Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

p-ISSN: 2087-9946
e-ISSN: 2477-1775 http://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa

KESULITAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA PADA SISWA SMA

THE PHYSIC PROBLEM SOLVING DIFFICULTIES ON HIGH SCHOOL STUDENT

Rismatul Azizah1,a, Lia Yuliati2,b, dan Eny Latifah2,c

1
SMA/SMK Yadika Bangil
Jl. Bader 9, Kalirejo Bangil Pasuruan 67153, Indonesia
2
Pascasarjana Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5, Malang 65145, Indonesia

e-mail: arismatulazizah89@gmail.com, bliayuliati68@gmail.com, ceny.latifah.fmipa@um.ac.id

Abstrak
Telah dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi kesulitan pemecahan masalah fisika pada siswa SMA.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan menyebarkan angket. Responden terdiri dari 120
siswa yang berasal dari 3 sekolah yaitu, SMA Negeri 1 Bangil, SMA Negeri 8 Malang, dan SMA
YADIKA Bangil. Dilakukan pula wawancara pada beberapa guru dan siswa. Berdasarkan hasil
penyebaran angket, diperoleh 26% siswa mengalami kesulitan pada materi Suhu dan Kalor, 25% Optik,
21% Fluida Statik, 17% Elastisitas dan Hukum Hooke, dan 11% Kinematika. Kesulitan tersebut salah
satunya disebabkan pembelajaran bagi siswa yang kurang maksimal dalam bentuk hands on activity.
Sebanyak 88% siswa mengatakan bahwa pembelajaran fisika yang sering dialami adalah dengan
metode ceramah. Siswa mengalami kesulitan belajar fisika dalam menyelesaikan permasalahan pada
soal sebesar 32%, kesulitan memahami konsep dan rumus 26%, kesulitan menggunakan persamaan
atau rumus dalam soal 18%, kesulitan menganalisis grafik dan gambar 17%, dan kesulitan
menyimpulkan materi yang telah dipelajari 7%. Kesulitan tersebut terlihat ketika siswa memecahkan
permasalahan pada soal kinematika serta suhu dan kalor. Diperoleh dari hasil angket, bahwa 76%
siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan permasalahan pada soal dengan alasan lupa atau tidak
paham, sebesar 19% siswa kurang memahami solusi pemecahan masalah pada soal, dan hanya sebesar
5% siswa mampu memecahkan permasalahan pada soal.

Kata kunci: kesulitan siswa, pemecahan masalah fisika

Abstract
This study was conducted to identify problem solving of physics at high school. This study used survey
method by spreading the questionnaire. The respondents consist of 120 students from three schools, they
are SMAN 1 Bangil, SMAN 8 Malang, and SMA YADIKA BANGIL. This study had also conducted an
interview with some teachers and students. Based on the questionnaire results, we obtained 26% of
students faced the difficulties in temperature and heat, 25% in optics, 21% in static fluid, 17% in
elasticity and Hookes law, and 11% in kinematics subject. One of the difficulties factors was because
the learning process did not work optimizely enough for students in the form of hands-on activity. 88%
of students said that physics learning process used speech methods. The student difficulties in studying

44
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

physics included problem solving (32%), understanding the concepts and formulation (26%),
implementing the equations or formulations in a question (18%), analyzing graphs and figures (17%)
and concluding the material that has been studied (7%). The student difficulties appear when students
solve problems in the material of kinematics, temperature, and heat. The results from the questionnaire
was 76% of students have difficulty to solve the problems because they cannot understand or forget the
materials, 19% of students do not understand how to solve physics problems and only 5% of students
are able to solve the problems.

