Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN KOMUNITAS III

APLIKASI PADA KELOMPOK DEWASA LAKI-LAKI DI


MASYARAKAT

MAKALAH

oleh:

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2016
KEPERAWATAN KOMUNITAS III
APLIKASI PADA KELOMPOK DEWASA LAKI-LAKI DI
MASYARAKAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas III

oleh:

KELOMPOK 2

Ropikchotus Salamah NIM 132310101002


Dwi Maulidiandari E. NIM 132310101007
M. Fachrillah I. A. NIM 132310101015
Kurnia Juliarthi NIM 132310101012
Chairun Nisak NIM 132310101018
Nur Winingsih NIM 132310101020
Novaria Dyah A. NIM 132310101022
Lutfiasih Rahmawati NIM 132310101024
Rofidatul Inayah NIM 132310101025
Nurwahidah NIM 132310101026
Novita Nurkamilah NIM 132310101028
Aulia Bella Marinda NIM 132310101030
Yulince Atanay NIM 132310101040
Rizka Agustine NIM 132310101041
Afriezal Kamil NIM 132310101054
Siti Nur Hasanah NIM 132310101058
Yehezkiel F. N. NIM 132310101061

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT. Sehingga penulis dapat menyelesaikan


makalah yang berjudul Aplikasi pada Kelompok Dewasa Laki-Laki di
Masyarakat. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas III.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar dan semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca.
kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan
dari semua pembaca demi kesempurnaan pada pembuatan makalah selanjutnya.

Jember, Februari 2016 Penulis


BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan ketertarikan yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai ketertarikan yang sama (Riyadi, 2007). Komunitas adalah
sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling
berinteraksi (Mubarak, 2009).
Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari keperawatan yang
merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang
sehat atau yang sakit secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif serta resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif
dari masyarakat. Peran serta aktif masyarakat bersama tim kesahatan
diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang dihadapi serta
memecahkan masalah tersebut (Elisabeth, 2007).
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus
pada peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat. Untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari
individu, kelompok sampai tingkat RT dan RW. Dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan sangat ditentukan oleh perawat komunitas serta masyarakat
itu sendiri, juga dukungan dari lingkungan atau fasilitas yang tersedia di
daerah tersebut. Upaya tersebut juga ditujukan pada kelompok-kelompok
yang ada di masyarakat, misalnya kelompok bayi, balita, ibu hamil, anak-
anak, remaja, lansia, serta kelompok dewasa. Kelompok-kelompok tersebut
terdiri dari laki-laki dan perempuan. Menurut Badan Pusat Statistik (2010),
jumlah penduduk Indonesia yang berusia 15-64 tahun terdiri dari 82.104.636
penduduk laki-laki dan 81.263.055 penduduk perempuan. Tingginya jumlah
tersebut dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup masyarakat mengingat usia
tersebut masuk dalam usia produktif terutama laki-laki yang biasanya
merupakan tulang punggung keluarga. Atas latar belakang tersebut, pada
makalah ini akan dibahas mengenai aplikasi asuhan keperawatan komunitas
pada kelompok laki-laki dewasa.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana contoh kasus asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
laki-laki dewasa?
1.2.2 Bagaimana aplikasi asuhan keperawatan komunitas pada kelompok laki-
laki dewasa?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah untuk
mengetahui bagaimana aplikasi asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok laki-laki dewasa.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah:
a. untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas III,
b. untuk mengetahui contoh kasus asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok laki-laki dewasa, dan
c. untuk mengetahui bagaimana aplikasi asuhan keperawatan komunitas
pada kelompok laki-laki dewasa.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Contoh Kasus


