Anda di halaman 1dari 17

1

Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Bioetik Profesionalisme Bidan
Dosen : Dr. Mardiana Ahmad, S.SiT.,M.Keb

ETIKA DALAM PELAYANAN MEDIS

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Pada Mata Kuliah Tentang
Etika Dalam Pelayanan Medis

OLEH:

KELOMPOK VI

NAMA NIM

IRMAYANTI P102171042
MELI DOLOKSARIBU P102171044

MAGISTER KEBIDANAN SEKOLAH PASCASARJANA


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai

manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah

penyelesaiannya baik atau buruk. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk

berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan,

sosial budaya, dan agama, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran

etik (Endang, Elisabeth, 2015).

Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan isu utama diberbagai tempat,

di mana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan

kebidanan terhadap etika. Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga

perkembangan praktik berdasarkan evidance based etika, yakni penerapan, proses,

dan teori filsafat moral pada situasi nyata. Etika Praktik merupakan penerapan

etika dalam praktik sehari-hari, di mana dalam situasi praktik ketika kecelakaan

terjadi keputusan harus segera dibuat. Guna etika adalah memberi arah bagi

perilaku manusia tentang: apa yang baik atau buruk, apa yang benar atau salah,

hak dan kewajiban moral ( akhlak), apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan

(Purwoastuti, 2015)

Dalam praktik kebidanan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa

permasalahan yang dilematik, artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan

dengan etika. Dilema muncul karena terbentuk pada konflik moral, pertentangan
3

batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakinkan bidan dengan kenyataan

yang ada.

Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang etika serta

penerapannya, menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam

memberikan asuhan kebidanan dengan demikian setiap bidan akan menunjukkan

sikap etis profesional yang baik dalam setiap penampilan dan tindakan.

B. Tujuan
a. Mengetahui masalah etika dalam pelayanan medis
b. Mengetahui masalah etika dalam pelayanan kebidanan
c. Memahami mekanisme penyelesaian masalah etik dalam pelayanan

kebidanan
d. Memahami pendekatan etik dalam pengambilan keputusan
e. Mengetahui hak pasien dan keluarga dalam pelayanan kebidanan
C. Sistematika Penulisan Makalah

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Tujuan Penulisan

C. Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Masalah etika dalam pelayanan medis


B. Masalah etika dalam pelayanan kebidanan
C. Mekanisme penyelesaian masalah etik dalam pelayanan kebidanan
D. Pendekatan etik dalam pengambilan keputusan
E. Hak pasien dan keluarga dalam pelayanan kebidanan

BAB III : PEMBAHASAN

BAB IV : KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Etika

Kata Etika dalam bahasa Yunani adalah ethos dalam bentuk

tunggal mempunyai banyak arti: tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
5

kandang habitat, kebiasaan, adat akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara

berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) yang berarti adab kebiasaan. Dan arti

terakhir inilah (menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah etika yang

filsuf Yunani besar Aristoteles (384-322 s.M) (Bertens, 2011)


Etika bersifat pluralistik, karena setiap orang memiliki perbedaan

terhadap penilaian benar atau salah bahkan jika ada persamaan bisa saja hal

tersebut berbeda dalam alasannya. Di beberapa masyarakat, perbedaan

tersebut dianggap sebagai sesuatu yang normal dan ada kebebasan besar bagi

seseorang untuk melakukan apa yang dia mau, sejauh tidak melanggar hak

orang lain. Namun di dalam masyarakat yang lebih tradisional, ada

persamaan dan persetujuan pada etika dan ada tekanan sosial yang lebih

besar, kadang bahkan didukung oleh hukum, dalam bertindak berdasarkan

ketentuan tertentu. Dalam masyarakat tersebut budaya dan agama sering

memainkan peran yang dominan dalam menentukan perilaku yang etis

(Williams, 2006)

B. Masalah Etika Dalam Pelayanan Medis

Tenaga medis adalah tenaga ahli kedokteran dengan fungsi

utamanyaadalah memberikan pelayanan medis kepada pasien dengan mutu

sebaik-baiknya dengan menggunakan tata cara dan teknik berdasarkan ilmu

kedokteran dan etik yang berlaku serta dapat dipertanggung jawabkan (Sadi

Muhammad, 2017)

Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam

segala bidang serta meningkatnya pengetahuan masyarakat berpengaruh pula

terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan.


6

Hal ini merupakan tantangan bagi profesi dalam mengembangkan

profesionalisme selama memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas

pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen yang kuat dengan

basis pada etik dan moral yang tinggi.

Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap tenaga medis akan

tercermin dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan

yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu

pemahaman yang mendalam tentang etika dan penerapannya menjadi bagian

yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan dimana nilai-

nilai pasien selalu menjadi pertimbangan dan dihormati (Williams, 2006)

Namun terkadang tenaga kesehatan berada dalam keadaan yang

dilematis, membuat tenaga medis berada dalam posisi yang serba salah, disisi

lain seorang tenaga kesehatan harus segera melakukan tindakan untuk

menolong pasien namun di sisi lain harus juga dipertimbangkan dampak yang

ditimbulkan jika melakukan suatu tindakan medis tanpa persetujuan keluarga

atau informed concent.

C. Masalah Etika dalam Pelayanan Kebidanan.

Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang

profesional dan akuntabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan.

Bidan sebagai praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik

berdasarkan evidance based, dan harus menyiapkan diri untuk mengantisipasi

perubahan kebutuhan masyarakat atau pelayanan kebidanan (Endang,

Elisabeth, 2015).
7

Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issue utama diberbagai

tempat, masalah etika sering terjadi karena kurang pemahaman bidan tentang

etika dalam melakukan pelayanan kebidanan. Hal tersebut membutuhkan

bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya (Puji, 2008).

Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik, tidak hanya

dibutuhkan pengetahuan klinik yang baik, serta pengetahuan yang up to date,

tetapi bidan juga harus mempunyai pemahaman issue etik dalam pelayanan

kebidanan. Dengan memahami peran sebagai bidan, akan meningkatkan

tanggung jawab profesionalnya kepada pasien atau klien.


Perlu juga disadari bahwa dalam pelayanan kebidanan seringkali

muncul masalah isu dimasyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral,

dilema serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. Isu

adalah masalah pokok yang berkembang dimasyarakat atau suatu lingkungan

yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut

berperilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam memberikan asuhan

kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional

(Purwoastuti & Siwi, 2015).


Beberapa permasalahan pembahasan etik dalam kehidupan sehari-hari

adalah sebagai berikut:


a. Persetujuan dalam proses melahirkan.
b. Memilih atau mengambil keputusan dalam pesalinan.
c. Kegagalan dalam proses persalinan.
d. Pelaksanaan USG dalam kehamilan.
e. Konsep normal pelayanan kebidanan.
f. Bidan dan pendidikan sex.

Etik berhubungan erat dengan profesi,yaitu:

a. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.


8

b. Otonomi bidan dan kode etik prifesional.

c. Etik dalam penelitian kebidanan.

d. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.

Beberapa contoh mengenai issue etik dalam pelayanan kebidanan, adalah

berhubungan dangan :

a. Agama/kepercayaan.

b. Hubungan dengan pasien.

c. Hubungan dokter dengan bidan.

d. Kebenaran.

e. Pengambilan keputusan.

f. Pengambilan data.

g. Kematian.

h. Kerahasiaan.

i. Aborsi.

j. AIDS

k. In-Vitro Fertilization (Puji, 2008).

D. Mekanisme Penyelesaian Masalah Etik dalam Pelayanan Kebidanan

1. Langkah-langkah dalam penyelesaian masalah dalam kebidanan

Langkah-langkah dalam penyelesaian masalah dalam pelayanan

kebidanan merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar dan

salah dalam menyelesaikan suatu masalah (Heryani, 2016).


9

Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat

akan tanggung jawab profesional, yaitu:

1) Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan,

kesejahteraan pasien atau klien


2) Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu

bagian (omission), disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan

kondisi dan keamanan pasien atau klien (Puji, 2008).


2. Pendekatan penyelesaian masalah
Pendekatan penyelesaian masalah etik perlu dilakukan dengan cara yang

bertahap dan berurutan. Langkah-langkah awal bersifat kualitatif dan

umum, dan langkah-langkah berikutnya lebih bersifat kuantitatif dan

spesifik
.
Langkah-langkah penyelesaian masalah adalah :
1) Identifikasi masalah terlebih dahulu apa sebenarnya esensi dari

masalah tersebut , agar langkah berikutnya tepat.


2) Sintesis, tahap proses kreatif dimana bagian-bagian masalah yang

terpecah dibentuk menjadi kesatuan yang menyeluruh, disi kreatifitas

sangat penting.
3) Analisis, tahap dimana kesatuan itu dipecah kembali menjadi bagian-

bagiannya.
4) Aplikasi, proses dimana informasi yang cocok dan akurat

diidentifikasi untuk penerapan pada permasalahan yang hendak

dipecahkan.
5) Komprehensif, tahap dimana teori yang sesuai dan data yang berhasil

dikumpulkan disatukan dalam sebuah rumus komprehensif yang

digunakan untuk menyelesaikan masalah (Heryani, 2016).