Keywords: studensts difficulties, physics problem solving


Copyright @ 2015 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

I. PENDAHULUAN mengalami kesulitan ketika berhadapan


Dalam belajar fisika, keaktifan siswa sangat dengan permasalahan yang kompleks. Siswa
diperlukan. Keaktifan dalam belajar fisika mampu menyelesaikan permasalahan
terletak pada dua segi, yaitu aktif dalam kuantitatif sederhana namun kurang memiliki
bertindak (hands activity) dan aktif berpikir kemampuan untuk menyelesaikan masalah
(minds activity) [1]. Mims menyebutkan yang lebih kompleks [4]. Siswa mengalami
bahwa siswa akan aktif jika siswa dapat kesulitan karena strategi yang diajarkan
menghubungkan pengetahuan baru dengan dalam pembelajaran hanya untuk
pemahaman awal mereka [2]. Namun menyelesaikan masalah yang membutuhkan
menghubungkan antara keduanya dalam perhitungan matematis semata [5]. Menurut
pembelajaran fisika tidaklah mudah. Walsh et al dan Brad siswa masih sering
menggunakan pendekatan plug and chug dan
Pembelajaran fisika memiliki tujuan memory based dalam menyelesaikan
diantaranya mengembangkan pengetahuan, soal-soal fisika [6,7]. Padahal, salah satu
pemahaman, dan kemampuan analisis siswa tujuan pembelajaran fisika adalah
terhadap lingkungan dan sekitarnya. menciptakan manusia yang dapat
Pembelajaran fisika pada siswa diharapkan memecahkan masalah kompleks dengan cara
tidak hanya untuk menguasai konsep tetapi menerapkan pengetahuan dan pemahaman
juga menerapkan konsep yang telah mereka mereka pada situasi sehari-hari [6]. Ada
pahami dalam penyelesaian masalah fisika. beberapa faktor yang mempengaruhi
Namun, pembelajaran dalam kelas cenderung kesulitan pemecahan masalah siswa. Menurut
menekankan pada penguasaan konsep dan Ogunleye, siswa tidak dapat menyelesaikan
mengesampingkan kemampuan pemecahan masalah meliputi tidak cukup praktikum di
masalah fisika siswa [3]. laboratorium, bingung menulis konversi
satuan, kurangnya buku fisika yang
Pada pembelajaran fisika, kemampuan digunakan sebagai referensi [8]. Menurut
menyelesaikan masalah siswa masih Ikhwanuddin et al, kesulitan pemecahan
tergolong rendah. Dalam mengerjakan masalah disebabkan oleh pemahaman yang
soal-soal fisika yang diberikan oleh guru, lemah tentang prinsip dan aturan fisika,
siswa lebih sering langsung menggunakan kekurangan dalam memahami soal, dan tidak
persamaan matematis tanpa melakukan cukup motivasi dari siswa [9].
analisis, menebak rumus yang digunakan dan
menghafal contoh soal yang telah dikerjakan Penelitian ini penting dilakukan karena
untuk mengerjakan soal-soal lain. Siswa dengan mengetahui sejauh mana kesulitan
Rismatul Azizah, et al 45
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

