Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No.

3, September 2012: 137-144


ISSN : 2088-3137

ANALISIS BIOEKONOMI PENANGKAPAN IKAN LAYUR (Trichirus sp.)


DI PERAIRAN PARIGI KABUPATEN CIAMIS

Diani Putri Utami*, Iwang Gumilar** dan Sriati**

*) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad


**) Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad

ABSTRAK

Penelitian mengenai analisis bioekonomi penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.)


dilaksanakan pada tanggal 30 April 2012 sampai dengan 30 Mei 2012 di perairan Parigi
Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keadaan
bioekonomi dan arah pengelolaan sumberdaya ikan layur di perairan Parigi Kabupaten
Ciamis berdasarkan indikator Maksimum potensi lestari (MSY) dan Maksimum Ekonomi
Lestari (MEY) dengan menggunakan model bioekonomi Gordon-Schaefer. Metode penelitian
ini menggunakan metode survei. Data dan informasi yang dikumpulkan terdiri atas data
primer dan data sekunder. Tingkat produksi maksimum lestari (MSY) ikan layur di perairan
Parigi Kabupaten Ciamis adalah sebesar 198.548 kg per tahun. Hasil ekonomi maksimum
lestari (MEY) ikan layur di perairan Parigi adalah sebesar 184.487 kg per tahun. Jumlah
Upaya penangkapan untuk mencapai tingkat produksi maksimum lestari (MSY) adalah
sebesar 18.140 trip per tahun, sedangkan keuntungan hasil ekonomi maksimum lestari
(MEY) akan dicapai saat dilakukan upaya penangkapan 13.312 trip per tahun. Analisis
Usaha R/C menunjukan bahwa investasi untuk usaha penagkapan jaring insang masih dapat
dikatakan layak untuk dilanjutkan.

Kata kunci : Analisis Usaha R/C, Bioekonomi, Ikan Layur, MSY, MEY

ABSTRACT
Research on the analysis of fish catching bioekonomi Layur (Trichirus sp.) held on
April 30th 2012 to May 30th, 2012 in Parigi waters, Ciamis Regency, West Java. The
purpose of this research was to analyze the situation of bioeconomi and the management of
layur fish resources in the waters of Parigi, Ciamis Regency based on indicators of Maximum
Sustainable Yield (MSY) and Maximum Economic Yield (MEY) using the Gordon-Schaefer
model of bioeconomi. The methods of this research are using a survey methods. Data and
information that has been collected consists of primary data and secondary data. Maximum
Sustainable Yield production level (MSY) of Layur fish in the Parigi waters, Ciamis Regency
amounted to 198.548 kg per year. Maximum Economic Yield outcomes (MEY) of layur fish in
the Parigi waters is at 184.487 kg per year. Number of fishing effort to achieve Maximum
Sustainable Yield level of production (MSY) is approximately 18.140 trips per year, while the
Maximum Economic Yield advantage (MEY) will be achieved when fishing effort are in
13.312 trips per year. Business Analysis of R/C indicates that the investment for the business
arrests of gillnets can still be feasible to proceed.

Keyword: bioeconomi, business analysis R / C, fish layur , MSY, MEY.


138 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati

PENDAHULUAN Ikan Layur (Trichiurus sp.)


