Isi3759711422258 PDF
Isi3759711422258 PDF
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
makmur. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1919, conveyor bertenaga dan
bebas digunakan dalam produksi otomotif. Dengan demikian, ban berjalan
menjadi alat populer untuk menyampaikan barang berat dan besar dalam
pabrik.
Selama tahun 1920-an, ban berjalan yang umum, dan juga mengalami
perubahan yang luar biasa. Ban berjalan atau belt conveyor yang digunakan di
tambang batubara untuk menangani berjalan batubara selama lebih dari 8kms,
dan dibuat dengan menggunakan lapisan kapas dan penutup karet. Ban
terpanjang atau belt conveyor sekarang digunakan adalah 60 mil panjang, di
tambang fosfat Sahara Barat.
Salah satu titik balik dalam sejarah belt conveyor atau ban berjalan adalah
pengenalan ban berjalan sintetis. Itu diperkenalkan selama Perang Dunia
Kedua, terutama karena kelangkaan bahan alami seperti katun, karet dan
kanvas. Sejak itu, belt conveyor atau ban berjalan sintetik telah menjadi
populer di berbagai bidang.
Dengan meningkatnya permintaan di pasar, polimer sintetis banyak dan
kain mulai digunakan dalam pembuatan belt conveyor atau ban berjalan. Hari
ini, katun, kanvas, EPDM, kulit, neoprene, nilon, poliester, poliuretan,
urethane, PVC, karet, silikon dan baja yang umum digunakan dalam belt
conveyor atau ban berjalan. Saat ini, bahan yang digunakan untuk membuat
ban ditentukan oleh aplikasinya.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Conveyor berflight section dibuat dari pisau-pisau pendek yang disatukan
tiap pisau berpilin satu putaran penuh dengan cara disambung tepat pada tiap
ujung sebuah pisau dengan dilas sehingga akhirnya akan membentuk sebuah
pilinan yang panjang.
Sebuah helicoid flight, bentuknya seperti pita panjang yang berpilin
mengelilingi suatu poros. Untuk membentuk suatu conveyor, flight- flight itu
disatukan dengan cara dilas tepat pada poros yang bersesuaian dengan pilinan
berikutnya, flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi
adalah flight cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah
conveyor, Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight Untuk
mengaduk digunakan cut flight. Flight pengaduk ini dibuat dari flight biasa,
yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu membelokkan
potongannya ke berbagai arah.
Adapun gambar dari jenis-jenis flight (daun screw) adalah sebagai berikut:
a. Sectional.
.
b. Helicoid
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Cast Iron.
d. Ribbon
e. Cut Flight.
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.3 Prinsip kerja
Prinsip kerja menurut suryadi dari sumber tertera.
Pada dasarnya alat ini terdiri dari baja yang memiliki spiral atau helical fin
yang tertancap pada shaft dan berputar dalam suatu saluran berebentuk U
(through) tanpa menyentuhnya sehingga helical fin mendorong material ke
trough. Shaft digerakkan oleh motor gear.
Namun screw coneyor Pada perancangan ini dibuat dalam bentuk O
(Circle), karena screw conveyor ini di buat/dirancang untuk Mengolah bahan
adonan makanan di dalamnya, lebih tepatnya lagi untuk mentransfer olahan
tepung menuju proses selanjutnya, sebab jika di buat dalam bentuk U
(throught) olahan tepung di dalamnya nantinya akan tersangkut dan
menggumpal di sudut-sudut casing dan akan mengakibatkan tumbuhnya jamur
dan bakteri di dalamnya, karena bentuk casing yang tidak mengikuti bentuk
alur screw yang berbentuk circle, maksud dari hal ini adalah untuk
mengantisipasi timbulnya bakteri dan jamur di dalamnya, karena alat ini di
buat khusus untuk produksi makanan.
Elemen screw conveyor disebut flight (daun screw) . Bentuknya spiral
(lilitan seperti ulir) atau dengan modifikasi tertentu yang menempel pada
poros.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.4 Komponen-Komponen Screw Conveyor.
1. Screw 10inch x 40002set
2. Casing 10inch
3. Flange plat t.6mm
4. End flange plat t.8mm
5. Outlate Chute
6. Flap
7. End shaft
8. Peneumatic
9. Motor
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.5 Pipa (Casing) Stainlees Steel SUS304.
Sumber Gambar : Lokasi Kerja Praktek.
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.7.1 Proses vibral
Adalah roses penghalusan/pengkilatan casing, casing ini memiliki
panjang 4000mm, panjang keseluruhan 8000mm, dan diameter
lingkaran 273mm, proses vibral bisa di samakan dengan proses
"Buffing" adalah Nama pekerjaan untuk menghaluskan/membersihkan
benda logam/besi plat dan bisa juga alumunium langkah awal untuk
membuffing adalah pertama tama mempersiapkan alat alatnya dahulu
adapun alat alat yg musti di persiapkan adalah :
1. Mesin gerinda tangan
2. Hampelas Roll no 60,80,120,180,200 dan Hampelas 240 secukupnya
(semakin halus hampelas akan semakin bagus atau kinclong
hasilnya).