siswa dalam memecahkan masalah pada soal, pula wawancara terhadap beberapa siswa dan
guru dapat mengambil tindakan yang tepat guru yang masih berkaitan dengan angket.
sesuai dengan kesulitan yang dialami siswa
tersebut. Maka dari itu penelitian yang III. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
bertujuan mengidentifikasi kesulitan Pembahasan dilakukan berdasarkan hasil
pemecahan masalah fisika pada siswa harus angket yang telah diisi oleh siswa dan hasil
dilakukan agar guru dan siswa dapat wawancara pada beberapa siswa dan guru.
berkerjasama untuk memperbaiki dan
menemukan solusi bagaimana mengatasi Fisika merupakan salah satu mata pelajaran
permasalahan tersebut. yang cukup sulit dan menantang bagi siswa.
Dari hasil angket, 33% siswa mengatakan
II. METODE PENELITIAN bahwa fisika itu mata pelajaran yang
Penelitian ini menggunakan metode survey menantang dan 51% siswa mengatakan
dengan menyebarkan angket. Responden bahwa fisika itu sulit dipahami. Mereka yang
terdiri dari 120 siswa SMA dari 3 sekolah mengatakan fisika itu menantang karena
yaitu: (1) SMAN 1 Bangil, (2) SMAN 8 konsep fisika sering dijumpai dalam
Malang, (3) SMA YADIKA Bangil. Peneliti kehidupan sehari-hari sehingga siswa merasa
menyebarkan sendiri angket ini kepada siswa tertantang atau termotivasi untuk ingin
dan peneliti menyampaikan bahwa hasil mempelajarinya. Beberapa siswa mengatakan
angket ini hanya untuk data penelitian tidak ingin mengerti dan mendalami fisika. Mereka
mempengaruhi nilai mereka. Peneliti yang mengatakan fisika itu sulit disebabkan
menghimbau ke siswa agar mengisi angket karena fisika terlalu banyak rumus (71%) dan
tersebut dengan jujur dan mengerjakan soal banyak konsep (25%). Selain itu, beberapa
dengan kemampuannya sendiri tanpa melihat siswa mengatakan merasa sulit mempelajari
buku. fisika karena fisika banyak rumusnya, guru
terlalu cepat ketika menerangkan dan metode
Instrumen yang digunakan berupa angket, pembelajarannya membosankan. Sebayang,
terdiri atas sejumlah pertanyaan dengan menyatakan bahwa fisika merupakan mata
jawaban yang telah disediakan dan dua soal pelajaran yang lumayan sulit [10]. Karena
esay materi kinematikan serta suhu dan kalor. sulitnya memahami fisika itulah yang
Data yang diharapkan berupa hasil angket menyebabkan mereka membenci pelajaran
yang telah diisi oleh siswa. Jawaban pada fisika. Pernyataan ini didukung Hardhienata,
masing-masing butir angket bisa lebih dari yang menyatakan bahwa, untuk menjadi
satu. Butir-butir pada angket berisi tentang seorang working physicists memerlukan
bagaimana pembelajaran fisika yang kemampuan kreatif, intelektualitas, dan
diperoleh siswa, hasil ini digunakan untuk ketekunan [11].
mengidentifikasi faktor kesulitan pemecahan
masalah fisika pada siswa. Soal esay pada Kesulitan siswa pada mata pelajaran fisika
angket digunakan untuk mengidentifikasi terlihat dari beberapa materi tertentu, yaitu
kesulitan pemecahan masalah pada siswa. Di 26% pada materi Suhu dan Kalor, 25% pada
bagian akhir angket disediakan kolom materi Optik, 21% pada materi Fluida Statik,
kosong yang harus diisi siswa tentang saran 17% pada materi Elastisitas dan Hukum
maupun kritik pada pembelajaran fisika yang Hooke, dan 11% pada materi Kinematika.
selama ini telah mereka alami. Untuk Seorang siswa mengatakan Suhu dan Kalor
memperkuat hasil analisis angket, dilakukan itu kelihatannya mudah karena materinya
Rismatul Azizah, et al 46
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

sangat berkaitan dengan kehidupan akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar


sehari-hari, tetapi ketika menyelesaikan soal [14].
dengan permasalahan yang berbeda-beda
saya merasa bingung dan mengalami Aspek cara mengajar guru juga tidak bisa
kesulitan. Berdasarkan alasan tersebut dapat dilepaskan dalam fenomena kesulitan
dikatakan bahwa siswa mengalamai kesulitan pemecahan masalah yang dialami siswa.
pada materi suhu dan kalor dan mengalami Sebesar 88% siswa mengatakan bahwa
kesulitan pemecahan masalah untuk pembelajaran fisika di kelas dengan cara
menyelesaikan soal yang lebih kompleks. mendengarkan penjelasan dari guru (metode
Hal ini didukung oleh pernyataan Sozbilir, ceramah) dan hanya sebesar 22% siswa
yang mengatakan bahwa suhu dan kalor mengatakan pembelajaran fisika dilakukan
merupakan salah satu konsep yang sulit dengan kegiatan praktikum. Berdasarkan
untuk dipelajari [12]. Konsep suhu dan kalor pernyataan yang diungkapkan dalam angket
yang terlalu abstrak dan menimbulkan dapat diketahui bahwa guru lebih
berbagai pemikiran yang berbeda pada siswa mendominasi pembelajaran dikelas. Padahal
ketika mempelajarinya [13]. Akibatnya siswa ingin kegiatan pembelajaran fisika bisa
banyak peserta didik yang memiliki lebih aktif sehingga tidak membosankan,
pemahaman yang tidak sesuai dengan apa diperoleh dari hasil angket sebesar 53%
yang dimaksud sebenarnya. siswa menginginkan adanya praktikum
Tabel 1. Kesulitan Materi yang Dialami Siswa.
dalam pembelajaran fisika dan 34% diskusi
dengan teman, dan sisanya penjelasan dari
No. Materi %
guru disertai demonstrasi. Guru menjelaskan
1 Suhu dan Kalor 26
materi dengan perlahan, mudah dimengerti
2 Optik 25
dan pemberian kesempatan kepada siswa
3 Fluida Statis 21
untuk lebih aktif sangat disarankan oleh
Elastisitas dan
4 17 sebagian besar siswa. Seorang siswa
Hukum Hooke
mengatakan, Saya menginginkan
5 Kinematika 11
pembelajaran fisika yang sering latihan soal,
banyak praktikumnya atau dengan game, dan
Kesulitan siswa dalam memecahkan masalah guru jangan terlalu sering menjelaskan
juga tidak terlepas dari kebisaan siswa dalam soalnya saya jadi ngantuk. Hal ini
belajar fisika. Sebesar 73% siswa hanya didukung oleh Widhiharto, menyatakan salah
belajar fisika dikelas ketika pemebelajaran satu penyebab kesulitan siswa adalah faktor
fisika sedang berlangsung. Sedangkan jika kurang tepatnya guru dalam mengelola
tidak ada pekerjaan rumah atau ulangan, pembelajaran [15]. Wiyanto, menyatakan,
mereka tidak belajar fisika walaupun hanya proses pembelajaran fisika hanya
sekedar membaca materi yang akan dipelajari memberikan rumus sehingga siswa cepat
keesokan harinya. Beberapa siswa bosan [16].
mengatakan tidak sempat karena banyak
tugas dari mata pelajaran lain. Hal ini Siswa mengalami kesulitan belajar fisika
menyebabkan sebesar 70% siswa mendapat dalam menyelesaikan permasalahan pada
nilai ulangan fisika dibawah 75. Dimyati dan soal sebesar 32%, kesulitan memahami
Mudjiono, menyatakan bahwa kebiasaan konsep dan rumus sebesar 26%, kesulitan
belajar merupakan salah satu faktor yang menggunakan persamaan atau rumus dalam
mempengaruhi proses belajar dan pada soal sebesar 18%, kesulitan menganalisis
Rismatul Azizah, et al 47
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

