Desain Gedung Beton Bertulang SPRMK Berd PDF
Desain Gedung Beton Bertulang SPRMK Berd PDF
DOSEN :
DR. RUDDY KURNIAWAN, ST.MT
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
SOAL :
Anda adalah salah satu anggota tim struktur dari konsultan perencana yang
ditunjuk oleh owner untuk mendesain sebuah gedung bertingkat 3 lantai untuk
perpustakaan Fakultas Teknik-Universitas Andalas, kota Padang. Perencanaan layout
mengikuti gambar di bawah ini. Struktur yang direncanakan adalah struktur dengan
beton bertulang.
Hasil penyelidikan tanah didapatkan bahwa tanah tersebut memiliki indeks
plastisitas lebih dari 20 dan kadar air lebih dari 40 % sehingga dapat disimpulkan
kondisi tanah adalah tanah lunak. Gedung tersebut akan didesain dengan sistem
struktur ganda Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dan Dinding Struktural.
Desainlah elemen struktur (kolom dan balok) dengan mengikuti peraturan SNI 1726:
2012 dan SNI 2847 : 2013
Sketsa Bangunan
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Material Struktur :
- Balok - Beton bertulang fc : 25 MPa
- Kolom - Beton bertulang fc : 25 MPa
- Pelat Lantai - Beton bertulang fc : 25 MPa
2
BAB II
DASAR-DASAR PERENCANAAN
3
1. 1.4 DL
2. 1.2 DL +1.6 LL
Dimana :
DL = Beban mati
LL = Beban hidup
QEX = Beban gempa arah X
QEY = Beban gempa arah Y
= Faktor redundansi
SDS = Percepatan permukaan tanah maksimum
4
2.4.1 Kuat Perlu dan Kuat Desain Lentur
Semua asumsi yang digunakan dalam perencanaan lentur (desain balok)
mengacu pada SNI Beton Pasal 10, yang mencakup desain komponen struktur lentur
dan aksial. Secara umum, desain elemen struktur lentur harus memenuhi persyaratan :
Mn Mu (2.1)
Dimana :
Mn = Kuat lentur nominal balok
= Faktor reduksi kekuatan (0,9 untuk kendali tarik)
Mu = Momen akibat beban luar terfaktor
Momen nominal pada persamaan (2.1) dihitung dengan persamaan :
Mn = As.fy.(d- ) (2.2)
Dimana :
As = Luas tulangan tarik atau tekan terpasang
fy = Kuat leleh baja tulangan
d = Tinggi efektif penampang balok
a = Tinggi blok tegangan tekan yang disederhanakan
5
Dimana :
Vn = Kuat geser nominal balok
= Faktor reduksi kekuatan geser balok (0.75)
Vu = Gaya geser luar akibat beban luar terfaktor
Nilai Vn pada persamaan 2.3 merupakan total dari kuat geser beton Vc dan
kuat geser yang berasal dari baja tulangan Vs. Nilai Vc dan Vs ditentukan
berdasarkan persamaan (11-3) dan persamaan (11-15) SNI Beton, yaitu :
= . . (2.4)
..
= (2.5)
Dimana :
fc = Kuat tekan beton
bw = Lebar balok
d = Tinggi efektif balok
Av = Luas penampang tulangan geser
fy = Kuat leleh baja
s = Spasi antar tulangan geser
6
ii. lebar kolom ditambah jarak pada setiap sisi kolom yang tidak
melebihi tiga per empat tinggi komponen struktur lentur.