Masyarakat Lingkungan A di RW 8 Kelurahan X terdapat sejumlah 525
jiwa penduduk yang terdiri dari 250 laki-laki dan 275 perempuan.
Berdasarkan jumlah penduduk, sebanyak 42% dari populasi laki-laki di RW
tersebut termasuk usia produktif atau usia dewasa (105 orang). Tn. K (47th)
adalah salah satu KK dari 105 penduduk laki-laki dewasa yang tinggal di RW
8. Ia memiliki seorang istri dan dua orang anak. Rumah Tn. K merupakan
milik sendiri dengan tipe permanen. Lantai rumahnya berupa tegel.
Berdasarkan data didapatkan jendela rumahnya terpasang pada setiap kamar,
menandakan bahwa rumah dibentuk agar sirkulasi udara dapat berjalan
dengan lancar. Istri Tn. K mengatakan jika jendela selalu dibuka setiap pagi,
dan ditutup malam harinya.
Kebanyakan dari warga RW 8 menggunakan sumur sebagai sumber air
untuk mereka MCK, termasuk keluarga Tn. K. Tn. K mengatakan apabila
anggota keluarganya sakit, mereka selalu membawanya ke bidan desa.
Mereka mengurangi konsumsi obat-obatan yang tidak penting. Tn. K
menjelaskan jika sebagian besar laki-laki dewasa di RW 8 bekerja sebagai
petani. Kebanyakan dari petani-petani tersebut tidak menggunakan APD
sehingga mempengaruhi fungsi pernapasan mereka. Beberapa dari laki-laki
dewasa di RW 8 mengeluhkan mengalami sakit-sakit di area tulang dan otot
karena aktivitas berat yang mereka jalani sehari-hari. Terutama merasa pegal,
dan kaku otot ketika selesai beraktivitas di sawah. Tn. K juga mengeluhkan
hal itu. Ketika dilakukan pemeriksaan, diketahui kekuatan otot Tn. K adalah
tiga.
2.2 Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
a. Data demografi
1) Struktur Keluarga
Nama KK : Tn. K
Umur : 47 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Suku/ Bangsa : Madura / Indonesia
2) Daftar Anggota Keluarga
N Nama/ Jenis Hub Aga Pend Pekerjaa Kead Fisik Ket
o Umur Kelamin Klg ma n
L P Sehat Sakit
1. Tn. K / v Suami Isla SMP Petani V Merasa sakit
47th / Ayah m pada area otot
setelah
melakukan
aktivitas
2. Ny. K / v Istri / Isla SM Ibu V -
42 th Ibu m A rumah
tangga
3. An. K / V Anak Isla SM Siswa V -
17 th m A
4. An. L / V Anak Isla SD Siswa V -
8t th m

3) Data Ekonomi
a) Penghasilan rata-rata perbulan :
1. <Rp 1.000.000
2. Rp 1.000.000-3.000.000
3. >Rp 3.000.000
b) Apakah keluarga menabung :
1. Ya 2. Tidak
Interpretasi: Keluarga Tn. K berpenghasilan kurang dari satu juta
dalam sebulan. Namun Tn. K mengatakan jika keluarga mereka
menabung untuk persiapan menghadapai masa sulit

