SGD Ikd 3 Kel 4 A2
SGD Ikd 3 Kel 4 A2
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Khusus
1. Mengetahui anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler
2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi fungsi kardiovaskuler .
3. Mengetahui asuhan keperawatan pada gangguan sistem sirkulasi
1.3.2 Tujuan Umum
Sebagai pemenuhan tugas dalam mata kuliah Ilmu Keperawatan
Dasar III dalam metode pembelajaran diskusi.
1.4 Manfaat
Makalah ini dapat di jadikan bahan ajar oleh civitas akademika dan
digunakan dalam pemenuhan kebutuhan materi. Serta dapat melatih
mahasiswa dalam melaksanakan penulisan sebuah makalah ilmiah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari
jantung, komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di
perlukan dalam proses metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan
banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons
aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan aktivitas suplai darah
agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran darah
tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan
otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu
sendiri.
3
2.2. Perkembangan Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler mulai berfungsi pada usia 3 minggu kehamilan.
Dalam sistem kardiovaskuler terdapat pembuluh darah terbesar yang di sebut
Angioblast. Angioblast ini timbul dari :
a. Mesoderm : splanknikus & chorionic
b. Merengkim : yolk sac dan tali pusat
c. Dan dapat juga menimbulkan pembuluh darah dan darah
Dalam awal perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung
jantung mulai berkembang di splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan
IEC dan atap katup uning telur sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung
pasangkan membujur endotel berlapis saluran. Tabung-tabung membentuk
untuk menjadi jantung primordial. Jantung tubular bergabung dalam
pembuluh darah di dalam embrio yang menghubungkan tangkai, karian dan
yolk sac membentuk sistem kardivaskuler purba. Pada janin, proses
peredaran darah melalui plasenta.
4
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat.
Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari samping,
diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari
jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah. Factor yang mempengaruhi
kedudukan jantung adalah:
b) Tengah/ miokardium
Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
i. Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua
lapisan. Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk
lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua atria.
ii. Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
iii. Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan
bilik( atrium dan ventrikel).
5
c) Dalam / Endokardium
Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane yang mengilat yang
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender endokardium kecuali aurikula
dan bagian depan sinus vena kava.
6. Ruang-ruang jantung
6
Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:
1. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
a. Muara atrium kanan terdiri dari:
a) Vena cava superior
b) Vena cava inferior
c) Sinus koronarius
d) Osteum atrioventrikuler dekstra
b. Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
2. Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum
pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan
terdiri dari:
a. Valvula triskuspidal
b. Valvula pulmonalis
3. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
4. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta terdiri dari:
a. Valvula mitralis
b. Valvula semilunaris aorta
7. Peredaran darah jantung
Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke
atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa
darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru(pulmo). Antara ventrikel
sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris arteri
pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium
sinitra. Aorta (pembuluh darah terbesar) membawa darah dari ventrikel
sinistra dan aorta terdapat sebuah katup valvulasemilunaris aorta.
7
3. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke
atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang
sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.
2.3.2 Fisiologi Jantung
8
2. Fase depolarisasi(cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas
membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke
dalam.
3. Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit
perubahan akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan
positih dalam sel menjadi berkurang.
4. Fase plato(keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil
agak lama sesuai masa refraktor absolute miokard.
5. Fase repolarisasi(cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak
mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.
4. Sistem Konduksi Jantung
Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium dan
dua pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi
berikutnya disebut siklus jantung.
9
1. Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah
yang mengalir ke jantung.
2. Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui
saraf otonom
7. Curah jantung
Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan kanan sama
besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama satu menit
disebut curah jantung (cardiac output).
