Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah
menganalisis laporan keuangan perusahaan. Analisis ini didasarkan pada laporan
keuangan yang sudah disusun. Sebaiknya laporan keuangan itu adalah yang diyakini
kewajarannya. Kewajaran laporan keuangan diketahui dari hasil pemeriksaan akuntan
publik terhadap laporan keuangan perusahaan. Hasil laporan akuntan biasanya
menyajikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan tersebut.
Analisis laporan keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis bisnis
merupakan analisis atas prospek dan resiko perusahaan untuk kepentingan pengambilan
keputusan bisnis. Tujuan analisis bisnis adalah membantu pengambilan keputusan
dengan menstrukturkan tugas analisis atas lingkungan bisnis perusahaan, strateginya,
serta posisi dan kinerja keuangannya.

II.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan tujuan analisis laporan keuangan?
2. Apa manfaat analisis laporan keuangan?
3. Apa kepentingan para pemakai laporan keuangan?
4. Apa itu analisis laporan keuangan komparatif?
5. Apa itu analisis common-size?
6. Apa itu analisis trend?
7. Apa itu analisis ratio?
8. Apa itu analisis du-pont?
9. Apa itu analisis sumber dan penggunaan dana?
10. Bagaimana penerapan analisis-analisis tersebut?

II.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan analisis laporan keuangan.


2. Untuk mengetahui manfaat analisis laporan keuangan.
3. Untuk mengetahui kepentingan para pemakai laporan keuangan.
4. Untuk mengetahui tentang analisis laporan keuangan komparatif.

1
5. Untuk mengetahui tentang analisis common-size.
6. Untuk mengetahui tentang analisis trend.
7. Untuk mengetahui tentang analisis ratio.
8. Untuk mengetahui tentang analisis du-pont.
9. Untuk mengetahui tentang analisis sumber dan penggunaan dana.
10. Untuk mengetahui penerapan analisis-analisis tersebut.

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Analisis Laporan Keuangan terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan Laporan
Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini dapat menjelaskannya dari arti
masing-masing kata. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit
menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi,
dan Arus Kas (Dana).
Jadi, Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan
atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif
maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih
dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.
Analisis laporan keuangan adalah analisis mengenai dua daftar yang disusun oleh
akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar
neraca/laporan posisi keuangan dan daftar pendapatan/daftar laba rugi (Myer, 2010).
Menurut Bernstein ( 1983 ; 3 ), analisis laporan keuangan mencakup penerapan
metode dan teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari
laporan itu ukuran ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses
pengambilan keputusan.
Menurut Soemarso S.R (1996), analisis laporan keuangan adalah hubungan antara
suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka yang lain yang mempunyai
makna/menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Angka-angka dalam laporan
keuangan akan sedikit artinya kalau dilihat secara sendiri-sendiri. Dengan analisis
pemakaian laporan keuangan akan lebih mudah menginterprestasikannya.
Menurut Foster ( 1968 : 58 ), analisis laporan keuangan adalah mempelajari
hubungan hubungan di dalam suatu set laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan
kecendrungan kecendrungan dari hubungan ini sepanjang waktu.
Analisis laporan keuangan memiliki sifat sifat sebagai berikut :
1. Fokus laporan adalah Laporan Laba Rugi, Neraca, Arus Kas, yang merupakan
akumulasi transaksi dari kejadian histories dan penyebab terjadinya dalam suatu
perusahaan

3
2. Prediksi, analisis mengkaji implikasi kejadian yang telah berlalu terhadap dampak dan
prospek perkembangan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri
sehingga analisis sangat tergantung pada kualitas laporan ini. Penguasaan pada sifat
akuntansi, prinsip akuntansi sangat diperlukan dalam menganalisis laporan keuangan.
Dari sudut lain tujuan analisis Laporan Keuangan menurut Bernstein (1983) adalah
sebagai berikut:
1. Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analitis laporan keuangan dengan tujuan
untuk memilih kemungkinan investasi atau merger.
2. Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang
akan datang.
3. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang
terjadi baik dalam manajemen operasi, keuangan atau masalah lain.
4. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi dan lain-
lain.
5. Understanding
Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi mentah yang dibaca dari
laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.

II.2 Manfaat Analisis Laporan Keuangan


Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis
laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan
keuangan adalah :
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik
harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa
periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.