Indonesia sebagai negara kepulauan merupakan salah satu komoditas cukup
memilki zona maritim yang sangat luas, penting dan sudah banyak dimanfaatkan.
yaitu 5,8 juta km2 yang terdiri atas perairan Pada musim puncak, ikan layur jumlahnya
kepulauan 2,3 juta km2, laut teritorial 0,8 sangat melimpah bahkan ikan layur
juta km2 dan perairan Zona Ekonomi banyak digunakan sebagai umpan. Sejak
Eksklusif 2,7 juta km2. Indonesia tahun 1997 ikan layur menjadi komoditi
memiliki potensi perikanan tangkap ekspor, dengan adanya permintaan dari
sebesar 6,4 juta ton per tahun. Baru beberapa Negara Asia salah satunya
termanfaatkan sebesar 63,5% atau adalah Negara Korea. Hal ini
sebesar 4,1 juta ton per tahun. Tingkat menyebabkan ikan layur menjadi ikan
pemanfaatan (exploitation rate) terlihat ekonomis penting. Komoditi ikan layur
masih jauh dari potensi lestarinya selain memenuhi kebutuhan protein
(Departemen Kelautan dan Perikanan, hewani untuk konsumsi dalam negeri, juga
2009). sebagai komoditi ekspor yang mempunyai
Salah satu bagian dari pemanfaatan kontribusi bagi peningkatan devisa
sumberdaya perikanan yaitu melalui Negara. Permintaan ikan layur tujuan
kegiatan penangkapan. Gafa dan Subani ekspor cenderung meningkat terutama
(1982) menyatakan bahwa perikanan pada musim ikan. Permintaan ekspor
tangkap pada dasarnya adalah mencapai 100-500 ton/bulan kondisi ini
memanfaatkan stok hewan liar yang menyebabkan perikanan layur mempunyai
menghuni suatu perairan, yang sifatnya peluang yang cukup besar di pasaran
berburu. Berdasarkan data laporan internasional (Anita, 2003). Ikan Layur
tahunan Dinas Perikanan Propinsi Jawa mempunyai bentuk tubuh yang pipih,
Barat menunjukkan adanya penurunan panjang, mulut yang lebar dengan warna
total seluruh jenis ikan hasil tangkapan, putih keperakan dan mengkilat, sehingga
dimana pada tahun 2006, hasil tangkapan mudah untuk dibedakan dari jenis ikan
mencapai 312.664 ton, sedangkan pada lainnya.
tahun 2010 hasil tangkapan mencapai Salah satu daerah penangkapan
39.233,2 ton (Dinas Perikanan Jawa dan pendaratan Ikan Layur di perairan
Barat, 2010) Selatan Jawa adalah perairan Parigi.
Sumberdaya perikanan tersedia Perairan Parigi merupakan salah satu
melimpah dan mempunyai kemampuan daerah penyebaran Ikan Layur, yang
untuk pulih kembali (renewable keberadaanya dapat dijumpai hampir
resources), namun tanpa adanya setiap bulan dan bahkan dapat dijumpai
pengawasan terhadap usaha setiap hari apabila tepat pada musim
penangkapan yang berlangsung secara penangkapannya, yaitu pada Bulan
terus menerus, dapat memperbesar Februari hingga Maret atau pada Bulan
kemungkinan terjadinya over fishing dan September hingga Oktober (Isnani dkk (a),
penurunan hasil tangkapan ikan di suatu 1992). Ikan layur merupakan salah satu
perairan atau bahkan di beberapa daerah ikan ekonomis penting di Parigi dan sejak
penangkapan ikan (Naamin dan tahun 2002 ikan ini telah menjadi
Hardjamulia, 1990). komoditas ekspor khususnya ke Amerika
Sumberdaya ikan merupakan Serikat dan Korea Selatan.
sumberdaya milik bersama (common
resources) dan bersifat akses terbuka
(open acces), sehingga dalam METODE PENELITIAN
pengelolaanya tidak dapat dimiliki secara Metode yang digunakan dalam
perseorangan dan semua lapisan penelitian ini adalah metode survei.
masyarakat berhak memanfaatkannya. Menurut Nazir (2010) dalam Fetriani
Hal ini dapat menimbulkan berbagai (2001) metode survei adalah penelitian
macam persaingan juga akan memicu yang diadakan untuk memperoleh faktor
terjadinya eksploitasi sumberdaya ikan dari gejala-gejala yang ada dan mencari
secara besar-besaran dan tidak terkontrol keterangan secara aktual, baik tentang
sehingga akan menimbulkan kondisi institusi politik, sosial atau ekonomi dari
tangkap lebih secara ekonomi (economic suatu kelompok atau daerah. Seluruh
overfishing) (Fauzi, 2004). data yang diperoleh diolah untuk
Analisis Bioekonomi Penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) 139

mencapai tujuan dari penelitian ini. Keterangan:


Analisis data hasil tangkapan dan upaya b = slope (kemiringan) dari garis regresi
penangkapan meliputi perhitungan jumlah a = intersep (titik perpotongan garis
penangkapan, hasil tangkap per satuan regresi dan sumbu y)
upaya (CPUE), potensi lestari (MSY) dan n = kurun waktu (tahun)
upaya optimum. x = upaya penangkapan (trip)
y = hasil tangkapan per unit upaya
Metode Pengumpulan Data (kg/trip) untuk model Schaefer
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode survei Model Schaefer
dengan analisis deskriptif melalui Hubungan antara CPUE (C/f)
pengumpulan data sekunder dan primer. dengan upaya penangkapan (f):
Data primer untuk menghitung MSY
(Potensi Lestari Maksimum) dan MEY C/f = a + bf
(Potensi Maksimum Ekonomi) diambil dari
responden meliputi biaya per trip, harga, Hubungan antara hasil tangkapan
pendapatan, jumlah produksi per trip, (C) dengan upaya penangkapan (f):
jumlah trip, musim, dan daerah
penangkapan. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan wawancara dengan
C = af + bf2
responden yaitu nelayan dengan cara
Upaya optimum (fMSY):
terstruktur menggunakan kuisioner dengn
jumlah responden yang diambil sebanyak
20 orang nelayan. Data sekunder fMSY =
dikumpulkan dari Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Ciamis dan Tempat Potensi lestari (MSY):
Pelelangan Ikan di Parigi.

