Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh didefinisikan sebagai ilmu dan seni untuk memperoleh

informasi tentang suatu objek atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan

suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji

[Lillesand dan Kiefer, 1990]. Sistem penginderaan jauh terdiri dari lima komponen dasar,

yaitu sumber tenaga, atmosfer, interaksi antara tenaga dengan benda di muka bumi,

sensor, dan sistem pengolahan data dan berbagai penggunaannya.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) adalah Lembaga

Pemerintah Non Kementerian Indonesia yang melaksanakan tugas pemerintahan di

bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan pemanfaatannya. Empat bidang

utama LAPAN yakni penginderaan jauh, teknologi dirgantara, sains antariksa, dan

kebijakan dirgantara.

Kegiatan dilakukan oleh mahasiswa magister Teknik geologi universitas

hasanuddin dengan mengunjungi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

(LAPAN) memberi pemahaman yang lebih detail mengenai bagaimana peran

pengindraan jauh terhadap perkembangan zaman yang memberi banyak manfaat kepada
berbagai elemen-elemen baik itu institusi pemerintahan, perusahaan swasta maupun

dibidang Pendidikan.

1.2 rumusan masalah

Bagaimana gambaran system pengindraan jauh yang saat ini berkembang dan

yang digunakan di Indonesia.

Bagaimana hasil dari pembuatan peta berdasarkan data di lapangan dan

penjelasannya.

1.3 tujuan kegiatan

Mengetahui gambaran system pengindraan jauh yang saat ini berkembang dan

yang digunakan di Indonesia

Menghasilkan peta dan hasil perjalanan berdasarkan data di lapangan beserta

penjelasannya.

1.4 manfaat kegiatan

Memahami bagaimana peran system pengindaraan jauh bagi dunia Pendidikan

Memahami lebih rinci bagaimana system pengindraan jauh mengasilkan data-data

yang akurat dan dapat menghasilkan peta-peta yang lebih rinci.


BAB II
TINJAUN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau sensor lainnya
(Hornby, 1974). Citra adalah gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran
pada foto) yang dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau
elektronik. Citra adalah gambaran obyek yang dihasilkan oleh pantulan atau pembiasan
sinar yang difokuskan oleh sebuah lensa atau sebuah cermin (Simonett et al, 1983).

Sensor dalam Pengideraan Jauh

Citra dihasilkan melalui proses perekaman dengan bantuan sensor.Sensor ada dua: Sensor
fotografik dan sensor non-fotografik. Sensor non fotografik masih dapat dirinci menjadi
sensor peminadi (pelarik/penyiam atau scanner) dan sensor radar/gelombang mikro.
Sensor Fotografik Sensor ini menangkap kenampakan obyek melalui perekaman besarnya
pantulan sinar (gelombang elektromagnetik) dari obyek yang masuk melalui susuan lensa
pada kamera dn kemudian mengenai lapisan film yang peka cahaya.

Sensor Fotografik Variasi warna yang muncul pada gambar yang dihasilkan terganting
pada:

1.Sistem lensa, diafragma, dan filter yang digunakan untuk menerima cahaya

2.Jenis dan kepekaan film

3.Spektrum panjang gelombang yang diizinkan masuk ke dalam sistem kamera.

Kamera dengan film hanya mampu bekerja dalam rentang 0,4 m-0,9 m (perluaannya
sampai spektrum inframerah dekat).
Proses fotografik:

Sinar yang diizinkan masuk tersebut secara serentak menerpa film

Sinar yang meninggalkan jejak kekuatan energi paparan pada tingkat pembakaran yang
ada pada film tersebut

Film kemudian diproses secara kimiawi di laboratorium, dan dicetak menjadi foto udara
berwarna maupun hitam putih, tergantung pada jenis film dan pencetakan yang
digunakan.

Sensor Non-Fotografik

Sensor non-fotografik berupa scanner menerima pantulan dari satu wilayah sangat
sempit pada permukaan bumi (instanteous field of view/IFOV =medan pandang sesaat)
yang masuk ke dalam sistem lensa, dan kemudian mendeteksi besarnya pantulan tersebut
dengan detektor peka cahaya.

Penyiaman (scanning)

- ACROSS TRACK

Sistem kensa menyilang arah geka wahana. Jadi selama wahana maju ke depan, sistem
lensa bergerak ke kanan atau ke kiri (Whiskbroom)
- ALONG TRACK Along-track

.Pemindai ini berupa CCD (Charge Coupled Device) yaitu sederet detektor yang
berjumlah ribuan keping per spektrum panjang gelombang.Gerak dari oemindai ini adalah
menyapu sepanjang gerak wahana yang membawanya (Pushbroom).

