Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS. Makalah ini
merupakan salah satu tugas dan kewajiban bagi kelompok kami guna
menyelesaikan tugas kami untuk mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan.
Dalam penyusunan makalah ini kami tidak sedikit mendapatkan hambatan.
Namun dengan tekad dan kemauan yang kuat selaku mahasiswa yang
bertanggung jawab, maka segala hambatan dapat teratasi. Kami pun menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi membangun
kesempurnaannya.
Demikianlah penyusunan makalah ini, lebih dan kurangnya kami mohon
maaf. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
para generasi yang akan datang.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
TUJUAN ..................................................................................................................5
MANFAAT ..............................................................................................................5
BAB II
SAHAM ...................................................................................................................6
PENGARUH SIGNIFIKAT.....................................................................................8
2
TRANSAKSI HULU DAN HILIR ........................................................................17
BAB III
KESIMPULAN ......................................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 TUJUAN
Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah:
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini, yaitu dapat menambah
wawasan bagi pembaca dan bagi penulis makalah ini tentang investasi pada
instrumen ekuitas.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Saham
6
2. Menerima pembayaran deviden dan sisa kekayaan hasil likuidasi
3. Menjalankan hak lainnya berdasarkan undang-undang ini
0% 20% 50%
7
2.4 Pengaruh Signifikat
Metode biaya adalah metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan
investasi, investor mencatat investasi sebesar biayanya (historical cost
accounting), dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai penghasilan, namun
apabila dividen yang diterima melebihi bagian investor atas laba investee
8
dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurang investasi
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 13 tentang
Akuntansi untuk Investasi. Secara akuntansi, metode biaya harus diterapkan oleh
investor yang memiliki saham berhak suara pada perusahaan lain (investee) baik
secara langsung maupun secara tidak langsung dengan kepemilikan kurang dari
20%. Sedangkan Menurut PSAK No 16 tahun 2011, nilai wajar adalah jumlah
yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang
berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan
wajar.
Dalam PSAK 55 (revisi 2014), aset keangan berupa investasi pada intrumen
ekuitas diukur pada nilai wajar, sedangkan investasi pada instrumen ekuitas yang
tidak memiliki kuotasi dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya
tidak diukur secara andal, dapat diukur pada pada biaya eperolehan. Pada metode
biaya, investasi diakui dan diukur sebesar biaya perolehan, sehingga jika tidak
terdapat penambahan atau penjualan sebagian atas investasi tersebut, maka nilai
investasi tidak akan berubah dan disajikan juga sebesar biaya perolehan. Karena
acuaan pengakuan, pengukuran, dan penyajian adalah biaya perolehan, maka
disebut dengan metode biaya.
Sementar itu, pada metode nilai wajar investasi pada awalnya diakui sebesar
biaya perolehan. Namun, selanjutnya diukur pada nilai wajar dan disajika juga
pada nilai wajar tanggal pelaporan. Oleh karena acuan pengukuran dan penyajian
adalah nilai wajar, maka disebut dengan metode nilai wajar.
9
perusahaan investee baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
kepemilikan 20% atau lebih.
Dengan kepemilikan 20% atau lebih, secara akuntansi investor dianggap memiliki
pengaruh yang signifikan pada investee, oleh karena itu pengakuan penghasilan
berdasarkan dividen yang diterima tidak dapat digunakan sebagai ukuran yang
memadai untuk merefleksikan penghasilan yang diperoleh investor dari investasi
dalam investee karena distribusi yang diterima tersebut hampir tidak ada
hubungannya dengan kinerja investee. Mengingat pengaruh yang signifikan
terhadap investee, investor memiliki tolok ukur atas kinerja investee, yaitu
imbalan investasi (return on investment). Investor melaksanakan tanggung jawab
ini dengan memperluas lingkup laporan keuangan konsolidasi sehingga mencakup
bagiannya atas hasil usaha investee dan dengan demikian menyediakan analisis
terhadap penghasilan serta investasi sehingga rasio yang lebih relevan dapat
dihitung. Dengan demikian, penerapan metode ekuitas memungkinkan pelaporan
aktiva bersih dan penghasilan bersih oleh investor dengan lebih informatif.
Pada metode biaya, investasi pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan.
Setelah pengakuan awal, investasi tetap diukur pada biaya perolehan. Ketika
investee mengumumkan deviden, investor mengakuinya sebagai pendapatan
secara proporsional atas kepemilikan sahamnya. Nilai investasi dengan metode
biaya hanya berubah jika ditambah, dijual, atau mengalami penurunan nilai.
