Jalan sebagai salah satu prasarana perhubungan hakekatnya merupakan unsur penting dalam usaha pengembangan kehidupan bangsa dan pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa. Dalam kerangka itu maka jalan mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Sesuai Undang-undang tentang jalan, No.13 tahun 1980 dan Peraturan Pemerintah No.26 tahun 1985, sistem jaringan jalan di indonesia dapat dibedakan atas dua kategori besar : - Jalan primer, yaitu jaringan jalan di tingkat nasional yang menghubungkan satu kota dengan kota lainnya. - Jalan sekunder, yaitu jaringan jalan didalam kota. Secara hirarkis, jalan masih terbagi lagi dalam tiga kelompok berdasarkan peranannya sebagai prasarana transportasi: - Jalan arteri, diperuntukkan bagi perjalanan jarak jauh dengan kecepatan tinggi. - Jalan kolektor, disediakan bagi lalu lintas jarak menengah dengan kecepatan sedang. - Jalan lokal, melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri jarak dekat dan kecepatan rendah. Pada wilayah wilayah yang telah tinggi tingkat perkembangannya serta menunjukkan adanya potensi ekonomi dan finansial yang cukup tinggi, cenderung diikuti pula dengan tingkat pemborosan bahan bakar yang tinggi akibat kemacetan yang terjadi pada kawasan-kawasan tersebut. Itu pun
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma 1
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
BAB I PENDAHULUAN
masih diikuti dengan tidak efisiennya waktu perjalanan, serta berkurangnya
kenyamanan kendaraan. Untuk menghindari kondisi tersebut, maka diperlukan jalan arteri bertipe bebas hambatan yang menghubungkan antara satuan wilayah ekonomi itu. Pembangunan jalan arteri memerlukan biaya yang sangat besar. Dilain pihak dana APBN tidak cukup untuk membiayai pengadaan jalan- jalan arteri baru. Berdasarkan azas pemerataan, dana APBN lebih diperlukan untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan di wilayah lain yang belum tinggi tingkat perkembangannya. Mengingat kondisi itulah kemudian muncul gagasan untuk membangun jalan arteri baru bertipe bebas hambatan dengan biaya yang diperoleh diluar APBN, yaitu dari para pemakai jalan itu sendiri. Caranya dengan mengutip biaya dari para pengguna jalan tersebut, dan dikenal dengan istilah jalan tol. Biaya yang dikutip dari pemakai jalan tol tersebut tidak hanya digunakan untuk biaya operasional dan pemeliharaan saja, akan tetapi juga di gunakan untuk membiayai investasi baru dalam rangka memenuhi tuntutan kebutuhan pelayanan sepeti pelebaran, penambahan simpang susun,dll. PT Jasa Marga sebagai BUMN Persero Mendapat tugas sebagai penyelenggara jalan tol diseluruh Indonesia Seiring dengan tujuan tersebut maka ada berbagai syarat dalam membangun jalan tol, antara lain : - Bahwa jalan tol harus merupakan jalan alternatif dari jalan umum yang ada, sehingga tidak ada pemaksaan pemakai jalan menggunakan jalan tol. - Tidak memiliki simpangan sebidang dengan jalan lainnya sehingga kelancaran lalu lintas di jalan tol dapat terjamin. - Jalur untuk masuk dan keluar terkendali, artinya setiap jalan masuk dan keluar harus mempunyai lajur penyesuaian kecepatan (taper) yang memadai sehingga lalu lintas yang masuk atau keluar jalan tol. - Mempunyai spesifikasi teknis yang tinggi, dan dirancang untuk kecepatan tinggi. Jurusan Teknik Sipil Universitas Gunadarma 2
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
BAB I PENDAHULUAN
- Biaya operasi kendaraan melalui jalan tol ditambah pembayaran tol
harus masih lebih rendah dari pada biaya operasi kendaraan melalui lintas alternatif jalan umum yang ada. Biaya operasi kendaraan meliputi antara lain bahan bakar, pelumas, keausan dan nilai waktu. Dilain hal jalan memerlukan perkerasan sebagai bahan pengikatnya agar jalan dapat dilalui dengan nyaman. Berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan atas : a. Kontruksi perkerasan lentur (flexsible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. b. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen (portland cement) sebagai bahan pengikat. c. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang di kombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur. Salah satu jaringan jalan tol yang akan di bangun adalah Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Ruas W2 Seksi I (Pondok Pinang Veteran). Mengacu kepada syarat dalam membangun jalan tol yaitu tidak memiliki simpangan sebidang dengan jalan lainnya maka salah satu persilangan yang ada di Ruas W2 (S) Seksi I (Pondok Pinang-Veteran) diperlukan persilangan tidak sebidang antara jalan Deplu Raya dengan Ruas W2 (S) Seksi I (Pondok Pinang-Veteran).
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan penulis dalam melaksanakan kerja praktek yaitu untuk : a. Mendapatkan pengalaman agar dapat siap terhadap lingkungan kerja. b. Menambah pengetahuan, keterampilan serta ilmu yang di dapat selama kerja praktek yang dapat diterapkan di perkuliahan. c. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pekerasan jalan.
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma 3
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
BAB I PENDAHULUAN
d. Mengetahui proses kinerja yang dilakukan PT. Modern Widya Teknical
dalam pelaksanaan pengaspalan. e. Menambah bahan kepustakaan Universitas.
1.3 Batasan Masalah
Pembahasan masalah dalam laporan ini dibatasi yaitu : a. Pelaksanaan persiapan tanah dasar termasuk galian dan timbunan. b. Pelaksanaan pembangunan perkerasan jalan Underpass Deplu dengan menggunakan lapis konstruksi perkerasan yaitu Agregate kelas A, ATB, Wearing Course. c. Material dan Peralatan yang digunakan untuk perkerasan lentur (campuran aspal).
1.4 Sistematika Penulisan
Pada penulisan materi laporan kerja praktek ini, penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang proyek, tujuan kerja praktek, batasan masalah dan sistematika penulisan. BAB II Data data Proyek Bab ini berisi tentang data data proyek, baik data umum maupun data khusus. BAB III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek Bab ini berisikan tentang manajemen dan struktur organisasi dalam proyek. BAB IV Pelaksanaan Pekerjaan Bab ini berisikan tentang spesifikasi material dan peralatan yang digunakan pada proyek ini dan tata cara pelaksanaan pekerjaan.
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma 4
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
BAB I PENDAHULUAN
BAB V Masalah Khusus
Bab ini berisikan tentang perhitungan konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement). BAB VI Penutup Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil kerja praktek yang telah dilakukan kepada pihak yang terkait.
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma 5
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com