Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
ATMOSFER BUMI. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata
pelajaran METEOROLOGI KLIMATOLOGI
Makalah ini berisi tentangatmosfer bumi, dengan bahasa yang singkat,
padat, dan mudah dimengerti. Makalah ini saya lengkapi dengan pendahuluan
sebagai pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan
makalah. Pembahasan yang menjelaskan Atmosfer Bumi. Penutup yang berisi
tentang kesimpulan yang menjelaskan isi dari makalah saya. Makalah ini juga
saya lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan sumber dan referensi
bahan dalam penyusunan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan makalah ini akan saya terima,
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun
maupun yang membaca.

Bandar Lampung, 30 Oktober 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bumi memiliki seluruh sifat yang diperlukan bagi kehidupan. Salah
satunya adalah keberadaan atmosfer, yang berfungsi sebagai lapisan pelindung
yang melindungi makhluk hidup. Atmosfer terdiri dari lapisan yang berbeda yang
tersusun secara berlapis satu diatas yang lainnya. Persis sebagai mana dipaparkan
dalam al-quran surat Al-Baqarah ayat 29 yang menyatakan bahwa atmosfer
terdiri dari tujuh lapisan. Oleh karena itu mengingat pentingnya pengetahuan
mengenai atmosfer maka penulis menyusun makalah yang diberi judul
ATMOSFER BUMI.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini masalah yang akan diangkat adalah:
1. Apa pengertian atmosfer?
2. Apa lapis lapisan atmosfer?
3. Manfaat atmosfer dalam kehidupan?
4. Apa Pengertian debu?

1.3 Tujuan
1) Sebagai tugas dari guru bidang studi klimatologi
2) Sebagai bahan referensi pengetahuan tentang atmosfer ,
3) Sebagai pengenalan terhadap atmosfer dan lapisan lapisanya,
4) Sebagai antisifasi terhadap masalah social itu sendiri,
5) Untuk menindaklanjuti masalah yang terjadi di seputar kita.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Atmosfer
Atmosfer taerdiri dari kata atmos yang berarti uap dan sphaira yang berarti
bola. Atmosfer adalah bulatan udara yang membungkus bola bumi. Atmosfer
termasik bagian bumi. Karena pengaruh gaya berat, maka atmosfer berputar atau
berotasi bersama-sama bumi setiap hari, serta beredar mengelilingi matahari
setiap tahun(berevolusi). Tebal atmosfer mancapai kurang lebih 1.000 km.
Semakin tinggi lapisan udara, tekanannya semakin rendah. Untuk mengetahui
komposisi gas yang terkandung dalam atmosfer secara terperinci dapat dilihat
pada tabel berikut ini:

No. Unsur kimia Lambang Volume (%)


1 Netrogen / zat lemas N2 78.08
2 Oksigen / zat pembakar O2 20.95
3 Argon Ar 0.93
4 Asam arang CO2 0.03
5 Neon Ne 0.0018
6 Helium He 0.00015
7 Kripton Kr 0.00011
8 Xenon Xe 0.00005
9 Nitrous oksida N2O 0.00005
10 Hidrogen H2 0.00005

2.2 Keadaan Cuaca


Terdiri dari empat unsur pokok yang saling mempengaruhi:
1. Matahari.
2. Posisi suatu daerah terhadap garis lintang bumi.
3. Atmosfer.
4. Relief muka bumi.

2.3 Kegunaan Atmosfer


Atmosfer mempunyai peranan dalam kehidupan di permukaan bumi antara lain.
Melindungi bumi dari jatuhnya benda angkasa seperti meteor, komet dll.
Menjaga temperatur udara di permukaan bumi agar tetap bermanfaat untuk
kehidupan
Memantulkan gelombang radio
Membantu menjaga stabilitas suhu udara siang dan malam
Menyerap radiasi dan sinar ultraviolet yang sangat berbahaya bagi manusia dan
makhluk bumi lainnya.
Menciptakan cuaca, berupa hujan dan salju sehingga terjadilah musim panas dan
musim dingin.
Sarana berlangsungnya proses pembakaran, tanpa udara kita tidak dapat
menyalakan api, bernafas, dan sebagainya