3. Kain poles.
4. Kacamata pelindung.
5. Sarung tangan.
6. Masker.
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.7.2 Proses Pembuatan Inlet Outlet Hole
Adalah proses pembuatan inlet outlet ini dengan ukuran dimensi
300 x 500mm, diameter lubang baut 13, Proses pembuatan Inlet Outlet
ini menggunakan Besi Plat Stainlees 304 kemudian di bagi menjadi 4
sesuai ukuranya, kemudian di las menggunakan wiremest.
Fungsi Inlet Outlet ini adalah sebagai penyambung antara kedua
screw, untuk menyambungkan screw IN dan OUT dan untuk
menyambungkan Outlate Chute.
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.7.3. Flange Pipa
Sumber Gambar : Lokasi Tempat Praktek.
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.8. Flange Motor Front dan end cover
Sumber Gambar : Lokasi Kerja Praktek.
End Shaft.
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Drive shaft.
Gambar 3.9. End shaft drive shaft.
Sumber Gambar : Lokasi Kerja Praktek.
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Plat screw sebelum dan sesudah pemotongan
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
maka proses selanjutnya adalah menyambung bagian-bagian plat
tersebut menjadi satu bagian utuh berbentuk Outlate Chute, lalu
didalamnya ditambahkan Flap. Setelah semua bagian menjadi satu atau
sudah berbentuk sesuai dengan gamar kerja, maka selanjutnya outlate
chute ini di pasangkan peneumatic.
Fungsi outlate chute sebagai penampang atau celana pada saat
proses di dalam screw berlangsung, dan outlate chute inilah sebagai
proses akhir dari screw untuk memasuki proses selanjutnya, dan fungsi
dari peneumatic ini sebagai penampang, maksud dari penampang ini
adalah ketika bahan baku yang berjalan atau di olah di dalam screw
ketika bahan baku itu keluar memasuki outlate chute maka peneumatic
ini bertugas untuk mengatur kapasitaas yang masuk ke dalam proses
selanjutnya agar tidak kelebihan bahan/Overload.
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bagian-bagian potongan pembuatan outlate chute beserta ukuranya.
Flap.
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bentuk outlate chute setelah perakitan dan pemasangan peneumatic.
Gambar 3.7.7. Proses bagian dan pembuatan outlate chute.
Sumber Gambar : Lokasi Kerja Praktek.
3.8 Motor.
Motovario (motor) adalah Motor/mesin sebagai otak penggerak screw
conveyor.
Berikut adalah spesifikasi motor dan gear box pada motovario.
P1 N2 M2 f.s. I D
kw 1/min Nm
4
560.0 67 1,3 2,50 72-73
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ket Gambar : Gear box ini menggunakan jenis MRC/PRC 061 dan
motor menggunakan motor 112a4, dan ber dimensi 72-73cm, daya dari
motor sebesar 4kw dan memiliki n2 sebesar 560.0 1x putaran
permenit.
Berikut ini adalah diagram alir dari model proses perancangan menurut
pahl dan beitz :
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.13. Proses Perancangan diagram alir menurut PAHL AND BEITZ
Sumber Gambar : Google.com
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Proses pertama perancangan adalah :
1. Proses pelubangan pada casing di setiap bagian ujung casing untuk
menempatkan Inlet outlet hole, Setelah di lubangi barulah inlet outlet
tersebut di sambungkan ke casing menggunakan las argon dengan
bantuan wiremest untuk pancinganya dan sebagai pengganti las listrik
(elektroda).
2. Setelah casing dan inlet outlet telah menyatu baruah langkah
selanjutnya menyatukan antara screw dan pipa poros dengan cara
penarikan menggunakan takel dan kemudian di las menggunakan
wiremest, setelah itu barulah di pasangkan end shaft dan drive shaft
untuk penyangga flange dan motovario.
3. Proses selanjutnya adalah memasang screw yang telah terpasang
dengan pipa poros ke dalam casing, setelah itu barulah flange dan
end flange di pasangkan.
4. Kemudian setelah proses screw, casing, dan flange terpasang maka
proses selanjutnya adalah proses memasang inlet outlet hole dengan
cara menyambungkannya dengan menggunakan baut dan mur,
kemudian pada dalam inlet outlet di pasangkan flap, lalu sisi samping
inlet outlet juga di pasangkan peneumatic.
5. Lalu setelah Semua proses terangkai menjadi satu barulah di
pasangkan motovario sebagai otak penggerak rangkaiann screw
conveyor.
32
http://digilib.mercubuana.ac.id/