Barang bukti kasus kematian GW (5) di tangan ibu kandungnya sendiri. (Ridwan Aji Pitoko/KOMPAS.com)
" Kekerasan di dalam rumah terlihat seperti urusan privasi seseorang, namun prinsipnya masyarakat
dapat memberikan laporan kepolisian yang saat ini memiliki Unit Perempuan dan Anak," ucap Rita
Pranawati, Wakil Ketua KPAI dan Komisioner Bidang Pengasuhan dalam keterangan resminya, Rabu
(15/11/2017).
Pihak kepolisian melalui Babinkamtibmas serta melalui pengurus wilayah setempat seperti RT RW
dapat menjadi tempat pelaporan indikasi kekerasan terhadap anak.
Baca juga : Polisi Periksa Kejiwaan Ibu yang Bunuh Anak Kandungnya
Pihak sekolah korban sebenarnya sudah melihat gejala-gejala kekerasan pada tubuh korban. Namun
korban selalu menghindar ketika ditanya mengenai luka-luka tersebut.Orangtua korban juga telah
dipanggil oleh pihak sekolah, tetapi tidak pernah hadir.
KPAI berharap sekolah sebagai rumah kedua anak dan masyarakat sebagai fungsi kontrol perlindungan
anak dapat melaporkan kepada pihak berwajib jika ada dugaan tindak kekerasan.
Pelaku yang berusia 25 tahun, berstatus orang tua tunggal. Kondisi ini rentan stress dan membutuhkan
perhatian dari masyarakat sekitar. KPAI berharap proses hukum terhadap pelaku berjalan sesuai aturan
yang berlaku.