b. Aplikasi
1) Kegiatan yang dilakukan anggota keluarga usia dewasa setelah lulus
sekolah:
a. Bekerja tetap
b. Bekerja tidak tetap
c. Menganggur
2) Apakah anggota keluarga usia dewasa merokok: tidak
3) Bila tidak, apa alasan anggota keluarga usia dewasa tidak merokok
a. Menjaga kesehatan
b. pemborosan
4) Apakah anggota keluarga usia dewasa mengonsumsi miras/obat
terlarang: tidak
5) Bila tidak, apa alasan anggota keluarga usia dewasa tidak mengonsumsi
miras/obat terlarang
a. Menjaga kesehatan
b. pemborosan
6) Apa yang dilakukan anggota keluarga usia dewasa jika ada masalah:
a. Diam
b. Bolos kerja
c. Marah
d. Pergi dari rumah
7) Bagaimana kondisi anggota keluarga usia dewasa saat ini
a. Sehat
b. Sakit
8) Apa yang dilakukan untuk anggota keluarga usia dewasa yang sakit:
a. Membawa ke pelayanan kesehatan
b. Diobati dengan obat warung
c. Didiamkan saja
9) Bila anggota keluarga usia dewasa sakit, apa keluhan/diagnose
medisnya: sakit pada daerah punggung, bahu, dan otot-otot
aktivitas. Berkaitan dengan aktivitas fisik
c. Lingkungan Fisik
1) Perumahan
a) Status Kepemilikan :
1. Sewa 2. Numpang 3. Milik sendiri
b) Tipe Rumah
1. Permanen 2. Semi permanent 3. Tidak permanen
c) Lantai
1. Tanah 2. Papan 3. Tegel 4. Semen
d) Ada jendela di setiap kamar
1. Ya 2. Tidak
e) Ada jendela di setiap rumah
1. Ya 2. Tidak
f) Jika Ya, apakah dibuka setiap hari
1. Ya 2. Tidak
g) Pencahayaan dalam rumah di siang hari
1. Terang 2. Remang-remang 3. Gelap
h) Jarak rumah dengan tetangga
1. Bersatu 2. Dekat 3. Terpisah
i) Halaman di sekitar rumah
1. Ada 2. Tidak
k) Jika ada, lokasinya
1. Di depan 2. Disamping 3. Di belakang
l) Pemanfaatan pekarangan
1. Kebun 2. Kolam 3. Kandang
m) Berapa luas rumah 20 m2
Interpretasi: Rumah yang ditinggali oleh keluarga Tn. K merupakan
rumah sendiri dengan luas 20 m2 dan bersifat permanen.
2) Sumber Air
a) Sumber air untuk masak dan minum
1. PAM 2. Sumur 3. Air mineral
b) Jika di PAM atau sumur
1. Dimasak 2. Tidak
c) Sumber air mandi/ mencuci
1. PAM 2. Sumur 3. Sungai
4. Lain-lain, sebutkan..
d) Jarak sumber air dengan septic tank
1. < 10 m 2. > 10 m
e) Tempat penampungan air sementara
1. Bak 2. Gentong 3. Ember
4. Lain- lain, sebutkan.
f) Kondisi tempat penampungan air
1. Terbuka 2. Tertutup
g) Kondisi air dalam penampungan
1. Berwarna 2. Berbau 3. Berasa
4. Tidak berasa/ berwarna
h) Ada jentik dalam penampungan air
1. Ya 2. Tidak
Interpretasi: Tn. K mengatakan jika keluarganya menggunakan air dari
sumur, kebanyakan dari warga RW 8 menggunakan sumur untuk
kebutuhan MCK mereka. jarak antara sumur dengan septic tank yang
dibawah 10 meter menjadikannya rawan.
3) Pembuangan Sampah
a) Dimana keluarga membuang sampah
1. Sungai 2. Ditimbun 3. Dibakar
4. Sembarang tempat 5. Diambil oleh petugas sampah
b) Penampungan sampah sementara
1. Ada 2. Tidak ada/ berserakan
c) Bila ada, keadaannya
1. Terbuka 2. Tertutup
d) Jarak dengan rumah
1. Dekat (< 5 m) 2. Jauh (> 5 m)
Interpretasi: keluarga Tn. K memiliki sanitasi yang kurang baik.
Pembuangan sampah yang masih belum terfasilitasi dengan baik akan
meningkatkan risiko terkena penyakit menular
4) Pembuangan Limbah
a) Kebiasaan keluarga BAB & BAK
1. Jamban/ WC 2. Sungai 3. Sembarang
b) Jenis jamban yang digunakan
1. Cemplung 2. Plengsengan 3. Leher angsa
c) Pembuangan air limbah
1. Resapan 2. Got 3. Sembarangan
d) Kondisi saluran pembuangan
1. Lancar 2. Tersumbat/ tergenang
Interpretasi: Tn. K dan keluarganya mengatakan jika mereka