Selain itu gas-gas yang ada di atmosfer mempunyai peran masing-masing antara
lain:
a. Nitrogen untuk pertumbuhan tanaman
b. Oksigen untuk pernafasan
c. Karbondioksida untuk fotosintesis
d. Neon untuk lampu listrik
e. Ozon untuk menyerap sebagian radiasi matahari

2.4 Lapisan-lapisan Atmosfer


Atmosfer terdiri atas beberapa lapisan:
1. Troposfer

Gejala cuaca (awan, petir, topan, badai, dan hujan) terjadi di lapisan ini.
Pada lapisan troposfer terdapat penurunan suhu yang terjadi karena troposfer
menyerap sangat sedikit radiasi gelombang pendek dari matahari, sementara
permukaan tanah memberikan panas pada lapisan troposfer yang terletak di
atasnya (dapat melalui konduksi, konveksi, adveksi, dan turbulensi), serta ada
proses kondensasi dan sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer.
* Konduksi : proses pemanasan secara merambat atau bersinggungan.
* Konveksi : proses pemanasan secara vertikal.
* Adveksi : proses pemanasan secara horizontal.
* Turbulensi : proses pemanasan secara tidak beraturan.
* Kondensasi : proses pendinginan yang mengubah wujud uap air menjadi
air.
* Sublimasi : proses perubahan wujud es menjadi uap air.

Ciri-ciri lapisan troposfer:


1. Pertukaran panas banyak terjadi pada troposfer bawah, sehingga suhu turun
dengan bertambahnya ketinggian pada situasi meteorologi (ilmu tentang cuaca).
Nilainya berkisar antara 0,5C dan 1C tiap 100 meter dengan nilai rata-rata
0,65C tiap 100 meter. Di wilayah dataran rendah setiap kenaikan 100 meter, suhu
akan mengalami penurunan 0,5 C.
2. Udara troposfer atas sangat dingin sehingga lebih berat dibandingkan
dengan udara di atas tropopause yang menyebabkan udara troposfer tidak dapat
menembus tropopause.
3. Ketinggian tropopause lebih besar di ekuator daripada di daerah kutub. Di
ekuator, tropopause terletak pada ketinggian 18 km dengan suhu -80C.
Sedangkan di kutub tropopause hanya mencapai ketinggian 6 km dengan suhu -
40C. Tropopause adsalah lapisan udara yang terdapat di antara troposfer dengan
stratosfer.
Ketinggian troposfer: 0 - 15 km
Suhu lapisan troposfir: 17 - 52 derajat celcius
Kurang lebih 80% gas atmosfer berada pada bagian ini

2. Stratosfer

Ketinggian stratosfer: 15 - 40 km
Suhu lapisan stratosfer: -57 derajat celcius
Lapisan ozon yang memblokir atau menahan sinar ultraviolet berada pada lapisan
ini.

Lapisan kedua dari atmosfer adalah stratosfer, Stratosfer berada pada


ketinggian entara 12 km hingga 50 km. Lapisan yang membatasi troposfer dan
stratosfer disebut tropopause.

Lapisan stratosfer dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut :
1) Lapisan isoterm yang memiliki temperatur -500 C dan terletak pada ketinggian
35 km hingga 50 km.
2) Lapisan ozonosfer yang memiliki temperatur yang berubah-ubah antara - 50 C
dal1 50 C terletak pada kei tinggian 35 km hingga 50 km.

Ciri-cirilain lapisan ini adalah sebagai berikut.


1) Tidak terjadi turbulensi dan sirkulasi udara pada lapisan ini.
2) Stratosfer merupakan satu-satunya lapis an yang mengandung gas ozon.
Volume gas ozon relatif kecil, namun berperan sangat besar untuk melindungi
bumi dari radiasi ulraviolet yang berlebihan. Radiasi ultraviolet (uv) yang tinggi
berbahaya bagi makhluk hidup, misalnya dapat menyebabkan kanker kulit pada
manusia.