2. Persyaratan Tulangan Longitudinal
Beberapa persyaratan tulangan lentur yang perlu diperhatikan pada
perencanaan komponen struktur lentur SRPMK, di antaranya adalah :
a. Masing-masing luas tulangan atas dan bawah harus lebih besar dari
luas tulangan minimum yang disyaratkan yaitu (0.25bwdfc)/fy atau
7
b. Sengkang tertutp pertama harus dipasang tidak lebih dari 50 mm dari
muka tumpuan. Spasi sengkang tertutup tidak boleh melebihi :
I. d/4
II. enam kali diameter terkecil tulangan memanjang
III. 150 mm
Pada kondisi nyata, hampir tidak ada kolom yang mengalami pembebanan
aksial murni (tidak ada momen). Hal ini disebabkan oleh sifat imperfection (ketidak
sempurnaan) dan akibat eksentritas gaya aksial yang bekerja pada kolom. Sehingga
dalam perencanaan kolom perlu memperhatikan efek dari momen luar. Perencanaan
kolom dengan pengaruh momen harus mempertimbangkan interaksi antara momen
dan lentur, salah satu cara yang mudah adalah dengan membuatkan diagram interaksi
aksial lentur kolom seperti pada gambar di bawah ini :
8
Gambar 2.2 Diagram Interaksi Aksial Lentur Kolom
9
Kaidah standar perencanaan kolom SRPMK mengacu pada SNI Beton pasal
21.6 yaitu :
1. Persyaratan Geometri (Pasal 21.6.1)
a. Gaya aksial terfaktor yang bekerja pada kolom harus melebihi Ag.fc/10.
b. Sisi terpendek kolom tidak boleh kurang dari 300 mm.
c. Rasio dimensi penampang tidak kurang dari 0.4
2. Kuat Lentur Minimum Kolom (Pasal 21.6.2)
Kuat lentur minimum kolom harus memenuhi persamaan berikut:
. (2.7)
Dimana :
Mnc = Jumlah kekuatan lentur nominal kolom yang merangka ke dalam joint, yang
dievaluasi di muka-muka joint. Kekuatan lentur kolom harus dihitung untuk
gaya aksial terfaktor, konsisten dengan arah gaya-gaya lateral yang ditinjau,
yang menghasilkan kekuatan lentur terendah.
Mnb = Jumlah kekuatan lentur nominal balok yang merangka ke dalam joint, yang
dievaluasi di muka-muka joint.
10
sama akan memutar join pada arah yang sama. Hal ini akan menimbulkan gaya geser
yang besar pada hubungan balok-kolom.
Perencanaan join, hubungan balok kolom sistem struktur rangka pemikul
momen khusus (SRPMK) mengacu pada SNI Beton pasal 21.7.
11
BAB III
ANALISIS STRUKTUR
12
Gambar 3.1 Peta untuk Percepatan Tanah Perioda Pendek T= 0.2 detik (Ss)
13
E. Tentukan Faktor Koefisien Situs (Fa, Fv)
Tabel 4 menunjukkan faktor koefisien situs yang dapat ditentukan
berdasarkan kelas situs dan parameter percepatan tanah. Faktor koefisien situs terbagi
menjadi dua bagian yaitu faktor amplifikasi getaran perioda pendek (Fa) dan factor
amplifikasi getaran perioda 1 detik (Fv).
Nilai Ss yang didapatkan sebelumnya adalah 1.38g dan nilai S1 adalah 0.6g.
Berdasarkan nilai tersebut maka faktor koefisien situs untuk klasifikasi situs SE
adalah Fa = 0.9 dan Fv = 2.4.
