Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama kelompok :
Kelas : Agroteknologi C
FAKULTAS PERTANIAN
SURABAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui pengaruh curah hujan terhadap
kondisi air tanah di Denpasar dengan menggunakan data curah hujan 10 tahun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Iklim adalah sintestis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca (hari
demi hari dan bulan demi bulan) dalam jangka panjang di suatu wilayah, sintetis tersebut
bisa diartikan pula sebagai statistik yang meliputi rata-rata, maksimum, minimum, frekuensi
kejadian, dan sebagainya.Maka iklim sering dikatakan sebagai nilai statistik cuaca jangka
panjang di suatu wilayah (Handoko, 1994).
Ilmu yang mempelajari iklim adalah Klimatologi yang berasal dari bahasa Yunani,
yaitu klima dan logos yang berarti kemiringan (slope) yang diarahkan ke lintang tempat
sedangkan logos berarti ilmu.Jadi definisi dari klimatologi adalah ilmu yang
menggambarkan dan menjelaskan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi
berbeda, dan bagaimana kaitan antara iklim dengan aktifitas manusia.Klimatologi
memerlukan intepretasi dari data-data yang banyak sehingga memerlukan statistik dalam
pengajaranya, kebanyakan orang-orang sering mengatakan klimatologi sebagai meterorologi
statistik.(Tjasyono, 2006).
Klasifikasi Iklim
a. Bulan Kering : Jika dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan < 60 mm.
b. Bulan Lembab : Jika dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan 60 100 mm.
c. Bulan Basah : Jika dalam satu bulan mempunyai jumlah curah hujan > 100 mm.
2. Iklim Oldeman
11. D4 3-4 bulan basah berurutan dan lebih dari 6 bulan bulan kering
12. E1 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan kering
13. E2 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 2-4 bulan kering
14. E3 kurang dari 3 bulan basah berurutan dan 5-6 bulan kering
Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya curah
hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu
tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila curah hujan >100 mm per bulan,
bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar antara 100 60 mm dan bulan kering bila curah
hujan < 60 mm per bulan (Anonim, 2009).
Air tanah merupakan bagian air di alam yang terdapat di bawah permukaan tanah.
Pembentukan air tanah mengikuti siklus peredaran air di bumi yang disebut daur hidrologi,
yaitu proses alamiah yang berlangsung pada air di alam yang mengalami perpindahan
tempat secara berurutan dan terus menerus (Kodoatie, 2012).
BAB III
PEMBAHASAN
Masukan utama alami untuk air tanah adalah serapan dari air permukaan, terutama dari
air hujan. Oleh karena itu kajian air tanah pada suatu wilayah akan selalu berhubungan dengan
besaran curah hujan di wilayah tersebut.
Selama tahun 2010-2014 terlihat bahwa rata-rata di daerah Kota Denpasar setiap bulan terjadi
turun hujan walaupun pada bulan Agustus, September, Oktober adalah bulan-bulan dengan
curah hujan lebih rendah dibandingkan bulan-bulan lainnya. Berdasarkan curah hujan di Kota
Denpasar selama 5 tahun terakhir menggunakan klasifikasi iklim Schmidt & Ferguson diperoleh
data 6,8 bulan basah, 3,6 bulan kering
Q = BK/ BB X 100%
= 52,95
Suhu udara akan mempengaruhi ketersediaan air tanah melalui mekanisme besarnya
evapotranspirasi. Nilai suhu udara berfluktuatif terhadap nilai evapotranspirasi yaitu terjadi
kenaikan dan penurunan suhu disertai kenaikan dan penurunan evapotranspirasi, hal ini
disebabkan oleh unsur-unsur iklim.Menurut Handoko (1996) bahwa secara potensial
evapotranspirasi ditentukan hanya oleh unsur-unsur iklim (suhu dan udara), sedangkan secara
actual evapotranspirasi juga ditentukan oleh kondisi tanah dan sifat tanaman.
Evapotranspirasi
Potensi air tersedia dalam tanah sangat diperlukan dalam manajemen air dalam rangka
pengembangan tanaman pangan di lahan tadah hujan.Fluktuasi ketersediaan air tanah dari
bulan ke bulan dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan neraca air (Ayu dkk, 2013;
Djufry Fadjry, 2012).Curah hujan dan evapotranspirasi memberikan informasi tentang perkiraan
jumlah air tanah yang dapat disimpan dalam matriks tanah untuk menentukan periode surplus
atau defisit air di lahan, yang dapat dianalisis melalui perhitungan neraca air.