Pada metode biaya, investasi disajikan tetap sebesar perolehan yang juga
merupakan nilai tercatatnya. Sedangkan pada metode nilai wajar, nilai tercatat
investasi disesuaikan terhadap nilai wajar pada tanggal pelaporan sesuai pada
PSAK 55 (revisi 2014).
10
Investasi yang dicatat dengan metode biaya atau nilai wajar termasuk dalam
instrumen keuangan yang diatur dalam PSAK 55 (revisi 2014). Ketentuan
pengungkapan atas instrumen keuangan tersebut diatur dalam PSAK 60 (revisi
2014) Instrumen keuangan: Pengungkapan. Investor harus mengungkapkan
kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan berdasarkan klasifikasinya, rincian
biaya perolehan, dan nilai wajar atas investasinya; serta pengungkapan lain yang
diperlukan.
11
2.8 Perolehan pada Periode Interim
Jika perolehan investasi dilakukan pada periode interi, misal tanggal 1 April
2015, maka bagian atas laba bersih yang dilaporkan investeehanya diakui oleh
investor A untuk periode 1 April 2015 hingga 31 Desember 2015 saja. Sedangkan
pengakuan penerimaan deviden tidak dipengaruhi tanggal pero;ehan sepanjang
investorA masih mmiliki hak atas deviden tersebu. Misalnya jika deviden
dimumkan tanggal 1 Mei 2015 dan investor A dinyatakan berhak menerimanya
maka investor A akan mengakui deviden tersebut secara proporsional atas
kepemilikan. Namun apabila deviden diumumkan tanggal 1 Maret 2015, maka
investor A tidak mengaui penerimaan deviden tersebur. Penerimaan atas deviden
hanya mengenal proporsi kepemilikan, namun tidak mengenal proporsi waktu
seperti halnya pengakuan laba bersih investee.
Penurunan Nilai adalah write down yaitu mengevaluasi kembali nilai buku
suatu harta (surat berharga atau sekuritas, pinjaman atau aktiva Iainnya) pada saat
harga pasar tersebut lebih rendah daripada nilai buku harta tersebut; surat berharga
12
yang dapat diperdagangkan harus disesuaikan nilainya dengan harga pasar yang
berlaku secara harian.
13
2.11 Saham Preferen
Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih
dibanding hak pemilik saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat
dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham
biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan
berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen
agar tidak lengser.
Jika entitas asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki pihak
lain (selain investor) dan diklasifikasika sebagai ekuitas, maka investor
menghitung bagiannya atas laba entitas asosiasi setelah penyesuain deviden
saham preferen kumulatif, terlepas apakah deviden telah atau belum diumumkan.
Jika saham preferen tersebut tidak bersifat kumulati, maka penyesuaian terhadap
deviden preferen dilakukan hanya ketika deviden diumumkan.
14
investasi dengan entitas atas nilai wajar neto aset dan liabilitas terindenfikasi dari
investee dicatat dengan cara sebagai berikut:
Alokasi terhadap aset teridentifikasi akan bernilai positif jika nilai wajarnya
lebih tinggi dibandingkan nilai tercatat, dan sebaliknya. Alokasi terhadap liabiltas
terindetifikasi akan bernilai negatid jika nilai wajarnya lebih tinggi dibandingkan
nilai tercatat, dan sebaliknya.
15
kepentingan tersebut pada nilai wajar sesuai PSAK 55 (revisi 2014).
Investor mengakui dalam laba rugi selisih apa pun antara:
A. Nilai wajar sisa kepentingan apa pun dan hasil apa pun dari
pelepasan sebagian kepentingan pada entitas asosiasi atau venture
bersama; dan
B. Jumlah tercatat investasi pada tanggal penggunaan metode ekuitas
dihentikan.
16
2.14 Isu Lain Seputar Metode Ekuitas
Jika nilai tercatat investasi menjadi nol atau negatif akibat bagian investor
terhadap rugi entitas asosiasi sama dengan atau melebihi kepentingannya pada
entitas asosiasi, maka investor menghentikan pengakuan bagiannya atas rugi lebih
lanjut. Setelah kepentingan entitas dikurangkan menjadi nol, tambahan kerugian
dicadangkan. Jika entitas asosiasi pada periode selanjutnya melaporkan laba,
maka investor mulai mengakui bagiannya atas laba tersebut hanya setelah
bagiannya atas laba tersebut sama dengan bagian atas rugi yang belum diakui
(dicadangkan).
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18