14
Berdasarkan persamaan 5 dan 6 pada pasal 6.2 perhitungan nilai tersebut
adalah sebagai berikut :
SMS = Fa x Ss
= 0.9 x 1.38g
= 1.242g
SM1 = Fv x S1
= 2.4 x 0.6g
= 1.44g
Persamaan 7 dan 8 pada pasal 6.3 menunjukkan perhitungan nilai SDS dan
SD1 sebagai berikut :
SDS = 2/3 x SMS
= 2/3 x 1.242g
= 0.83g
SD1 = 2/3 x SM1
= 2/3 x 1.44g
= 0.96 g
G. Menggambar Respons Spektra Desain
Bentuk dasar respons spektra desain seperti pada Gambar 1 SNI 1726:2012,
adalah sebagai berikut :
15
dimana :
1 0.96
T0 = 0.2 = 0.2 x 0.83 = 0.23 detik
1 0.96
Ts = = = 1.153 detik
0.83
Untuk ( 0T< T0) ; Sa = SDS (0.4 + 0.6 0)
1
Untuk (T>Ts) ; Sa =
16
Gambar 3.4 Respon Spektra Percepatan Gempa Desain Kota Padang Tanah Lunak
17
Gambar 3.6 Diagram Momen Gedung Perpustakaan Akibat Kombinasi Pembebanan
Gambar 3.7 Diagram Gaya Geser Gedung Perpustakaan Akibat Kombinasi Pembebanan
Gambar 3.8 Diagram Gaya Aksial Gedung Perpustakaan Akibat Kombinasi Pembebanan
18
3.3 Rekapitulasi Gaya Dalam
19
BAB IV
PERENCANAAN ELEMEN STRUKTUR ATAS
20
Tinggi efektif balok, d :
d = 500-(40 mm +10 mm+19 mm+12.5mm) = 418,5 mm
Asumsi awal :
227,522 106
= = = 1773 2
0.9 400 0.85 418.5
. 1984.70.400
= = = 124.53
1. . 0.85.25.300
124.53
= . . = 0.9.1984,70.400. 418.5
2 2
= ,
B. Cek As minimum
25
= . = 300.418.5 = 392.344 2
4. 4.400
Tapi tidak boleh kurang dari :
1.4 1.4
. = . 300.418.5 = 439.425 2
21
Karena As terpasang lebih besar dari As-min maka persyaratan luas tulangan
minimum terpenuhi.
C. Cek Rasio Tulangan
1984.70
= = = 0.016
. 300.418.55
0.85 25 600
= 0.75 0.85 = 0.02
400 600 + 400
124.53
= = 0.2975 < 0.375. 1 = 0.375.0.85 = 0.3187 . !
418.5
E. Penulangan
Dari hasil perhitungan memperlihatkan bahwa tulangan 5D19+2D19 mampu
dan memenuhi persyaratan dalam memikul beban luar.
1.2 Kondisi 2
Kondisi 2 menggambarkan kolom interior kiri, momen negatif tumpuan,
goyangan ke kiri. Kebutuhan detailing penampang sama dengan kondisi 1.
Diperlukan 2D19 + 5D19 untuk memikul Mu= 227.552 kN.m.
22
1.3 Kondisi 3
Kondisi 3 menggambarkan kolom interior kiri, momen positif tumpuan,
goyangan ke kanan. SNI Beton Pasal 21.5.2.2 mensyaratkan bahwa kuat lentur positif
komponen struktur lentur pada muka kolom tidak boleh lebih kecil dari kuat lentur
negatifnya pada muka tersebut.
. 1134,11.400
=
= = 71,16
1. . 0.85.25.300
71,16
= . . = 0.9.1134,11.400. 418.5
2 2
= ,
23
B. Cek As minimum
25
= . = 300.418.5 = 392.344 2
4. 4.400
Tapi tidak boleh kurang dari :
1.4 1.4
. = . 300.418.5 = 439.425 2
Karena As terpasang lebih besar dari As-min maka persyaratan luas tulangan
minimum terpenuhi.
C. Cek Rasio Tulangan
1134,11
= = = 0.009
. 300.418.55
0.85 25 600
= 0.75 0.85 = 0.02
400 600 + 400
71,16
= = 0.17 < 0.375. 1 = 0.375.0.85 = 0.3187 . !
418,5
E. Penulangan
Dari hasil perhitungan memperlihatkan bahwa tulangan 4D19 mampu dan
memenuhi persyaratan dalam memikul beban luar.
24
1.4 Kondisi 4
Kondisi 2 menggambarkan kolom interior kanan, momen positif tumpuan,
goyangan ke kiri. Kebutuhan detailing penampang sama dengan kondisi 3.
Diperlukan 4D19 untuk memikul Mu= 227.552 kN.m.
1.5 Kondisi 5
Kondisi 5 menggambarkan tengah bentang, momen positif, goyangan ke
kanan. Dan kiri. SNI Beton Pasal 21.5.2.2 mensyaratkan bahwa baik kuat lentur
negative maupun kuat lentur positif pada setiap penampang di sepanjang bentang
tidak boleh kurang dari kuat lentur terbesar yang disediakan pada kedua muka
kolom tersebut.
