Nama Penulis : Zhiwei Li, Xiaoyan Bian, Jianguang Yin, Xiaoli Zhang, dan Guoying Mu
Judul Jurnal : The Effect of Air Pollution on the Occurrence of Nonspecific Conjunctivitis
ISI JURNAL
1. Pendahuluan
Polusi udara merupakan faktor risiko berbagai penyakit termasuk
iritasi mata, infeksi pernapasan, dan penyakit jantung. Konjungtiva merupakan struktur yang
sensitif terhadap partikel lingkungan. Konjungtiva melindungi mata dari partikel-partikel dari
luar yang dapat merusak mata, membantu melumasi mata dengan memproduksi lendir dan air
mata, dan berkontribusi dalam imunitas pada permukaan mata. Oleh karena pentingnya peran
konjungtiva dan tingginya prevalensi konjungtivitis, maka perlu dilakukan penyelidikan
mengenai pengaruh polutan udara pada konjungtivitis.
Pencemaran lingkungan, terutama kualitas udara, telah menjadi lebih buruk dalam
beberapa dekade terakhir di Cina, terutama oleh karena berkembang pesatnya industrialisasi di
negara ini. Indeks kualitas udara maksimal dapat mencapai hingga di atas 500 di beberapa
bagian China. Secara keseluruhan, tidak lebih dari 5 kota dari 500 kota terbesar China
memenuhi pedoman kualitas udara yang direkomendasikan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia. Baru-baru ini, tujuh kota di Cina telah memasuki peringkat 10
besar sebagai kota dengan tingkat pencemaran tertinggi di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi pengaruh polusi udara terhadap terjadinya konjungtivitis nonspesifik melalui
analisa pada pasien yang telah mendapatkan diagnosis konjungtivitis nonspesifik di kota Jinan
dan analisa pada tingkat polusi udara dari kota Jinan.
2. Material dan Metode Penelitian
Data didapatkan melalui dua pusat mata di kota Jinan: daerah pusat dan daerah timur dari Rumah
Sakit Provinsi Shandong, Universitas Shandong. Pasien yang diinklusi adalah pasien yang
datang ke klinik antara bulan Juni 2014 dan Mei 2015 dengan gejala dan tanda-tanda
konjungtivitis nonspesifik. Kunjungan terkait konjungtivitis dipilih berdasarkan laporan yang
1
telah diterbitkan sebelumnya dan kode Internasional Classification of Diseases (ICD-9). Kode
yang dimasukkan adalah 372.00, 372.01, 372.10, 372.11, 372.20, dan 372.30 (untuk nonspesifik
konjungtivitis akut, konjungtivitis serius kecuali infeksi virus, konjungtivitis kronis,
konjungtivitis kronis sederhana, blefarokonjungtivitis, dan konjungtivitis lainnya.).
Kasus yang dieksklusi adalah pasien dengan penyakit mata lainnya, termasuk diantaranya
adalah kelainan kornea, konjungtivitis yang terjadi sebelum penelitian dimulai, xerophthalmia,
dan penyakit imunitas sistemik.
Data mengenai polusi udara diperoleh dari State Environmental Protection
Administration di China dan dinyatakan sebagai indeks kualitas udara atau air quality index
(AQI). AQI disusun oleh indeks partikel (PM10 dan PM2.5), nitrogen dioksida (NO2), sulfur
dioksida (SO2), ozon (O3), dan karbon monoksida (CO).
Untuk mengevaluasi hubungan antara jumlah kunjungan klinik per hari dan AQI dari hari
yang sama hingga 4 hari sebelumnya, maka digunakan analisis regresi linear. AQI pada hari
tersebut dinyatakan sebagai AQI0. AQI dalam waktu 1 hari, 2 hari, 3
hari, dan 4 hari dihitung sebagai rata-rata dari AQI pada 1 hari, 2 hari, 3 hari, dan 4 hari sebelum
presentasi dan dinyatakan sebagai AQI1, AQI2, AQI3, dan AQI4. Analisis statistik dilakukan
dengan SPSS (versi 16.0 untuk Windows). <0,05 dianggap signifikan.
Gambar 1: Sebanyak 15.373 pasien yang Gambar 2: Jumlah pasien per hari memiliki
terdaftar dalam penelitian ini dari Juni hubungan positif dengan AQI0 ( = 0,023),
2014 sampai Mei 2015, dan AQI tercatat AQI1 ( = 0.049), dan AQI2 ( = 0.050),
dalam yang interval yang sama. Rata-rata tetapi tidak dengan AQI 3 ( = 0,229) dan
jumlah pasien per hari dan AQI masing- AQI4 ( = 0,101).
masing adalah 42 (22- 71) dan 125 (56-
500)
2
3. Hasil Penelitian
Sebanyak 15.373 pasien yang tinggal di kota Jinan, khususnya pada area yang kualitas
udaranya telah dipantau telah terdaftar dalam penelitian ini. Rata-rata jumlah penderita
konjungtivitis nonspesifik per hari adalah 42 (22-71), dan AQI rata-rata adalah 125 (56-500)
(Gambar 1).
