Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 2

STANDAR INSTRUMENTASI DAN K3

Disusun oleh :
Mirza Alvian Nurochman Syah
NRP. 1310141003

Dosen Pengampu :
Ir. Suryono, M.T.
NIP. 19631123 198803 1 002

PRODI D4 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2017
1. Apa yang dimaksud dengan WWTP pada K3LH?

Jawab :

Waste water treatment plant adalah sistem pengolahan libah cair yang dihasilkan poer
plant untu diolah limbah cair hasil produksi tersebut, menjadi air yang aman dibuang ke laut
sesuai dengan ketentuan atau peraturan lingkungan hidup yang berlaku.

PERATURAN PERUNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

1. UU RI No. 30 tahun 2009 tentang ketanagalistrikan


2. UU RI No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
3. UU RI No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
4. PP No. 74 tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3)

WASTE WATER INPUT


- pembuangan air kotor kamar mandi
- sistem pembuangan air kotor (drainase)
- water treatment plant
- auxiliary boiler blowdown pit

KOMPONEN PADA WASTE WATER TREATMENT PLANT

- Netralizing tank
Berfungsi sebagai tempat penampungan hasil pengolahan dari water treatment plant.
Dikarenakan air dari WTP masih banyak mengandug bahan kimia sehingga harus dinetralkan
dahulu sebelum dipompakan ke waste water tank.

- Waste water tanks, pumps dan blower


Waste water storage tank
Berfungsi untuk menampung semua air buangan power plant mulai dari pembuangan air
kotoran kamar mandi, drainase air kotor, WTP dan auxiliary boiler blowdown pit.
Waste water pump
Berfungsi untuk mengalirkan air limbah dari waste water tank menuju pH cintrol dan flocculant
pool.
Air blower
Berfungsi untuk menyalurkan udara service untuk proses pengadukan air pada waste water
tank.
- Coagulant, oxidant dan flocculant tank (agitator dan dosing pump)
Coagulant tank
Berfungsi sebagai tempat penampungan coagulant, zat ini berfungsi untuk mengendapkan
benda-benda yang melayang (suspended solid) untuk membentuk flok agar cepat proses
pengendapan
Coagulant dosing pump
Berfungsi untuk mengalirkan coagulant dari coagulant tank menuju ke pH control.

Oxidation tank
Berfungsi sebagai tempat penampung sodium hypochlorite dengan konsentrasi 10%, zat ini
berfungsi untuk proses oksiasi jika kadar hidrazine tinggi.
Oxidation dosing pump
Berfungsi untuk mengalirkan sodium hypochlorite dari sodium hypochlorite tank menuju ke
waste water pH control. NaOCL diinjeksikan apabila wastewater mengandung konsentrasi
hydrazine N2h4 tinggi (setelah diadakan boiler maintenance) dan konsentrasi COD tinggi.
Flocculant tank
Berfungsi sebagai tempat penampung flocculant, zat ini berfungsi untuk membentuk
gumpalan-gumpalan cesar dari flok yag sudah terbentuk.
Flocculant dosing pump
Berfungsi untuk mengalirkan flocculant dari flocculant tank menuju ke flocculation pool.
flocculant digunakan untuk mengikat suspended solid yang ftidak diikat oleh koagulan.

- HCl dan H2SO4 Tank (agitator dan dosing pump)


HCl tank
Berfungsi sebagai tempat penampung HCl yang berkonsentrasi 10 % dari concentrate HCl tank
yang dicampur dengan service water. HCl berfungsi untuk menurunkan pH.
HCl dosing pump
Berfungsi untuk menginjeksikan dilute HCl dari dilute HCl tank menuju ke pH control and
oxiadation pH dan Neutralizing pit.

- pH control dan flocculation pool


pH control berfungsi memantau dan mengontrol melalui pH analyzer untuk
menjaga nilai pH optimum air limbah antara 6,5 hingga 8,5 agar terjadi proses koagulasi dan
sedimentasi. Pada pH control di injeksikan HCl ataupun NaOH kedalam air limbah. Diaduk
dengan agitator agar bahan kimia yang sudah diinjeksikan bereaksi dengan sempurna.
Kemudian pada flocculation pool tempat diinjeksikan coagulant da flocculant, kemudian dari
flocculant pool menuju clarifier.