grafik dan gambar sebesar 17%, dan


kesulitan menyimpulkan materi yang telah Tabel 2. Kesulitan Belajar Fisika pada Siswa.
dipelajari sebesar 7%. Kesulitan tersebut No. Indikator %
terlihat ketika siswa memecahkan 1 Kesulitan menyelesaikan
32
permasalahan pada soal kinematika serta permasalahan pada soal
suhu dan kalor. Siswa mengalami kesulitan 2 Kesulitan memahami konsep
26
pemecahan masalah fisika, diperoleh dari dan rumus
hasil angket, bahwa 76% siswa mengalami 3 Kesulitan menggunakan
kesulitan dalam memecahkan permasalahan persamaan atau rumus dalam 18
pada soal dengan alasan lupa atau tidak soal
paham, sebesar 19% siswa kurang 4 Kesulitan menganalisis grafik
17
memahami solusi pemecahan masalah pada dan gambar
soal, dan sebesar 5% siswa mampu 5 Kesulitan menyimpulkan
7
memecahkan permasalahan pada soal. materi yang telah dipelajari
Berdasarkan wawancara dengan beberapa
guru, masalah yang terjadi pada saat siswa
menyelesaikan soal fisika adalah kurang
mampu mengaitkannya dengan
konsep-konsep fisika. Hal ini tercermin
dalam ketidakmampuan siswa menyelesaikan 5%
19%
soal fisika berbentuk cerita atau konsep.
Selain itu kebanyakan siswa, dalam
mengerjakan soal kurang sistematis dan
76%
kurang memperhatikan langkah-langkah
penyelsaiannya, mereka hanya
mementingkan hasil akhirnya saja.
Permasalahan-permasalahan ini salah satunya Mengalami Kesulitan Pemecahan
dikarenakan pembelajaran fisika yang kurang Masalah
Kurang Mampu Melakukan Pemecahan
menyentuh pada aspek pemecahan masalah. Masalah
Akibat dari pembelajaran fisika yang kurang Mampu Melakukan Pemecahan Masalah
menyentuh pada pemecahan masalah yaitu
siswa mengalami kesulitan dalam pemecahan
Grafik 1. Kemampuan Pemecahan Masalah pada
masalah. Penelitian yang dilakukan oleh
Siswa.
Jiwanto, tentang Analisis Kesulitan
Memecahkan Masalah Fisika Menurut Polya
menunjukan sebagian besar siswa mengalami Berdasarkan data hasil penelitian dapat
kesulitan pada tiap tahap pemecahan masalah dinyatakan bahwa kesulitan pemecahan
[17]. Teori belajar Vigotsky meyakini bahwa masalah fisika pada siswa dipengaruhi oleh
perkembangan intelektual terjadi pada saat beberapa faktor yaitu kesukaan mereka
individu berhadapan dengan pengalaman terhadap pelajaran fisika, materi yang mereka
baru dan menantang serta ketika mereka pelajari, kegiatan pembelajaran yang dialami
berusaha untuk memecahkan masalah yang siswa, dan gaya mengajar guru. Hal ini
dimunculkan [18]. Oleh Karena itu, didukung oleh pernyataan siswa, yang
pemecahan masalah penting diperhatikan menyatakan bahwa mereka tidak dapat
guru dalam pembelajaran di kelas. menyelesaikan masalah meliputi, tidak cukup

Rismatul Azizah, et al 48
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

praktikum di laboratorium, bingung menulis mereka pelajari, kegiatan pembelajaran di


konversi satuan, kurangnya buku fisika yang kelas, dan gaya mengajar guru. Untuk
digunakan sebagai referensi [8]. Menurut mengatasinya guru perlu mengubah metode
Brok et al, guru fisika belum efektif pembelajaran agar pelajaran fisika lebih
melatihkan kemampuan pemecahan masalah, menyenangkan, membuat siswa termotivasi
sehingga siswa kurang bahkan tidak memiliki dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
kemampuan memecahkan masalah[19]. Selain itu, siswa harus sering diberikan
Disamping itu, kesulitan pemecahan masalah latihan soal fisika yang lebih kompleks dan
disebabkan oleh pemahaman yang lemah kontekstual untuk melatih kemampuan
tentang prinsip dan aturan fisika, kekurangan pemecahan masalah pada siswa.
dalam memahami soal, dan tidak cukup
motivasi dari siswa [9]. UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis sampaikan
Kesulitan pemecahan masalah fisika pada kepada lembaga yang telah memberikan
siswa harus segera diatasi, apalagi jika kontribusi pada data penelitian, yaitu SMA
kesulitan tersebut berkaitan dengan kesulitan Negeri 1 Bangil, SMA Negeri 8 Malang, dan
pemecahan masalah siswa pada soal. Salah SMA YADIKA Bangil.
satu cara yang dapat dilakukan guru adalah
melakukan diagnosis yang bertujuan untuk DAFTAR PUSTAKA
mengidentifikasi jenis dan penyebab [1] National Research Council, National Science
kesulitan pemecahan masalah pada siswa. Education Standard. Washington DC:
Hal ini didukung oleh penelitian yang National Academy Press; 1996.
dilakukan Hakim, yang menyatakan bahwa [2] Mims C. Authentic Learning: A Practical
guru harus melakukan tindakan diagnosa Introduction & Guide for Implementation. A
kepada siswa untuk mengetahui kesulitan Middle School Computer Technologies
yang dialami siswa agar kesulitan tersebut Journal. 2003; 6(1).
dapat ditindak lanjuti dengan penanganan [3] Hoellwarth C, Moelter MJ, dan Knight RDA.
yang tepat [20]. Solusi untuk mengatasi Direct Comparison of Conceptual Learning
kesulitan pemecahan masalah pada siswa and Problem Solving Ability in Traditional
yaitu guru harus berani menerapkan metode and Studio Style Classrooms. American
baru untuk memperbaiki pembelajaran yang Journal of Physics. 2005; 73: 459.
belum maksimal. Metode tersebut harus [4] Redish EF. Changing Student Ways of
efektif yang tentunya disesuaikan dengan Knowing: What Should Our Students Learn in
kondisi siswa agar siswa dapat belajar a Physics Class?. Proceedings of World View
dengan baik. Menurut Ogilvie, pemberian on Physics Education 2005: Focusing on
kesempatan yang lebih banyak dalam Change. Singapore: World Scientific
pemecahan masalah akan membuat siswa Publishing Co.; 2005.
lebih berpengalaman dalam pemecahan [5] Ogilvie CA. Changes in Students Problem
masalah fisika [5]. Solving Strategies in a Course That Includes
Context-Rich, Multifaceted Problems.
IV. KESIMPULAN Physical Review Special Topics - Physics
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa Education Research. 2009; 5, 020102.
SMA mengalami kesulitan pemecahan [6] Walsh LN, Howard RG, dan Bowe B.
masalah fisika. Hal ini disebabkan oleh Phenomenography Study of Students
beberapa faktor, antara lain dari materi yang
Rismatul Azizah, et al 49
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol 5, No 2, Desember 2015