3. Mesosfer

Lapisan ketiga dari selubung atmosfer adalah lapisan mesosfer dengan


ketinggian mulai dari 55 km-80 km dari permukaan bumi. Ciri-ciri lapisan
mesosfer adalah sebagai beikut:
Suhu semakin berkurang pada ketinggian 55 km.
Merupakan tempat terbakarnya meteor-meteor hingga terurai dan jatuh ke
permukaan bumi.
Terdapat lapisan antara yang disebut mesopause, di mana pada lapisan ini
terjadi refleksi (pemantulan) gelombang radio dengan ketinggian 50-90 km di atas
permukaan bumiyang disebut dengan lapisan D, dipancarkan dari bumi untuk
kemudian diterima oleh tempat-tempat lainnya.
Ketebalan Mesosfer: 45 - 75 km
Suhu lapisan stratosfer: -140 derajat celcius
Suhu yang sangat rendah dan dingin dapat menyebabkan awan noctilucent yang
terdiri atas kristal-kristal es

4. Thermosfer (Ionosfer)

Lapisan keempat selubung atmosfer disebut lapisan thermosfer (ionosfer)


denagn ketonggian mulai dari 80 km-800 km dari permukaan bumi. Ciri-ciri
lapisan ini adalah sebagai berikut:
Pada lapisan ini terjadi invers suhu sangat tajam akibat penyerapan radiasi sinar X
dan ultraviolet yang dipancarkan matahari.
Pada ketinggian 90-120 km di atas permukaan bumi, terjadi ionisasi di lapisan E
yang disebabkan oleh sinar X dari matahari, terdiri dari nitrogen dan eksgen.
Pada lapisan F pada ketinggian 150-300 km lebih terjadi ionisasi karena sinar
ultraviolet dari cahaya matahari banyak mengandung ionitrigen.
Lapisan ionosfer sangat berguna untuk telekomunikasi karena lapisan ini dapat
memantulkan gelombang-gelombang radio yang berfrekuensi lebih tinggi,
misalnya gelombang yang dipancarkan oleh stasiun pemancar televisi ke bumi
dan diterima keseluruh dunia.
Ketebalan themosfer: 75 - 100 km
Suhu lapisan stratosfer: 80 derajat celcius
Ketebalan ionosfer: 50 - 100 km
Adalah lapisan yang bersifat memantulkan gelombang radio. Karena ada
penyerapan radiasi dan sinar ultra violet maka menyebabkan timbul lapisan
bermuatan listrik yang suhunya menjadi tinggi
Lapisan Termosfer Berada di atas mesopouse dengan ketinggian sekitar 75 km
sampai pada ketinggian sekitar 650 km. Pada lapisan ini, gas-gas akan terionisasi,
oleh karenanya lapisan ini sering juda disebut lapisan ionosfer. Molekul oksigen
akan terpecah menjadi oksegen atomik di sini. Proses pemecahan molekul
oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan
menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Suhu pada lapisan ini akan
meningkat dengan meningkaknya ketinggian.
Ionosfer dibagi menjadi tiga lapisan lagi, yaitu :
a. Lapisan Udara E
Terletak antara 80 150 km dengan rata-rata 100 km dpl. Lapisan ini
tempat terjadinya proses ionisasi tertinggi. Lapisan ini dinamakan juga lapisan
udara KENNELY dan HEAVISIDE dan mempunyai sifat memantulkan
gelombang radio. Suu udara di sini berkisar 70 C sampai +50 C .
b. Lapisan udara F
Terletak antara 150 400 km. Lapisan ini dinamakan juga lapisan udara
APPLETON.
c. Lapisan udara atom
Pada lapisan ini, benda-benda berada dalam lbentuk atom. Letaknya lapisan
ini antara 400 800 km. Lapisan ini menerima panas langsung dari matahari, dan
diduga suhunya mencapai 1200 C.
5. Eksosfer atau Dissipasisfer
Eksosfer adalah lapisan bumi yang terletak paling luar. Pada
lapisan Eksosfer terdapat refleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel
debu meteoritik. Cahaya matahari yang dipantulkan tersebut juga dikenal sebagai
cahaya Zodiakal.
Sifat-sifat lapisan eksosfer :
1. Eksosfer lapisan atmosfer kelima, terletak pada ketinggian 800-1000 km dari
permukaan bumi.
2. Lapisan Eksosfer merupakan lapisan paling panas
3. Molekul debu dapat meninggalkan atmosfer sampai ketinggian 3.150 km dari
permukaan bumi
4. Lapisan Eksosfer disebut juga ruang antarplanet dan geostasioner
5. Lapisan Eksosfer sangat berbahaya karena merupakan tempat terjadi
kehancuran meteor dari angkasa luar.
6. Suhu lapisan eksosfer -57 derajat celcius.
Ketebalan eksosfer : 500 700 km
Suhu lapisan eksosfer : -57 derajat celcius
Tidak memiliki tekanan udara yaitu sebesar 0 cmHg
Merupakan lapisan atmosfer yang berada pada ketinggian di atas 500 Km
dari permukaan bumi, merupakan lapisan paling luar dari atmosfer bumi yang
menyatu dengan ruang hampa udara di angkasa luar. Batas atas lapisan ini adalah
ruang antar planet. Pada lapisan ini molekul udara sudah sangat langka. Hal ini
memungkinkan terlepasnya partikel-partikel netral terhadap pengaruh gravitasi
bumi. merefleksi cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritic
Lebih tinggi lagi, di atas ionosfer, ada eksosfer. Tidak ada batas yang jelas
setelah ionosfer, udara menjadi semakin tipis dan tipis hingga pada akhirnya
hampa sepenuhnya dari udara. Daerah inilah eksosfer, daerah transisi antara langit
dan antariksa.