- Netralizing pit
Berfungsi sebagai tempat penampungan air hasil pengolahan dari clarifier secara overflow. Air
tersebut bisa dinetralkan di netralizing pit dan secara overflow pula untuk masuk ke reusing
tank.

- Agitator
Berfungsi untuk mengaduk semua larutan yang tercampur di coagulant tank, flocculant tank,
NaOH tank dan H2SO4.

2. ESP (Electronic Static Precipitator)


Jawab :
ElectroStatic Precipitator (ESP) adalah salah satu alternatif penangkap debu dengan
effisiensi tinggi (mencapai diatas 90%) dan rentang partikel yang didapat cukup besar. Dengan
menggunakan electro static precipitator (ESP) ini, jumlah limbah debu yang keluar dari
cerobong diharapkan hanya sekitar 0,16 % (efektifitas penangkapan debu mencapai 99,84%).

Salah satu komponen terpenting dalam proses produksi di Pabrik Gula dan PLTU
adalah boiler. Fungsinya adalah sebagai tempat untuk memanaskan air, sehingga menghasilkan
uap yang nantinya akan digunakan untuk proses selanjutnya. Pada PLTU, uap ini digunakan
untuk memutar turbin uap sebagai penggerak generator. Untuk melakukan kerjanya, boiler
membutuhkan adanya panas yang digunakan untuk memanaskan air. Panas ini disuplai dari
bagian yang disebut dengan ruang bakar atau furnace, dimana pada ruang bakar ini dilengkapi
dengan alat pembakaran atau burner. Hasil pembakaran di ruang bakar tersebut mengandung
banyak debu mengingat bahan bakar yang digunakan adalah batubara, dan debu tersebut akan
terbawa bersama gas buang menuju cerobong. Sebelum gas buang tersebut keluar melalui
cerobong, maka gas buang tersebut akan melewati kisi-kisi suatu electrostatic precipitator
(ESP).

Gambar 1. Electrostatic precipitator overview.


Gambar 2. Persentase penangkapan partikel debu pada ESP.

Cara Kerja ElectroStatic Precipitator

Cara kerja dari electro static precipitator (ESP) adalah (1) melewatkan gas buang (flue gas)
melalui suatu medan listrik yang terbentuk antara discharge electrode dengan collector plate,
flue gas yang mengandung butiran debu pada awalnya bermuatan netral dan pada saat melewati
medan listrik, partikel debu tersebut akan terionisasi sehingga partikel debu tersebut menjadi
bermuatan negatif (-). (2) Partikel debu yang sekarang bermuatan negatif (-) kemudian
menempel pada pelat-pelat pengumpul (collector plate), lihat gambar 4. Debu yang
dikumpulkan di collector plate dipindahkan kembali secara periodik dari collector plate melalui
suatu getaran (rapping). Debu ini kemudian jatuh ke bak penampung (ash hopper), lihat gambar
1 dan 2, dan ditransport (dipindahkan) ke flyash silo dengan cara di vakum atau dihembuskan.

Gambar 3. Bagian-bagian dari electrostatic precipitator.

Gambar 4. Proses ionisasi.

Proses Pembentukan Medan Listrik


Proses pembentukan medan listrik; (1) Terdapat dua jenis electrode, yaitu discharge electrode
yang bermuatan negatif dan collector plate electrode bermuatan positif. (2) Discharge electrode
diletakkan diantara collector plate pada jarak tertentu (memiliki jarak antara discharge
electrode dengan collector plate). (3) Discharge electrode diberi listrik arus searah (DC) dengan
muatan minus (lihat gambar 3), pada level tegangan antara 55 75 KvDC (sumber listrik
awalnya adalah 380 volt AC, kemudian dinaikkan oleh transformer menjadi sekitar 55 75 Kv
dan dirubah menjadi listrik DC oleh rectifier, diambil hanya potensial negatifnya saja). (4)
collector plate ditanahkan (di-grounding) agar bermuatan positif. (5) Dengan demikian, pada
saat discharge electrode diberi arus DC maka medan listrik terbentuk pada ruang yang berisi
tirai-tirai electrode tersebut dan partikel-partikel debu akan tertarik pada pelat-pelat tersebut,
Gas bersih kemudian bergerak ke cerobong asap.

