Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
3. Penjabaran urusan pemerintahan dan / atau prioritas pembangunan sesuai visi dan misi
Presiden yang rumusannya mencerminkan bidang urusan tertentu dalam pemerintahan yang
menjadi tanggung jawab kementerian negara/lembaga adalah rencana kerja pemerintah (RKP)
Perusahaan Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh
Pemerintah Pusat.
Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh
Pemerintah Daerah.
1
5. Pola Pembinaan dan pengelolaan BUMN / BUMD
6. Dokumen Perencanaan yang menjabarkan visi, misi dan program Presiden selama 5 tahun
7. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dijabarkan oleh Kementerian / Lembaga menjadi rencana kerja
K/L
2
8. Salah satu fungsi APBN yaitu anggaran harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan
pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian fungsi
alokasi
- Berdasarkan penetapan pagu anggaran, satker mtnyusun RKA K/L untuk satker ybs
- Satker2 menyampaikan RKA K/L kepada eselon I melalui esolon II masing-masing untuk
dihimpun dan diharmonisasi sebagai RKA K/L eselon I
- Eselon I menerusakan RKA K/L masing2 kepada Biro Perencanaan Setjen untuk
diharmonisasikan melalui verifikasi sesuai kaidah2 penyusunan RKA K/L dan dihimpun
menjadi RKA tingkat K/L
- Selanjutnya sekjen menyampaikan RKA K/L tersebut kepada APIP untuk dilakukan reviu
sesuai kaidah-kaidah perencanaan penganggaran guna menghasilkan RKA K/L tingkt K/L
hasil reviu
10. Dalam alur penetapan APBN dan Rincian APBN, Komisi-komisi terkait di DPR membahas
dokumen anggaran dengan masing-masing Setjen Kementerian Negara / Lembaga
11. Dokumen yang dibahas Panja DPR dan Kemenkeu (Penyusun Nota Keuangan dan RUU APBN)
Pagu anggaran K/L adalah pagu anggaran yang ditetapkan berdasarkan penilaian dan
penelitian kembali terhadap pagu indikatif K/L yang mempertimbangkan perubahan-
perubahan yang etrjadi karena adanya kebijakan2 prioritas atau inisiatif baru yang beum
diakomodir
13. Penandatanganan DIPA Induk Induk oleh Sekjen atau pejabat eselon I sebagai penanggung
jawab pada Bagian ANggaran K/L (BA K/L) atas nama menkeu, sekaligus pengesahan atas DIPA
petikan
14. Tujuan pendelegasian kekuasaan pengelolaan keuangan negara oleh Presiden kepada Menteri
Keuangan, Menteri / Ketua Lembaga dan Gubernur / Bupati / Walikota
a. membuat kejelasan dan kepastian dalam pembagian wewenang dan tanggung jawab
3
15. Pengertian Belanja Negara
Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih yang terdiri
atas belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah dan dana desa
16. Belanja pemerintah pusat menurut organisasi adalah mencerminkan semua pengeluaran negara
yang dialokasikan kepada kementrian negara/lembaga, sesuai dengan program-program yang
akan dijalankan.
a. 1. Belanja Pegawai (gaji, pensiun)
b. 2. Belanja Barang (belanja operasional)
c. 3. Belanja Modal (gedung, kendaraan)
d. 4. Bunga Utang
e. 5. Subsidi (program KUR)
f. 6. Hibah
g. 7. Bantuan Sosial (bantuan tunai, SJSN)
h. 8. Belanja Lainnya
17. Para pejabat Pengguna Anggaran
a. Menteri K/L
b. Gub/Bup/Wal
c. Kepala Satker
18. Salah satu unsur Pembiayaan Anggaran
a. Pembiayaan dalam negeri
b. Pembiayaan luar negeri
19. Pelaksanaan pengeluaran negara dilakukan secara giral
Semua pengeluaran negara dilakukan secara giral atas beban rekening kas Negara/kas umum negara haru
melalui transfer dana atau pemindahbukuan dana antar rekening bank, termasuk membayar tagihan piha
ketiga yang dilakukan oleh kantor/satuan kerja kementrian Negara/lembaga.