Kuat lentur terbesar disediakan konfigurasi penulangan untuk momen
negative akibat kedua arah goyangan gempa, yaitu Mn= 254,5 kN.m. Sehingga
Mn= 63.625 kN.m. Nilai Mu pada nilai analisa struktur adalah 74,554 kN.m. Maka
nilai yang digunakan adalah nilai Mu dari analisa struktur.
25
Maka, momen nominal actual balok Mn adalah :
53,37
= . . = 0.9.850,59.400. 418.5
2 2
= ,
B. Cek As minimum
25
= . = 300.418.5 = 392.344 2
4. 4.400
Tapi tidak boleh kurang dari :
1.4 1.4
. = . 300.418.5 = 439.425 2
Karena As terpasang lebih besar dari As-min maka persyaratan luas tulangan
minimum terpenuhi.
C. Cek Rasio Tulangan
804,25
= = = 0.006
. 300.418.5
0.85 25 600
= 0.75 0.85 = 0.02
400 600 + 400
26
50,463
= = 0.125 < 0.375. 1 = 0.375.0.85 = 0.3187 . !
418,5
E. Penulangan
Dari hasil perhitungan memperlihatkan bahwa tulangan 3D19 mampu dan
memenuhi persyaratan dalam memikul beban luar.
27
. 567,06.400
= = = 35,58
1. . 0.85.25.300
35,58
= . . = 0.9.567,06.400. 418.5
2 2
= ,
B. Cek As minimum
25
= . = 300.418.5 = 392.344 2
4. 4.400
Tapi tidak boleh kurang dari :
1.4 1.4
. = . 300.418.5 = 439.425 2
Karena As terpasang lebih besar dari As-min maka persyaratan luas tulangan
minimum terpenuhi.
C. Cek Rasio Tulangan
567,06
= = = 0.004
. 300.418.5
0.85 25 600
= 0.75 0.85 = 0.02
400 600 + 400
28
D. Cek Kendali Tarik Penampang
35,58
= = 0.085 < 0.375. 1 = 0.375.0.85 = 0.3187 . !
418,5
29
Detailing penampang kedua ujung balok adalah identik, kapasitas momen
probable ujung-ujung balok ketika struktur bergoyang ke kiri akan sama dengan pada
saat struktur bergoyang ke kanan, hanya arahnya saja yang berbeda.
Kondisi 2 :
2 =155,63 mm dan 2 = 338,1 .
Kondisi 4 :
4 =45,661 mm dan 4 = 115,23 .
Berlawanan arah jarum jam di muka kolom interior kiri
. 28,19.5,5
= = = 77.525
2 2
30
1.3 Sengkang untuk Gaya Geser
SNI Beton pasal 21.5.4.2 mengatakan bahwa kontribusi beton dalam menahan
geser yaitu Vc harus diambil = 0 pada perencanaan geser di daerah sendi plastis
apabila kedua syarat di bawah ini terpenuhi :
a. Gaya geser Vsway akibat sendi plastis di ujung-ujung balok melebihi
atau lebih besar kuat geser perlu maksimum Vu di sepanjang bentang.
Cek persyaratan untuk penentuan Vc
1 + 3
Vswaykanan = = 90.66
2 + 4
Vswaykiri = = 90.66
Berdasarkan analisis diperoleh Vu = 168.191 kN. Nilai Vu adalah
168.191
= = 84,095
2 2
b. Gaya tekan aksial terfaktor, termasuk akibat pembebanan gempa kurang
dari Ag x fc/20.
Berdasarkan hasil analisis struktur, gaya aksial tekan terfaktor akibat gaya
gempa dan gravitasi adalah 5,19 kN. Sedangkan Agfc/20 = (500 mm x
A. Muka kolom interior kiri : Gaya geser maksimum, Vu= 168.191 kN.
1 1
= = 25 300 418,5 103
6 6
= 104,625
Dengan demikian,
31
168.191
= = 0 = 224.254
0.75
. . 157,08.400.418,5
= = = 117,25 100
224.254 1000
. . 157,08.400.418,5
= = = 262,951 ()
100 1000
Jadi, gunakan sengkang 2 kaki D10 dengan spasi 100 mm.