Electrostatic precipitator merupakan salah satu cara agar Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) ataupun industri lainnya yang berpotensi menghasilkan limbah debu menjadi ramah
lingkungan, setidaknya dapat mengurangi kandungan polutan yang dibuang melalui cerobong.

3. FGD (flue gas desulfurization)


Jawab :
Metode pengolahan gas buang yang satu ini terutama diaplikasikan pada emisi dengan
kandungan sulfur yang tinggi. Di satu sisi, wet scrubber dapat mengatasi polusi udara dengan
cara menurunkan kandungan SO2 dari dalam gas buang. Akan tetapi, di sisi lain metode
penyisihan polutan udara ini menghasilkan limbah cair yang harus diolah.
Limbah cair yang dihasilkan dari proses FGD dengan wet scrubber bersifat asam dan
memiliki kandungan CaSO4 yang sangat tinggi. Di samping itu juga mengandung TDS, TSS,
logam berat, klorida, dan zat organik terlarut yang tinggi. Pengolahan limbah cair dari wet
scrubber sebaiknya dilakukan di sistem tersendiri, tidak digabung dengan instalasi pengolahan
limbah eksisting di power plant. Alasan pemisahan sistem pengolahan antara lain karena:
Kapasitas yang dimiliki oleh IPAL eksisting kemungkinan tidak memadai
Material konstruksi yang dimiliki umumnya tidak sesuai untuk limbah dengan
karakteristik klorida yang tinggi
Desain proses pada IPAL eksisting kemungkinan tidak sesuai untuk memenuhi
kebutuhan pengolahan air limbah dari wet scrubber
Pengolahan air limbah yang diperlukan tergantung pada karakteristik limbah yang dihasilkan
dan akan berbeda dari satu power plant dengan yang lainnya. Skema berikut ini merupakan
tahapan umum pengolahan limbah cair dari wet scrubber untuk proses FGD.
Sumber: www.water.siemens.com
Kombinasi antara pengolahan fisik-kimia yang terdiri dari proses presipitasi, koagulasi,
pengendapan, dan filtrasi merupakan yang paling umum dipakai. Rangkaian proses dimulai
dari peningkatan pH menjadi 8.5-9.2 untuk memungkinkan terjadinya pengendapan logam-
logam utama seperti aluminium, besi, dan mangan. Zat kimia yang biasa ditambahkan untuk
menaikkan pH adalah kalsium hidroksida (Ca(OH)2) atau natrium hidroksida (NaOH). Untuk
mengendapkan logam-logam sulfida, dilakukan penambahan organosulfida. Penambahan
koagulan bertujuan untuk meningkatkan performa pengendapan. Tahapan selanjutnya setelah
pengendapan adalah netralisasi menggunakan asam klorida (HCl). Setelah itu, jika diperlukan,
dapat dilakukan proses filtrasi untuk menghasilkan air olahan dengan kandungan suspended
solids yang rendah. Air hasil backwash pada proses filtrasi diresirkulasi ke hulu sistem.
Sumber: www.water.siemens.com (Treating FGD Wastewater: Phase 2 Clean Air Act
Amendments Make It Hot Topic, by Brian Heimbigner), diakses 26 Maret 2014