2.5 Karbon di Amosfer


Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas
karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat
kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis
molar, meskipun sedang mengalami kenaikan), namun ia memiliki peran yang
penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di
atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas
artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang
konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan
berperan dalam pemanasan global.
1. Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:

o Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk mengubah


karbon dioksida menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses
ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru
saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.
o Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan
lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa
oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat
ke kedalaman laut atau interior laut (lihat bagiansolubility pump).
o Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang tinggi,
organisme membentuk jaringan yang mengandung karbon, beberapa organisme
juga membentuk cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras.
Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah (lihat bagian biological
pump).
o Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini tidak
memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer.
Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik
karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dimana selanjutnya dipakai
untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse reaction).

2. Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula, yaitu:

o Melalui pernapasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini


merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di dalamnya penguraian glukosa
(atau molekul organik lainnya) menjadi karbon dioksida dan air.
o Melaluipembusukanbinatang dan
tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri mengurai senyawa karbon pada binatang
dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika
tersedia oksigen, atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen.
o Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi karbon yang terkandung
menghasilkan karbon dioksida (juga yang lainnya seperti asap). Pembakaran
bahan bakar fosil seperti batu bara, produk dari industri perminyakan, (petroleum)
dan gas alam akan melepaskan karbon yang sudah tersimpan selama jutaan tahun
di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan penyebab utama naiknya jumlah
karbon dioksida di atmosfer.
o Produksi semen.Salahsatukomponennya, yaitu kapur atau gamping atau kalsium
oksida, dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur atau batu gamping yang
akan menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah yang banyak.
o Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida terlarut
dilepas kembali ke atmosfer.
o Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke atmosfer.
Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon
dioksida yang dilepas ke atmosfer secara kasar hampir sama dengan jumlah
karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan silikat; Kedua proses
kimia ini yang saling berkebalikan ini akan memberikan hasil penjumlahan yang
sama dengan nol dan tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di
atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.