4
3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan
yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
4. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran
atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
5. Dapat digunakan sebagai pembandingan dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang
perusahaan capai.
6. Memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan, seperti :
a. Menilai prestasi keuangan
b. Memproyeksi keuangan perusahaan
c. Menilai kondisi keuangan masa lalu dan sekarang dari aspek tertentu : Posisis
Keuangan, hasil usaha perusahaan, Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,
Rentabilitas atau profitabilitas, indicator pasar modal.
d. Menilai perkembangan dari waktu kewaktu.
e. Melihat komposisi struktur keuangan dan arus dana.
7. Menentukan peringkat perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal dalam
dunia bisnis.
8. Membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lainnya.
9. Memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi
keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan lain lainnya.
10. Memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang kan datang.

II.3 Kepentingan Para Pemakai Laporan Keuangan


Pemakai laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Pemilik Perusahaan
mengetahui hasil dividen yang akan diterima
mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham
sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa mendatang
sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi
2. Manajemen Perusahaan
menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan baru
alat untuk mempertanggungjawabkan pengelola kepada pemilik
3. Investor
menilai kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan
menilai kemungkinan menanamkan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan

5
menjadi dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa mendatang
4. Kreditur atau banker
menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang
5. Pemerintah dan regulator
sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijaksanaan baru;
menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain
menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan
6. Analisis, Akademis, Pusat Data Bisnis
bahan atau sumber informasi primer yang diolah untuk menghasilkan informasi
yang bermanfaat bagi analisis, ilmu pengetahuan, dan komoditi perusahaan.

II.4 Analisis Laporan Keuangan Komparatif


Analisis komparatif adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat
perbandingan antar elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang
berurutan. Tujuan analisis komparatif adalah untuk mempe-roleh gambaran tentang arah
dan kecenderungan (tendensi) tentang perubahan yang mungkin akan terjadi pada setiap
elemen laporan keuangan di masa yang akan datang. Informasi hasil analisis komparatif
bermanfaat untuk memperediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi pada setiap
elemen laporan keuangan di masa yang akan datang.
Analisis ini dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba-rugi atau laporan
arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi
penelaahan perubahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa
tahun.
a. Analisis perubahan tahun ke tahun
Perbandingan laporan keuangan selama periode yang relatif pendek dua atau tiga
tahun biasanya dilakukan dengan analisis perubahan tahun ke tahun dalam tiap-tiap
pos. Analisis ini memiliki keunggulan penyajian perubahan dalam angka absolut
maupun persentase. Analisis perubahan dalam jumlah maupun persentase menjadi
relevan karena dasar dolar yang berbeda dalam perhitungan perubahan persentase
dappat menghasilkan perubahan besar yang tidak konsisten dengan kepentingan
aktualnya.
b. Analisis tren angka indeks

6
Analisis ini memerlukan pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos, yang biasanya
diberi angka indeks 100. karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua
perbandingan, pilihan terbaikadalah tahun dimana kondisi bisnis normal.

II.5 Analisis Common-Size


Analisis common-size adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara membuat
perbandingan antara suatu elemen (laporan keuangan) tertentu sebagai komponen dari
elemen yang lain pada laporan keuangan yang sama. Tujuan analisis common-size adalah
untuk memperoleh gambaran tentang:
1. Komposisi dan proporsi investasi pada setiap jenis aktiva.
2. Struktur modal dan pendanaan.
3. Distribusi hasil penjualan pada biaya dan laba.
Analisis laporan keuangan common-size berguna dalam memahami pembentuk
internal laporan keuangan. Sebagai contoh, analisis common-size menekankan pada dua
faktor :
1. Sumber pendanaan termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar,
kewajiban tak lancar dan ekuitas.
2. Komposisi aktiva termasuk jumlah untuk masing-masing aktiva lancar dan aktiva tak
lancar.
Sebuah laporan laba rugi siap untuk analisis common-size karena setiap pos terkait
dengan angka kunci seperti penjualan. Dalam berbagai tingkatan, penjualan
mempengaruhi hampir seluruh beban dan berguna untuk mengetahui berapa persen dari
penjualan yang diwakili oleh tiap pos-pos beban. Pengecualian berlaku untuk pajak
penghasilan, yang terkait dengan laba sebelum pajak bukan penjualan. Keterbatasan
utama laporan keuangan common-size untuk analisis antar perusahaan adalah
kegagalannya untuk mencerminkan ukuran relatif perusahaan yang di analisis.

