Anda di halaman 1dari 5

10310314 titaindra

10310320 Lussy30

10310321 yuliani11

10310349 wijayanti

BAB 1
KETERBAGIAN
1.1 Algoritma Pembagian
Teorema 1.1.1. Untuk setiap pasangan bilangan bulat a dan b
dimana b > 0,
selalu terdapat dengan tunggal pasangan bilangan bulat q dan r
sehingga
a = qb + r; 0 r < b: (1.1)
Catatan 1.1.1. Bilangan bulat a adalah bilangan yang dibagi, b
adalah pembagi, q
disebut hasil bagi (quotient) dan r disebut sisa (remainder).
Teorema ini dapat
diungkapkan dalam bahasa sehari-hari: bilangan bulat a dibagi
oleh bilangan
bulat b > 0 maka ada bilangan bulat q sebagai hasil baginya
dengan sisa r.
Contoh 1.1.1. Bila a = 9, b = 4 maka diperoleh 9 = 2(4)+1, yaitu
hasil baginya
q = 2 dan sisanya r = 1. Sebaliknya jika a = 9 dan b = 4 maka
9 = 3(4)+3,
yaitu q = 3 dan r = 3.
Karena b > 0 maka kita dapat membagi kedua ruas persamaan
(1.1) dengan
b, diperoleh:
a
b
=q+
r
b
;0
r
b
< 1:
Jadi q = ba
b c, yaitu sebagai fungsi flooring dari a
b . Ini adalah cara mudah untuk
menentukan hasil bagi q. Selanjutnya r dapat diperoleh dengan
menggunakan
relasi r = a qb.
Contoh 1.1.2. Tentukan hasil bagi dan sisanya jika 27 dibagi 12.
Penyelesaian. Mudah saja, q = b27
12 c = b21
4c = 3 dan
r = 27 (3)(12) = 9. Periksa
27 = (3)(12) + 9; 0 9 < 12:
1
Teori Bilangan by J.Hernadi 2
Bukti Teorema. Kita pahami dulu prinsip urutan baik (well-
ordering property)
yang berbunyi setiap himpunan bagian takkosong dari
himpunan bilangan
bulat taknegatif selalu mempunyai anggota terkecil. Misalkan S
himpunan
bagian tersebut maka ada a 2 S sehingga a s untuk setiap s 2 S.
Setelah
diberikan a dan b dengan b > 0, dibentuk himpunan
S :=