Analisis Data MSY =


Analisis pada penelitian ini
dilakukan secara deskriptif, yaitu analisis Keterangan:
yang menggunakan metode statistik untuk a dan b adalah intersep dan slope
mengetahui pola sejumlah data penelitian, dari hubungan linear antara hasil
merangkum informasi yang terdapat tangkapan per unit upaya (CPUE) dan
dalam data penelitian dan menyajikan upaya penangkapan.
informasi tersebut dalam bentuk yang
diinginkan. Rumus-rumus Model Produksi
Surplus (MPS) hanya berlaku bila
Analisis Produksi Maksimum Lestari parameter slope (b) bernilai negatif,
Analisis produksi Maksimum artinya penambahan upaya penangkapan
Lestari Perikanan (MSY) dilakukan akan menyebabkan penurunan CPUE. bila
dengan pendugaan potensi lestari (MSY) dalam perhitungan diperoleh nilai slope (b)
dari data hasil tangkapan dan upaya positif, maka tidak dapat dilakukan
penangkapan ikan layur dilakukan dengan besarnya pendugaan stok maupun upaya
menggunakan model Schaefer. Sebelum optimum, tetapi hanya dapat disimpulkan
melakukan analisis model Schaefer, maka bahwa penambahan upaya penangkapan
harus diketahui terlebih dahulu nilai slope masih memungkinkan untuk meningkatkan
(b) dan intersep (a). Nilai ini ditentukan hasil tangkapan
dari hubungan linear antara CPUE dan
upaya (f): Analisis Hasil Ekonomi Maksimum
Analisis ekonomi dilakukan dengan

b=
metode perhitungan keuntungan dari
( ) Gordon-Schaefer (Seijo et al. 1998), yaitu
dengan prinsip dasar total penerimaan
(Total Revenue) dikurangi biaya total
a= (Total Cost):
140 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati

= TR TC Setelah didapatkan nilai fMSY, fMEY,


feq dan nilai YMSY, YMEY, Yeq, maka nilai-
nilai tersebut disubstitusikan ke dalam
= p.Y c.F persamaan keuntungan Gordon-Schefer
( = pY cf) sehingga didapatkan MSY,
Keterangan: MEY, eq.
= Keuntungan (Rp)
p = Rata-rata harga ikan layur/kg Analisis Usaha
(Rp/kg) Informasi analisis kelayakan usaha
Y = Volume produksi (kg) pada usaha perikanan Ikan Layur di
c = Rata-rata biaya per trip (Rp/trip) Perairan Parigi dilakukan dengan
f = Upaya penangkapan (trip) menggunakan rumus-rumus sebagai
berikut (Karlina dan Gray 1988).
Pada kondisi keuntungan yang (1). Penerimaan bersih setahun
maksimum, dugaan jumlah upaya
optimum (fMEY) diperoleh dengan NI=GI-(FC-VC)
persamaan:
(2). Revenue Cost Ratio (R/C)

2 R/C=GI/FC+VC

Kemudian untuk mendapatkan (3). Titik impas (break event point)


tingkat hasil ekonomi maksimum (MEY),
nilai upaya optimumnya (fMEY) tersebut BEP (Rp) = FC/VC
disubstitusikan ke dalam fungsi produksi
lestari perikanan: Keterangan:
NI = Nilai hasil bersih setahun
GI = Nilai penerimaan bersih
Y = af bf2 FC =Biaya tetap (fix cost)
VC =Biaya tidak tetap (variabel c
atau
Arah Pengelolaan
1 Pengelolaan sumberdaya ikan
adalah bagaimana memanfaatkan
4
sumberdaya sehingga menghasilkan
manfaat ekonomi yang tinggi bagi
Pada kondisi keseimbangan
pengguna, namun kelestariannya tetap
bioekonomi, dugaan jumlah upaya
terjaga (Fauzi dan Anna, 2003).
optimum (feq) diperoleh dengan
Salah satu masalah yang dihadapi
persamaan:
perikanan tangkap adalah overfishing dan
underfishing. Overfishing sebagian besar
disebabkan karena ekspansi
penangkapan yang berlebihan yang dipicu
oleh rezim yang bersifat open acces.
Kemudian produksi saat dicapai Ketiadaan pengendalian menyebabkan
keseimbangan bioekonomi (Yeq) didapat penangkapan perikanan mengalami
dengan mensubstitusikan nilai upaya eskalasi dan terjadi ekstraksi yang
optimumnya (feq) ke dalam fungsi produksi berlebihan terhadap sumber daya ikan.
lestari perikanan atau dengan Meski kemudian beberapa pengaturan
menggunakan persamaan: dilakukan, subtitusi terhadap input berupa
teknologi yang lebih canggih
menyebabkan upaya efektif (effective
fishing effort) terus meningkat.
Analisis Bioekonomi Penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) 141