1. Beban awal
2. Kontraktilitas
3. Beban akhir
4. Frekuensi jantung
1. Periode systole
2. Periode diastole
3. Periode istirahat
8. Bunyi Jantung
10
1. Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang
membawa darah keseluruh tubuh dan alat tubuh. Pembuluh darah terbesar
yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri terdiri dari 3 lapisan
yaitu:
a. Tunika Intima
b. Tunika Media
c. Tunika Eksterna
2. Aorta
Merupakan pembuluh darah arteri terbesar keluar dari jantung
bagian ventrikel sinistra melalui aorta asendes membelok kebelakang melalui
radiks pulmonalis sinistra, turun sepanjang kolumna vertebralis menembus
diafragma, turun ke abdomen. Jalan arteri ini terdiri dari 3 bagian :
a. Aorta Asenden
b. Arkus Aorta
c. Aorta desendes
Aorta asendes mempunyai cabang:
a) Aorta torakalis
b) Aorta Abdominalis
3. Arteri Kepala dan Leher
Disuplai oleh arteri komunis dekstra dan sinistra. Pada masing-masing
sisi menuju keatas leher dibawah otot sternomastoid dan pada ketinggian
perbatasan atas kartilago tiroid membagi diri menjadi dua yaitu:
a. Arteri karotis eksterna
a) A. tiroid superior
b) A. faringea asendes
c) A. lingualis
d) A. fasialis
e) A. aurikularis posterior
f) A. maskilaris
b. Arteri karotis interna:
a) A. oftalmika
b) A. komunikan posterior
c) A. coroidea
d) A. serebri anterior
e) A. serebri media
f) A. nasalis
11
4. Arteri vertebralis
Cabang bagian pertama subklavia berjalan naik melalui foramen
prosesus transversi masuk ke cranium melalui foramen mahnum berjalan ke
atas lalu kedepan medial medulla oblongata sampai di tepi bawah pons arteri
ini bergabung dan membentuk A. basilaris cabang-cabang cranial A.
vertebralis.
5. Arteri basilaris
Dibentuk oleh penggabungan dua A. vertebralis berjalan naik dalam
alur. Pada permukaan anterior pons bercabang dua:
a. Arteri serebralis posterior
b. A. sirkumateriosus
12
8. Aorta abdominalis : merupakan bagian dari aorta desendens.
9. Arteri Rongga perut
Terdiri dari:
a. Arteri seliaka
b. A. splinika
c. A. mesenterika superior
d. A. renalis
e. A. spermatika dan Ovarika
f. A. mesenterika Inferior
g. A. marginalis
10. Arteri dinding Abdomen
a. Prenikus inferior
b. Arteri subkostalis
c. Epigastrika superior
d. Arteri lumbalis
11. Rongga panggul
Terdiri dari:
13
d. Vena supraskapularis
e. Vena jugularis anterior
3. Vena kulit kepala : vena troklearis dan vena supraorbitalis, vena
temporalis superfisialis, aurikularis posterior dan oksipitalis.
4. Vena wajah: fasialis, profunda fasialis, transversa fasialis.
5. Vena pterigoideus : Vena maksilaris, fasialis, lingualis, oftalmika.
6. Vena tonsil dan palatum
7. Vena punggung
8. Vena yang bermuara pada vena cava interior
9. Anastomisis portal sistemik
10. Vena dinding pelvis
11. Vena anggota gerak atas dan,
12. Vena anggota gerak bawah
13. Kapiler
Pembuluh darah yang paling kecil sehingga disebut dengan pembuluh
rambut. Kapiler terdiri dari:
1. Kapiler arteri
2. Kapiler vena
Fungsi kapiler:
1. Penghubung arteri dan vena
2. Tempat pertukaran darah dan cairan jaringan
3. Mengambil hasil dari kelenjar
4. Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus
5. Menyaring darah dalam ginjal
2.3.3 Fisiologi Vaskuler
Sistem vaskuler memiliki peranan penting pada fisiologi
kardiovaskuler karena berhubungan dengan mekanisme pemeliharaan
lingkungan internal.
Bagian- bagian yang berperan dalam sirkulasi:
1. Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan.
2. Arteriola, cabang kecil dari sistem arteri yang berfungsi sebagai
kendali ketika darah yang dikeluarkan ke dalam kapiler.
3. Kapiler , tempat pertukaran cairan, zat makanan dan elektrolit,
hormone dan bahan lainnya antara darah dan cairan interstitial.
4. Venula yaitu mengumpulkan darah dari kapiler secara bertahap
5. Vena yaitu saluran penampung pengangkut darah dari jaringan
kembali ke jantung.