AQI0 ( = 0,023), AQI1 ( = 0.049), dan AQI2 ( = 0.050) memiliki hubungan positif
dengan jumlah pasien per hari (Gambar 2). Namun, AQI3 ( = 0,229) dan AQI4 ( = 0,101) tidak
memiliki hubungan yang signifikan dengan pasien per hari (Gambar 2) . AQI ( = 0,001), sesuai
dengan jumlah pasien per hari ( = 0,013) pada musim gugur dan musim dingin (Oktober-
Maret), lebih tinggi dibandingkan dengan musim semi dan musim panas (April dan September).
4. Diskusi
Dalam penelitian ini, AQI didapatkan dari 15 daerah di kabupaten Jinan yang meliputi
hingga 3000 km2 dan 4 juta orang. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan efek polusi udara
pada gangguan pernafasan. Reaksi serupa terhadap rangsangan eksogen antara mukosa
konjungtiva dan mukosa sistem pernapasan telah diusulkan beberapa waktu lalu. Chang et al.
melaporkan adanya hubungan positif antara polusi udara dan kunjungan rawat jalan terkait
konjungtivitis nonspesifik di daerah Taiwan. Perbedaan komponen polutan udara memiliki efek
yang berbeda pula pada kejadian konjungtivitis. Dalam studi ini, kami melaporkan bahwa
terjadinya konjungtivitis memiliki hubungan positif dengan AQI pada hari saat dilakukannya
penelitian dan AQI dalam satu hari sebelum hari penelitian. Keterbatasan penelitian kami adalah
bahwa kami tidak menyelidiki efek dari perbedaan komponen polutan terhadap penyebab
konjungtivitis. Penelitian ini mengobservasi berbagai jenis konjungtivitis dalam kode ICD-9
namun tidak mengobservasi berbagai bentuk infeksi dan alergi atau perubahan fisiologis terkait
gangguan lapisan air mata. Studi lebih lanjut harus dilakukan untuk menjelaskan korelasi antara
berbagai jenis konjungtivitis dengan berbagai kualitas udara yang telah dipantau.
Penelitian ini menunjukkan bahwa AQI pada musim gugur dan musim dingin lebih tinggi
dibandingkan dengan musim semi dan musim panas. Kecenderungan yang sama juga telah
diamati pada jumlah kunjungan rawat jalan. Pengaruh suhu dan kelembaban terhadap
konjungtivitis juga harus dipikirkan selain AQI. AQI yang tinggi pada musim gugur dan musim
dingin di Jinan mungkin disebabkan karena adanya peningkatan konsumsi batubara yang
3
ditujukan untuk menghangatkan tubuh, penggunaan petasan dari festival musim semi hingga
festival lentera, dan penyebaran polutan yang lebih sulit oleh karena rendahnya suhu.
Penelitian ini dilakukan di daerah dengan polusi udara berat, dengan adanya berbagai
gangguan kesehatan yang dapat dikaitkan dengan polutan. Meskipun penelitian ini telah
mengungkapkan relasi antara polusi udara dan konjungtivitis, namun perlu dilakukan investigasi
lebih lanjut mengenai pengaruh polutan terhadap kejadian mata kering (dry eye) dan berbagai
gangguan berat terkait mata lainnya yang dihubungkan dengan mata kering, misalnya keratitis
microbial.
5. Kepentingan Persaingan
Para penulis menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kepentingan bersaing.
6. Kontribusi Penulis
Zhiwei Li dan Xiaoyan Bian adalah penulis pertama yang memiliki kontribusi yang sama
dalam studi ini.
4
LAPORAN ANALISA JURNAL
5
hipotesis yang diajukan polusi udara terhadap terjadinya
konjungtivitis nonspesifik melalui analisa
pada pasien yang telah mendapatkan
diagnosis konjungtivitis nonspesifik di kota
Jinan dan analisa pada tingkat polusi udara
dari kota Jinan.
6
Besar sampel Menjelaskan kriteria Tidak, pada jurnal tidak dijelaskan
penentuan sampel mengenai cara penentuan besar sampel.
minimal yang
diperlukan untuk
menghasilkan kekuatan
penelitian
Prosedur Menjelaskan secara Tidak. Pada penelitian tidak dijelaskan
penelitian rinci dan sistematik secara rinci mengenai teknik pengambilan
prosedur penelitian data. Pada jurnal hanya dijelaskan sekilar
(teknik pengambilan bahwa data diambil dari 2 pusat mata di
data) China (data mengenai pasien konjungtivitis)
dan dari State Environmental Protection
Administration (data mengenai penentuan
kualitas udara).
