Oleh :
ABRIANTO
B 111 06 290
OLEH :
ABRIANTO
B111 06 290
SKRIPSI
Pada
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
i
PENGESAHAN SKRIPSI
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
A.n. Dekan
Pembantu Dekan I
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
dari kesempurnaan sebagai suatu karya ilmiah. Hal ini disebabkan oleh
partisipasi aktif dari semua pihak berupa saran dan kritik yang bersifat
iv
Skripsi ini khusus penulis persembahkan kepada ayahanda tercinta
kakandaku Muh. Kafrawi, S.T., Dian Haryanti, S.T., Farid Sul, S.E., dan
memberikan dukungan serta bantuan moril selama ini. Untuk itu hanya
2. Ibu Hj. Sakka Pati, S.H., M.H., selaku pembimbing II yang telah
1. Bapak Prof. Dr. dr. Idrus Paturusi, SPBO selaku Rektor Universitas
v
3. Prof. Dr. Anwar Borahima, S.H., M.H. selaku ketua Hukum
4. Prof. Dr. Anwar Borahima, S.H., M.H., Aulia Rifai, S.H., M.H., dan
skripsi ini.
Hasanuddin.
Rumah Tangga.
10. Buat sahabatku Wahyudi M.Putra, S.H. dan Mahima Karisma yang
vi
11. Buat St. Radiah Iskandar, A. Md., S.Pd., yang senantiasa
skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
imbalan yang setimpal atas bantuan dan jasa-jasa semua pihak yang
Alamin.
Makassar, 2011
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... v
viii
C. Badan Pengawas Obat dan Makanan .............................. 46
1. Pengertian Badan Pengawas Obat dan Makanan ....... 46
2. Tugas dan Fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan 47
3. Kewenangan Badan Pengawas Obat dan Makanan ... 48
4. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan ................. 49
A. Kesimpulan ................................................................................... 67
B. Saran............................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA
ix
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Salah satu dari sekian banyak
era globalisasi dan modern seperti saat ini banyak industri makanan dan
1
tersebar secara luas di seluruh pelosok tanah air meski dalam jenis dan
kreasi hasil Home Industry salah satunya yang paling marak adalah usaha
di sektor makanan dan minuman. Antara lain: membuat donat, coklat, roti
unyil, minuman kemasan dari lidah buaya, rumput laut, dan sebagainya.
Dari semula iseng-iseng, ternyata produk Home Industry ini malah sudah
bagi masyarakat.
2
mendukung adanya masyarakat yang berswadaya dengan landasan
dapat dilindungi dengan adil. Dalam hal ini peranan Negara sangat
3
april 1999 dan dinyatakan berlaku mulai tanggal 20 april 2000 satu tahun
belum diatur yang baru menurut undang-undang tersebut atau jika tidak
sudah ada maupun yang masih akan dibuat nanti (Janus Sidabalok,
2010:50).
edar, antara lain asal usul, kualitas sesuai dengan informasi pengusaha
4
Undang Perlindungan Konsumen justru bisa mendorong iklim usaha yang
jauh dari keadaan aman, yang dapat dilihat dari peristiwa keracunan
5
makanan tersebut. Hal ini pula yang menyebabkan produsen makanan
masyarakat.
berbagai media massa. Permasalahan ini tidak akan pernah habis dan
banyaknya beredar produk Home Industry yang tidak memiliki izin dari
menyadari hal tersebut tetapi karena usaha mereka sudah berjalan maka
6
kepolisian dan badan POM. Sehingga banyak ditemui produk pangan
pangan serta rendahnya kepedulian konsumen itu sendiri. Untuk itu suatu
Industry yang tidak memiliki izin Dinas Kesehatan baik itu berupa produk
kerugian secara materi maupun psikis. Hal ini tentu saja merugikan
Home Industry(www.bisnis-KTI.com)
7
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
maka untuk lebih memfokuskan penelitian ini rumusan masalah yang akan
Kesehatan.
8
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
produksinya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertanggungjawaban Produsen
terhadapnya.
10
Sebagaimana telah diakui dalam bagian konsiderans dari
1. Dasar Pertanggungjawaban
11
yang diproduksinya. Pasal ini menegaskan bahwa harus ada
melawan hukum.
kemudian menjadi sakit atau bisa juga ahli waris jika konsumen
12
perseorangan pada pasal ini adalah setiap orang yang telah
keselamatannya.
13
sebagaimana mestinya, seperti yang telah diatur dalam
orang.