4. CPR
Jawab :
Cardiopulmonary resusitasi (CPR)

Cardiopulmonary resusitasi (CPR) adalah teknik penyelamatan berguna dalam banyak


keadaan darurat, termasuk serangan jantung atau hampir tenggelam, dimana bernapas atau
detak jantung seseorang telah berhenti. The American Heart Associationmerekomendasikan
bahwa setiap orang pengamat terlatih dan tenaga medis sama mulai CPR dengan kompresi
dada.
Ini jauh lebih baik untuk melakukan sesuatu daripada melakukan apa-apa jika Anda takut
bahwa pengetahuan atau kemampuan yang tidak 100 persen selesai. Ingat, perbedaan antara
Anda melakukan sesuatu dan melakukan apa-apa bisa hidup seseorang.
Berikut saran dari American Heart Association:
> Terlatih. Jika Anda tidak terlatih dalam CPR, kemudian memberikan tangan-hanya CPR. Itu
berarti penekanan dada terganggu dari sekitar 100 menit sampai paramedis tiba (dijelaskan
lebih rinci di bawah). Anda tidak perlu mencoba bantuan pernapasan.
>Terlatih dan siap untuk pergi. Jika Anda terlatih dan percaya diri dalam kemampuan Anda,
dimulai dengan kompresi dada bukan pertama memeriksa jalan napas dan melakukan bantuan
pernapasan. Mulai CPR dengan 30 kompresi dada sebelum memeriksa jalan napas dan
memberikan napas penyelamatan.
>Dilatih tapi berkarat. Jika sebelumnya Anda telah menerima pelatihan CPR tetapi Anda
tidak percaya diri dalam kemampuan Anda, kemudian hanya melakukan kompresi dada pada
tingkat sekitar 100 menit. (Detail dijelaskan di bawah.)
Saran di atas berlaku untuk orang dewasa, anak-anak dan bayi membutuhkan CPR, tapi tidak
bayi yang baru lahir.
CPR dapat menjaga darah beroksigen mengalir ke otak dan organ vital lainnya sampai
penanganan medis lebih lanjut dapat memulihkan denyut jantung normal.
Ketika jantung berhenti, kekurangan darah beroksigen dapat menyebabkan kerusakan otak
hanya dalam beberapa menit. Seseorang mungkin meninggal dalam waktu delapan sampai 10
menit.
Untuk mempelajari CPR benar, mengambil kursus pelatihan pertolongan pertama terakreditasi,
termasuk CPR dan bagaimana menggunakan defibrillator eksternal otomatis (AED). Jika Anda
tidak terlatih dan memiliki akses langsung ke telepon, panggilan 911 sebelum memulai CPR.
Dispatcher dapat menginstruksikan Anda dalam prosedur yang tepat sampai bantuan tiba.
Sebelum kamu memulai
Sebelum memulai CPR, periksa:
Apakah orang itu sadar atau tidak sadar?
Jika pasien tidak sadar, tepuk atau mengguncang bahu nya dan bertanya dengan keras,
Apakah Anda OK?
Jika orang tersebut tidak merespon dan dua orang yang tersedia, salah satu harus
memanggil 911 atau nomor darurat lokal dan satu harus mulai CPR. Jika Anda sendiri dan
memiliki akses langsung ke telepon, panggilan 911 sebelum memulai CPR kecuali jika
Anda berpikir orang tersebut telah menjadi tidak responsif karena mati lemas (seperti dari
tenggelam). Dalam kasus khusus ini, mulai CPR selama satu menit dan kemudian
menelepon 911 atau nomor darurat lokal.
Jika AED segera tersedia, memberikan satu kejutan jika diperintahkan oleh perangkat,
kemudian mulai CPR.