memiliki jamban di rumahnya. Meskipun pembuangan air limbah di
got, Tn. K mengaku jika kondisi saluran pembuangan di daerahnya
lancar dan cukup baik
d. Kondisi Kesehatan Umum
1) Pelayanan Kesehatan
a) Sarana kesehatan terdekat
1. Rumah sakit 2. Puskesmas 3. dokter/Perawat/Bidan
4. Balai pengobatan5. Lain-lain, sebutkan.
b) Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit
1. RS 2. Puskesmas 3. Dokter praktik
4. Perawat 5. Bidan 6.Lain-lain,
sebutkan.
c) Kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan
1. Beli obat bebas 2. Jamu
d) Sumber pendanaan kesehatan keluarga
1. ASTEK/ASKES2. Tabungan 3. Dana sehat
4. JPS/ASKES MASKIN 5. Tidak ada
e) Sarana transportasi ke pelayanan kesehatan keluarga
1. Jalan kaki 2. Becak 3. Angkot
4. Kendaraan pribadi
f) Jarak rumah dengan sarana kesehatan
1. < 1 Km 2. 1- 2 Km 3. 2- 5 Km
4. > 5 Km
Interpretasi: Tn. K tampak memiliki persepsi kesehatan yang cukup
baik, keluarga Tn. K mengatakan jika apabila ada yang sakit maka
segera dibawa ke bidan desa. Hal ini menunjukkan mereka telah
memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik.
e. Masalah Kesehatan Khusus
1) Penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir
1. Demam berdarah2. Batuk pilek 3. Asma
4. TBC 5. Thypoid 6. Infeksi menular
seksual
7. Lain-lain, sebutkan..
2) Penilaian Aktivitas Dan Latihan
a) Kategori tingkat kemampuan aktivitas
Tingkat Kategori
Aktivitas/Aktivitas
0 Mampu merawat sendiri secara penuh
1 Memerlukan penggunaan alat
2 Memerlukan bantuan atau pengawasan
orang lain
3 Memerlukan bantuan, pengawasan
orang lain, dan peralatan
4 Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi dalam
perawatan
Interpretasi: Tingkat kemampuan fisik Tn. K adalah 1,
meskipun Tn. K mengaku masih bisa melakukan aktivitas seperti
biasanya, namun ketika kambuh, Tn. K membutuhkan alat untuk
beraktivitas.
3) Derajat kekuatan otot
Skala Persentase Kekuatan Karakteristik
Normal (%)
0 0 Paralisis sempurna
1 10 Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
di palpasi atau dilihat
2 25 Gerakan otot penuh melawan gravitasi
dengan topangan
3 50 Gerakan yang normal melawan
gravitasi
4 75 Gerakan penuh yang normal melawan
gravitasi dan melawan tahanan minimal
5 100 Kekuatan normal, gerakan penuh yang
normal melawan gravitasi dan tahanan
penuh
Interpretasi: Derajat kekuatan otot dari Tn. K menunjukkan skala 4,
dimana gerakan Tn. K penuh dan normal melawan gravitasi serta melawan
tahanan minimal.
f. ................................
1) Kegiatan yang dilakukan anggota keluarga usia dewasa setelah lulus
sekolah:
a. Bekerja tetap
b. Bekerja tidak tetap
c. Menganggur
2) Apakah anggota keluarga usia dewasa merokok:
a. Iya
b.Tidak
3) Apakah anggota keluarga usia dewasa mengonsumsi miras/obat
terlarang:
a. Iya
b. Tidak
4) Bila tidak, apa alasan anggota keluarga usia dewasa tidak
mengonsumsi miras/obat terlarang:
a. Menjaga kesehatan
b. Pemborosan
5) Apa yang dilakukan anggota keluarga usia dewasa jika ada masalah:
a. Diam
b. Bolos kerja
c. Marah
d. Pergi dari rumah
6) Bagaimana kondisi anggota keluarga usia dewasa saat ini:
a. Sehat
b. Sakit
7) Apa yang dilakukan untuk anggota keluarga usia dewasa yang sakit:
a. Membawa ke pelayanan kesehatan
b. Diobati dengan obat warung
c. Didiamkan saja
8) Bila anggota keluarga usia dewasa sakit, apa keluhan/diagnose
medisnya.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang aktivitas fisik pada kelompok dewasa laki-laki.