14
undangan lain. Pada Pasal 41 ayat (2), ayat (3), dan ayat (5)
oleh konsumen.
itu. Ini berarti kerugian itu harus dibuktikan. Kerugian yang tidak
mengatakan bahwa :
15
Dalam penjelasan Pasal 41 ayat (1) disebutkan bahwa
kesepakatan lain.
16
konsumen, sehingga memperkuat penegakan hukum di bidang
perlindungan konsumen.
konsumen.
tetapi masih ada subjek hukum lain yang juga sebagai konsumen
Yodo, 2008:5).
17
1. Dasar Pertanggungjawaban
mengatakan bahwa:
konsumen.
18
kesehatan dan/atau pemberian santunan dapat diberikan sekaligus
jawab itu sifatnya mutlak (strict) sebab Pasal 19 ayat (3) ini tidak
19
Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
2010:159).
20
1. Menghasilkan produk akhir, termasuk memproduksi bahan
identitasnya.
membangun apartemen
harus dipenuhi.
21
cenderung sangat kecil bila dibandingkan dengan pelaku usaha
2010:20)
1. Hak Konsumen
22
2) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa tersebut sesuai
kepentingan konsumen.
23
Dalam keadaan seperti itu pelaku usaha dapat secara sepihak
yang jelas.
24
b) Pernyataan yang menyesatkan, misalnya ada khasiat
penjualannya;
menyatakan :
25
a. Konsumen yang terinformasi (well-informed). Ciri-ciri
konsumen yang terinformasi yakni:
1 Memiliki tingkat pendidikan tertentu;
2 Mempunyai sumber daya ekonomi yang cukup;
sehingga dapat berperan dalam ekonomi pasar, dan
3 Lancar berkomunikasi.
Dengan memiliki tiga potensi ini, konsumen mampu
bertanggung jawab dan relatif tidak memerlukan
perlindungan.
b. Konsumen yang tidak terinformasi. Ciri-ciri konsumen
yang tidak terinformasi, yaitu:
1 Kurang pendidikan ;
2 Termasuk kategori kelas menengah kebawah;
3 Tidak lancar berkomunikasih
Konsumen jenis ini perlu dilindungi, dan khususnya
menjadi tanggung jawab Negara untuk memberikan
perlindungan.
26
konsumen menerima informasi akibat kemajuan teknologi dan
digunakan.
pelaku usaha.
27
6) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen.
swadaya masyarakat.
pengaman.
28
7) Hak untuk mendapatkan kompensasi ganti rugi dan/atau
Konsumen adalah:
29
8) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta
tidak diskriminatif.
lainnya.
30
2. Kewajiban Konsumen
dan/atau jasa;
diperdagangkan;
31
3) Melakukan pembelaan diri sepatunya didalam
lainnya.
diperdagangkan;
32
6) Memberikan kompensasi, ganti rugi dan/atau pengganti
b. Pengawasan produksi.
c. Pengawasan distribusi.
33
kontinu memberikan penerangan, penyuluhan, dan pendidikan bagi
materi yang besar dan atau korban yang tidak sedikit. Selanjutnya,
2010:139)
timbul kerugian dalam jumlah besar atau korban yang tidak sedikit.
dari konsumen.
34
memberdayakan konsumen agar mendapatkan hak-haknya. Dalam
35
oleh pemerintah, masyarakat, dan lembaga perlindungan
2008:67).
36
menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perorangan,
kekayaan kurang dari 200 juta. Home Industry juga dapat berarti
dijelaskan :
37
berdomisili di tempat yang tak jauh dari rumah produksi tersebut,
ini diharapkan dapat memicu etos kerja yang tinggi, karena masing-
pisang, emping.
38
Produk pangan Home Industryadalah makanan yang sangat
39
Terhadap pangan tertentu yang diperdagangkan,
Pemerintah dapat memberlakukan dan mewajibkan
pemenuhan standar mutu pangan yang ditetapkan.
yang objektif bagi setiap pangan yang akan diedarkan. Hal initidak
40
Makanan (BPOM) dan Peraturan Daerah setempat, untuk seluruh
pangan.