14
1. Aliran Darah
Tempat pertukaran zat CIS dan CES (interstitial) adalah kapiler. Dan
dipengaruhi oleh kecuali dinding kapiler, arteriole, venolus karena dapat
mengatur jumlah dan kecepatan aliran darah. Ketiga rangkaian tersebut
disebut dengan mikrosirkulasi
3. TEKANAN DARAH
1. Sistem saraf
a. Presoreseptor dan kemoreseptor: serabut saraf aferen yang menuju
pusat vasomotor berasal dari baroreseptor arteri dan kemoreseptor
aortadan karotis dari korteks serebri.
15
b. Hipotalamus: Berperan dalam mengatur emosi dan tingkah laku yang
berhubungan dengan pengaturan kardiovaskuler
c. Serebrum: Mempengaruhi tekanan dari karena penurunan respons
tekanan, vasodilatasi, dan respons depressor meningkat.
d. Reseptor nyeri: bergantung pada intensitas dan lokasi stimulus
e. Reflex pulmonal: inflasi paru menimbulkan vasodilatasi sistemik dan
penurunan tekanan darah arteri dan sebaliknya kolaps paru
menimbulkan vasokonstriksi sistemik
2. Sistem humoral atau kimia: berlangsung local atau sistemik, misalnya
rennin-angiotensin, vasopressin, epineprin, asetikolin, serotonin,
adenosine, kalsium, magnesium, hydrogen dan kalium.
3. Sistem hemodinamik: lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah,
susunan kapiler, perubahan tekanan osmotic, dan hidrostatik bagian
luar, dan dalam sistem vaskuler.
4. Sistem limfatik: komposisi sistem limfatik hampir sama dengan
komposisi kimia plasma darah dan mengandung sejumlah besar
limfosit yang mengalir sepanjang pembuluh limfe untuk masuk ke
dalam aliran darah.
a. Tekanan darah
b. Kadar ion
c. Suhu
d. Hiperkapnea, hipoksia, acidosis
e. Obat-obatan. Misalnya: Digitalis, Barbiturat, Teofilin
f. Exercise
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM SIRKULASI
3.1 Pengkajian
A. Pengkajian primer :
1. Airway
a. Apakah ada peningkatan sekret ?
b. Adakah suara nafas : krekels ?
2. Breathing
a. Adakah distress pernafasan ?
b. Adakah hipoksemia berat ?
c. Adakah retraksi otot interkosta, dispnea, sesak nafas ?
d. Apakah ada bunyi whezing ?
3. Circulation
a. Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?
b. Apakah ada takikardi ?
c. Apakah ada takipnoe ?
d. Apakah haluaran urin menurun ?
e. Apakah terjadi penurunan TD ?
f. Bagaimana kapilery refill ?
g. Apakah ada sianosis ?
B. Pengkajian sekunder
1. Riwayat penyakit
a. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke,
hipertensi
b. Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit
katup jantung, hipertensi
c. Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya
kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi
d. Kondisi psikososial
C. Pengkajian fisik
1. Aktivitas : kelelahan umum
2. Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi
mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak
teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban
berubah misal pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin
menruun bila curah jantung menurun berat.
17
3. Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas,
takut, menolak,marah, gelisah, menangis.
4. Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran
terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan,
perubahan kelembaban kulit
5. Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,
bingung, letargi, perubahan pupil.
6. Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapat
hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
7. Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahan
kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels,
ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
8. Keamanan : demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi,
eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus
otot/kekuatan
18
penurunan JVP 3. Berpartisipasi dalam disritmia ventrikel; blok
f. Distensi vena jugularis aktivitas yang jantung
g. - Kulit dingin dan menurunkan kerja 5. Berikan lingkungan tenang.
lembab miokardia Kaji alasan untuk membatasi
aktivitas selama fase akut.