B. Muka kolom interior kiri : Gaya geser maksimum, Vu= 224,254 kN. Maka
akan sama seperti muka kolom interior kiri, diperlukan 2 kaki D10 untuk
sengkang dengan spasi 100 mm.
C. Ujung zona sendi plastis
Gaya geser maksimum, Vw di ujung zona sendi plastis, yaitu = 2h = 1000 mm
dari muka kolom, adalah 224,254 kN-(1 m x28,19 kN/m) =196,064 kN. Di
zona ini, kontribusi Vc dapat diperhitungkan, yaitu :
= . = 104,625
6
32
Maka :
196,064
= = 104,625 = 156,79
0.75
. . 157,08.400.418,5
= = = 167,70
156,79 1000
. Gunakan spasi 150 mm
. . 157,08.400.418,5
= = = 175,30
150 1000
33
Berdasarkan SNI Pasal 21.5.2.1 sedikitnya harus ada 2 buah baja tulangan
yang dibuat kontinu di bagian atas dan bagian bawah penampang. Untuk kasus desain
ini sudah terpenuhi, karena tulangan lentur terpasang minimum adalah 2D19, yang
dipasang di sisi atas penampang.
Momen di tengah bentang dapat berupa momen positif (tekan) atau momen
negative (tarik) yang relative kecil. Karena baja tulangan yang disediakan di tengah
bentang pada dasarnya ditentukan oleh syarat detailing, maka SNI Beton Pasal
7.10.4.5 mengizinkan sambungan lewatan kelas A untuk penyambungannya, dengan
panjang penyaluran ld, dimana ld=48db (Tabel pada pasal 12.2.2 SNI Beton).
Berdasarkan SNI Beton Pasal 21.7.5.2, nilai panjang penyaluran ini tidak
boleh kurang dari 3,25 kali panjang tulangan berkait yang dihitung berdasarkan
persamaan 21-6, yaitu =43,8 db
Untuk kasus ini, baja tulangan terbesar yang harus disalurkan adalah baja
tulangan D19. Jadi ld= 48db= 48 x 19 = 912 mm .
SNI Pasal 21.5.2.3 menyatakan baja tulangan yang disalurkan harus diikat
dengan hoops yang dipasang dengan spasi maksimum, yaitu yang terkecil di antara
d/4 dan 100 mm.
d/4 = 418,5 mm/4 = 104,625 mm
Jadi , spasi hoops di daerah penyambungan lewatan tulangan = 100 mm.
34
6. Untuk memenuhi persyaratam kuat momen minimum penampang di
sepanjang balok, khususnya momen negative, tulangan atas 2D19 diteruskam
disepanjang balok untuk memenuhi kebutuhan momen negative di tengah
bentang.
7. Untuk memikul geser di masing-masing zona sendi plastis, dipasang sengkang
tertutup 2 kaki D10 dengan spasi 50 mm untuk sengkang pertama, dan 2 kaki
D10 dengan spasi 100 mm untuk sengkang sengkang berikutnya.
8. Untuk memikul geser di luar zona sendi plastis, dipasang tulangan sengkang 2
kaki D10 dengan spasi 150 mm. Untuk daerah sambungan lewatan, dipasang
sengkang tertutup 2 kaki D10 dengan spasi 100 m
Gambar 4.1 Gambar Detailing Balok pada Tumpuan dan Tengah Bentang
35
Kuat lentur negative rencana dengan konfigurasi tulangan seperti ini
adalah
35,58
= . . = 0,9.567,06.400. 418,5
2 2
= 81,80 .
Untuk mendapatkan lokasi penampang dengan momen negative rencana
81,80 kN.m pada balok, ambil penjumlahan momen di salah satu titik
yaitu :
1
28,19 147,2 + 338,1 115,32 = 14,095x 2 147,2x + 222,78 = 0
2
2 4 147,2 147,22 4.28,19.222,78
= = = 1,57
2 2.28,19
Momen rencana 81,80 kN m tenyata terletak pada jarak 1,57 m dari muka
kolom interior kanan. Data ini dapat dipakai sebagai dasar untuk menentukan lokasi
cutoff point bagi tulangan 2D19+3D19.