HASIL DAN PEMBAHASAN Alat tangkap yang paling banyak


Kondisi Parameter Nelayan Parigi terdapat di perairan Parigi Kabupaten
Jumlah nelayan pada tahun 2007 Ciamis adalah jaring insang/gillnet. Hal ini
mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan jaring insang lebih banyak
dikarenakan pada 2006 terjadi tusnami menghasilkan produksi dari jenis ikan
sehingga banyak nelayan yang meninggal, yang bernilai ekonomis tinggi seperti
namun secara keseulruhan mayoritas tongkol, tenggiri dan Layur. Jaring Insang
penduduk di sekitar perairan Parigi menangkap ikan layur dengan trip
menjadikan nelayan sebagai mata penangkapan satu hari penangkapan (one
pencaharian utama. Berdasarkan hasil day fishing).
observasi di lapangan, pemukiman Pola Hasil Tangkapan, Upaya, dan Hasil
nelayan terletak di sekitar pesisir dekat Tangkapan per Unit Upaya
pantai dengan kondisi yang relatif Besaran CPUE dapat digunakan
sederhana. Menurut nelayan setempat, sebagai indikator tingkat efisiensi teknik
sistem bagi hasil ditentukan berdasarkan dari upaya penangkapan (effort). Dengan
kesepakatan nelayan dengan peminjam kata lain CPUE yang lebih tinggi
modal. Umumnya nelayan dan peminjam mencerminkan tingkat efisiensi
modal membagi keuntungannya sama rata penggunaan effort yang lebih baik
50% setelah dikurangi biaya perbekalan. (Berachi 2003 dalam Adi 2007). Dengan
menggunakan data selama periode 2004-
Armada Penangkapan 2010 dapat dilihat fluktuasi pola hasil
Armada penangkapan ikan yang tangkapan, pola jumlah upaya, dan pola
digunakan untuk menangkap ikan di hasil tangkapan per unit upaya atau Catch
perairan Parigi Kabupaten Ciamis terdiri per unit effort (Tabel1). Upaya (trip) yang
dari dua jenis, yaitu Perahu Tanpa Motor dipergunakan adalah upaya dengan alat
(PTM). Pada umumnya perahu motor tangkap jaring insang.
tempel yang digunakan terbuat dari bahan
fiber dengan mesin berkekuatan antara
15-20 PK (Power Kreck). Perahu katir
pada umumnya mempunyai ukuran
panjang 9-9,5 m, lebar 0,8-1,0 m, dan
tinggi 0,7-0,8 m dengan jumlah ABK 1-2
orang.

Tabel 1. Perkembangan Hasil Tangkapan, Upaya, dan Hasil Tangkapan per Unit Upaya
(2004-2010)
Tahun Upaya (trip) Hasil tangkapan(kg) CPUE
2004 16.728 198.051 11,83
2005 20.672 256.420 12,40
2006 18.496 279.270 15,09
2007 15.776 118.040 7,48
2008 19.448 179.590 9,23
2009 29.088 91.290 3,13
2010 34.400 25.770 0,74
Rata-rata 8,56
Sumber : Statistik Perikanan Kabupaten Ciamis 2011.

