Dwika Novriyanti Fajrien-Fdk
Dwika Novriyanti Fajrien-Fdk
Skripsi
Oleh
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam
(S. Sos.I) Pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Oleh:
Di bawah bimbingan :
1. Skripsi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Sidang Munaqasyah
Ketua, Sekretaris,
Pembimbing,
bagi Dzat yang Maha Pemberi makna hidup kepada makhluknya, Dzat
yang Maha Agung, Maha Bijaksana. Penulis dengan penuh keikhlasan hati
bersyukur atas kehidupan yang diberi, potensi akal dan kasih sayang
Agung pengusung cahaya Ilahi dan rahmat bagi seluruh alam, ialah
mengakui penulisan skripsi ini jauh dari kesempurna dan juga tidak akan
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis
membalas pengorbanannya.
bantuan, motivasi, teguran, semangat serta doa dan nasehat yang selalu
selaku Pembantu Dekan bidang sarana dan prasarana, serta Drs. Study
buku-bukunya.
beserta Ibunda Siti Zulaeha yang telah rela mencurahkan kasih sayang
5. Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum, selaku dosen pembimbing skripsi yang
semoga skripsi ini akan bermanfaat bagi saya khususnya dan siapapun
yang membacanya.
6. Kakanda Utami dan Adik Tri, terima kasih atas motivasi dan doa kalian
8. Kepala Sekolah SD Islam Sabilina Bapak Agus Fatah terima kasih atas
kepada penulis.
9. Ibu Rd. Dety Anggraeni, selaku wakil Kepala Sekolah yang sudah
11. Ibu Susiani (Bule Ani) dan Bapak Toni (Le Yono), terima kasih
banyak atas referensinya tentang Sekolah Sabilina. Serta atas doa dan
membuat skripsi. Abid, Na, Karin terima kasih atas doa dan
13. Kepada keluarga besar Bapak dan Ibu Prof. Dr. H. M Yunan Yusuf
14. Rekan-rekan BPI, khususnya BPI angkatan 2005, Laily, Jefri, Agus,
15. Terima kasih kepada Mas Ipul yang sudah banyak membantu dalam
Sharen dan Risma yang dapat menghibur ketika penulis sedang jenuh
Semoga bantuan dan kerjasama yang baik ini dibalas oleh Allah SWT,
Amien!
Penulis
ABSTRAK ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang 1
Masalah...............
B. Pembatasan dan Perumusan 8
Masalah......
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 8
...
D. Metodologi Penelitian...... 9
E. Sistematika Penulisan..
13
A. Sekilas Yayasan 36
Sabilina.........................................
B. Identitas Sekolah.. 37
C. Visi dan Misi
Sekolah.................................................................. 38
D. Kurikulum Pendidikan.
E. Komponen Siswa. 38
F. Sarana dan Prasarana...
40
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA.
40
A. Pelaksanaan Bimbingan Kisah....
B. Tahap Pembentukkan Kepribadian dengan
40
Kisah..
C. Gambaran Umum Subyek 40
Penelitian..
D. Metode yang Digunakan 42
45
BAB V PENUTUP 45
A. Kesimpulan..
B. Saran.
46
DAFTAR PUSTAKA.. 46
LAMPIRAN 57
59
63
65
65
66
68
BAB I
PENDAHULUAN
bukan tidak mungkin jumlah tersebut bisa menjadi salah satu anasir
orang per tahun usia anak dan remaja mengakhiri masa frustrasinya akan
1
Neno Warisman, Makalah Seminar Kisah Antara Kisah dengan Kepribadian Anak Kita,
(Depok: Hotel Bumi Wiyata 2008), h. 1.
2
Ibid., h. 1-2.