Rancangan Menjelaskan rancangan Tidak. Dalam jurnal ini tidak dijelaskan
penelitian penelitian mengenai rancangan studi penelitian.
Teknik analisa Teknik analisa data Ya, dalam penelitian ini telah dijelaskan
data yang digunakan untuk mengenai teknik analisa data. Penelitian ini
membandingkan hasil menggunakan uji regresi linear untuk
penelitian mennetukan hubungan antara jumlah
kunjungan pasien konjungtivitis per hari
dengan tingkat kualitas udara pada hari
penelitian diadakan dan 4 hari sebelum
penelitian dilakukan. Analisis statistik pada
jurnal ini menggunakan SPSS 16.0 untuk
windows. Jika nilai P <0.05, maka dikatakan
signifikan atau memiliki hubungan yang
berarti.
Alur penelitian Menjelaskan waktu Ya, pada jurnal ini dijelaskan waktu
penelitian penelitian berawal dari bulan Juni 2014
hingga Mei 2015.
7
Outcome dan Untuk outcome hasil Hasil penelitian telah dijabarkan
estimasi penelitian dengan baik. Selain itu hasil penelitian juga
penelitian telah digambarkan dalam bentuk grafik dan
tabel. Dari penelitian ini didapatkan AQI0 (
= 0,023), AQI1 ( = 0.049), dan AQI2 ( =
0.050) memiliki hubungan positif dengan
jumlah pasien per hari. Namun, AQI3 ( =
0,229) dan AQI4 ( = 0,101) tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan pasien per
hari. AQI ( = 0,001), sesuai dengan jumlah
pasien per hari ( = 0,013) pada musim
gugur dan musim dingin (Oktober-Maret),
lebih tinggi dibandingkan dengan musim
semi dan musim panas (April dan
September).
8
penyebaran polutan yang lebih sulit oleh
karena rendahnya suhu.
Generalizability Apa hasil bisa Hasil penelitian ini mungkin dapat
digeneralisasikan di digeneralisasikan ke masyarakat, namun
masyarakat memerlukan penelitian yang lebih lanjut
agar informasi yang didapatkan lebih
banyak lagi.
kesimpulan menjelaskan Tidak. Pada akhir jurnal tidak terdapat
kesimpulan penelitian penjelasan mengenai kesimpulan penelitian.
Pada penelitian hanya dijelaskan secara
tersirat pada bagian diskusi bahwa terdapat
hubungan antara konjungtivitis dengan
kualitas udara, namun tidak terdapat bagian
khusus dari jurnal yang menjelaskan
mengenai kesimpulan jurnal secara
keseluruhan.
Overall Interpretasi umum Penelitian ini kurang menjabarkan
evidence terhadap hasil dalam pembahasan yang lebih mendetail mengenai
konteks penelitian sejauh mana hubungan antara konjungtivitis
dengan tingkat kualitas udara. Pada
penelitian juga tidak dijabarkan kesimpulan
penelitian. Selain itu, penelitian juga kurang
mendiskusikan mengenai bagaimana polusi
udara menyebabkan konjungtivitis.
Kelebihan Penelitian
1. Judul dan abstrak memberikan ringkasan yang singkat, jelas dan informatif.
2. Latar belakang dan tujuan penelitian telah digambarkan dengan cukup jelas.
3. Hasil penelitian telah dijabarkan dengan cukup baik dan telah digambarkan dalam bentuk
tabel dan grafik
9
Kekurangan Penelitian
1. Pada jurnal tidak ditampilkan mengenai hipotesis penelitian menurut peneliti.
2. Jurnal tidak dijelaskan mengenai cara penentuan besar sampel.
3. Pada jurnal tidak dijelaskan secara rinci mengenai teknik pengambilan data.
4. Pada jurnal kurang dibahas mengenai bagaimana polusi udara menyebabkan
konjungtivitis.
5. Interpretasi hasil pada jurnal kurang mendetail.
6. Jurnal tidak menjelaskan rancangan penelitian.
7. Pada akhir jurnal tidak terdapat penjelasan mengenai kesimpulan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Zhiwei, L et al (2016), Hindawi Journal of Ophtalmology, The Effect of Air Pollution on the
Occurrence of Nonspecific Conjunctivitis [internet], 2016, 1-3. Avaible From:
http://downloads.hindawi.com/journals/joph/2016/3628762.pdf [Accessed 4 Juni 2016]
10