6. Demonstrasikan/dorong
penggunaan perilaku
pengaturan stres misal
relaksasi nafas dalam,
bimbingan imajinasi
7. Selidiki laporan nyeri, catat
lokasi, lamanya, intensitas
dan faktor
penghilang/pemberat. Catat
petunjuk nyeri non-verbal
contoh wajah mengkerut,
menangis, perubahan TD
8. Siapkan/lakukan resusitasi
jantung paru sesuai indikasi
9. Kolaborasi :
10. Pantau pemeriksaan
laboratorium, contoh
elektrolit
11. Berikan oksigen tambahan
sesuai indikasi
12. Berikan obat sesuai indikasi
: kalium, antidisritmi
13. Siapkan untuk bantu
kardioversi elektif
14. Bantu
pemasangan/mempertahank
an fungsi pacu jantung
15. Masukkan/pertahankan
masukan IV
16. Siapkan untuk prosedur
diagnostik invasif
19
17. Siapkan untuk pemasangan
otomatik kardioverter atau
defibrilator
2. Gangguan sistem 1. Cardiac pump 1. Monitor nyeri dada
sirkulasi : Effectiveness (durasi,intensitas dan
Ketidakefektifan perfusi 2. Circulation status faktor-faktor presipitasi)
jaringan perifer b.d resiko 3. Tissue Prefusion : 2. Observasi perubahan ECG
gangguan arteri dan vena cardiac, periferal 3. Auskultasi suara jantung
DS: 4. Vital Sign Status dan paru
a. Nyeri dada 5. Ketidakefektifan 4. Monitor irama dan jumlah
b. Sesak nafas perfusi denyut jantung
DO 6. jaringan 5. Monitor angka PT, PTT dan
a. AGD abnormal kardiopulmonal AT
b. Aritmia 7. teratasi dengan 6. Monitor elektrolit (potassium
c. Bronko spasme criteria hasil: dan magnesium
8. Nadi perifer kuat dan 7. Monitor status cairan
simetris 8. Evaluasi oedem perifer dan
9. Tidak ada oedem denyut nadi
perifer dan asites 9. Monitor peningkatan
10. Denyut jantung, kelelahan dan kecemasan
AGD, ejeksi fraksi 10. Instruksikan pada pasien
dalam batas normal untuk tidak mengejan
11. Bunyi jantung selama BAB
abnormal tidak ada 11. Jelaskan pembatasan intake
12. Nyeri dada tidak ada kafein, sodium, kolesterol
13. Kelelahan yang dan lemak
ekstrim tidak ada 12. Kelola pemberian obat-obat:
14. Tidak ada analgesik, anti koagulan,
ortostatikhipertensi nitrogliserin, vasodilator dan
iuretik.
13. Tingkatkan istirahat (batasi
pengunjung, kontrol
stimulasi lingkungan)
3. Gangguan sistem 1. Perubahan sensasi 1. Kaji dan evaluasi
sirkulasi : Resiko pada perifer neurovaskuler setidaknya
disfungsi 2. Nadi perifer dapat setiap jam pada 24 jam
20
neurovaskuler perifer teraba pertama.
b.d peningkatan 3. Ekstremitas hangat 2. Intruksikan sensasi yang
volume (ekstremitas) 4. Pengisian kembali tidak biasa, baru dirasakan
sekunder. kapiler kurang dari 3 atau berbeda, (missal :
DS/DO : detik kesemutan, kebas, dan
a. Pendarahan penurunan kemampuan
b. Gangguan Koagulasi untuk menggerakkan jari
c. Obstruksi Vena dan kaki dan jari tangan , nyeri
arteri dengan regangan pasif,
nyeri yang tidak hilang.
3. Kurangi edema atau
efeknya.
4. Laporkan pada dokter jika
terjadi : perubahan dalam
sensasi, kemampuan
gerakan, pengisian kapiler
lebih dari 3 detik, nadi
menurun atau tidak ada
5. Lakukan penyuluhan
kesehatan jika di indikasikan
: Ajarkan pasien dan
keluarga untuk mengawasi
dan melaporkan gejala
gejala yang terjadi
3.3 Pelaksanaan
1. Pengambilan darah intravena
a. Pengertian
Cara pengambilan darah dengan menusuk area pembuluh darah vena
dengan menggunakan spuit. Pengambilan darah vena yaitu suatu
pengambilan darah vena yang diambil dari vena dalam fossa cubiti,
vena saphena magna/vena supervisial lain yang cukup besar untuk
mendapatkan sampel darah yang baik dan representative dengan
menggunakan spuit atau vacutainer.
b. Tujuan
1) Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi
syarat untuk melakukan pemeriksaan.
21
2) Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah ( infeksi,
needle stick injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun
penderita.
3) Untuk petunjuk bagi petugas yang melakukan pengambilan darah (
phlebotomy ).
4) Untuk mendapatkan specimen darah vena tanpa anti koagulan yang
memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan
imunoserologi.