10

E. Pendekatan Etik dalam Pengambilan Keputusan

1. Lima hal pokok dalam pengambilan keputusan


1) Intuisi, berdasarkan perasaan, lebih subjektif dan mudah terpengaruh.

2) Pengalaman, mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu

kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap

suatu kasus.

3) Fakta, keputusan lebih rill, valid dan baik.

4) Wewenang, lebih bersifat rutinitas.

5) Rasional, keputusan bersifat objektif, transparan, konsisten (Wello,

2011).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:


1) Posisi atau kedudukan.

2) Masalah: terstruktur, tidak terstruktur, rutin, insidental.

3) Situasi: faktor konstan, faktor tidak konstan.

4) Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak

5) Tujuan, antara atau objektif.

3. Kerangka pengambilan keputusan dalam asuhan kebidanan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


1) Bidan harus mempunyai responsbility dan accountability.

2) Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan

rasa hormat.
11

3) Pusat perhatian pelayanan bidan adalah kesehatan dan keselamatan

ibu (safety and wellbeing mother)

4) Bidan berusaha menyongkong pemahaman ibu tentang kesejahtraan

dan menyatakan pilihanya situasi yang aman.

5) Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan adalah:

knowledge, ajaran instrinsik, kemampuan berpikir kritis, kemampuan

membuat keputusan klinis yang logis ( Riyadi & Lidia, 2016).

F. Hak pasien dan keluarga dalam pelayanan kebidanan

Dalam menjalani profesi bidan untuk menerapkan kode etik profesi,

bidan sebaiknya mengetahui hak dan kewajiban serta tanggung jawabnya,

seperti :
1. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai

pasien/klien:
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan

peraturan yang berlaku di rumah sakit atau instusi pelayanan

kesehatan.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan makmur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan

profesi bidan tanpa diskriminasi.


d. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi

bidan tanpa diskriminasi.


e. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan

keinginannya.
f. Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan,

persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.


12

g. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama

proses persalinan berlangsung.


h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan

keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah

sakit.
i. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan

pendapat kritis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak

luar.
j. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di

rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang

dideritanya, sepengatahuan dokter yang merawat.


k. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang

diderita termasuk data-data medisnya.


l. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
1) Penyakit yang diderita
2) Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
3) Alternatif terapi lainnya
4) Prognosisnya
5) Perkiraan biaya pengobatan
m. Pasien berhak menyetujui/memberikan ijin atas tindakan yang akan

dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.


n. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap

dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung

jawab sendiri sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang

penyakit.
o. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang

dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.


q. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam

perawatan di rumah sakit.


13

r. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun

spiritual.
s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus

mal-praktek.
2. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan

dan tat tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.


b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan,

perawat yang merawatnya.


c. Pasien dan atau penangungnya berkewajiban untuk melunasi semua

imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan

kesehatan, dokter, bidan dan perawat.


d. Pasien dan atau penangggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal

yang selalu disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

BAB III

PEMBAHASAN

Kasus Yang Berkaitan Dengan Masalah Etik

Dalam Pelayanan Medis

A. Bidan Dihadapakan Pada Situasi Dilema Etik

Ada seorang pasien inpartu datang ke tempat bidan praktik dengan

status obstetri pasien adalah G1 P0 A0. Hasil pemerisaan awal menunjukkan


14

presentasi bokong dengan taksiran berat janin 3900 gram, dengan

kesejahtraan janin dan ibu baik. Maka bidan tersebut menganjurkan dan

memberi konseling pada pasien mengenai kasusnya dan untuk dilakukan

tindakan rujukan. Namun pasien dan keluarganya menolak dirujuk dan

bersikuku untuk tetap melahirkan di bidan tersebut karena pertimbangan

biaya dan kesulitan lainya.

Melihat kasus ini maka bidan diharapkan pada dilemma etik yang

bertentangan dangan prinsip etika dan otonomi maupun kewenangan dalam

pelayanan kebidanan. Bahwa sesuai Kepmenkes Republik Indonesia

900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan, bidan tidak

berwenang memberikan pertolongan persalinan pada primigravida dengan

presentasi bokong disisi lain ada prinsip nilai moral dan mananusiaan yang

dihadapi pasien, yiatu ketikdakmampuan secara sosial ekonomi dan kesulitan

yang lain, maka bagaimana seorang bidan mengambil keputusan yang terbaik

terhadap konflik moral yang dihadapi dalam pelayanan kebidanan

Tenaga medis sangat sering dihadapakan dengan masalah etika,

sehingga sebagai seorang tenaga medis utamanya seorang bidan sangat

penting untuk membentengi diri dengan pemahaman tentang etika serta harus

mampu diterapakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, bidan

mampu mencerminkan etika yang baik, baik secara penampilan, tutur kata

maupun tindakannya.