20. Pengertian Celah Fiskal selisih antara kapasitas fiskal (kemampuan untuk mengelola pendapatan da
belanja) dan kebutuhan fiskal (kebutuhan mendanai anggaran belanja)
21. Isi DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Penggun
Anggaran dan disahkan Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara (BUN)
a. DIPA INDUK : akumulasi DIPA per satker
b. DIPA PETIKAN : DIPA per satker ; isinya informasi kinerja, rincian pengeluaran, rencana penarika
dana, dan perkiraan penerimaan, dan catatan, yang berfungsi sebagai dasar pelaksanaan kegiata
satker dan merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dari DIPA Induk.
22. Faktor2 yang mempengaruhi Postur APBN
a. Perpajakan
b. PNBP
c. Hibah
23. Salah satu kebijakan yang harus dilakukan sesuai Reformasi Keuangan Negara guna
menjamin kesinambungan pembangunan
RPJP, RPJMN, RPJ
4
24. Salah satu kebijakan pembiayaan utang yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan investasi
Dana Investasi Pemerintah
25. Salah satu sumber pembiayaan yang berasal dari utang
a. SBN
i. SUN
- Obligasi Negara
a. Wholesale
b. Obligasi Ritel
- SPN (12 bln, diskonto)
ii. SBSN/SUKUK
- SBSN Reg
- Suku Ritel
- Islamic Treasury Bill
- SDHI
b. Pinjaman
i. DN
ii. LN
26. Pejabat Pengelola Barang
a. Presiden (kekuasaan) Menkeu (pengelola barang) K/L (pengguna barang) Satker (kuasa
pengguna barang)
b. Gub/Bup/Wal (kekuasaan) Sekda (pengelola barang) SKPD (pengguna barang)
27. Pengertian Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D) sesuai dengan pasal 1 angka 10 dan 11
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
a. Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban
37. Laporan keuangan yang disusun oleh Kementerian / Lembaga yang merupakan konsolidasian
Laporan Keuangan seluruh UAPPA-E1 K/L yang bersangkutan disebut Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat yg terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
CaLK
38. Input data Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan CaLK
39. Data Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang disusun oleh Kementerian Keuangan
diperoleh dari penggabungan (konsolidasian)
40. Penyampaian RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN tersebut disampaikan oleh
Presiden kepada DPR. Setelah LKPP diperiksa oleh BPK
41. Sifat-sifat hukum Undang-undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (UU-APBN).
1. Proses Pembentukannya
Pembentukan Undang-Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara berbeda dengan
pembentukan undang-undang lain sesuai amanat Pasal 23 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
menegaskan rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk
dibahas bersama dewan Perwakilan Rakyat dengan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.
Presiden mendapat kewenangan atribusi untuk mengajukan rancangan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat dilarang mengajukan rancangan
6
Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan DPR hanya dapat membahas Rancangan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara, hal ini dilatarelakangi bahwa Presiden dianggap lebih banyak
mengetahui kebutuhan negara.
2. Keberlakuannya
Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara setelah diundangkan menjadi Undang-
Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara hanya berlaku selama masa waktu satu tahun
yang berbeda masa berlakunya dari undang-undang lainnya.
3. Kemampuan Mengikatnya
Undang-Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara (het rechtskarakter de begrotingwet)
tidak digolongkan dalam undang-undang dalam arti materiil (wet in meteriele zin) melainkan
hanya dipandang sebagai undang-undang dalam arti formal (wet in formelen zin), karena
Undang-Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara tidak mengikat umum hanya mengikat
pemerintah dan aparat bagiannya sebagai penerima otorisasi anggara DPR, sehingga Undang-
Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara tidak dapat dijadikan dasar gugatan atau
keberatan karena dalam undang-undang tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum. Undang-
Undang Anggaran Pendapatan Belanja Negara tidak mengandung materi muatan yang bersifat
mengatur dan hanya mengikat pemerintah berupa otorisasi anggaran pedapatan dan belanja
negara
43. Kedudukan hukum Presiden selaku Kepala Pemerintahan atas Pengelolaan Keuangan Negara.
Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara
sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan pasal 6 ayat (1) UU No. 17 Th 2003
Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara digunakan untuk mencapai tujuan bernegara (pasal
7 UU KN).
Tujuan Negara (tujuan bernegara) yang tercermin dalam pembukaan UUD 1945 tersebut yakni
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa diperlukan adanya biaya
atau dana yang memadai, karena wujud perlindungan bangsa tersebut bisa berupa peningkatan
anggaran Hankam maupun Kepolisian; begitu juga wujud mencerdaskan kehidupan bangsa
dapat berupa peningkatan anggaran pendidikan dsb. perlu dikelola dalam suatu sistem
pengelolaan keuangan negara.
Dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuan bernegara dimaksud
setiap tahun disusun dalam anggaran negara (APBN) dan daerah (APBD).
44. Kegiatan yang dilakukan pada tahap siklus Perencanaan dalam siklus APBN dan instansinya.
1. Penyusunan Arah Kebijakan & Prioritas Pembangunan (Bappenas)
2. Menyusun inisiatif baru & indikasi kebutuhan anggaran (K/L)
3. Evaluasi usul inisiatif & analisis kebutuhan anggaran (Bappenas bersama Kemenkeu)
4. Pagu Indikatif dan rancangan awal RKP (Bappenas)
5. Menyempurnaan Rancangan RKP (K/L, Bappenas, Kemenkeu)
7
6. Pembahasan dan Penetapan RKP (Pemerintah dan DPR)
45. Pengertian pagu anggaran dan pedoman yang menjadi acuan penetapan pagu anggaran tersebut.
Pagu Anggaran K/L adalah pagu anggaran yang ditetapkan berdasarkan penilaian dan
penelitian kembali terhadap pagu indikatif K/L yang mempertimbangkan perubahan-perubahan
yang terjadi karena adanya kebijakan-kebijakan perioritas atau inisiatif baru yang belum
diakomodir.
Pedoman Menteri Keuangan dalam penetapan pagu Anggaran K/L dalam rangka
menyusun RKA K/L adalah:
- Renja K/L.
- Besaran pagu indikatif.
- Kapasitas fiskal.
- Hasil evaluasi kinerja K/L.
46. Proses penyusunan anggaran yang dilakukan secara berjenjang hingga menghasilkan RKA K/L.
- Dimulai dari proses berjenjang dari eselon terbawah sampai eselon I
- Berdasarkan penetapan pagu anggaran, satker mtnyusun RKA K/L untuk satker ybs
- Satker2 menyampaikan RKA K/L kepada eselon I melalui esolon II masing-masing untuk
dihimpun dan diharmonisasi sebagai RKA K/L eselon I
- Eselon I menerusakan RKA K/L masing2 kepada Biro Perencanaan Setjen untuk
diharmonisasikan melalui verifikasi sesuai kaidah2 penyusunan RKA K/L dan dihimpun
menjadi RKA tingkat K/L
- Selanjutnya sekjen menyampaikan RKA K/L tersebut kepada APIP untuk dilakukan reviu
sesuai kaidah-kaidah perencanaan penganggaran guna menghasilkan RKA K/L tingkt K/L
hasil reviu
8
Organisasi lainnya
Jual Beli
Pemerintah melakukan pemindahtangan barang milik negara dilakukan secara kredit. Jumlah
yang belum dibayar diakui sebagai piutang penjualan angsuran.
Kemitraan
Kemitraan misalnya dalam hal Bangun Guna Serah
Piutang timbul jika terdapat hak pemerintah sampai akhir Desember belum dilunasi
oleh mitra kerja, diakui sebagai piutang negara
Pemberian Fasilitas / Jasa
Piutang negara timbul sehubungan dengan adanya pemberian fasilitas kepada fihak lain,
misalnya konsesi untuk eksplorasi SDA. Hak negara atas imbalan konsesi belum dibayar sampai
akhir tahun anggaran diakui sebagai piutang negara.
9
bentuk uang yg disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara (RKUN) , untuk membiayai suatu
kegiatan/program/proyek yang pencairan dananya dilakukan melalui KPPN.
Hibah yang diberikan langsung oleh donor kepada excuting agency (K/L yang menerima hibah
tanpa melalui kas umum negara) dapat langsung diterima tanpa harus melalui proses revisi DIPA,
sehingga terdapat perbedaan yang jauh antara hibah yang dianggarkan dengan realisasinya.
***SEMOGA SUKSES***
10