Dalam SFAC No. 1 disebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bentuk utama dari
pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang sering disajikan dan dikomunikasikan kepada
pihak luar antara lain, Neraca atau Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi, Laporan Laba
Ditahan , Laporan Perubahan Modal dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Pelaporan
keuangan tidak hanya mencakup laporan keuangan, tetapi juga pengertian lain dari komunikasi
informasi yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan bentuk informasi
yang disediakan oleh sistem akuntansi, yaitu tentang sumber daya, kewajiban, laba suatu entitas
bisnis, dan sebagainya. Pelaporan keuangan dimaksudkan untuk menyajikan informasi yang
bermanfaat untuk pengambilan keputusan bisnis dan ekonomik sebagai suatu pilihan rasional
diantara alternatif yang ada dengan kendala kelangkaan sumberdaya.
Di samping itu, tujuan pelaporan keuangan tidak bersifat kebal (immutable), tetapi sangat
dipengaruhi oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis dan sosial serta dipengaruhi juga oleh
karakteristik dan keterbatasan jenis informasi yang dapat disajikan oleh laporan keuangan
tersebut, antara lain:
a. Informasi yang dihasilkan hanyalah kualitatif yang diwujudkan dalam bentuk uang yang
mengarahkan ke entitas bisnis individual.
b. Informasi yang disediakan sering merupakan hasil dari pendekatan dan estimasi, bukan
murni atas kejadian transaksi masa lalu (historis).
c. Informasi yang disediakan hanya merupakan salah satu informasi yang dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan, sehingga tidak mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan.
d. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelaporan keuangan adalah mereka yang
memerlukannya untuk pengambilan keputusan ekonomik, antara lain:
- Pemilik (owners) dan karyawan
- Suplier dan kreditur
- Investor dan kreditor potensial
- Analisis keuangan, advisor, pialang, penjamin emisi dan Bapepam
- Penguasa Perpajakan
- Penguasa perpajakan
- Penguasa perundang-undangan
- Asosiasi dagang
- Pencari peluang-peluang bisnis (business researcher)
- Dosen dan mahasiswa
- Pengacara, ahli ekonomi, serta masyarakat umum
1
Fokus dan tujuan pelaporan keuangan adalah informasi mengenai prestasi suatu entitas
bisnis yang diukur dengan laba dan komponen-komponenya. Informasi tentang laba
yang dicapai oleh suatu entitas bisnis didasarkan pada akuntansi akrual. Pada umumnya
informasi ini memberikan indikasi yang lebih baik tentang kemampuan entitas tersebut
sekarang dan seterusnya untuk menghasilkan arus kas yang menguntungkan daripada
informasi yang terbatas pada pengaruh keuangan dari penerimaan dan pembayaran kas.
Pelaporan keuangan terdiri atas aspek internal dan aspek eksternal, dan
pernyataan ini memfokuskan pada aspek eksternal. Tujuan statemen ini, yaitu
menggambarkan keguanaan umum pelaporan keuangan eksternal yang dimana
mengarahkan pada kepentingan umum dari berbagai pengguna potensial sesuai
kemampuan entitas bisnsi tersebut untuk menjeneralisir arus kas yang menguntungkan.
Tujuan pelaporan keuangan menurut SFAC No. 1 dan SFAC No. 8 sebagai berikut:
2
membeli, menjual , atau menahan instrument ekuitas dan utang , menyelesaikan
pinjaman dan kredit.
b. Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi untuk membantu para
investor saat ini dan yang potensial, kreditur dan pengguna lain dalam mengetahui
jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan kas prospektif atas deviden atau
bunga dan proses atas penjualan atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman.
c. Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi tentang sumberdaya ekonomi
suatu entitas, klaim atas sumberdaya tersebut, dampak transaksi tersebut, dan
peristiwa lain yang mengubah sumberdaya ekonomi suatu entitaas dan klaim atas
sumberdaya tersebut dalam pelaporan. Kedua jenis informasi tersebut memberikan
masukan yang bermanfaat untuk keputusan tentang penyediaan sumberdaya untuk
suatu entitas.
3
Gambar di atas menunjukkan karakteristik yang membuat informasi menjadi lebih
bermanfaat dengan melihat dari sisi hierarki kualitas informasi, sehingga dapat ditentukan
informasi yang bermanfaar untuk keputusan, juga kualitas yang diutamakan. Hierarki
tersebut memiliki keterbatasan, yaitu tidak menetapkan prioritas diantara kualitas tersebut.
Pertimbangan pembuat keputusan dalam menentukan informasi yang bermanfaat
dihubungkan dengan keputusan yang dibuat, metode, informasi dari sumber lainnya dan
kapasitas pembuatan keputusan untuk memproses informasi.
4
sebuah perbedaan dalam keputusan dengan membantu pengguna untuk membentuk prediksi
hasil dari hasil masa lalu, saat ini dan yang akan datang atau untuk mengkonfirmasikan atau
mengoreksi harapan.
Informasi tentang keadaan saat ini terkait dengan dengan sumber ekonomi atau tentang
usaha masa lalu umumnya merupakan dasar untuk pengalaman. Informasi dapat memperkuat
harapan atau merubah mereka. Jika memperkuat harapan, maka akan meningkakan
probabilitas bahwa hasil yan diperoleh akan sama dengan apa yang diharapkan sebelumnya.
Jika mengubah harapan, maka hal tersebut juga akan merubah probabilitas kemungkinan
harapan sebelumnya.