Pada tingkat TK atau SD menjadi tempat pertama anak-anak
anak. Oleh karena itu, penetapan pelajaran bercerita pada masa awal
salah satu cara yang cukup efektif dalam menasihati anak adalah melalui
cerita atau kisah. Hal ini cukup efektif, karena anak akan mampu
menyerap dengan mudah gambaran tentang baik dan buruknya sesuatu hal
3
Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik Dengan Cerita, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002), h. 4-5.
mulut sebagai upaya penyampaian pesan yang terdapat di dalam masing-
masing cerita.4
negatif. Hal ini kecuali jika kita menghindarkan hal yang negatif atau
berpengaruh pada pembentukan moral dan akal anak, dalam kepekaan rasa,
melekat dalam ingatan banyak orang. Bahkan para guru, orang bijak, dan
orangtua selalu menyelipkan cerita ini di beberapa pesan moral yang mereka
sampaikan kepada murid atau anaknya agar menjadi anak yang berbakti
kepada orangtua dan tidak mendapatkan murka Tuhan. Bingkai cerita rakyat
memberikan bahasa khusus untuk sebuah larangan, pantangan, dan hal tabu,
Banyak hikmah dan pesan moral yang dapat diambil dan dijadikan
4
Wahyu Media, Bentuk-bentuk Kepribadian Anak Melalui Cerita Rakyat, artikel diakses
pada 02 April 2009 dari http://www.wahyumedia.com
5
Majid, Mendidik Dengan Cerita, h. 4.
6
Media, Bentuk-bentuk Kepribadian Anak Melalui Cerita Rakyat.
dan pengorbanan seorang pemimpin, ketulusan cinta kasih ibu, dan kerugian
merupakan daya tarik dan bisa menjadi imajinasi anak dalam mencerna cerita.
Kini cerita yang sarat akan nilai-nilai moral mulai tersingkir dengan
orang tua dan menjadi pencerita utamanya. Di Negeri Cina, ada sebuah
kaum ibu di tempat itu seringkali menceritakan kisah atau bercerita kepada
anak-anaknya setiap kali anak-anak akan beranjak tidur, para ibu dengan rutin
sahabat, atau tokoh muslim, kita dan anak-anak mungkin tidak lagi mengenal
cerita Si kancil Curi Ketimun. Tetapi lebih paham dengan judul Si Tansil
Curi Triliyun. Buktinya sekarang, otak kancil masih merajalela. Tanpa sadar
7
Neno Warisman, Bercerita, Sudahkah Anda Membiasakannya?, artikel diakses pada 27
Maret 2009 dari http://www.google.com. h. 2-3.
pencerita asal Yogyakarta yang kerap diundang ke berbagai tempat untuk
orangtua sebagai pendongeng, dan tentu saja untuk anak sebagai pendengar.
Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan cara
yang ampuh dan efektif untuk memberikan human touch atau sentuhan
kisah, seperti kisah para Nabi dan Rasul. Begitu pentingnya cerita sehingga
menceritakan tentang kisah Nabi dan Rasul terdahulu. Allah swt berfirman
emosi anak terhadap kisah akan memberi peluang bagi anak untuk meniru
8
Ibid., h. 4.
9
Kak Mal, The Power Of Story Telling Kekuatan Dongeng Terhadap Pembentukan
Karakter Anak, (Depok: Luxima Metro Media), h. 12.
tokoh-tokoh berakhlak baik dan berusaha meninggalkan perilaku tokoh-tokoh
berakhlak buruk.
1(22 34$
567872$
9:;
=> ?A
BCA
D #$ &E'(F GH;IJ'
KB2 L'(72N O$PQ S
'T(' UV+7J2N 0WVXG YZ[
O\(] &^_`a bc`2d
#`&D2' -///0
Artinya : Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Quran itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman.(QS. Yusuf [12]: 111)
yang Allah berikan kepada kita, agar kita dapat mengambil pelajaran dari
kehidupan umat-umat yang terdahulu. Juga agar kita mengetahui bahwa Allah
adalah Maha kuasa atas segala sesuatu, dan Allah Maha Penyayang terhadap
kita, sebab Dialah yang mendekatkan petunjuk dan bimbingan kepada kita
dalam pola yang sangat sederhana dan sesuai dengan akal manusia. Selain itu,
juga agar semua pihak mengetahui bahwa al-Quran menjelaskan tentang
segalanya.