2.2.3 Intervensi Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kreteria Hasil Intervensi keperawatan
Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan NIC
berhubungan dengan keperawatan selama 3 kali 1. Monitoring vital sign
kurang pengetahuan kunjungan selama satu sebelum atau sesudah latihan
tentang aktivitas fisik minggu, klien diharapkan dan lihat respon klien saat
pada kelompok dewasa dapat beraktivitas secara latihan.
laki-laki. adekuat dengan kriteria 2. Ajarkan dan berikan
hasil: dorongan pada klien untuk
1. Klien meningkat dalam
melakukan program latihan
aktivitas fisik
secara rutin.
2. Mengerti tujuan dari
3. Berikan edukasi kepada klien
peningkatan mobilitas
3. Memverbalisasikan kelompok laki-laki dewasa
perasaan dalam terkait:
meningkatkan kekuatan a. teknik ambulasi dan
dan kemampuan perpindahan yang
berpindah aman bagi klien
b. teknik mengatur
posisi secara mandiri
dan menjaga
keseimbangan selama
latihan ataupun dalam
aktivitas sehari-hari.
c. Ajarkan pada klien
atau keluarga untuk
memperhatikan postur
tubuh yang benar
untuk menghindari
kelelahan, kram, dan
cedera.
4. Kolaborasikan dengan ahli
terapi fisik untuk program
latihan.
5. Beri penguatan positif untuk
berlatih mandiri dalam
batasan yang aman.
6. Kaji kemampuan pasien
dalam pemenuhan mobilisasi.
2.2.4 Implementasi
NO Dx KEP HARI/TGL/JAM IMPLEMENTASI PARAF &
NAMA