Problem Solving Approach in Physics. Understanding of heat and Temperature


Physics Education Research. 2007; 1: 12. Concept. Journal of Maltese Education
[7] Brad A. A Study of The Problem Solving Research. 2006; 4(1): 64-79.
Activity in High School Student: Strategies [14] Dimyati M. Belajar Dan Pembelajaran.
and Self-Regulated Learning. Acta Didactica Rineka Cipta : Jakarta; 2006.
Napocensia. 2011; 21: 30. [15] Widdiharto. Diagnosis Kesulitan Belajar
[8] Ogunleye AO. Teacher and Student Matematika SMP dan Alternatif Proses
Perception of Student Problem Solving Remidinya. Yogyakarta: Depdiknas; 2008.
Difficulties in Physics: Implication for [16] Wiyanto. Terjebak rutinitas, Fisika jadi
Remidion. Journal of College Teaching & membosankan. Terdapat pada:
Learning. 2009; 85: 90. http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artik
[9] Ikhwanuddin JA dan Purwantoro D. Problem el&1262401114; 2009.
Solving dalam Pembelajaran Fisika untuk [17] Jiwanto, Ikhbar Nur. Analisis Kesulitan dalam
Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Memecahkan Masalah Fisika Menurut Polya.
Berpikir Analitis. Jurnal Kependidikan. 2010; Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program
14: 16. Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana
[10] Sebayang, P. Fisikawan Gampang Dibajak Universitas Negeri Malang; 2012.
Pemerintah Kurang Perhatian. Pusat [18] Rusman. Model-Model Pembelajaran
Pelatihan Fisika LIPI. Terdapat pada: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
http://www.fisika.lipi.go.id/in/?q=node/39251 Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2011.
8; 2011. [19] Brok PD, Taconis R dan Fisher D. How well
[11] Hardhienata H. Kenapa Fisika Menjadi Do Science Teacher Do? Differences in
Momok. Bandung. Alfabeta; 2007. Teacher-Student Interpersonal Behavior
[12] Sozbilir M. A Review of Selected Literature Between Science Teachers and Teachers of
On Students Misconception of Heat And Other (School) Subjects. The Open Education
Temperature. Bogazia University Journal of Journal. 2010; 3: 44-53.
Education. 2003; 20(1): 25-41. [20] Hakim T. Belajar Secara Efektif. Jakarta:
[13] Baser M. Effect of Conceptual Change Puspa Swara; 2005.
Oriented Instruction on Students

Rismatul Azizah, et al 50

Anda mungkin juga menyukai