II.6 Analisis Trend


Analisis trend merupakan suatu metode analisis statistika yang ditujukan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk
melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data)
yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang,
sehingga hasil analisis tersebut dapat mengetahui sampai berapa besar fluktuasi yang
terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut.

7
Secara teoristis, dalam analisis runtun waktu (time series) hal yang paling
menentukan adalah kualitas dan keakuratan dari data-data yang diperoleh, serta waktu
atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut
semakin banyak maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh.

Metode Least Square. Metode yang dapat digunakan untuk analisis time series ini adalah
* Metode Garis Linier Secara Bebas (Free Hand Method),
* Metode Setengah Rata-Rata (Semi Average Method),
* Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average Method) dan
* Metode Kuadrat Terkecil (Least Square Method).
Secara khusus, analisis time series dengan metode kuadrat terkecil dapat dibagi
dalamdua kasus, yaitu kasus data genap dan kasus data ganjil. Persamaan garis linear
darianalisis time series akan mengikuti: Y = a + b X.
Keterangan :
Y adalah variabel dependen (tak-bebas) yang dicari trendnya dan
X adalah variabel independen (bebas) dengan menggunakan waktu (biasanya dalam
tahun)

Sedangkan untuk mencari nilai konstanta (a) dan parameter (b) dapat dipakai
persamaan: a = Y / N dan b = XY / X2.

II.7 Analisis Ratio


Analisis ratio, dalam hal ini, ratio laporan keuangan merupakan perbandingan antara
pos-pos teertentu dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti).

Adapun rasio keuangan yang popular adalah:


1. Analisis Kredit (Risiko)
a) Ratio Likuiditas
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan semua kewajiban
jangka pendeknya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar,
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar.

8
Rasio cepat (quick ratio)/ acid test ratio menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang
paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.

Kas + Surat berharga + Piutang = Aktiva Lancar (Persediaan + Prepaid


Expense)
Utang Lancar

Rasio Kas Atas Utang Lancar = Kas


Utang lancar

Rasio Kas atas Aktiva Lancar = Kas


Aktiva lancar

b) Struktur Modal dan Solvabilitas (total debt to equity)


Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau menyelesaikan
kewajiban jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Semakin kecil rasio ni
semakin baik karena semain besar kemampuan perusahaan menutupi utang-utangnya.

Total utang terhadap ekuitas (total debt to equity) = total kewajiban


ekuitas

Debt Service Ratio = Laba bersih + bunga +


(Rasio pelunasan utang) penyusutan + beban nonkas
Pembayaran bunga dan pinjaman

Rasio utang a. as Aktiva = Total utang


Total aktiva
2. Analisis Rentabilitas/Profitabilitas
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua
sumber yang ada, penjualan, kas, aset, modal.
a) Margin Laba (Profit Margin) = Pendapatan bersih
Penjualan
Semakin berar rasio ini, semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
b) Aset turn over Return on Aset = Penjualan bersih/ total aktiva

9
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan.
Semakin besar ratio, berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih
laba.
c) Return on investment ( return on equity) = laba bersih/ rata-rata ekuitas
Ratio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal
pemilik.
d) Return on total aset = laba bersih/ rata-rata total aset
e) Basic earning power = laba sebelum bunga dan pajak/ total aktiva
f) Earning per share = laba bagian saham bersangkutan/ jumlah saham
Rasio ini mengukur berapa besar kemampuan per lembar saham dalam
menghasilkan laba.
3. Leverage
Menggambarkan posisi utang perusahaan terhadap modal maupun aset dengan
melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal.
Leverage = - utang
100%
Modal
%
4. Activity
Menggambarkan aktivitas perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
a) Inventory turn over = harga pokok penjualan/rata-rata persediaan barang
Rata-rata persediaan = (persediaan awal + persediaan akhir)/2
Rasio ini menggambarkan seberapa cepat perputaran persediaa dalam siklus
produksi normal. Semakin besar semakin baik, karena dianggap bahwa kegiatan
penjualan berjalan cepat.
b) Recevable turn over = penjualan kredit bersih/ rata-rata piutang
Semakin besar rasio ini semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan
cepat.
c) Total aset turn over = penjualan / total aset
d) Earning per share = Earning per share tahun ini
Earning per share tahun lalu
Earning per share tahun lalu
5. Produktivitas
Menggambarkan produktivitas unit yang dinilai.
a) Rasio karyawan atas penjualan = jumlah penjualan bersih
10
jumlah karyawan
Semakin besar, rasio ini semakin baik karena dianggap lebih produktif.
b) Rasio biaya per karyawan = total biaya/jumlah karyawan
c) Rasio penjualan terhadap space ruangan = jumlah penjualan bersih
jumlah space
d) Rasio laba terhadap karyawan = laba bersih/ jumlah karyawan
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menciptakan laba.
e) Rasio laba terhadap cabang = total laba/ total cabang
Rasio ini menunjukkan kontribusi rata-rata dari cabang terhadap laba.