SNI Beton Pasal 12.10.3 dan Pasal 12.10.4 mengharuskan :
- Tulangan diteruskan melampaui titik dimana tulangan tersebut sudah
tidak diperlukan lagi untuk menahan lentur, sejauh tinggi efektif
komponen struktur,d, dan tidak kurang dari 12db, kecuali pada daerah
tumpuan balok sederhana dan pada daerah ujung bebas kantilever.
- Tulangan menerus harus mempunyai suatu panjang penampang sejauh
tidak kurang dari panjang penyaluran ld diukur dari lokasi pemotongan
tulangan lentur.
Untuk tulangan D19 atau lebih kecil (Tabel SNI Beton pada pasal 12.2.2),
panjang penyaluran tulangan D19 adalah sepanjang
. . 400.1,3.1
19 = . = . 19 = 940,9 = 950
2,1. . 2,1.1. 25
SNI Beton Pasal 12.12.3 mengharuskan setidaknya 1/3 tulangan tarik momen
negatif pada tumpuan harus ditanam melewati titik belok tidak kurang dari d, 13db,
atau ln/16.
36
Jadi, tulangan 2D19+3D19 harus ditanam sepanjang yang terbesar di antara :
1. 1570 mm + 418,5 mm (d untuk penampang di luar zona sendi plastis) =1988,5
mm = 2000 mm.
2. 1570 mm+(12 x 19mm) = 1798 mm = 1800 mm.
3. ld = 950 mm dari muka kolom interior, atau
4. 1570 mm + ln/16 = 1570 + 950/16=1630 mm.
Dengan demikian, tulangan 2D19+ 3D19 ditanamkan sejauh 2 m dari muka
kolom interior kanan
b. Tulangan negatif di muka kolom interior kiri.
Jumlah tulangan yang terpasang adalah 7 buah, yaitu 2D19+5D19. Dua
buah tulangan atas D19 akan dipasang menerus di sepanjang bentang.
Tiga buah tulangan lainnya akan dicut-off, sehingga As-sisa=567,06 mm2.
Kuat lentur negative rencana dengan konfigurasi tulangan seperti ini
adalah
35,58
= . . = 0,9.567,06.400. 418,5
2 2
= 81,80 .
Untuk mendapatkan lokasi penampang dengan momen negative rencana
81,80 kN.m pada balok, ambil penjumlahan momen di salah satu titik
yaitu :
1
28,19 147,2 + 338,1 115,32 = 14,095x 2 147,2x + 222,78 = 0
2
2 4 147,2 147,22 4.28,19.222,78
= = = 1,57
2 2.28,19
Momen rencana 81,80 kN m tenyata terletak pada jarak 1,57 m dari muka
kolom interior kiri. Data ini dapat dipakai sebagai dasar untuk menentukan lokasi
cutoff point bagi tulangan 2D19+3D19.
SNI Beton Pasal 12.10.3 dan Pasal 12.10.4 mengharuskan :
- Tulangan diteruskan melampaui titik dimana tulangan tersebut sudah
tidak diperlukan lagi untuk menahan lentur, sejauh tinggi efektif
37
komponen struktur,d, dan tidak kurang dari 12db, kecuali pada daerah
tumpuan balok sederhana dan pada daerah ujung bebas kantilever.
- Tulangan menerus harus mempunyai suatu panjang penampang sejauh
tidak kurang dari panjang penyaluran ld diukur dari lokasi pemotongan
tulangan lentur.
Untuk tulangan D19 atau lebih kecil (Tabel SNI Beton pada pasal 12.2.2),
panjang penyaluran tulangan D19 adalah sepanjang
. . 400.1,3.1
19 = . = . 19 = 940,9 = 950
2,1. . 2,1.1. 25
SNI Beton Pasal 12.12.3 mengharuskan setidaknya 1/3 tulangan tarik momen
negatif pada tumpuan harus ditanam melewati titik belok tidak kurang dari d, 13db,
atau ln/16.