Secara kuantitatif, neraca air menggambarkan prinsip bahwa selama periode waktu
tertentu masukan air total sama dengan keluaran air total ditambah dengan perubahan air
cadangan (change in storage) (Djufry Fadjry. 2012). Nilai perubahan air cadangan ini dapat
bertanda positif atau negatif.Jika nilai perubahan cadangan air tanah adalah negative maka
dapat dikatakan bahwa kondisi air tanah mengalami defisit air.Bila cadangan air tanah adalah
positif maka dapat dikatakan tersimpan sejumlah air di tanah.
Curah hujan dan evapotranspirasi akan memberikan informasi perkiraan jumlah air yang
dapat diperoleh untuk menentukan periode surplus (S) atau defisit (D) air tanah di lahan, yang
dapat dianalisis melalui perhitungan neraca air. Defisit air dihitung berdasarkan keseimbangan
air tanah dan tanaman.Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh ketersediaan air, curah hujan
dan evapotranspirasi.Terdapat hubungan nilai antara curah hujan (P) dengan evapotranspirasi
potensial (ETP). Apabila curah hujan melebihi evapotranspirasi maka akan terjadi surplus air
pada lahan dan sebaliknya jika curah hujan lebih kecil dari evapotranspirasi maka akan terjadi
defisit air pada lahan.
Evapotranspirasi Evapotranspirasi
= (-0,146 x 2175) = (-0,146 x 2175)
+1276 +1276
= 958,45 = 958,45
Run off Run off
= (0,4 x 2175) 344 = (0,4 x 2175) 344
=526 =526
Recharge Recharge
= 2175 - 958,45 = 2175 - 958,45
526 526
=690,55 =690,55
Selama tahun 2010-2014 terlihat bahwa pada Kota Denpasar Bali setiap bulan hampir selalu
terjadi hujan. Dengan bulan basah 6,6 dan bulan kering 3,6 memiliki tipe iklim agak basah.
Sehiingga ketersedian air tanah selalu tersedia cukup sepanjang tahun.
Klasifikasi iklim mempengaruhi tingkat air tanah. Perhitungan pada ketiga tabel menjelaskan
bahwa bulan basah lebih banyak daripada bulan kering.
Berdasarkan perhitungan cadangan air tanah di Kota Denpasar Bali Tahun 2010-2014, diperoleh
cadangan air tanah pada tahun 2010= 1.073,85, tahun 2011= 690,55, tahun 2012= 579,62,
tahun 2013= 373,5 dan tahun 2014= 285,4
Cadangan air tanah paling banyak tersedia pada tahun 2010 da paling sedikit pada tahun 2014.
hal ini sesuai dengan curah hujan tertinggi pada tahun 2010 dan paling rendah tahun 2014
sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi curah hujan maka cadangan air tanah
semakin banyak.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada tahun 2010-2014 di daerah denpasar hampir setiap bulan terjadi hujan, sehingga
berdasarkan data yang di peroleh daerah denpasr memiliki tipe iklim sedang dengan
perhitungan bulanbasah 6.8 dan bulan kering 3.6. Sehingga ketersediaan air tanah tersedia tiap
tahun.Ketersediaan air tanah yang ada berpengaruh terhadap curah hujan dan
evaportranspirasi yang ada di daerah tersebut.
Apabila curah hujan melebihi evapotranspirasi maka akan terjadi surplus air pada lahan dan
sebaliknya jika curah hujan lebih kecil dari evapotranspirasi maka akan terjadi defisit air pada
lahan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan. 2002. Klasifikasi iklim indonesia. PT, Dunia Pustaka Jaya: Jakarta. [01- 05-2011-
18:00].
Safii. 1995. Sistem klasifikasi Koppen. Departemen Pertanian: Bogor. [01-05- 2011-18:00].
Tjasyono. 2004. Id.wordpress.com-klasifikasi-iklim. [01-05-2011-18:00].
http://pianunyo.blogspot.co.id/2011/05/klasifikasi-iklim.html
http://saidimammaulana051.blogspot.co.id/2014/04/laporan-agtoklimatologi-klasifikasi.html