II.8 Analisis Du-Pont


Analisis Du-Pont, menggunakan pendekatan yang lebih integrative dan
menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen analisisnya. Du-Pont
menganggap penting angka Return on Investment (ROI) sehingga analisisnya dimulai
dari ROI yang dihitung dari :

Atau

Persentase laba bersih diambil dari laporan laba/rugi sedangkan Aset Turnover
diambil dari neraca. Persentase laba bersih dihitung dari:

Sedangkan laba setelah pajak dihitung dari:

11
Aset Turnover dihitung sebagai berikut:

Total Aset dihitung dari:

Aktiva Lancar terdiri dari:

Pengurangan komponen laporan keuangan menjadi komponen kecil sampai pada


pos-pos individual akan membantu memberikan gambaran lebih lengkap bagi analisis.
Model ini hanya terbatas pada rentabilitas dan likuiditas.

II.9 Analisis Sumber dan Penggunaan Dana


Analisis sumber dan penggunaan dana dilakukan dengan menggunakan laporan
keuangan dua periode yang dibandingkan dan dilihat mutasinya. Dalam setiap mutasi
mempengaruhi pos lainnya. Pengaruh yang dimaksud berupa perubahan pos Kas saja
atau perubahan Modal Kerja yang merupakan kumpulan pos Aktiva Lancar atau Utang
Lancar.
Langkah-langkah menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan dana
1. Menyusun laporan perubahan neraca, yang menggambarkan perubahan masing-
masing elemen neraca.
2. Mengelompokkan perubahan-perubahan dalam golongan perubahan yang
memperbesar / memperkecil kas
3. Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan rugi dan laba (laporan laba ditahan)
ke dalam golongan yang memperbesar/ memperkecil kas
4. Mengadakan konsolidasi dari semua informasi ke dalam laporan sumber-sumber dan
penggunaan dana

Perubahan elemen neraca antara dua saat efeknya memperbesar kas disebut sumber-
sumber dana:
1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas

12
a) Berkurangnya barang (inventory) terjadi karena terjualnya barang tersebut dan
hasil penjualan itu merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan.
b) Berkurangnya piutang berarti piutang telah dibayar dan penerimaan piutang
merupakan penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan.
c) Berkurangnya surat-surat berharga (efek) berarti efek itu terjual dan hasil
penjualan tersebut merupakan sumber dana/ kas bagi perusahaan
2. Berkurangnya aktiva tetap
a) Berkurangnya aktiva tetap bruto berarti sebagian aktiva tetap harus dijual dan
hasil penjualannya merupakan sumber dana
b) Berkurangnya aktiva tetap neto berarti adanya depresiasi dalam tahun yang
bersangkutan
3. Bertambahnya setiap jenis hutang (hutang lancar, hutang jangka panjang) berarti
terjadi penambahan dana yang diterima oleh perusahaan yang bersangkutan
4. Bertambahnya modal disebabkan adanya emisi saham baru dan hasil penjualan saham
baru tersebut merupakan sumber dana.
5. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan
keuntungan neto dari operasinya berarti bahwa ada tambahan dan bagi perusahaan
yang bersangkutan.
a. Bertambahnya aktiva lancar selain kas
Terjadi karena pembelian barang dan pembelian barang membutuhkan dana.
Dengan demikian, penambahan aktiva lancar merupakan penggunaan dana.