2.6 Debu di Atmosfer


1. Debu Alami Mendinginkan Bumi Sekaligus Menghangatkan Atmosfer

Badai debu gurun. Yangdisebut debu adalah sejenis partikel, atau aerosol yang
mengambang di atmosfer. Para ilmuwan membedakan ini menjadi debu dari
pasrtikel hasil kegiatan manusia seperti asap, jelaga, atau jenis penyebab polusi
lainnya, serta debu dari partikel alami, seperti debu gurun atau debu letusan
gunung api.

Partikel debu alami (misal debu gurun), berukuran di atas 10 micron(diameter


rambut manusia sekitar 100 micron) menyerap radiasi matahari, lalu
mengubahnya menjadi panas dan melepasnya ke udara. Debu alami ini juga
mereflesikan sebagian radiasi kembali ke luar angkasa sehingga debu alami ini
mendinginkan bumi sekaligus menghangatkan atmosfer.

Debu hasil kegiatan manusia (Partikel dari asap dan hasil


pembakaran) berukuran submicron. Partikel halus ini mendinginkan atmosfer
karena merefleksikan cahaya matahari kembali ke antariksa sebelum sempat
memanaskan udara. Itu berarti hanya sedikit energi surya yang sampai
ke permukaan. Karena ukurannya sangat kecil,aerosol (partikel) polusi ini tidak
memiliki efek signifikan terhadap energi panas.

Debu gurun dan iklim saling mempengaruhi secara langsung maupuntak


langsung lewat berbagai sistem yang saling berkaitan. Debu,
misalnya, membatasi jumlah radiasi matahari yang mencapai bumi, sebuah faktor
yang dapat menutupi efek pemanasan dari naiknya level karbon diksida di
atmosfer. Debu juga dapat mempengaruhi awan dan kuantitas air yang jatuh
kembali ke bumi (presipitas), yang memicu terjadinya kekeringan yang pada
akhirnya menyebabkan pembentuk gurun dan lebih banyak debu lagi.

Setiap tahun tak kurang dari 700 juta ton debu dari Gurun Saharaterbawa
ke atmosfer. Sebagian dari debu yang tertiup angin kencang jatuh kembali ke
bumi sebelum meninggalkan Afrika. Sebagian
lagiterbawa angin melintasi Samudra Atlantik atau Laut Mediteraniahingga
mencapai Amerika Selatan dan Amerika Serikat sebelah tenggara. Debu tersebut
diyakini mempengaruhi kuantitas energi
bumi dan iklim dengan merefleksikan (memantulkan) cahaya matahari kembali
ke antariksa.
Gurun Sahara memasok separuh dari seluruh debu yang terbawa hingga ke
atmosfer setiap tahun. Debu Sahara jauh lebih murni daripada debu dari Gurun
Pasir Asia atau Amerika Serikat, China, atau Mongolia kerap bercampur dengan
Polusi, lalu menciptakan sebuah gado-gado aerosol yang membuat para ilmuwan
menghadapi kesulitan untuk mempelajari debunya saja. .

Mempelajari debu Sahara juga cukup menantang karena debu itu terbuat
dari materi yang sama seperti gurun di bawahnya. Itu berartidebu di
atmosfer tampak amat mirip permukaan di bawahnya. Baru dalam beberapa tahun
terakhir ilmuwan dapat membedakan partikel debu dan pasir gurun menggunakan
instrumen serta teknik baru.

2.7. Jumlah Debu di Atmosfer Meningkat

Sebuah studi menunjukkan bahwa jumlah debu di atmosfer memang


telah berlipat ganda dibanding abad lalu.
Tak hanya membuat rumah dan segala isinya kotor, kenaikan jumlah debu yang
dramatis itu juga mempengaruhi iklim dan ekologi diseluruh dunia. Debu ini
bukan hanya sesuatu yang biasa kitabersihkan dari permukaan meja, tapi
juga partikelhalus yang mengambang di udara di lapisan
atmosfer bumi dan berasal dari gurun-gurun di Afrika Selatan serta Timur
Tengah.
Studi yang dipimpin oleh Natalie Mahowald, pakar ilmu kebumian dan atmosfer
di Cornell University tersebut menggunakan pemodelan komputer dan data yang
tersedia untuk memperkirakan jumlah debu gurun, atau partikel tanah,
di atmosfer sepanjang abad ke-20. Studi yang dipresentasikan dalam
pertemuan American Geophysical Union di San Francisco, Desember 2010,
tersebut adalah penelitian pertama yang melacak fluktuasi partikel aerosol
alami (bukan yang diakibatkan kegiatan manusia) di seluruh duniaselama satu
abad.