Jadi, tulangan 2D19+3D19 harus ditanam sepanjang yang terbesar di antara :
5. 1570 mm + 418,5 mm (d untuk penampang di luar zona sendi plastis) =1988,5
mm = 2000 mm.
6. 1570 mm+(12 x 19mm) = 1798 mm = 1800 mm.
7. ld = 950 mm dari muka kolom interior, atau
8. 1570 mm + ln/16 = 1570 + 950/16=1630 mm.
Dengan demikian, tulangan 2D19+ 3D19 ditanamkan sejauh 2 m dari muka
kolom interior kiri.
Gambar 4.2 Gambar Detailing Tulangan Geser pada Tumpuan dan Tengah Bentang
38
4.2 Perencanaan Kolom
4.2.1 Cek Konfigurasi Penulangan
Dari hasil desain berdasarkan preliminary design, dimensi kolom yang
digunakan adalah 500 mm x 600 mm dan akan digunakan 10 baja tulangan D25.
Rasio tulangan, g dibatasi tidak kurang dari 0,01 dan tidak lebih dari 0,06
5890.49 2
= = 0,019 . !
500 600
Gambar 4.2 Diagram Interaksi Kolom dan Perbandingannya dengan Gaya Dalam yang terjadi
Kapasitas kolom lantai atas sama dengan lantai bawah karena dimensi kolom
yang sama. Hasil kapasitas kolom akibat momen murni adalah :
Pn = -1532,142 kN
39
Mn = 381,264 kNm
Mc = Mnlt.1+ Mnlt.2 = 381,264+381,264 = 762.528 kN.m
Mg =Mpr-1+Mpr-3
= 338,1 kN.m + 115,23
= 455,33 kN.m
1,2 Mg = 543,996 kN.m
Maka untuk persyaratan Mc1.2Mg telah terpenuhi bahwa kolom lebih
kuat dari balok.
. . 0.09. . .
= 0,3. . 1 =
Dimana bc adalah lebar penampang inti beton, Ach adalah luas penampang
inti beton terkekang, s spasi tulangan hoops dan fyt adalah kuat tarik tulangan geser
dalam halini diambil 400 MPa. Gunakan tulangan diameter 10 untuk trial penentuan
hoops.
Db 10
bc = bw 2 cover + = 500 2 40 + = 410 mm
2 2
= 2 . 2 = 500 2 40 . 500 2 30
= 184800 2
Digunakan spasi antar tulangan s = 100 mm, sehingga :
. . 100.410.25 500 600
= 0,3. . 1 = 0.3. . 1
400 184800
40
= 271,225 2
0.09. . . 0.09.100.410.25
= = = 230,625 2
400
Karena Ash = 235,62mm2 dari tulangan 3D10 lebih besar dari yang
disyaratkan Ash= 230.625 mm2 maka tulangan confinement 3 kaki diameter 10
memenuhi syarat.
SNI Pasal 21.6.4.1 mensyaratkan bahwa tulangan hoops ini harus dipasang
sepanjang Lo dari ujung-ujung kolom, Lo yang dipilih yang terbesar di antara :
1. Tinggi elemen kolom, h, = 500 mm
2. 1/6 tinggi bersih kolom = 1/6 x 4 = 666,66 mm
3. 450 mm
Jadi, tulangan confinement 3D10-100 mm harus dipasang pada daerah
Lo=500 mm dari tumpuan.
41
1. Cek apakah dibutuhkan tulangan geser :
>
2
137,26 186,458
= = 183,01 > = = 125
0.75 2 2
Maka perlu tulangan geser.
2. Cek apakah cukup dipasang tulangan geser minimum :
1
> + .
3
137,26 1 1
= = 183,01 > + . = 125 + . = 225
0.75 3 3
Ternyata suku kiri lebih kecil dari suku kanan, sehingga hanya diperlukan
tulangan geser minimum.
1. .
=
3.