b. Bertambahnya aktiva tetap


Bertambahnya aktiva tetap bruto dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva
tetap dan pembelian aktiva tetap merupakan penggunaan dana

c. Berkurangnya hutang
Berkurangnya hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang dapat
terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur hutangnya.
Pembayaran kembali hutang berarti penggunaan dana

d. Berkurangnya modal
Berkurangnya modal dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil kembali
atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan. Berkurangnya modal
berarti berkurangnya dana. Ini berarti bahwa penggunaan modal itu merupakan

13
penggunaan dana. Dalam P.I. pembelian kembali sahampun merupakan
penggunaan dana

e. Pembayaran cash deviden


Pembayaran cash deviden merupakan penggunaan dana. Cash deviden
dibayarkan dari keuntungan neto sesudah pajak

6. Kerugian operasi perusahaan


Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat disertai dengan berkurangnya aktiva
atau bertambahnya hutang. Sebenarnya bertambahnya hutang merupakan sumber dana
tetapi dengan adanya kerugian. Dengan demikian, maka adanya kerugian merupakan
penggunaan dana.

Dalam kenyataannya selain membuat laporan sumber dan penggunaan dana atas
dasar kas, perusahaan juga membuat laporan sumber dan penggunaan dana atas dasar
modal kerja (statements of sources and uses of working capital).
a. Pengertian modal kerja
Modal kerja dapat diartikan beberapa Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar
diatas hutang lancar.
b. Dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja tidak dicantumkan penggunaan
dana yang berasal dari modal sendiri karena tidak akan mengakibatkan perubahan
modal kerja (netto).

14
II.10 Kasus

15
Tabel 1 Analisis Perbandingan Neraca

16
a) Interpretasi analisis analisis perbandingan neraca PT Gudang Garam, Tbk. yaitu untuk asset lancar pada tahun 2011 mengalami kenaikan
sebesar 32,62%, tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 1,41%. Kenaikan pada tahun 2011 paling besar disebabkan meningkatnya
persediaan, sedangkan pada tahun 2012 persediaan justru mengalami kenaikan. Sementara pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar
16% diikuti penurunan tahun 2014 sebesar 11%. Pada asset tidak lancar, nilai asset PT Gudang Garam, Tbk terus mengalami fluktuasi, pada
tahun 2011 meningkat yang semula 11,15% menjadi 43% kemudian mengalami penurunan di tahun 2013 menjadi 40% diikuti tahun 2014
sebesar 20%.

Total kewajiban jangka pendek mengalami kenaikan berturut-turut dari 2010 ke 2011 sebesar 59.57%, tahun 2011 ke 2012 sebesar
1,98%. Kenaikan utang jangka pendek tahun 2011 angka paling besar berasal dari pinjaman jangka pendek dan utang usaha kepada pihak
ketiga, yang kenaikannya di atas 100% yaitu berturut-turut sebesar 129,69% dan 329,87%. Total kewajiban jangka panjang tidak mengalami
perubahan signifikan selama 2010 s.d 2012. Hanya saja pada tahun 2013 meningkat sebesar 14,36% dan langsung mengalami penurunan
drastic pada tahun 2014 sebesar -4,02%. Pada tahun 2011 total kewajiban jangka panjang naik 6,81%, dan tahun 2012 naik sebesar 9,75%
dari total kewajiban jangka panjang tahun sebelumnya. Posisi total ekuitas tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal yang sedikit
menonjol diantara kenaikan akun-akun ekuitas adalah penurunan di sisi ekuitas pada non controlling interest sebesar 14,24% pada tahun
2012 yg mana pada tahun sebelumnya pernah naik pada tahun 2011 sebesar 24,20%. Hingga tahun 2014, total ekuitas meningkat sebesar
12,96%.

17
b) Analisis Common-Size

PT GUDANG GARAM, Tbk.