Untuk mengukur fluktuasi dalam debu gurun selama seabad , para ilmuwan
mengumpulkan data dari pengeboran inti es, sedimen danau, dan terumbu karang
yang masing-masing menyimpan informasi tentang konsentrasi debu gurun di
kawasan itu pada masa lampau. Data setiap sampel itu
kemudian dihubungkan dengan daerahasal debu. Dari informasi tersebut, para
ilmuwan menghitung tingkatpengendapan debu selama itu.

Dengan mengaplikasikan komponen sistem pemodelan komputer yang disebut


sebagai Community Climate System Model. tim Mahowald
merekonstruksi pengaruh debu gurun terhadap
temperatur, kuantitas (jumlah) air yang jatuh kembali ke bumi,endapan zat
besi laut, dan penangkapan karbon terrestrial selamasatu abad.

Di antara hasil yang mereka peroleh, para ilmuwan menemukan


bahwa perubahan temperatur dan presipitasi regional menyebabkan
penurunan penangkapan karbon terrestrial global sebesar 6 parts per million
(ppm) selama abad ke-20. Simulasi itu juga memperlihatkan
bahwa debu yang mengendap di laut meningkatkan penangkapan
karbon dari atmosfer sekitar 6 persen, atau 4 ppm, selama periode yang sama.

Berbeda dengan mayoritas riset lain tentang dampak partikel


aerosol terhadap iklim yang hanya difokuskan pada aerosol anthropogenic,
yang dilepaskan kegiatan manusia lewat pembakaran,
kata Mahowald, studinya juga menitikberatkan peran penting aerosol alami.
Kini kami mempunyai sejumlah informasi tentang bagaimanadebu
gurun berfluktuasi, katanya. Hal itu benar-benar membawadampak besar untuk
memahami sensitivitas iklim, dan kami sangat membutuhkan lebih banyak
data dari berabad-abad lalu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelubungi sebuah planet,
termasuk bumi. Atmosfer terdiri atas tiga komponen utama, yakni gas, uap air,
dan aerosol. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan yang dinamai menurut
fenomena yang terjadi pada lapisan tersebut, antara lain troposfer, tropopause,
stratosfer, stratopause, mesosfer, mesopause, dan thermosfer atau ionosfer.
Peranan atmosfer antara lain sebagai pengendali suhu di bumi, stabilisator unsur-
unsur cuaca, penahan radiasi ultraviolet dari matahari, penyedia O2, CO2, dan
N2 bagi kehidupan serta sebagai penunjang komunikasi radio.
DAFTAR PUSTAKA

pbcahyono.files.wordpress.com/2012/01/atmosfer.doc/ Di unggah pada hari


Senin, 30 april 2012
http://alenmarlissmpn1gresik.wordpress.com/2010/01/10/lapisan-atmosfir-
atmosfir-bumi/ Di unggah pada hari Rabu, 2 mei 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Siklus_karbon/ Di unggah Pada hari Rabu, 2 mei
2012
http://pesonageografi.wordpress.com/2011/01/22/manfaat-atmosfer-dalam-
kehidupan/ Di unggah Pada hari Rabu, 2 mei 2012
http://iwandahnial.wordpress.com/2011/03/25/debu-alami-mendinginkan-bumi-
sekaligus-menghangatkan-atmosfer/ Di unggah pada hari Rabu, 2 mei 2012
http://arinifisikauin.wordpress/2011/04/09/atmosfer/ Di unggah Pada hari Rabu, 2
mei 2012

Anda mungkin juga menyukai