B. Kasus Masalah Etika Dengan Teman Sejawat


Di suatu Desa yang tidak jauh dari kota dimana desa tersebut terdapat

dua orang bidan yaitu bidan A dan B yang sama-sama memiliki BPS dan ada
15

persaingan diantara mereka. Pada suatu hari datang seorang pasien inpartu

GIII PII AO di BPS bidan B yang lokasinya tidak jauh dari BPS bidan A.

Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan belum lengkap dan bidan

B menemukan bahwa posisi bayi letak sunggang, bidan tersebut akan tetap

menolong persalinan tersebut meskipun mengetahui bahwa hal tersebut bukan

kompetensi bidan, namun demi mendapatkan banyak pasien untuk bersaing

dengan bidan A. Bidan A mengetahui hal tersebut sehingga bidan A ingin

melaporkan bidan B karena melanggar kode etik profesi bidan.


C. Kasus masalah etik bidan dengan organisasi profesi
Seorang ibu ingin bersalin di BPS bidan A yang memang sejak awal

memeriksa kehamilannnya pada bidan tersebut. Menurut hasil pemeriksaan

bidan A, pasien mempunyai riwayat hipertensi yang kemungkinan melahirkan

pervaginam sangat beresiko. Jika ibu tidak dirujuk maka beresiko terhadap

janin dan kondisi ibu itu sendiri. Bidan A sudah mengerti resiko apa yang

akan terjadi jika tetap menolong persalinan ibu di BPS miliknya, namun

karena mementingkan egonya sendiri karena takut kehilangan komisi jika

pasien tersebut dirujuk ke Rumah sakit. Setelah bayi lahir ibu mengalami

perdarahan hebat sehingga kejang-kejang dan meninggal. Saat berita itu

terdengar organisasi profesi (IBI), maka IBI memberikan sanksi yang

setimpal dengan mencabut izin praktek dan membayar denda. (Heryani,

2016)

Dari contoh kasus diatas, jelas bahwa tenaga medis sangat rentang

dengan masalah-masalah etika. Petugas kesehatan utamanya bidan dalam

melayani masyarakat akan terkait pada etika dan hukum, atau etika dan
16

hukum kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,

perilaku petugas kesehatan harus sesuai pada etika profesi (kode etik profesi)

dan juga pada ketentuan hukum, peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa manfaat etika adalah memberi

arah bagi perilaku manusia tentang apa yang baik atau buruk, apa yang benar

atau salah, apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan. Apabila bidan

memberikan pelayanan tapi tidak sesuai dengan kompetensi, etika dan kode

etik profesi maka akan dihadapkan dengan hukum. Sehingga dalam

memberikan pelayanan kebidanan harus betul-betul memahami tentang etika

dan harus diterapkan pada setiap memberikan pelayanan kebidanan.

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Etika pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah dan moral, yaitu

mengenai apa yang dianggap baik atau buruk dimasyarakat dalam kurun

waktu tertentu, karena etika bisa berubah dengan lewatnya waktu.

Dalam melakukan pelayanan kesehatan terutama menjalankan praktik

kebidanan, tidak hanya dibutuhkan pengetahuan klinik yang baik, serta

pengetahuan yang up to date, tetapi bidan juga harus mempunyai pemahaman

etika dalam pelayanan kebidanan. Dengan memahami peran sebagai bidan,


17

akan meningkatkan tanggung jawab profesionalnya kepada pasien atau klien.

Dan yang paling penting adalah setiap melakukan tindakan medis harus selalu

melakukan informed concent, sehingga akan menghasilkan pelayanan yang

berkualitas dan terhindar dari masalah-masalah etika dalam memberikan

pelayanan.

B. Saran
1. Seorang bidan perlu mengetahui tentang etika kebidanan dan

menerapkannya setiap melakukan pelayanan kebidanan.


2. Agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menambah

referensi dalam penyusunan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2011. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Heryani, R. 2016. Buku Ajar Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: CV


Trans Info Media

Puji, H. 2008. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarata: Fitramaya

Purwoastuti, E & Siwi, E. 2015. Etikolegal Dalam Praktek Kebidanan.


Yogyakarta: Pustaka baru Press.

Riyadi, M & Widia, L. 2016. Etika Dan Hukum Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika

Sadi, M. 2017. Etika Hukum Kesehatan. Jakarta: Prenada Media Group


Sujiatini. 2014. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan. Surabaya: Pena Mas

Wello H.M.B. 2011. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Makassar: Pustaka
Refleksi.

Williams, John R. 2006. Panduan Etika Medis, https://www.wma.net/wp-


content/uploads/2016/11/ethics_manual_indonesian.pdf. (Diakses pada 26
September 2017)

Anda mungkin juga menyukai