Cerita atau kisah mempunyai kekuatan dan daya tarik tersendiri dalam
menarik simpati anak, perasaannya aktif. Hal ini dapat memberi gambaran
bahwa cerita atau kisah disenangi banyak orang, cerita dalam al-Quran bukan
hanya sekedar memberi hiburan, tetapi untuk direnungi, karena cerita dalam
Dapat dipahami bahwa cerita dapat melunakkan hati dan jiwa anak
didik, cerita tidak hanya sekedar menghibur tetapi dapat juga menjadi nasehat,
memberi pengaruh terhadap akhlak dan perilaku anak, dan terakhir kisah atau
kepadanya.10
Cibubur.
10
Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik Dengan Cerita, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2002), h. 3.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
2. Perumusan Masalah
1. Tujuan penelitian
2. Manfaat penelitian
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
yang harus ditemukan sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada sesuatu konteks
alamiah.11
11
Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2007), cet. ke-23, h. 6.
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.12
kasus. Yang didefinisikan sebagai kasus yaitu fenomena khusus yang hadir
dalam suatu konteks yang terbatasi (bounded contcxt). Kasus itu dapat
12
Ibid., h. 4.
13
Wijaya, Hesti R. Penelitian Berperspektif Gender dalam Jurnal Analisis Sosial:
Analisis Gender dalam Memahami Persoalan Perempuan, Edisi 4/November, (Bandung: Akatiga,
1996), h. 4.
14
Poerwandari, Kristi E. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia,
(Jakarta: LPSP3 UI, 2001), h. 12.
15
Kristi E. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia, h. 13.
2. Subjek dan Objek Penelitian
berikut:
a. Observasi
kisah Islami.
b. Wawancara (interview)
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rieneka Cipta, 1996), h. 145.
17
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta, 2005), h. 72.
bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna
ditetapkan dan disusun oleh peneliti sendiri secara jelas dan terinci
c. Dokumentasi
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan
18
Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES,
1995), cet. ke-1, h. 263.
19
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 284.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan
tujuan yang ingin dicapai, yaitu dari data yang terkumpul kemudian
kesimpulan akhir.
5. Teknik Penulisan
E. Sistematika Penulisan
terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN
Islami.
Pada bab ini berisi tentang temuan data dan analisis pelaksanaan
BAB V PENUTUP
TINJAUAN TEORI
A. Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
20
M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h.
9.
21
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1982), h. 66.
membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpensi-interpensi
dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh
penjelasan, yaitu:
22
Ibid., h. 95.
23
Prayitno dan Eman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), cet. ke-1. h. 94.
b) Bimbingan dilakukan secara berkesinambungan, tidak cukup sekali
2. Bentuk Bimbingan
mendatang.24
dengan petunjuk Allah swt. Hal ini harus mendapat perhatian dari
hidupnya.
24
M. Arifin, Teori-teori Konseling Agama dan Umum, (Jakarta: Golden Terayon, 1996),
cet. ke-3, h. 17.
25
Ibid., h. 18.
mengarahkan perkembangan kepribadian (aspek psikologi dan
Health Counseling).
menurut agamanya.
yang mungkin pada saat itu telah lenyap dalam jiwa klien.
3. Metode Bimbingan
26
M. Arifin, Teori-teori Konseling Agama dan Umum, (Jakarta: Golden Terayon, 1996),
h. 19.
Dalam pengertian harfiah metode adalah jalan yang harus
tujuan yang diinginkan baik sarana tersebut baik berupa fisik maupun
pengertian metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk
1. Wawancara
memberikan bimbingan.
27
Arifin, Teori-teori Konseling Agama dan Umum, h. 19.
