Identitas diri
Adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh
individu dari observasi dan penilaian terhadap dirinya,
menyadari bahawa dirinya berbeda dengan orang lain.

D. Manifestasi klinik
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan
terhadap penyakit
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
3. Merendahkan martabat
4. Gangguan hubungan social
5. Percaya diri kurang
6. Mencederai diri
E. Mekanisme koping
1. Koping jangka pendek
a) Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari
sementara dari krisis, misalnya menonton TV, dan
olah raga.
b) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti
sementara,misalnya ikut kegiatan social politik dan agama.
c) Aktivitas yang memberikan kekuatan atau dukungan
sementara
terhadap konsep diri, misalnya aktivitas yang
berkompetensi yaitu pencapaian akademik atau olah raga.
d) Aktivitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat
masalah identitas menjadi kurang dalam kehidupan
misalnya penyalah gunaan zat.
2. Koping jangka panjang
a) Penutupan identitas
Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang
yang penting
bagi individu tampa memperhatikan keinginan aspirasi
dan potensi individu.
b) Identitas negative
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat di terima
oleh nilai-nilai dan harapan masyarkat
F. Test diagnostic
1) Test psikologik: test keperibadian
2) EEG: ganguan jiwa yang disebabkan oleh neorologis
3) Pemeriksaan sinar X: mengetahui kelainan anatomi
4) Pemeriksaan laboratorim kromosom: ginetik
G. Penatalaksanaan medis
1) Psikofarmaka
2) Elektro convulsive therapy
3) Psikoterapy
4) Therapy okupasi
5) Therapy modalitas
6) Terapi keluarga
7) Terapi lingkungan
8) Terapi perilaku
9) Terapi kognitif
10) Terapi aktivitas kelompok

H. POHON MASALAH
BAB III
A. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
Factor Predisposisi
a) Factor predisposisi citra tubuh
1) Kehilangan atau kerusakan organ tubuh (anatomi
dan fungsi)
2) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh
3) Proses patalogik penyakit dan dampaknya
terhadap struktur maupun fungsi tubuh
4) Prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi
Dan transpantasi
b) Factor predisposisi harga diri
1) Penolakan dari orang lain
2) Kurang penghargaan
3) Pola asuh yang salah yaitu terlalu dilarang , terlalu
dikontrol, terlalu diturut, terlalu dituntut dan tidak
konsisten
c) Faktor predisposisi peran
1) Transisi peran yang sering terjadi pada proses
perkembangan, perubahan situai dan sehat-sakit

2) Ketegangan peran, ketika individu menghadapi


dua harapan
yang bertentangan secara terus menerus yang
tidak terpenuhi
3) Keraguan peran, ketika individu kurang
pengetahuannya tentang harapan peran yang
spesifik dan bingung tentang tingkah laku yang
sesuai
4) Peran yang terlalu banyak
d) Factor predisposisi identitas diri
1) Ketidak percayaan orang tua dan anak
2) Tekanan dari teman sebaya
3) Perubahan dari struktur sosial
Factor Presipitasi
a) Trauma
Masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri situasi
yang membuat individu sulit menyesuaikan diri atau
tidak dat menerima khususnya trauma emosi seperti
penganiayaan fisik, seksual, dan psikologis pada masa
anak-anak atau merasa terancam kehidupannya atau
menyaksikan kejadian berupa tindakan kejahatan.
b) Ketegangan peran
Pada perjalanan hidup individu sering menghadapi
Transisi peran yang beragam, transisi peran yang sering
terjadi adalah perkembangan, situasi, dan sehat sakit.

2. Diagnosa keperawatan
a) Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.

3. Rencana tindakan keperawatan


a) Diagnosa I
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
o Tujuan Umum
Klien menunjukkan peningkatan harga diri.
o Tujuan khusus 1
Klien dapat mengindentifikasi perubahan cairan
tubuh
1) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi
theraupetik diharapkan klien dapat
mengindentifikasi perubahan cairan tubuh
2) Rencana tindakan
(a) Diskusikan perubahan struktur, bentuk,
atau fungsi tubuh
(b) Observasi ekspresi klien pada saat diskusi.

o Tujuan khusus 2
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki.
1) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi therapeutik
diharapkan klien dapat menilai kemampuan
dan aspek positif yang dimiliki
2) Rencana tindakan
(a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki (tubuh, intelektual, dan
keluarga) oleh klien diluar perubahan
yang terjadi.
(b) Beri pujian atas aspek positif dan
kemampuan yang masih dimiliki klien.

o Tujuan khusus
Klien dapat menerima realita perubahan struktur,
bentuk atau fungsi tubuh.
1) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komonikasi
therapetik diharapkan klien dapat
menerima realita perubahan struktur,
bentuk atau fungsi tubuh.
2) Rencana tindakan
(a) Dorong klien untuk merawat diri dan
berperan serta dalam asuhan klien
secara bertahap.
(b) Libatkan klien dalam kelompok
dengan masalah gangguan citra
tubuh.
(c) Tingkatkan dukungan keluarga pada
Klien terutama pasangan.

o Tujuan khusus 4
Klien dapat menyusun rencana cara cara
menyelesaikan masalah yang dihadapi
1) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi
theraupetik diharapkan klien dapat
menyusun rencana cara cara
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
2) Rencana tindakan
(a) Diskusikan cara cara (booklet, leaflet
sebagai sumber informasi) yang dapat
dilakukan untuk mengurangi dampak
perubahan struktur, bentuk atau fungsi
tubuh.
(b) Dorong klien untuk memilih cara yang
sesuai bagi klien
(c) Bantu klien melakukan cara yang dipilih.
o Tujuan khusus 5
Klien dapat melakukan tindakan penngembalian
integritas tubuh.
1) Kriteria hasil
Dengan menggunakan komunikasi theraupetik
diharapkan klien dapat melakukan tindakan
pengembalian integritas tubuh.
2) Rencana tindakan
(a) Menbantu klien mengurangi perubahan
citra tubuh
(b) Rehabilitasi bertahap bagi klien
4. Evaluasi
Adapun hal hal yang dievaluasikan pada klien dengan gangguan
harga diri rendah adalah :
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b) Klien dapat mengindentifikasi kemampuan dan aspek positif
yang dimiliki.
c) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan dirumah
sakit.
d) Klien dapat membuat jadwal kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan
kemampuannya.
f) Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada.
g) Klien dapat mengindentifikasi perubahan citra tubuh.
h) Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bentuk atau
fungsi tubuh.
i) Klien dapat menyusun rencana cara cara menyelesaikan
masalah yang dihadapi.
j) Klien dapat melakukan tindakan pengembalian integritas tubuh.

Anda mungkin juga menyukai