Dalam SFAC No. 8 menetapkan unsur karakteristik kualitatif fundamental adalah
relevansi dan representasi yang tepat. Informasi keuangan menjadi relevan jika:
a. Nilai Prediksi (Predictive Value)
Informasi keuangan dikatakan memiliki nilai prediktif jika dapat digunakan sebagai
masukan bagi proses yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil masa
depan.
b. Nilai konfirmatori (Confirmatory Value)
Informasi keuangan dikatakan memiliki nilai konfirmasi jika itu memberikan umpan
balik (menegaskan atau perubahan) tentang evalusi sebelumnya atau keduanya.
c. Materialitas (Materiality)
Materialitas adalah aspek entitas tertentu dari relevansi berdasarkan sifat atau besarnya
informasi tersebut yang berhubungan dalam konteks entitas individu laporan keuangan.
2.2 Nilai Umpan Balik dan Nilai Prediksi Sebagai Unsur Unsur Relevan
Informasi dapat menjadikan keputusan yang berbeda dengan meningkatkan kemampuan
pembuat keputusan untuk memprediksi (predictive) atau dengan membetulkan harapan awal
mereka (feedback). Informasi akan relevan dalam situasi tertentu jika informasi tersebut
dapat mengurangi ketidakjelasan tentang situasi yang ada.
Nilai prediktif (predictive value) merupakan pertimbangan yang penting dalam
memisahkan informasi akuntansi yang relevan dan tidak relevan. Nilai prediksi tidak dapat
ditentukan nilainya dalam bentuk abstrak. Nilai prediksi tersebut haruslah diubah dalam
bentuk prediksi dan sifat dari transformasi tersebut sama dengan data yang digunakan untuk
menentukan keluaran. Disisi lain, mutu informasi memungkinkan para pemakai untuk
megkonfirmasi atau mengoreksi harapan yang terlebih dahulu sudah diputuskan (feedback
value).
a.) Ketepat waktuan (timeliness)
5
Ketika informasi tidak tersedia saat dibutuhkan atau tersedia setelah sekian waktu setelah
pelaporan maka informasi tersebut tidak memiliki nilai untuk tindakan masa depan.
Informasi tersebut memiliki relevansi dan manfaat yang rendah.
Timeliness berarti tersedianya informasi dalam pengambilan keputusan sebelum
informasi tersebut kehilangan kapasitas pengaruhnya dalam mempengaruhi keputusan.
Timeliness sendiri tiak dapat membuat informasi relevan, tetapi kurangnya timeliness dapat
mmebuat infomasi kehilangan relevansinya.
b.) Keandalan informasi (reliablelity)
Penting untuk memahami mengenai sifat dari klaim yang harus dibuat untuk angka
akuntansi sehingga dapat didiskripsikan secara reliable. Pengukuran reliabilitas mengacu
pada kejujuran. Reliabilitas bertujuan untuk menggambarkan, memberikan jaminan kepada
pemakai melalui verifikasi bahwa hal tersebut menggambarkan kualitas informasi.
Dua arti berbeda dari reliabilitas yaitu
1. Keefektifan berhubungan dengan kualitas informasi yang diperlukan tetapi dalam
konteks akuntansi disebut dengan relevansi.
2. Reliabilitas dalam pernyataan ini tidak berimplikasi apapun terhadap efektivitas.
Informasi akuntansi yang reliabel terhadap pemakai dapat tergantung pada informasi
tersbut yang menyataan kondisi dan kejadian ekonomi yang digambarkan. Reliabilitas
informasi akuntansi ditunjukkan oleh dua karakteristik yaitu representational
faithfulness dan verifiability. Netralitas atas informasi juga terkait dengan dua
karakteristik sehingga erpengaruh terhadap manfaatnya.
c.) Representational Faithfulness
Representational Faithfulness berhubungan dengan tingkat kesesuaian antara pengukuran
atau deskripsi dengan fenomena yang digambarkan. Dalam akuntansi fenomena yang
digambarkan adalah sumber daya ekonomi, kewajiban, transaksi dan kejadian yang merubah
sumberdaya dan kewajiban entitas. Kadang informasi tidak reliable (andal) karena kesalahan
interpretasi. Ketidakandalan informasi tidaklah mudah untuk dideteksi, tetapi ketika
terdeteksi sifatnya tidak mudah untuk disangkal.
Makin kompleksnya konsep akuntansi, penilaian faithfulness dari penggambaran
fenomena ekonomi secara akuntansi menjadi lebih sulit, demikian juga pemisahan relevansi
dan efektivitas dalam reliabilitas juga menjadi lebih sulit. Terdapat tiga karakteristik untuk
menjadi nilai informasi representasi sempurna yang dinyatakan dalam SFAC No.8, yaitu:
a. Lengkap (Completeness)
6
Lengkap mencakup semua informasi yang diperlukan bagi pengguna untuk memahami
fenomena yang sedang digambarkan, termasuk semua deskripsi yang diperlukan dan
penjelasannya.
b. Netral (Neutrality)
Sebuah penggambaran netral tidak miring, tertimbang, menekankan, memakai
perlombaan, atau dimanipulasi untuk meningkatkan probalilitas bahwa informasi
keuangan akan diterima baik atau tidak baik oleh pengguna informasi.
c. Bebas dari kesalahan (Free from error)
Yang dimaksud dengan bebas dari kesalahan berati tidak ada kesalahan atau kelalaian
dalam deskripsi fenomena, dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi
yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan dengan tidak ada kesalahan dalam proses.
7
Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif merupakan proses berulang yang
tidak mengikuti perintah yang ditentukan. Kadang-kadang, satu karakteristik kualitatif akan
meningkat atau mungkin harus berkurang untuk memaksimalkan karakteristik kualitatif
lainnya. (SFAC No. 8)
Daftar Pustaka
Putra Astika, I.B. 2011. Konsep-konsep Dasar Akuntansi Keuangan. Denpasar: Udayana
University Press