S2 2014 295251 Chapter1 PDF
S2 2014 295251 Chapter1 PDF
BAB I PENDAHULUAN
Instalasi pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting
untuk pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi. Instalasi pusat sterilisasi sangat
bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur
penunjang medik, maupun instalasi antaralain perlengkapan, rumah tangga,
pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan lain lain. Apabila terjadi
hambatan pada salah satu sub unit diatas maka pada akhirnya akan mengganggu
proses dan hasil sterilisasi (Depkes, 2009).
Kesalahan pada sterilisasi dapat mengakibatkan bencana dan konsekuensi
beban ekonomi (cit, CDC, 1998). Kualitas produk yang disterilkan harus dinilai
dengan indikator kualitas tertentu. Ini harus mencakup tidak hanya produk, tapi
juga struktur dan proses kerja di CSSD.
Struktur organisasi instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh seorang Kepala
Instalasi (dalam jabatan fungsional) dan bertanggung jawab langsung kepada
Wakil Direktur Penunjang Medik. Kepala Instalasi dibantu sekurang kurangnya
oleh penanggung jawab administrasi, sub instalasi dekontaminasi, sub sterilisasi
dan sub produksi, sub instalasi pengawasan Mutu, pemeliharaan sarana &
peralatan K3 dan diklat serta sub instalasi distribusi. Alur proses kerja CSSD
meliputi pengumpulan, pembersihan, pengeringan, pemilihan,
pengemasan/penyusunan, sterilisasi/selesai, penyimpanan dan distribusi.
Rumah sakit merupakan tempat kegiatan yang sangat kompleks, rumah
sakit adalah tempat yang padat modal karena membutuhkan biaya yang besar
dalam pengelolaannya. Padat teknologi karena di rumah sakit terdapat peralatan
peralatan canggih untuk mendiagnosis penyakit, padat karya karena memerlukan
banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus. Dalam operasional kegiatan pelayan
medis rumah sakit memerlukan banyak peralatan dan peralatan tersebut mutlak
diperlukan dalam keadaan steril, dan dalam pemeliharaannya memerlukan sumber
daya manusia yang memahami teknik sterilisasi yang benar, selain itu juga
diperlukan lahan tempat untuk melakukan kegiatan sterilisasi yang memadai. Bila
ditinjau dari besarnya jumlah alat dan bahan yang harus disterilkan di rumah sakit,
maka rumah sakit dianjurkan untuk mempunyai suatu instalasi pusat sterilisasi
4
B. Perumusan Masalah
Bagaimana penerapan CSSD di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta dan RSUP
Fatmawati Jakarta?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
Untuk mengevaluasi pengelolaan CSSD yang mempengaruhi mutu
pelayanan sterilisasi di Rumah Sakit Pertamina Pusat Jakarta dan Rumah sakit
Fatmawati Jakarta pada tahun 2011.
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui gambaran pengelolaan instalasi pusat sterilisasi dan
kebijakannya, pengembangan SDM, kepatuhan terhadap peraturan
manajemen CSSD serta pelaksanaan di Rumah Sakit.
2. Mengidentifikasi komponen dan masalah instalasi pusat sterilisasi di RS
Pusat Pertamina dan RSUP Fatmawati.
3. Mengetahui mutu pelayanan di CSSD berdasarkan penerapan pedoman
instalasi pusat sterilisasi kemenkes.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai penerapan ilmu yang telah dipelajari secara terintegrasi dan
komprehensif.
2. Sebagai acuan pengelolaan dan pembangunan CSSD Rumah Sakit.
3. Menambah pengetahuan untuk tenaga kesehatan di bidang sterilisasi dan
untuk memperbaharui pengetahuan tenaga sterilisasi tentang pengelolaan
CSSD Rumah Sakit.
E. Keaslian Penelitian