- AREA ARRAY Area Array

Tersusun atas dua dimensi CCD berbentuk matrks. Sehingga sensor dapat difungsikan
secara diam dan menangkap informasi spektral obyek tanpa melakukan gerakan
sepanjang orbit atau menyilang ke arah orbit.
Data hasil pemindaian disimpan secara digital, yaitu disimpan dalam kode biner
dengan tingkat kecerahan 0-63. 0-127, 0-255, atau bahkan 0-2047. Angka-angka digital
yang mewakili variasi nilai pantulan ini kemudian dibaca oleh program komputer, dan
setiap titik obyek dengan nilai digital tertentu diubah menjadi sel-sel penyusun gambar
pada layar monitor yang disebut pixel.

Multispektral dan Multiband

Sensor yang dioperasikan dengan spektrum yang sangat sempit namun dalam
jumlah banyak (lebih dari 1 spektrum) maka citra ini disebut citra multispektral. Sistem
fotografik sebenarnya juga mampu menghasilkan foto pada berbgai saluran, namun
membutuhkan beberapa lensa sekaligus pada kameranya. Foto semacam ini disebut foto
multiband.
Sensor Gelombang Mikro-Radar

Dapat dilakukan secara tegak maupun miring/menyamping Namun lebih banyak


dilakukan menyamping karena sistem radar merupakan sistem aktif yang mengirim sinyal
gelombang dari suatu antena, dan sekaligus menerima hamburan balik yang dicatat oleh
sensor.

Karena pengiriman sinyal dilakukan menyamping (side-looking), maka pada


umumnya lereng yang menghadap sensor akan tampak cerah sedangkan lereng yang
membelakangi sensor tampak gelap. Hal ini mengakibatkan citra yang dihasilkan
cenderung mampu menyajukan kenampakan relief dengan baik.

Sensor Gelombang Mikro-Radar

Sinyal yang kembali ke sensor dicatat amplitudo dan frekuensinya sekaligus


sejauh masih dalam lingkup lebar pancaran (karena ketika gelombang dipancarkab
oleh sensor, wahana sudah bergerak maju, sehingga tidak seluruh pantulan yang
betupa hamburan balik akan sampai ke sensor.
Sinyal kembali ini kemudian dibandingkan dengan sinyal referensi yang dimiliki
oleh sistem, dan juga diperhitungkan akibat intervensi antara sinyak datang dan
yang kembali ke sensor.
Sinyal ini disimpan secara fotopgrafis dan menghasilkan film sinyal.
Citra dengan format asli digital mempunyai ciri pengenal lain, yaitu resolusi
spasial. Resolusi spasial secara langsung terkait denfan kerincian informasi spasial citra
(seberapa rinci citra itu mampu menyajikan ukuran obyek terkecil). Jadi setiap 1 pixel
dalam layar monitor mampu mewakili berpa luas dalam keadaan asli di lapangan.

Pengenalan Resolusi Spasial dan Pola Spektral

Citra dengan format asli digital mempunyai ciri pengenal lain, yaitu resolusi
spasial.
Resolusi spasial secara langsung terkait denfan kerincian informasi spasial citra
(seberapa rinci citra itu mampu menyajikan ukuran obyek terkecil).
Jadi setiap 1 pixel dalam layar monitor mampu mewakili berpa luas dalam
keadaan asli di lapangan.

POLA PANTULAN SPEKTRAL OBYEK


Pantulan Spektral

Air jernih cenderung memberikan pantulan yang lebih rendah daripada air keruh
pada semua wilyah panjang gelombang
Vegetasi memberikan pantulan sangat rendah pada spektrum biru, meningkat agak
tinggi pada spektrum hijau (oleh karena itu, tampak hijau di mata manusia),
menurun lagi di spektrum merah (karena serapan kuat oleh pigmen daun), dan
meningkat sangat tajam di spektrum inframerah dekat akibat pantulan oleh ruang
antra sel pada jaringan spongy daun.
Vegetasi kembali memberikan pantulan rendah di saluran inframerah tengah I dan
inframerah II karena pengaruh kandungan lengas (kelembaban) yang tinggi.

Pantulan Spektral

Tanah bertekstur rekatif kasar (pasiran) atauapunrelatif lembab memebrikan


pantulan yang cenderung meningkat dari spektrum biru ke inframerah dekat,
kemudian sedikit turun pada spektrum inframerah dekat I dan II karena oengaruh
serapan oleh lengas tanah.
Tanah bertekstur relatif halus ataupun berna merah di lapangan dan sangat tipis
cendrung memberikan pantulan yang terus meningkat sering dengan
meningkatnya panjang gelombang.
2.2 Geologi Regional

Anda mungkin juga menyukai