a nb : n 2 Z dan a nb 0

:
Dengan mengambil n := jaj maka diperoleh a nb = a (jajb) =
a + jajb
a+jaj 0. Ini menunjukkan bahwa S tidak kosong karena ada n
yang membuat
a nb 0. Dengan menggunakan prinsip urutan baik maka S
pasti memuat
anggota terkecil, katakan
r = a qb 0 =) a = qb + r; r 0:
Selanjutnya dibuktikan r < b. Andai r b (bukti dengan
kontradiksi). Diperoleh
0 r b = a qb b = a (q + 1)b. Ini berarti r b 2 S dan r b <
r. Fakta
ini mengatakan bahwa ada anggota di dalam S yang lebih kecil
dari r. Padahal
r diasumsikan anggota terkecil sehingga terjadi kontradiksi. Jadi
pengandaian
r b tidaklah benar. Jadi haruslah r < b. Selanjutnya dibuktikan
ketunggalan
hasil bagi dan sisanya. Misalkan ada dua macam hasil bagi q dan
q0, juga ada
dua sisa yang bersesuaian r dan r0 maka diperoleh
a = qb + r = q0b + r0
| {z } =) (q q0)b = r0 r:
Andai q 6= q0 maka jqq0j 1. Oleh karena itu berlaku jr0 rj > jbj
= b. Hal ini
berlawanan dengan kondisi dimana keduanya r0 dan r terletak
didalam interval
[0; b). Jadi pengandaian q 6= q0 tidak benar. Jadi haruslah q = q0.
Akibatnya
r = r0. Jadi ketunggalan terbukti. Bukti selesai.
Pada teorema di atas pembagi b disyaratkan positif. Dalam
kenyataannya
pembagi b boleh bilangan negatif. Bila b < 0 maka b > 0,
sehingga teorema di
atas dapat diadaptasikan sebagai berikut:
Teorema 1.1.2. Untuk setiap pasangan bilangan bulat a dan b
dimana b < 0,
selalu terdapat dengan tunggal pasangan bilangan bulat q dan r
sehingga
a = q(b) + r; 0 r < b: (1.2)
Dengan mengambil q = q maka diperoleh kembali relasi (1.1).
Selanjutnya,
dengan menggabungkan kedua teorema ini diperoleh akibat
berikut:
Akibat 1.1.1. Untuk setiap pasangan bilangan bulat a dan b
dimana b 6= 0,
selalu terdapat dengan tunggal pasangan bilangan bulat q dan r
sehingga
a = qb + r; 0 r < jbj: (1.3)
Teori Bilangan by J.Hernadi 3
Perhatikan untuk b < 0 diperoleh
a
b
=q+
r
b
;0
r
b
> 1:
Dalam hal ini q adalah ceiling dari a
b , yaitu q = da
b e.
Contoh 1.1.3. Misalkan a = 10 dan b = 3. Diperoleh q = d 10
3e = d31
3e = 3,
dan akibatnya r = a qb = 10 (3)(3) = 1. Ini dipenuhi karena 1
< j 3j.
Contoh 1.1.4. Misalkan n bilangan kuadarat. Buktikan ia
memberikan sisa 0
atau 1 jika dibagi 4. Ilustrasi: 4 dibagi 4 sisanya 0, 9 dibagi 4
sisanya 1, 16 dibagi
4 sisanya 0, dan lain-lain.
Bukti. Karena n bilangan kuadrat maka ia dapat ditulis n = a2
untuk suatu
bilangan bulat a. Sekarang ambil b = 4. Berdasarkan teorema
(1.1) terdapatlah
q dan r sehingga a = 4q + r; r = 0; 1; 2 atau 3. Dikuadratkan
n = (4q + r)2 = 16q2 + 8qr + r2:
Diamati semua kemungkinan nilai r. Jika r = 0, diperoleh n = 4
(4q2 | {z })
hslbg
+|{0z}
sisa
, Jika
r = 1 diperoleh n = 4 (|4q2{+z 2q})
hslbg
+|{1z}
sisa
, jika r = 2 diperoleh n = 4(4q2+4q+1)+0,
jika r = 3 diperoleh n = 16q2 + 24q + 9 = 4(4q2 + 8q + 2) + 1.
Jadi untuk semua
kasus memberikan sisa 0 atau 1. Bukti selesai.
Definisi 1.1.1. Bila a dan b dua bilangan bukat, dan a = qb untuk
suatu bilangan
bulat q maka kita katakan bahwa b membagi habis a, atau b
adalah faktor dari
a, atau a adalah kelipatan dari b. Sebagi contoh, faktor-faktor
dari 6 adalah
1;2;3 dan 6. Notasi untuk menyatakan b habis membagi a
adalah bja,
sedangkan notasi b - a berarti b tidak habis membagi b.
Pengertian habis membagi
adalah bilamana sisanya 0.
Catatan 1.1.2. Setiap bilangan bulat membagi habis 0, sebab 0 =
0:b untuk setiap
b, 1 membagi habis setiap bilangan bulat, setiap bilangan bulat
membagi habis
dirinya sendiri.
Contoh 1.1.5. Buktikan bahwa
a. Jika ajb dan bjc maka ajc.
b. Jika ajb dan cjd maka acjbd.
c. Jika m 6= 0, maka ajb () majmb.
d. Jika dja dan a 6= 0 maka jdj jaj.
Teori Bilangan by J.Hernadi 4
Bukti. a. Karena ajb maka ada bilangan bulat q1 sehingga a =
q1b. Dengan
alasan yang sama, terdapat bilangan bulat q2 sehingga b = q2c.
Dengan substitusi,
diperoleh a = (q1q2)c yakni ajc. Untuk pembuktian yang lainnya
dikerjakan
sendiri sebagai latihan.
Teorema 1.1.3. Jika c membagi habis a1; a2; ; ak maka c
mebagi habis a1u1+
a2u2 + + akuk untuk sebarang bilangan bulat u1; u2; ;
uk .
Bukti.
Teorema 1.1.4. ajb dan bja bila dan hanya bila a = b.
Bukti.
Akibat 1.1.2. Bila c membagi habis a dan b maka c membagi
habis au + bv
dimana u dan v bilangan bulat sebarang.

Anda mungkin juga menyukai