5) Untuk menganalisa kandungan komponen darah, seperti sel darah
merah, sel darah putih, angka leukosit, dan angka trombosit.
6) Darah vena juga dapat digunakan untuk analisa gas darah jika
darah arteri tidak dapat diperoleh, tetapi hanya berguna untuk
mengevaluasi Ph, PaCO2 dan base excess.
c. Alat dan Bahan
1) Spuit ukuran 3-5cc
2) Kapas alcohol pada tempatnya
3) Antikoagulan ( untuk mencegah hemolisis ) seperti EDTA
4) Tabung penampung darah
5) Tourniquet
6) Handscoon bersih
7) Perlak
d. Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah
1) Lengan pada sisi mastectomy
2) Darah edema
3) Hematoma
4) Daerah dimana darah sedang ditransfusikan
5) Daerah bekas luka
6) Daerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascular. Daerah
intra-vena lines. Pengambilan darah di daerah ini dapat
menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan
atau menurunkan kadar zat tertentu
e. Cara kerja
Prosedur Rasional
1. Cuci tangan 1. Mencegah adanya
kontaminasi mikroorganisme
mencegah adanya infeksi
22
nosokomial BHSP
Mengurangi rasa cemas dan
meningkatkan kerjasama.
23
diganjal dengan telapak
menghadap ke atas sambil
mengepal.
24
yang akan ditusuk dengan Mencegah bergesernya vena
ibu jari tangan kiri
25
18. Lepaskan jarum, alirkan 18. Mencegah terjadinya
darah dalam wadah melalui hemolisa
dindingnya supaya tidak
terjadi hemolisa
26
1) Perifer ( pembuluh darah tepi )
2) Vena
3) Arteri
4) Pada orang dewasa diambil pada ujung jari atau daun telinga
bagian bawah
5) Pada bayi dan anak kecil dapat diambil pada ibu jari kaki atau
tumit
d. Bentuk pemeriksaan
1) Jenis/golongan darah
2) Hemoglobin
3) Gula darah
4) Malaria
5) Filaria, dll
e. Alat dan bahan
1) Lanset darah atau jarum khusus
2) Kapas alcohol
3) Kapas kering
4) Bengkok
5) Hand scoon
6) Perlak dan pengalas
f. Cara kerja
Prosedur Rasional
1. Cuci tangan 1. Mencegah adanya kontaminasi
mikroorganisme
27
dirasakan penderita, dsb).
28
3.4 Evaluasi
Dilakukan berdasarkan masing-masing diagnosa keperawatan, secara
umum perawat dapat:
1. Melakukan follow up assesment yang sesuai.
2. Membandingkan dengan baseline data
3. melaporkan tanda-tanda perubahan abnormal klien ke dokter.
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem sirkulasi adalah suatu sistem yang berperan penting dalam
kelangsungan kehidupan dan aktivitas dalam tubuh. Sistem sirkulasi ini
dibagi menjadi dua yaitu sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah. Sistem
ini berfungsi untuk memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi
keseluruh jaringan tubuh yang memerlukannya untuk proses metabolisme.
Secara umum, sistem sirkulasi dalam tubuh manusia dapat dibagi menjadi 2
bagian yang meliputi :
1) Sistem sirkulasi umum atau yang juga di sebut sirkulasi sitemik :
sirkulasi darah yang mengalir dari jantung kiri ke seluruh tubuh dan
kembali ke jantung kanan.
2) Sistem sirkulasi paru paru atau sistem sirkulasi pulmoner : sirkulasi
darah yang mengalir dari jantung kanan ke paru paru dan kembali
ke jantung kiri.
Pada dasarnya sistem sirkulasi ini juga melibatkan organ paru paru.
Karena salah satu fungsi jantung adalah memompa darah, dan darah
beredar melalui pembuluh darah, sedangkan darah sendiri mengandung gas
oksigen dan karbondioksida, hal ini menyebabkan adanya keterkaitan dan
hubungan timbale balik diantara organ jantung, pembuluh darah, dan pulmo
(paru-paru).
B. Saran
Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu
kesehatan maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahai anatomi
sistem kardiovaskuler secara tepat agar terhindar dari kelalaian baik itu
dirumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi
tubuh akibat kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan
terhadap jantung sebagai pusat kehidupan.
30
Daftar Pustaka
31