Analisis Common Size L/R
Periode 2010-2014 Analisis Perbandingan
(Dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan khusus)
2010 2011 2012 2013 2014 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014
Rp Rp Rp Rp Rp Rp % Rp % Rp % Rp %
Penjualan/pendapatan usaha Rp 37.691.997 Rp 41.884.352 Rp 49.028.696 Rp 55.436.954 Rp 65.185.850 Rp 4.192.355 11,12 Rp 7.144.344 17,06 Rp 6.408.258 13,07 Rp 9.748.896 17,59
Beban pokok penjualan Rp 28.826.410 Rp 31.754.984 Rp 39.843.974 Rp 44.563.096 Rp 51.806.284 Rp 2.928.574 10,16 Rp 8.088.990 25,47 Rp 4.719.122 11,84 Rp 7.243.188 16,25
Laba bruto Rp 8.865.587 Rp 10.129.368 Rp 9.184.722 Rp 10.873.858 Rp 13.379.566 Rp 1.263.781 14,25 Rp 944.646 9,33 Rp 1.689.136 18,39 Rp 2.505.708 23,04

Pendapatan lainnya Rp 53.315 Rp 46.322 Rp 73.299 Rp 62.080 Rp 67.845 Rp 6.993 13,12 Rp 26.977 58,24 Rp 11.219 15,31 Rp 5.765 9,29
Beban usaha Rp 3.007.726 Rp 3.290.726 Rp 3.177.516 Rp 4.224.052 Rp 4.854.713 Rp 283.000 9,41 Rp 113.210 3,44 Rp 1.046.536 32,94 Rp 630.661 14,93
Beban lainnya Rp 31.438 Rp 4.511 Rp 37.166 Rp 7.199 Rp 31.742 Rp 26.927 85,65 Rp 32.655 723,90 Rp 29.967 80,63 Rp 24.543 340,92
Rugi kurs, bersih Rp 10.157 Rp 12.480 Rp 17.658 Rp 12.965 Rp 16.700 Rp 2.323 22,87 Rp 5.178 41,49 Rp 4.693 26,58 Rp 3.735 28,81
Laba Usaha Rp 5.869.581 Rp 6.867.973 Rp 6.025.681 Rp 6.691.722 Rp 8.577.656 Rp 998.392 17,01 Rp 842.292 12,26 Rp 666.041 11,05 Rp 1.885.934 28,18
Beban bunga Rp 238.285 Rp 253.002 Rp 495.035 Rp 755.518 Rp 1.371.811 Rp 14.717 6,18 Rp 242.033 95,66 Rp 260.483 52,62 Rp 616.293 81,57
Laba sebelum pajak penghasilan Rp 5.631.296 Rp 6.614.971 Rp 5.530.646 Rp 5.936.204 Rp 7.205.845 Rp 983.675 17,47 Rp 1.084.325 16,39 Rp 405.558 7,33 Rp 1.269.641 21,39
Beban pajak penghasilan Rp 1.416.507 Rp 1.656.869 Rp 1.461.935 Rp 1.552.272 Rp 1.810.552 Rp 240.362 16,97 Rp 194.934 11,77 Rp 90.337 6,18 Rp 258.280 16,64
Laba/Total pendapatan komprehensif tahun berjalan Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 Rp 743.313 17,64 Rp 889.391 17,94 Rp 315.221 7,75 Rp 1.011.361 23,07

Laba/Total pendapatan komprehensif


yg dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk Rp 4.146.282 Rp 4.894.057 Tabel
Rp 4.013.758 Rp 4.328.736
2 Analisis Rp 5.368.568 Rp
Perbandingan 747.775 18,03 Rp 880.299
Neraca 17,99 Rp 314.978 7,85 Rp 1.039.832 24,02
Kepentingan nonpengendali Rp 68.507 Rp 64.045 Rp 54.953 Rp 55.196 Rp 26.725 Rp 4.462 6,51 Rp 9.092 14,20 Rp 243 0,44 Rp 28.471 51,58
Rp 4.214.789 Rp 4.958.102 Rp 4.068.711 Rp 4.383.932 Rp 5.395.293 Rp 743.313 17,64 Rp 889.391 17,94 Rp 315.221 7,75 Rp 1.011.361 23,07
18
Analisis common-size pada laporan laba rugi PT Gudang Garam Tbk.
mengalami laba, tetapi mengalami penurunan dari laba bersih tahun sebelumnya
sebesar 17,94% dari tahun 2011. Tahun 2011 PT Gudang Garam Tbk sempat
mengalami kenaikan laba bersih dibandingkan tahun 2010 yaitu sebesar 17,64%.
Pencapaian terbaik yang dari laba bersih yang dicatatkan PT. Gudang Garam Tbk
selama masa operasional 5 tahun berturut-turut yaitu tahun 2010, 2011, 2012, 2013,
dan 2014 yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp. 5.395.293 juta. Pada tahun 2014 PT
Gudang Garam Tbk mencatatkan Pendapatan/Total Penjualan tertinggi yang naik
sebesar 17,59% dari tahun 2013 tetapi mengalami kenaikan biaya pokok penjualan
sebesar 16,25% dari tahun sebelumnya. Hal inilah yang menyebabkan penurunan
Laba bersih yang dialami oleh PT Gudang Garam Tbk pada tahun 2012 yaitu sebesar
17,94%. Beban pokok penjualan terbesar terjadi pada tahun 2012 yakni naik sebesar
25,47% dari tahun 2011 sehingga bedampak pada penurunan laba perusahaan di
tahun tersebut.

