Elemen Mesin Meto 2016
Elemen Mesin Meto 2016
PERHITUNGAN DIMENSI
Daya motor (N ) = 70 HP
Karena pada poros terjadi kejutan pada waktu meneruskan daya, maka dibutuhkan faktor koreksi
( fc ) diambil ( 1,2 ).
Table 3.1. Jenis jenis factor koreksi berdasarkan data yang akan ditransmisikan, fc .
( Sularso, Dasar dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradya Pramita, Jakarta
1997 ).
N = 70 HP
= 0.735 x 70
= 51,45 kW
n = 800 rpm
Daya Rencana
Pd = fc . P Lit 1 hal 7
Maka :
Pd = 1,2 . 51,45
= 61,74 kW
Momen rencana, T ( kg . mm )
T = 9,74 . 105
T = 9,74 . 105
= 75168,45 kg . mm
Poros yang direncanakan terbuat dari bahan baja khrom nikel ( JIS G 4102 ) dengan
lambang SNC 2, karena lebih cocok dipergunakan untuk konstruksi mesin dengan kekuatan tarik
b = 85 kg / mm2.
a = Lit 1 Hal 8
b ( kg / mm ) dipilih 6,0 ( untuk bahan S C dengan pengaruh masa, dan baja paduan ),
2
sedangkan
S f2 digunakan dengan memperhatikan apakah ada alur pasak atau tangga pada poros, yang
bertujuan untuk memperoleh tegangan geser yang di izinkan a ( kg / mm2 ) dipilih 2,0.
Maka :
a =
= 7,08 kg / mm2
ds =
Cb = faktor koreksi untuk terjadinya kemungkinan terjadinya beban lentur, dalam perencanaan ini
Maka :
ds =
= 54,56 mm
Hasil diameter poros yang dirancang harus diuji kekuatannya. Pemeriksaan dapat dilakukan
dengan memeriksa tegangan geser yang terjadi akibat tegangan puntir yang dialami poros. Jika
tegangan geser yang timbul lebih besar dari tegangan geser izin dari bahan tersebut, maka
perancangan tidak akan menghasilkan hasil yang baik, atau dengan kata lain perancangan adalah
gagal.
p =
p = 2,36 kg /mm2
Menurut hasil yang diperoleh dari perhitungan diatas, terlihat bahwa tegangan geser yang
timbul lebih kecil daripada tegangan geser yang diizinkan 7,08 kg/mm2. Dengan hasil ini maka
dapat disimpulkan bahwa poros aman untuk digunakan pada kopling yang dirancang untuk
Seperti halnya dengan baut maka pasak juga dianggap sebagai alat penyambung,
pasak ini biasanya ditempatkan pada hubungan roda dan poros. Pada umumnya pasak ini dipakai
F= Lit 1 Hal 25
Maka diperoleh :
F=
= 2755,4 kg
Gambar.3. Pasak
Untuk pasak, umumnya dipilih bahan yang mempunyai kekuatan tarik lebih dari
60 kg/mm2 dipilih dengan alasan untuk menahan beban yang diterima oleh pasak. Bahan pasak
b = 54,56 x
= 16,36 mm
h= Lit 2 Hal 38
=
= 2,72 mm.
Maka diperoleh :
l = 0,75 x 54,56
= 40,92 mm.
R=D/2
= 27,28 mm.
Kopling flens menggunakan spie sebagai alat penghubung. Cara menghubungkan kedua
Maka diperoleh :
= 3239227,02 kg. cm
= 32392270,2 kg. mm
Seluruh
Fw = Lit 3 Hal 67
= 2,3 x 47,94
= 110,26
= 55,13 cm.
Maka diperoleh : Fw =
= 58756,15 kg.
Gaya baut seluruhnya untuk menekan flens adalah :
Fn = kg Lit 3 Hal 67
Maka diperoleh : Fn =
= 195853,83 kg.
Bahan baut direncanakan dari baja batang difinis dingin S35C-D dengan kekuatan tarik
B = 60 kg / mm , dan baut yang dipergunakan ada 6 buah, maka besarnya masing masing
2
d = Lit 3 Hal 67
Maka diperoleh : d =
= 2310,14