28
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Departemen Pendidikan
dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. ke-1, h. 580-
581.
melakukan hubungan timbal balik dan teman-temannya dan
B. Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Inggris yang berasal dari kata Personal dalam bahasa Latin yang
berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh
29
Agus Sujanto, dkk., Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet . ke-9.
h.10.
30
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umur Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), cet.
ke-9. h. 84.
yang berlangsung lama.31 Dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian
orang lain yang tercermin melalui tingkah laku, cara berbicara, berfikir,
dan lain-lain.
sekaligus jadi dan dengan cara yang mudah. Oleh karena itu,
yang diterimanya dari orang tuanya, apakah secara sengaja atau tidak
31
Sujanto, Psikologi Kepribadian, h. 11.
32
Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998),
cet. ke-8, h. 1.
33
Baihaqi, Metodologi Dakwah Pada Kehidupan Remaja, (Jakarta: Ditjen Bimas Islam
dan Urusan Haji, 1992-1993), h. 6.
Dalam Islam, sitilah kepribadian lebih dikenal dengan term al-
supra kesadaran manusia yang memiliki daya emosi (rasa), kedua akal
prasadar atau bawah sadar manusia yang memiliki daya konasi (karsa).
a. Faktor Genetik.
34
Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), cet.
Ke-1, h. 124.
35
Abdul Mujib, Kepribadian Dalam Psikologi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), h. 10.
36
Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, h. 126.
37
Zulkifli Rahman, Kepribadian Muslim Sejak Dini, artikel diakses pada 28 Maret 2009
dari http://www.google.com
Genetika atau disebut juga GEN adalah merupakan bawaan anak dari
luwes, keras kepala, kuat kemauan dan lain-lain. Yang mana watak
b. Faktor Keluarga
getaran naluriyah yang kuat dari kondisi ibu, ayah, bahkan dari
lingkungan sekitar.
lembut sekalipun. Dia mudah terkejut atau kaget. Pada fase ini,
membentuk kepribadiannya.
3) Fase Anak. Pada fase ini, anak sudah mulai menyimpan dalam
Tergantung apa yang pernah atau sering dilihat dan didengar sejak
c. Faktor Lingkungan.
langsung memberi warna dan pengaruh yang kental, ada pula yang
38
Neno Warisman, Kisah Antara Kisah dengan Kepribadian Anak Kita, (Depok: Hotel
Bumiwiyata, 2008), h. 3.
2. Daya serap akan meningkat jika konsep disajikan dalam konteks
pengalaman langsung.
dipertimbangkan39:
39
Neno Warisman, Kisah Antara Kisah dengan Kepribadian Anak Kita, h. 4.
b. Experiencing: belajar dalam konteks eksplorasi. Anak-anak akan
dalam kisah.
tapi juga fokus pada dunia nyata bahwa hidup ini harus berjamaah.
berhadapan dengan sesuatu yang baru yang dibangun dari hal-hal yang
pendidikan yang disajikan pada anak kita dapat memberi warna yang
syariat Islam.
Ketika kita sudah mengenal berbagai faktor yang
berbagai faktor tersebut. Apa yang harus kita perbuat dan bagaimana
C. Anak
1. Pengertian Anak
paling kecil misalnya itu baru berumur 6 tahun. Menurut Singgih, anak
anak, Yaitu:
40
Singgih D. Gunarsa, Dasar-dasar Teori Perkembangan Anak, (Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia, 1997), cet. ke-6. h. 25.
c. Masa bayi (babyhood) 2 minggu sampai 2,0 minggu.
tuanya, hatinya bersih, suci, dan polos, kosong dari segala ukiran dan
gambaran.42
2. Kebutuhan Anak
a. Kebutuhan Biologis
lainnya.
b. Kebutuhan Psikis
41
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. ke-2. h.
13.
42
Muhammad Nur Abdul Hafizh. Mendidik Anak Bersama Rasullah, (Bandung: Penerbit
Al-Bayan, 1999). h. 35.