Karena sebelumnya telah dipasang tulangan confinement 3 kaki D10 dengan
spasi 100 mm. berarti
1.500.100
= = 41,667 2
3.400
Sementara itu, Ash untuk 3 kaki D10 = 235,62 mm2 dan lebih besar dari Av-
min, maka tulangan confinement cukup untuk menahan geser yang terjadi.
42
4.3 Perencanaan Desain Hubungan Balok-Kolom SRPMK
4.3.1 Perhitungan Kuat Geser Join
1. Dimensi Join
SNI Pasal 21.7.4.1
Luas efektif hubungan balok-kolom, dinyatakandalam Aj, adalah :
500 mm x 600 mm = 300.000 mm2
SNI Pasal 21.7.2.3
Panjang join yang diukur parallel terhadap tulangan lentur balok yang
menyebabkan geser di join sedikitnya 20 kali db longitudinal terbesar.
Panjang join = 20 x 25 mm = 500 mm.
2. Penulangan Transversal untuk Confinement
SNI Pasal 21.7.3.1
Harus ada tulangan confinement dalam join.
SNI Pasal 21.7.3.2
Untuk join interior, jumlah tulangan confinement yang dibutuhkan setidaknya
setengah tulangan confinement yang dibutuhkan di ujung-ujung kolom.
Dari langka 4 dalam desain kolom, diperoleh bahwa :
0,5 x Ash/s = 0,5 x 2,35 mm = 1,175 mm.
Spasai vertical hoop diizinkan untuk diperbesar hingga 150 mm. Jarak bersih
antar tulangan tekan dan tulangan tarik balok adalah 440 mm. Coba pasang tiga hoop
yang pertama dipasang pada jarak 50 mm di bawah tulangan atas.
Area tulangan hoop yang dibutuhkan = 150 mm x 1,175 mm
= 176.25 mm2
Coba gunakan baja tulangan diameter 10 mm 3 kaki.
Jadi Ash = 235,62 mm2 > 176.25 mm2. Maka dipakai 3 hoop 3 kaki D10.
43
3. Perhitungan Geser di Join, dan Cek Kuat Geser
Balok yang memasuki join memiliki probable moment = 338,1 kN.m dan
115,32 kN m. Pada join, kekakuan kolom atas dan kekakuan kolom bawah
sama, sehingga DF = 0.5 untuk setiap kolom. Sehingga :
= 0,5 338,1 + 115,32 = 226,71 .
Geser pada kolom atas :
. + .
=
(226,71).0,5 + 226,71 . 0.5
= = 129,52
3,5
Di bagian lapis atas balok, baja tulangan yang dipakai adalah 2D19 + 5D19, As =
1984,70 mm2.
Gaya tarik yang bekerja pada baja tulangan balok di bagian kiri adalah
1 = 1,25. . = 1,25.1984,70.400 = 992,350
Gaya tekan yang bekerja pada baja tulangan balok di bagian kiri adalah
1 = 1 = 1,25. . = 1,25.1984,70.400 = 992,350
Gaya tarik yang bekerja pada baja tulangan balok di bagian kanan adalah
2 = 1,25. . = 1,25.1984,70.400 = 992,350
Gaya tekan yang bekerja pada baja tulangan balok di bagian kanan adalah
2 = 2 = 1,25. . = 1,25.1984,70.400 = 992,350
= = 1 2
= 129,52 992,350 992,350 = 1855,18
Arah sesuai dengan T1, yaitu ke kiri.
SNI Pasal 21.7.4.1 menyatakan kuat geser nominal join yang dikekang di
keempat sisinya adalah :
= 1.7 .
44
BAB V
KESIMPULAN
Detailing Balok
Detailing Kolom
45
DAFTAR PUSTAKA
.
Badan Standarisasi Nasional. 2012. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung (SNI 1726-2012). BSN : Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung (SNI 2847-2013). BSN : Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2013. Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan
Gedung dan Struktur Lain (SNI 2847-2013). BSN : Jakarta.
Imran, Iswandi. 2014. Perencanaan Lanjut Struktur Beton Bertulang. ITB :
Bandung
46