19
c) Analisis Trend

20
Grafik1 Trend Neraca

Interpretasi analisis trend dari neraca PT Gudang Garam, Tbk. di atas yaitu
Asset lancar dari tahun 2010 hingga 2014 terus mengalami peningkatan hanya saja
terjadi sedikit penurunan di tahun 2012 yang semula 131% menjadi 131%. Begitu
juga dengan asset tidak lancar yang terus mengalami peningkatan. Hanya saja trend
asset tidak lancar pada tahun 2013 dan 2014 lebih tinggi dari trend asset lancar.
Untuk liabilitas jangka pendek dan panjang terus mengalami peningkatan begitu juga
dengan total ekuitas.
.

21
d) Analisis Ratio

Aset Lancar
1. = Utang Lancar

22.908.293 34.604.461
2010 = = 2,70 2013 = = 1,72
8.481.933 20.094.580
30.381.754 38.577.191
2011 = = 2,24 2014 = = 1,6
13.534.319 23.783.134
29.954.021
2012 = = 2,17
13.802.317

Analisis rasio lancar PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2010 menunjukkan angka
yang paling tinggi dari 3 periode pelaporan perusahaan. Hal ini berarti bahwa
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya lebih besar
daripada tahun-tahun sesudahnya.

Total Utang
2. = Total Aset
9.421.403 21.353.980
2010 = = 0,31 2013 = = 0,42
30.741.679 50.770.251
14.537.777 24.991.880
2011 = = 0,37 2014 = = 0,43
39.088.705 58.220.600
14.903.612
2012 = = 0,36
41.509.325

Rasio DAR pada PT Gudang Garam, Tbk. tahun 2014 menghasilkan angka yang
paling tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun selanjutnya. Hal ini berarti bahwa
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau menyelesaikan kewajiban jangka
panjang apabila perusahaan dilikuidasi lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Total Utang
3. = Total Ekuitas
9.421.403 21.353.980
2010 = = 0,44 2013 = = 0,73
21.320.276 29.416.271
14.537.777 24.991.880
2011 = = 0,59 2014 = = 0,75
24.550.928 33.228.720
14.903.612
2012 = = 0,56
26.605.713

22
Rasio debt to equity (DER) di atas menggambarkan kuatnya struktur
permodalan PT Gudang Garam, Tbk. meskipun pada tahun 2010
menghasilkan rasio DER yang kecil di bawah 50%, untuk tahun-tahun
selanjutnya terus mengalami peningkatan hingga 75%.
EBIT
4. = Bunga

5.869.581 6.025.681
2010 = = 24,63 2012 = = 12,17
238.285 495.035
6.867.973 6.691.722
2011 = 2013 = = 8,86
253.002 755.518
= 27,15 8.577.656
2014 = 1.371.811 = 6,25

Rasio Solvabilitas
30 27.15
24.63
25

20

15 12.17
10 8.86
6.25
5
0.310.44 0.370.59 0.360.56 0.420.73 0.430.75
0
2010 2011 2012 2013 2014

TIE DAR DER

5. Rasio Profitabilitas
Laba bersih
a. =
Penjualan

4.214.789 4.383.932
2010 = = 0,11 2013 = = 0,08
37.691.997 55.436.954
4.958.102 5.395.293
2011 = = 0,12 2014 = = 0,08
41.884.352 65.185.850
4.068.711
2012 = = 0,08
49.028.696

