Anda di halaman 1dari 1

6.

4 Pemeriksaan Mikrobiologis

Pemeriksaan mikrobiologik untuk diagnosis pneumonia anak tidak rutin dilakukan


kecuali pada pneumonia berat yang dirawat di RS. Untuk pemeriksaan mikrobiologik,
spesimen dapat berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, pungsi
pleura, atau aspirasi paru. Diagnosis dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah,
cairan pleura, atau aspirasi paru.(1) Selain itu, terdapat pula metode memperoleh spesimen
dengan transthoracal biopsy. Tindakan ini cukup invasif dengan komplikasi yang cukup berat
diantarnya dapat menyebabkan kematian. Dengan demikian tindakan ini biasanya hanya
dilakukan dalam penelitian, namun tidak dalam pelayanan biasa. (5)

Biakan darah dapat dilakukan bila pneumonianya berat dan diduga kuat etiologinya
pneumonia dengan bakteremia. (5) Pada masa neonatus, kejadian bakteremia sangat rendah
sehingga kultur darah jarang yang positif. Pada pneumonia anak dilaporkan hanya 10-30%
ditemukan bakteri pada kultur darah. Pada anak besar dan remaja, spesimen untuk
pemeriksaan mikrobiologik dapat berasal dari sputum, baik untuk pewarnaan Gram maupun
untuk kultur. Spesimen yang memenuhi syarat adalah sputum yang mengandung lebih dari 25
leukosit dan tidak kurang 40 sel epitel/lapangan pada pemeriksaan mikroskopis dengan
pembesaran kecil. Spesimen dari nasofaring untuk kultur maupun untuk deteksi antigen
bakteri kurang bermanfaat karena tingginya prevalens kolonisasi bakteri di nasofaring. Kultur
darah jarang positif pada infeksi Mikoplasma dan Klamidia, oleh karena itu tidak rutin
dianjurkan. Pemeriksaan PCR memerlukan laboratorium yang canggih; disamping tidak
selalu tersedia, hasil PCR positif pun tidak selalu menunjukkan diagnosis pasti. (1) Bila ada
efusi pleura yang nyata, maka harus diaspirasi untuk diagnostik yaitu pemeriksaan
mikroskopik berupa pewarnaan gram dan pemeriksaan basil tahan asam, serta pemeriksaan
biakan. (5)

Anda mungkin juga menyukai