41
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004
tentang Keamanan, Mutu, Gizi dan Pangan Pasal 47 ayat (2) bagi
sanksi berupa :
1. Penutupan industri
pasaran
42
Adapun untuk mengurus Izin produksi makanan, minuman,
diproduksi
43
2. Unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses
3. Pangan kalengan
4. Makanan bayi
5. Minuman beralkohol
44
5. Memberikan pertimbangan terhadap permohonan Izin yang
diajukan.
berlaku
ke lokasi produksi.
tambahan dari pengurusan Izin ini, Jika pada saat dilakukan survey
45
oleh petugas dari Dinas Kesehatan ternyata dilihat bahwa industri
industri rumahan.
Tahun 2000 dan Nomor 103 Tahun 2001, Badan Pengawas Obat
46
pemerintah Non-Departemen, yang menyampaikan saran dan
47
tentang Tugas, Fungsi, dan Kewenangan di Bidang Pengawasan
dan makanan
peringatan publik.
bidangnya
48
b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung
49
laboratorium, pengujian dan penilaian mutu di bidang produk
komplimen.
mempunyai tugas :
mikrobiologi.
berbahaya.
50
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas
fungsi :
berbahaya
51
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional,
konsumen
penyidikan.
52
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan mempunyai dua
kewenangan, yaitu :
1. Kewenangan Preventif
2. Kewenangan Represif
proses :
dan/atau makanan
53
Apabila dari hasil pemeriksaan sampling dan uji laboratorium
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi penelitian
Makassar.
- Pabrik air tahu Jl. Poros Malino No. 131 Sungguminasa Gowa
1. Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari sumber data,
55
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui data yang sudah
Dinas Kesehatan.
D. Analisis data
Data yang dikumpulkan dari hasil penelitian baik data primer maupun
56
BAB IV
Dinas Kesehatan.
atau minuman yang tidak memiliki atau memegang izin dari dinas
industry).
57
Masalah makanan dalam hal ini makanan olahan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Rumah Tangga (Home Industry) yang tidak memiliki izin dari dinas
58
Tabel 1
konsumen.
ya 29 58 %
Tidak 21 42 %
jumlah 50 100 %
Rumah Tangga (Home Industry). Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
59
Tabel 2
responden
Merek 6 12 %
Harga 7 14 %
Label 7 14 %
Lain-lain (rasa) 30 60 %
Jumlah 50 100 %
pada saat membeli. Kemudian pada tabel ini juga terlihat bahwa 7
60
yang enak ketika akan membeli suatu produk pangan Industri Rumah
Tangga.
industri susu kedelai (15 September 2011) dan bapak Muh. Yasir
61
produknya maka bentuk tanggung jawab dari produsen Industri
konsumen.
Obat Dan Makanan (BPOM) yang diwakili oleh ibu Adilah Pababari
home industry yang tidak memiliki izin Dinas Kesehatan (P-IRT), maka
62
dihasilkan atau di perdagangkan. Ganti kerugian yang dimaksud yaitu
yang sejenis dan setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan atau
Dinas Kesehatan.
BPOM No. HK. 00.05.5.1640 tahun 2003 tentang Pedoman Tata Cara
Mutu, Gizi dan Pangan Pasal 43 ayat (2). Walaupun aturan tentang
dalam hal ini Dinas Kesehatan kota Makassar apabila ada konsumen
63
yang merasa dirugikan akibat mengonsumsi produk Industri Rumah
64
memeriksa sarana produksi serta lokasi di sekitar tempat produksi
Industri Rumah Tangga yang tidak memiliki izin dari Dinas Kesehatan.
pangan Industri Rumah Tangga yang tidak memiliki izin dari Dinas
65
pembinaan kepada produsen Industri Rumah Tangga agar mau
atas produk Industri Rumah Tangga yang tidak memiliki izin dari Dinas
Rumah Tangga yang tidak memiliki izin. Hal ini disebabkan karena
secara ekonomis biaya perkara yang ditimbulkan jauh lebih besar dari
isi gugatan.
66
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
simpulkan bahwa :
67
perdagangkan. Selanjutnya berdasarkan Pasal 19 ayat (2) Ganti
B. SARAN
melalui aparatnya dalam hal ini BBPOM dan Dinas Kesehatan harus
68
BBPOM jika mendapatkan produk pangan hasil olahan Industri
jawab atas semua akibat yang disebabkan oleh proses produksi yang
(home industry) agar tidak terdapat produk pangan yang tidak memiliki
69
juga harus lebih diperketat denga tidak terbatas hanya pada Industri
Rumah Tangga (home industry) yang telah terdaftar tetapi juga harus
70
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Lain
http://www.bisnis-KTI.com, diakses 29 maret 2011
71