Kebutuhan psikis adalah segala dorongan yang bersifat
c. Kebutuhan Sosial
penghargaan. 43
sayang, rasa aman, harga diri, kebebasan, akan sukses dan akan
mengenal.
43
Salman Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problem Remaja,
(Jakarta: Kalam Mulia, 1999), h. 72.
ibu untuk menumpuhkan perhatiannya kepada si anak ialah
itu bagi si anak, antara lain: emosi tidak matang. Ia akan lekas
yang wajar.
terluang.
mengoncangkan jiwanya.
sebagainya.
sebagainya.
D. Kisah
1. Pengertian Kisah
bahasa Arab yang bentuk jamanya, yaitu qishah yang berarti kisah,
cerita, berita, keadaan atau tatabbu al-atsar (napak tilas atau mengulang
amr), berita (khabar), dan keadaan (hal). Dalam bahasa Indonesia, kata
itu diterjemahkan dengan kisah yang berarti kejadian (riwayat dan lain
sebagainya).
pelaku baik pada hakikatnya tidak ada ataupun benar-benar terjadi yang
berkisar pada dirinya ataupun tidak, namun kisah itu disusun atas dasar
2. Pembagian Kisah
44
Agus Fatah, seri panduan guru dan orang tua Mendongeng siapa takut? 13 kiat sukses
bagi guru dan orang tua (Kalisari: Al-Madaris, ). h. 47.
Kisah juga dibagi kedalam beberapa di antaranya sebagai
berikut:45
45
Ibid,.h. 8-9.
Kisah cerita yang diambil dari Al-Quran. Kisah-kisah ini
yang mulia dan maksud yang agung tentang akhlak yang dapat
Nabi Adam, kisah tentang Nabi Nuh, keluarga Imran, dan lain-
lain.
3. Manfaat Berkisah46
i. Menghibur.
46
Agus Fatah makalah sharing, Sukses Berkomunikasi & Mendongeng, (TK Nizamia
Andalusia, 2007), h. 3.
4. Tujuan Kisah Dalam Al-Quran
Allah.
hamba-hamba pilihannya.
a. Dongeng
c. Kisah
Pondok Gede Bekasi. Sampai saat ini Yayasan Sabilina diketuai oleh
Permai Cibubur.
mendapat kesan yang baik dan positif dari orang tua murid dan masyarakat
mencetak generasi penerus bangsa yang mempunyai ilmu yang tinggi serta
B. Identitas Sekolah
Kabupaten/Kota : Bekasi
Website : www.sabilina.sch.id
1. Visi Sekolah
47
Situs Sabilina, artikel diakses pada 20 April 2009 dari http://www.sabilina.sch.id
2. Misi Sekolah
hidupnya.
dan entrepreneurship.
D. Kurikulum Pendidikan
2. Kurikulum Agama
pembelajaran
h. Tahfidzul Quran
3. Kurikulum Alam
terdiri dari :
a. Gardening
d. Kemandirian
e. Keterampilan diri
f. Kerumahtanggaan
g. Wirausaha
a. Bahasa Indonesia
Story telling satu kata ajaib. Guru bercerita tentang satu kata
ajaib yang bisa merubah suasana menjadi lebih baik. Kata itu
adalah maaf.
b. PKN
c. IPS
Malang
semangat bekerja
d. Bahasa Indonesia
hidup
kelompok.