23
Laba bersih
b. = Total aset

4.214.789 4.383.932
2010 = = 0,14 2013 = = 0,09
30.741.619 50.770.251
4.958.102 5.395.293
2011 = = 0,13 2014 = = 0,09
39.088.705 58.220.600
4.068.711
2012 = = 0,10
41.509.325

Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio return on asset (ROA) dari tahun
2010 hingga 2014 terus mengalami penurunan.
Laba bersih
c. = Modal saham

4.214.789 4.383.932
2010 = = 4,38 2013 = = 4,56
962.044 962.044
4.958.102 5.395.293
2011 = = 5,15 2014 = = 5,61
962.044 962.044
4.068.711
2012 = = 4,23
962.044
Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio return on equity (ROE) dari tahun
2010 hingga 2014 mengalami fluktuasi. Hal ini menujukkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba mengalami peningkatan di dua tahun
terakhir.

Rasio Profitabilitas
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00 2010 2011 2012 2013 2014
ROA 0.14 0.13 0.10 0.09 0.09
ROE 4.38 5.15 4.23 4.56 5.61
NET PROFIT MARGIN 0.11 0.12 0.08 0.08 0.08

ROA ROE NET PROFIT MARGIN

24
e) Rasio Aktifitas

a. Perputaran Persediaan

HPPj
=
Persediaan

28.826.410 44.563.096
2010 = = 1,43 2013 = = 1,47
20.174.168 30.241.368
31.754.984 51.806.284
2011 = = 1,13 2014 = = 1,49
28.020.017 34.739.327
39.843.974
2012 = = 1,50
26.649.777
Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran persediaan mengalami
fluktuasi. Tahun 2011 mengalami penurunan yang semula 1,43 kali menjadi 1,13
kali. Di tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 1,50 kali.

Penjualan
b. = Aktiva Tetap

37.691.997 55.436.954
2010 = = 5,09 2013 = = 3,75
7.406.632 14.788.915
41.884.352 65.185.850
2011 = = 5,11 2014 = = 3,44
8.189.881 18.973.272
49.028.696
2012 = = 4,72
10.389.326
Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran asset tetap lebih banyak
mengalami penurunan meski peningkatan terjadi di tahun 2011 yang semula 5,09
kali menjadi 5,11 kali.

Penjualan
c. =
Total Aset
37.691.997 55.436.954
2010 = = 1,23 2013 = = 1,09
30.741.679 50.770.251
41.884.352 65.185.850
2011 = = 1,07 2014 = = 1,12
39.088.705 58.220.600
49.028.696
2012 = = 1,18
41.509.325

25
Pada PT Gudang Garam Tbk, Rasio perputaran total asset mengalami fluktuasi.
Dilihat dari hasilnya, perputaran asset perusahaan rendah dan perlu adanya evaluasi
manajemen terkait dengan strategi dan pengeluaran modalnya.

Rasio Aktivitas
6.00 5.11
5.09
5.00
4.72
3.75 3.44
4.00
3.00
2.00 1.23 1.43 1.07 1.13 1.18 1.50 1.09 1.47 1.12 1.49
1.00
0.00
2010 2011 2012 2013 2014
PERPUTARAN TOTAL AKTIVA 1.23 1.07 1.18 1.09 1.12
PERPUTARAN AKTIVA TETAP 5.09 5.11 4.72 3.75 3.44
PERPUTARAN PERSEDIAAN 1.43 1.13 1.50 1.47 1.49

PERPUTARAN TOTAL AKTIVA PERPUTARAN AKTIVA TETAP PERPUTARAN PERSEDIAAN

26
BAB III
KESIMPULAN

Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos pos laporan keuangan


menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat
signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan
yang tepat.

Analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui apakah keadaan


keuangan, hasil usaha kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak
memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur
laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun dan
untuk mengetahui arah perkembangannya.

27
DAFTAR RUJUKAN

Harahap, Sofyan Syafri.2010.Analisis Kritis Laporan Keuangan.

Subramanyam,K.R., dab J. Wild John,.2010.Analisis Laporan Keuangan.Edisi 10.


Buku 1. Jakarta:PT Salemba Empat

Universitas Gajah Mada. 2015. Analisa Laporan Keuangan.


www.academia.edu/6784634/ (diakses pada 15 September 2016)

28

Anda mungkin juga menyukai