Ingatlah untuk mengeja CAB


The American Heart Association menggunakan akronim dari CAB kompresi, saluran napas,
pernapasan untuk membantu orang mengingat untuk melakukan langkah-langkah CPR.
Kompresi: Kembalikan sirkulasi darah
1. Menempatkan orang di nya kembali pada permukaan perusahaan.
2. Berlututlah di sebelah leher dan bahu seseorang.
3. Tempatkan tumit satu tangan di atas bagian tengah dada seseorang, antara puting.
4. Tempatkan tangan lainnya di atas tangan pertama. Jaga siku Anda lurus dan posisi bahu
anda tepat di atas tangan Anda.
5. Gunakan berat badan bagian atas (tidak hanya lengan anda) ketika anda mendorong ke
bawah pada (kompres) dada minimal 2 inci (kira-kira 5 cm). Mendorong keras pada
tingkat sekitar 100 kompresi menit.
6. Jika Anda belum terlatih dalam CPR, terus kompresi dada sampai ada tanda-tanda
gerakan atau sampai tenaga medis darurat mengambil alih. Jika Anda telah dilatih di
CPR, pergi ke memeriksa jalan napas dan bantuan pernapasan.
Airway: Bersihkan jalan napas
1. Jika Anda terlatih dalam CPR dan Anda telah melakukan 30 kompresi dada, buka jalan
napas seseorang menggunakan head-tilt, chin-lift manuver. Menaruh telapak tangan di
dahi orang itu dan dengan lembut memiringkan kepala ke belakang. Kemudian dengan
sisi lain, lembut mengangkat dagu ke depan untuk membuka jalan napas.
2. Periksa pernapasan normal, mengambil tidak lebih dari lima atau 10 detik. Carilah
gerakan dada, mendengarkan suara napas normal, dan rasakan napas seseorang di pipi
dan telinga. Terengah-engah tidak dianggap pernapasan normal. Jika orang tersebut
tidak bernapas secara normal dan Anda dilatih dalam CPR, mulai mulut-ke mulut. Jika
Anda yakin orang tersebut tidak sadar dari serangan jantung dan Anda belum terlatih
dalam prosedur darurat, melompat mulut-ke mulut dan terus penekanan dada.
Pernapasan: Bernapas untuk orang
Bantuan pernapasan dapat mulut ke mulut atau mulut ke hidung bernapas jika mulut terluka
parah atau tidak dapat dibuka.
1. Dengan napas terbuka (menggunakan head-tilt, chin-lift manuver), jepit hidung ditutup
untuk mulut-ke mulut dan menutup mulut seseorang dengan Anda, membuat segel.
2. Bersiaplah untuk memberikan dua napas penyelamatan. Berikan penyelamatan napas
pertama yang berlangsung satu detik dan menonton untuk melihat apakah dada naik.
Jika itu tidak naik, berikan napas kedua. Jika dada tidak naik, ulangi kepala-tilt, chin-
lift manuver dan kemudian memberikan napas kedua. Tiga puluh kompresi dada diikuti
oleh dua penyelamatan napas dianggap sebagai salah satu siklus.
3. Lanjutkan kompresi dada untuk memulihkan sirkulasi.
4. Jika orang tersebut tidak bergerak setelah lima siklus (sekitar dua menit) dan
defibrillator eksternal otomatis (AED) tersedia, menerapkannya dan ikuti petunjuknya.
Mengelola satu shock, kemudian melanjutkan CPR dimulai dengan kompresi dada
selama dua menit lagi sebelum pemberian kejutan kedua. Jika Anda tidak dilatih untuk
menggunakan AED, operator medis 911 atau lainnya darurat mungkin dapat memandu
Anda dalam penggunaannya. Jika AED tidak tersedia, lanjutkan ke langkah 5 di bawah
ini.
5. Lanjutkan CPR sampai ada tanda-tanda gerakan atau darurat tenaga medis mengambil
alih.