E. Komponen Siswa
Keadaan
Bangunan Jumlah
Baik Sedang Rusak
Unit Bangunan 2
Ruang Belajar 9
Rumah Dinas Penjaga 1
Ruang Guru 1
Ruang Kepsek 1
Ruang Perpus 1
Ruang Lab 1
Ruang Kamar Mandi 6
Ruang UKS 1
Ruang Administrasi SD 1
Ruang Administrasi Yayasan 1
Jumlah 25
Sarana Penunjang
Keadaan
Jenis Sarana Penunjang Jumlah
Baik Sedang Rusak
Buku Perpustakaan 1,200 buku
Alat Komputer 13 Unit
Alat Olah Raga 1 set
Bola Sepak 7
Bola Voly 1
Bola Basket 3
Net 1
Sarana Air Bersih 4
Bola Tennis 50
Sumber data : Laporan bulanan Sekolah Sabilina untuk DIKNAS
BAB IV
1. Bahasa Indonesia
Nabi Nuh yang diawali dengan menyanyikan lagu kisah nabi Nuh,
dari kisah tersebut. Diantara sikap yang bisa diambil dari kisah
tersebut adalah:
a) Sabar
b) Teguh pendirian
2. PKN
kita lihat dari tabel di atas. Adapun materi yang disampaikan dalam
setiap pelajaran seperti yang dapat kita lihat dari beberapa contoh mata
3. IPS
mengenai kehidupan petani. Dalam cerita ini ada dua perspektif yang
dikedepankan, dan siswa melakukan role play pak tani ku sayang, pak
tani ku malang.
4. Matematika
yang cerdik. Dalam prosesnya guru dan siswa berdiskusi tentang cerita
diantaranya tentang rahasia siang dan malam. Melalui cerita ini guru
tahu tentang alam raya sebagai ciptaan Allah yang berimplikasi kepada
cerita yang diceritakan oleh guru, indikatornya untuk anak mengerti itu
maka anak harus dapat menyebutkan tokoh yang berwatak baik dan
buruk, setting latar, dan memerankan tokoh. Jadi indikator itu adalah
pembentukan akhlak pada anak, karena lewat kisah anak lebih mengerti
dengan pesan moral ataupun kebaikan yang tertanam pada kisah itu.
Maka di sekolah ini salah satu penanaman akhlak anak adalah melalui
berikut:
48
Wawancara pribadi dengan Bapak Agus Fatah. Cibubur, 17 april 2009.
mengajarkan kebaikan, akhlak dengan berbagai cara salah satu
caranya dengan mengisahkan kisah para Nabi dan orang shaleh.49
diambil dari cerita atau kisah yang dapat diteladani. Maka setiap cerita
sebagai berikut:
49
Ibid.,
50
Wawancara pribadi dengan Ibu Dety Anggraeni. Cibubur, 17 April 2009.
datar, tapi okelah pada saat menit-menit pertama dia respon dia
mendengarkan. Tapi kalau membawakannya seperti itu terus anak
lama-lama heeee.tidak tertarik lagi dia akan lebih tertarik ngobrol
sama temannya, tapi kalau dari awal sudah memakai karakter yang
berbeda atau lebih ekspresif itu sampai bahkan kalau kita sudahi itu
anak-anak lanjut lagi dong bu, okey tapi kita lanjut besok
ya!Yaaaajadi dia tergantung gurunya yang bawa kalau monoton ya
mereka tidak akan merespon sampai akhir.51
kuat bagi perubahan pada diri anak misalnya membuat anak lebih
semua itu tergantung pada tujuan kita dalam bercerita. Seperti contoh
51
Ibid.,
52
Wawancara pribadi dengan Bapak Agus Fatah. Cibubur, 17 April 2009.
Kebaikan yang terkandung di dalam kisah lebih mudah diterima
53
Ibid.,
55
Wawancara pribadi dengan Bapak Agus Fatah. Cibubur 17 April 2009.
Surabaya dan Jakarta. Penelitian itu kesimpulannya adalah 73% anak-
anak yang sekarang udah dewasa itu diteliti, orang-orang seperti dwi
dilakukan penelitian ada ratusan responden mengatakan bahwa waktu
saya kecil donggeng itu berpenggaruh besar ke saya 73%. 73% mereka
percaya sama dongeng bisa membuat perilaku anak-anak berubah jadi
dongeng itu mempengaruhi. Di Surabaya 79% jadi pengaruhnya besar
sekali.56
sebagai berikut:
1. Mengenalkan
2. Merasakan
56
Ibid.,
57
Neno Warisman, Kisah Antara Kisah Dengan Kepribadian Anak Kita Depok, 2008.
