Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jalan sebagai salah satu prasarana perhubungan hakekatnya
merupakan unsur penting dalam usaha pengembangan kehidupan bangsa
dan pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa. Dalam kerangka itu maka
jalan mempunyai peranan yang penting dalam mewujudkan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan
stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Sesuai Undang-undang tentang jalan, No.13 tahun 1980 dan
Peraturan Pemerintah No.26 tahun 1985, sistem jaringan jalan di indonesia
dapat dibedakan atas dua kategori besar :
- Jalan primer, yaitu jaringan jalan di tingkat nasional yang
menghubungkan satu kota dengan kota lainnya.
- Jalan sekunder, yaitu jaringan jalan didalam kota.
Secara hirarkis, jalan masih terbagi lagi dalam tiga kelompok
berdasarkan peranannya sebagai prasarana transportasi:
- Jalan arteri, diperuntukkan bagi perjalanan jarak jauh dengan
kecepatan tinggi.
- Jalan kolektor, disediakan bagi lalu lintas jarak menengah dengan
kecepatan sedang.
- Jalan lokal, melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri jarak dekat
dan kecepatan rendah.
Pada wilayah wilayah yang telah tinggi tingkat perkembangannya
serta menunjukkan adanya potensi ekonomi dan finansial yang cukup tinggi,
cenderung diikuti pula dengan tingkat pemborosan bahan bakar yang tinggi
akibat kemacetan yang terjadi pada kawasan-kawasan tersebut. Itu pun

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma
1

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


BAB I PENDAHULUAN

masih diikuti dengan tidak efisiennya waktu perjalanan, serta berkurangnya


kenyamanan kendaraan. Untuk menghindari kondisi tersebut, maka
diperlukan jalan arteri bertipe bebas hambatan yang menghubungkan antara
satuan wilayah ekonomi itu.
Pembangunan jalan arteri memerlukan biaya yang sangat besar.
Dilain pihak dana APBN tidak cukup untuk membiayai pengadaan jalan-
jalan arteri baru. Berdasarkan azas pemerataan, dana APBN lebih
diperlukan untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan di wilayah lain yang
belum tinggi tingkat perkembangannya. Mengingat kondisi itulah kemudian
muncul gagasan untuk membangun jalan arteri baru bertipe bebas hambatan
dengan biaya yang diperoleh diluar APBN, yaitu dari para pemakai jalan itu
sendiri. Caranya dengan mengutip biaya dari para pengguna jalan tersebut,
dan dikenal dengan istilah jalan tol.
Biaya yang dikutip dari pemakai jalan tol tersebut tidak hanya
digunakan untuk biaya operasional dan pemeliharaan saja, akan tetapi juga
di gunakan untuk membiayai investasi baru dalam rangka memenuhi
tuntutan kebutuhan pelayanan sepeti pelebaran, penambahan simpang
susun,dll.
PT Jasa Marga sebagai BUMN Persero Mendapat tugas sebagai
penyelenggara jalan tol diseluruh Indonesia Seiring dengan tujuan tersebut
maka ada berbagai syarat dalam membangun jalan tol, antara lain :
- Bahwa jalan tol harus merupakan jalan alternatif dari jalan umum yang
ada, sehingga tidak ada pemaksaan pemakai jalan menggunakan jalan
tol.
- Tidak memiliki simpangan sebidang dengan jalan lainnya sehingga
kelancaran lalu lintas di jalan tol dapat terjamin.
- Jalur untuk masuk dan keluar terkendali, artinya setiap jalan masuk
dan keluar harus mempunyai lajur penyesuaian kecepatan (taper) yang
memadai sehingga lalu lintas yang masuk atau keluar jalan tol.
- Mempunyai spesifikasi teknis yang tinggi, dan dirancang untuk
kecepatan tinggi.
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Gunadarma
2

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


BAB I PENDAHULUAN

- Biaya operasi kendaraan melalui jalan tol ditambah pembayaran tol


harus masih lebih rendah dari pada biaya operasi kendaraan melalui
lintas alternatif jalan umum yang ada. Biaya operasi kendaraan
meliputi antara lain bahan bakar, pelumas, keausan dan nilai waktu.
Dilain hal jalan memerlukan perkerasan sebagai bahan pengikatnya
agar jalan dapat dilalui dengan nyaman. Berdasarkan bahan pengikatnya
konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan atas :
a. Kontruksi perkerasan lentur (flexsible pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan pengikat.
b. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan semen (portland cement) sebagai bahan pengikat.
c. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement), yaitu perkerasan
kaku yang di kombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa
perkerasan lentur diatas perkerasan kaku atau perkerasan kaku di atas
perkerasan lentur.
Salah satu jaringan jalan tol yang akan di bangun adalah Jalan Tol
Lingkar Luar Jakarta Ruas W2 Seksi I (Pondok Pinang Veteran).
Mengacu kepada syarat dalam membangun jalan tol yaitu tidak
memiliki simpangan sebidang dengan jalan lainnya maka salah satu
persilangan yang ada di Ruas W2 (S) Seksi I (Pondok Pinang-Veteran)
diperlukan persilangan tidak sebidang antara jalan Deplu Raya dengan Ruas
W2 (S) Seksi I (Pondok Pinang-Veteran).

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Tujuan penulis dalam melaksanakan kerja praktek yaitu untuk :
a. Mendapatkan pengalaman agar dapat siap terhadap lingkungan kerja.
b. Menambah pengetahuan, keterampilan serta ilmu yang di dapat selama
kerja praktek yang dapat diterapkan di perkuliahan.
c. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pekerasan
jalan.

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma
3

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


BAB I PENDAHULUAN

d. Mengetahui proses kinerja yang dilakukan PT. Modern Widya Teknical


dalam pelaksanaan pengaspalan.
e. Menambah bahan kepustakaan Universitas.

1.3 Batasan Masalah


Pembahasan masalah dalam laporan ini dibatasi yaitu :
a. Pelaksanaan persiapan tanah dasar termasuk galian dan timbunan.
b. Pelaksanaan pembangunan perkerasan jalan Underpass Deplu dengan
menggunakan lapis konstruksi perkerasan yaitu Agregate kelas A, ATB,
Wearing Course.
c. Material dan Peralatan yang digunakan untuk perkerasan lentur
(campuran aspal).

1.4 Sistematika Penulisan


Pada penulisan materi laporan kerja praktek ini, penulis menyusun
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi tentang latar belakang proyek, tujuan kerja praktek,
batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II Data data Proyek
Bab ini berisi tentang data data proyek, baik data umum
maupun data khusus.
BAB III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek
Bab ini berisikan tentang manajemen dan struktur organisasi
dalam proyek.
BAB IV Pelaksanaan Pekerjaan
Bab ini berisikan tentang spesifikasi material dan peralatan yang
digunakan pada proyek ini dan tata cara pelaksanaan pekerjaan.

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma
4

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com


BAB I PENDAHULUAN

BAB V Masalah Khusus


Bab ini berisikan tentang perhitungan konstruksi perkerasan
lentur (flexible pavement).
BAB VI Penutup
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil kerja
praktek yang telah dilakukan kepada pihak yang terkait.

Jurusan Teknik Sipil


Universitas Gunadarma
5

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com

Anda mungkin juga menyukai