1. Hambatan Senin, 15 Februari 1. Memonitoring vital RS


mobilitas 2016 sign sebelum atau
fisik 08.00 WIB sesudah latihan dan
berhubungan melihat respon klien
dengan saat latihan.
kurang 2. Mengajarkan dan
pengetahuan memberikan
tentang dorongan pada klien
aktivitas untuk melakukan
fisik pada program latihan
kelompok secara rutin.
laki-laki 3. Mengajarkan pasien
dewasa. tentang teknik
ambulasi dan
perpindahan yang
aman kepada klien
dan keluarga.
4. Memberi penguatan
positif untuk berlatih
mandiri dalam
batasan yang aman.
5. Mengajarkan pada
klien dan keluarga
untuk dapat mengatur
posisi secara mandiri
dan menjaga
keseimbangan selama
latihan ataupun
dalam aktivitas
sehari-hari.
6. Mengajarkan pada
klien atau keluarga
untuk memperhatikan
postur tubuh yang
benar untuk
menghindari
kelelahan, kram, dan
cedera.
7. Mengkolaborasikan
dengan ahli terapi
fisik untuk program
latihan.
8. Mengkaji
kemampuan pasien
dalam pemenuhan
mobilisasi.
2. Hambatan Rabu, 17 Februari 1. Memonitoring vital RS
mobilitas 2016 sign sebelum atau
fisik 09.00 WIB sesudah latihan dan
berhubungan melihat respon klien
dengan saat latihan.
kurang 2. Mengajarkan dan
pengetahuan memberikan
tentang dorongan pada klien
aktivitas untuk melakukan
fisik pada program latihan
kelompok secara rutin.
laki-laki 3. Mengajarkan pasien
dewasa. tentang teknik
ambulasi dan
perpindahan yang
aman kepada klien
dan keluarga.
4. Memberi penguatan
positif untuk berlatih
mandiri dalam
batasan yang aman.
5. Mengajarkan pada
klien dan keluarga
untuk dapat mengatur
posisi secara mandiri
dan menjaga
keseimbangan selama
latihan ataupun
dalam aktivitas
sehari-hari.
6. Mengajarkan pada
klien atau keluarga
untuk memperhatikan
postur tubuh yang
benar untuk
menghindari
kelelahan, kram, dan
cedera.
7. Mengkolaborasikan
dengan ahli terapi
fisik untuk program
latihan.
8. Mengkaji
kemampuan pasien
dalam pemenuhan
mobilisasi.
3. Hambatan Jumat, 17 1. Memonitoring vital RS
mobilitas Februari 2016 sign sebelum atau
fisik 08.00 WIB sesudah latihan dan
berhubungan melihat respon klien
dengan saat latihan.
kurang 2. Mengajarkan dan
pengetahuan memberikan
tentang dorongan pada klien
aktivitas untuk melakukan
fisik pada program latihan
kelompok secara rutin.
laki-laki 3. Mengajarkan pasien
dewasa. tentang teknik
ambulasi dan
perpindahan yang
aman kepada klien
dan keluarga.
4. Memberi penguatan
positif untuk berlatih
mandiri dalam
batasan yang aman.
5. Mengajarkan pada
klien dan keluarga
untuk dapat mengatur
posisi secara mandiri
dan menjaga
keseimbangan selama
latihan ataupun
dalam aktivitas
sehari-hari.
6. Mengajarkan pada
klien atau keluarga
untuk memperhatikan
postur tubuh yang
benar untuk
menghindari
kelelahan, kram, dan
cedera.
7. Mengkolaborasikan
dengan ahli terapi
fisik untuk program
latihan.
8. Mengkaji
kemampuan pasien
dalam pemenuhan
mobilisasi.

2.2.5 Evaluasi
NO HARI/TG NO. Dx EVALUASI (SOAP) PARAF
L/ JAM KEP &
NAMA
1. Senin, 22 1 S: Klien mengatakan bahwa sudah RS
Februari
tidak merasakan pegal linu lagi
2016
O: Klien mampu beraktivitas dengan
adekuat, kekuatan otot 5
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Komunitas adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan
istilah lain saling berinteraksi. Perawatan kesehatan adalah bidang khusus dari
keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan ilmu sosial. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
masyarakat terfokus pada peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat.
Diagnosa yang dapat dijadikan prioritas sesuai kasus yang dikaji adalah hambatan
mobilitas fisik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang aktivitas fisik
pada kelompok laki-laki dewasa. Kriteria hasil dari tujuan dilakukannya
perawatan kepada klien yaitu meningkat dalam aktivitas fisik, mengerti tujuan
dari peningkatan mobilitas, memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan
kekuatan dan kemampuan berpindah.

3.2 Saran
Untuk meningkatkan keahlian dari tenaga kesehatan, khususnya bagi
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan sehingga dapat dilakukan dengan
lebih bersungguh-sungguh dan lebih profesional lagi dalam mengaplikasikan
asuhan keperawatan komunitas pada kelompok laki-laki dewasa.
.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Elisabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan


Praktek. Jakarta: EGC.

Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek dalam


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing


Diagnoses: Definitions & Classification 20152017. Oxford: Wiley
Blackwell.

Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern. 2012. Diagnosa Keperawatan Nanda


NIC NOC. Jakarta: EGC.

Mubarak, Iqbal Wahid. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas
1. Jakarta: CV Sagung Seto.

Riyadi. Sugeng. 2007. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba


Medika.

Anda mungkin juga menyukai