Untuk melakukan CPR pada anak


Prosedur untuk memberikan CPR untuk anak berumur 1 sampai 8 pada dasarnya sama dengan
yang untuk orang dewasa. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
Jika Anda sendirian, melakukan lima siklus kompresi dan napas pada anak ini harus
memakan waktu sekitar dua menit sebelum memanggil 911 atau nomor darurat lokal
Anda atau menggunakan AED.
Gunakan satu tangan untuk melakukan kompresi dada.
Bernapas lebih lembut.
Gunakan tingkat kompresi-napas yang sama seperti yang digunakan untuk orang
dewasa: 30 kompresi diikuti dengan dua napas. Ini adalah salah satu siklus. Setelah dua
napas, segera memulai siklus berikutnya kompresi dan napas.
Setelah lima siklus (sekitar dua menit) dari CPR, jika tidak ada respon dan AED
tersedia, menerapkannya dan ikuti petunjuknya. Gunakan bantalan pediatrik jika
tersedia, untuk anak usia 1 sampai 8. Jika bantalan pediatrik tidak tersedia, gunakan
bantalan dewasa. Jangan gunakan AED untuk anak-anak muda dari usia 1. Administer
satu shock, kemudian melanjutkan CPR dimulai dengan kompresi dada selama dua
menit lagi sebelum pemberian kejutan kedua. Jika Anda tidak dilatih untuk
menggunakan AED, operator medis 911 atau lainnya darurat mungkin dapat memandu
Anda dalam penggunaannya.
Lanjutkan sampai anak bergerak atau bantuan tiba.
Untuk melakukan CPR pada bayi
Sebagian besar serangan jantung pada bayi terjadi karena kekurangan oksigen, seperti
tenggelam atau tersedak. Jika Anda tahu bayi memiliki obstruksi jalan napas, lakukan
pertolongan pertama untuk tersedak. Jika Anda tidak tahu mengapa bayi tidak bernafas,
melakukan CPR.
Untuk memulai, memeriksa situasi. Stroke bayi dan menonton untuk respon, seperti gerakan,
tapi tidak mengguncang bayi.
Jika tidak ada respon, ikuti prosedur CAB bawah dan waktu panggilan untuk bantuan sebagai
berikut:
Jika Anda satu-satunya penyelamat dan CPR diperlukan, melakukan CPR selama dua
menit sekitar lima siklus sebelum memanggil 911 atau nomor darurat lokal Anda.
Jika orang lain yang tersedia, memiliki seseorang panggilan untuk bantuan segera saat
Anda menghadiri untuk bayi.
Kompresi: Kembalikan sirkulasi darah
1. Tempatkan bayi di nya kembali sebuah perusahaan, permukaan datar, seperti meja.
Lantai atau tanah juga akan dilakukan.
2. Bayangkan sebuah garis horizontal yang ditarik antara puting bayi. Letakkan dua jari
dari satu tangan di bawah baris ini, di tengah dada.
3. Lembut kompres dada sekitar 1,5 inci (sekitar 4 cm).
4. Menghitung dengan keras seperti yang Anda memompa dengan irama yang cukup
cepat. Anda harus memompa pada tingkat 100 kompresi menit.
Airway: Bersihkan jalan napas
Setelah 30 kompresi, lembut ujung kepala kembali dengan mengangkat dagu dengan satu
tangan dan menekan di dahi dengan tangan yang lain.
Tidak lebih dari 10 detik, mendekatkan telinga di dekat mulut bayi dan memeriksa pernapasan:
perhatikan gerakan dada, dengarkan bunyi napas, dan merasa untuk napas di pipi dan telinga.
Pernapasan: Bernapas untuk bayi
1. Tutup mulut bayi dan hidung dengan mulut Anda.
2. Bersiaplah untuk memberikan dua napas penyelamatan. Gunakan kekuatan pipi Anda
untuk memberikan tiupan lembut udara (bukan napas dalam-dalam dari paru-paru)
untuk perlahan-lahan bernapas ke mulut satu waktu bayi, mengambil satu detik untuk
nafas. Menonton untuk melihat apakah dada bayi naik. Jika tidak, memberikan napas
penyelamatan kedua. Jika dada tidak naik, ulangi kepala-tilt, chin-lift manuver dan
kemudian memberikan napas kedua.
3. Jika dada bayi masih tidak naik, memeriksa mulut untuk memastikan tidak ada benda
asing di dalam. Jika suatu benda terlihat, menyapu keluar dengan jari Anda. Jika jalan
napas tampaknya diblokir, melakukan pertolongan pertama untuk bayi tersedak.
4. Berikan dua napas setelah setiap 30 kompresi dada.
5. Melakukan CPR selama sekitar dua menit sebelum meminta bantuan kecuali orang lain
dapat membuat panggilan saat Anda menghadiri bayi.
6. Lanjutkan CPR sampai Anda melihat tanda-tanda kehidupan atau sampai tenaga medis
tiba.
sumber : http://www.mayoclinic. org

Anda mungkin juga menyukai