Bimbingan pembentukan kepribadian anak melalui kisah atau
cerita yang akan kita berikan pada anak dibedakan melalui usia:
Anak pada usia ini belum mengerti dengan alur cerita yang
kita ceritakan, karena anak pada usia ini lebih memperhatikan alat
usia ini anak lebih tertarik pada cerita tentang dirinya dan
yang dapat kita karang sendiri. Tetapi di usia ini jika kita
karena anak pada usia ini gemar sekali pada kisah atau cerita yang
ajaib dan tidak masuk akal. Anak tahu bahwa dongeng itu tidak
kali tetapi jika ada kelainan dalam hal menceritakannya anak tidak
nyata. Namun, hal itu sesuai dengan kebutuhan fantasi anak, baik
itu anak tidak mudah menerima cerita yang mustahil dan fantastis.
Cerita yang disukai pada anak usia ini adalah cerita nyata, yaitu
cerita atau kisah para Nabi dan para sahabat, orang-orang shaleh,
dan biografi tokoh. Cerita atau kisah yang disukai pada usia ini
sebenarnya.
3. Berusaha zero
cerita atau kisah, karena dengan terbiasa memahami alur cerita atau
kaum lemah, melawan penindas adalah bagian dari akhlak yang mulia.
58
Hasil Observasi
59 Ibid
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan subyek,
hasil gambaran yang dihasilkan dari wawancara orang tua dan guru,
1. Identitas Subyek I
Nama : Alyssa
Umur : 7 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD kelas 1
60
Wawancara pribadi dengan orang tua Alyssa. Cibubur, 06 May 2009
membuat ia cepat belajar membaca. Alyssa sudah mempunyai
tidak baik.
2. Identitas Subyek II
Umur : 10 Th
Agama : Islam
Pendidikan : SD kelas 5
dewasa dan mandiri. Hal yang paling menonjol pada diri Ajeng
61Ibid.,
yang membuatnya disenangi teman-temannya adalah sikapnya
yang santun terhadap teman dan suka memberi alat tulis ketika ia
dan Nabi Ibrahim aku cerita Nabi Muhammad atau Nabi Ibrahim
misalnya aku lagi di ganggu sama anak laki-lakinya jadi aku harus
berani melawannya.62
Nama : Farhan
Umur : 12 Th
Agama : Islam
Pendidikan : SD kelas 6
62
Wawancara pribadi dengan Ajeng Miftah. Cibubur 17 April 2009.
63
Hasil observasi
ibunya untuk menceritakan. Kecintaan Farhan terhadap Nabi
itu aku sering jujur dan disiplin, Misalnya ada uang sisa jajan
shalat, udah64
dalam hal ini cara menyajikan bahan pengajaran dalam setiap kelas
b. Metode Peran
kembali kisah yang telah disampaikan oleh para guru agar anak,
64
Wawancara pribadi dengan Farhan. Cibubur, 16 April 2009
dapat mengerti dengan pesan yang disampaikan oleh kisah
tersebut.
c. Metode Pembelajaran
PENUTUP
A. KESIMPULAN
berikut :
pelajari.
saja.
membaca.
B. SARAN-SARAN
anaknya, karena :
perhatian anak.
3. Kepada Penerbit
anak.
manfaat.
Mandiriabadi 2008.
Fatah, Agus. Mendongeng Siapa Takut? 13 Kiat Sukses Bagi guru dan
Andalusia, 2007.
Fatah, Agus. Berkisah dan Mendongeng, JSIT Divisi TK, 21 Maret 2009.
Rosdakarya, 2007.
Prayitno, Prof. dr. Drs, Msc dan Amti, Drs Eman. Dasar-dasar
2003.
Publika 2006.
1998.
http://www.wahyumedia.com