Analisis Produksi Maksimum Lestari 2004-2010. Dari hasil analisis didapatkan


Pendugaan produksi maksimum nilai intersep (a) sebesar 21,8907 dan nilai
lestari (Maximum Sustainable Yield) Ikan slope (b) sebesar -0,00060 atau dengan
Layur dilakukan dengan menggunakan mengikuti persamaan linier CPUE=
model produksi surplus dari Schaefer. 21,8907 - 0,00060 f dengan satuan upaya
Data yang dipergunakan adalah data time penangkapan dalam trip.
series produksi Ikan Layur selama periode
142 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati

Hal ini menunjukkan bahwa produksi faktor-faktor lain seperti tenaga kerja,
tidak hanya dipengaruhi oleh banyaknya kelimpahan sumberdaya ikan, dan
upaya penangkapan yang dilakukan, permodalan (Panayotou 1982).
tetapi mungkin juga dipengaruhi oleh

Gambar 1. Hubungan Upaya Penangkapan (trip) dengan CPUE (kg/trip)

Pada tingkat upaya penangkapan memperlihatkan kurva kuadratik yang


optimum ini, maka diperoleh jumlah puncaknya menunjukkan nilai MSY yang
produksi maksimum lestari (MSY) sebesar dapat dicapai.
198.548 kg/tahun. Hubungan upaya
penangkapan (trip) dengan produksi (kg)

Gambar 2. Kurva Produksi Maksimum Lestari (MSY) Ikan Layur di perairan Parigi Kabupaten
Ciamis

Analisis Hasil Ekonomi Maksimum bioekonomi (feq), dan analisis keuntungan


(MEY) pada ketiga kondisi pengusahaan (Tabel 5
Dari 20 responden yang ). Dari rumus f MEY = (p c)/2bp maka
diwawancara didapatkan rata-rata biaya didapatkan nilai fMEY sebesar 13.312 trip
per trip untuk penangkapan ikan layur per tahun untuk menghasilkan MEY
sebesar Rp 66.995. Selain data biaya, dari sebesar 184.487 kg per tahun. Dari
hasil wawancara juga diperoleh rata-rata persamaan
harga ikan layur per kg, yaitu sebesar feq =(p c)/ bp didapatkan nilai
Rp.11.500 (Lampiran 6). Setelah upaya optimum pada kondisi
didapatkan rata-rata biaya (c) dan rata- keseimbangan bioekonomi sebesar
rata harga ikan layur per kg (p) maka 26.625 trip per tahun yang diduga akan
dapat diduga upaya optimum pada saat mendapatkan hasil tangkapan 155.106,52
diperoleh hasil ekonomi maksimum (f MEY), kg per tahun.
upaya pada kondisi keseimbangan
Analisis Bioekonomi Penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) 143

Keseimbangan bioekonomi terjadi dengan memplotkan upaya penangkapan


saat kurva penerimaan kotor atau (TR) (trip) terhadap biaya total (TC), sedangkan
berpotongan dengan garis linier biaya total kurva TR terbentuk dengan memplotkan
(TC). Pada kondisi ini TR=TC (titik G) upaya penangkapan (trip) terhadap
sehingga diperoleh keuntungan sama penerimaan kotor (TR).
dengan 0. Garis linier TC terbentuk

Biaya&Total Penerimaan(Rp)
MSY
MEY D TC
2 M
A Rp.1,0 M
1,8 M G
1,6 M
Rp.1,2 M
1,4 M
E
1,2 M

1 M
B
800jt

400jt
Kurva TR
200jt
13.312 C 18.140 F 26.625
0 2500 5000 7500 10000 12500 15000 17500 20000 22500 25000 27500 30000 32500

Upaya Penangkapan (Trip)

Gambar 3. Kurva Keseimbangan Bioekonomi

KESIMPULAN
Penangkapan ikan layur di DAFTAR PUSTAKA
perairan Parigi menggunakan alat tangkap Adi, C.P. 2007. Optimasi Penangkapan
jaring insang dengan menggnakan kapal Udang Jerbung (Penaeus
motor tempel menghasilkan tingkat Merguiensis de Man) di Lepas
produksi maksimum lestari (MSY) sebesar Pantai Cilacap. Program
198.548 kg per tahun. Hasil ekonomi Pascasarjana Institut Pertanian
maksimum lestari (MEY) ikan layur di Bogor. 2007.
perairan Parigi adalah sebesar 184.487 kg
per tahun. Jumlah upaya penangkapan Anita. 2003. Pengendalian Mutu Produksi
untuk mencapai tingkat produksi Ikan Layur (Trichirus. sp) di PPN
maksimum lestari (MSY) adalah sebesar Pelabuhan Ratu Untuk Tujuan
18.140 trip per tahun, sedangkan Eksport. Program Sarjana Institut
keuntungan hasil ekonomi maksimum Pertanian Bogor.
lestari (MEY) akan dicapai. sebesar Rp.
1,06 milyar dan pada kondisi MEY (MEY) Departemen Kelautan dan Perikanan,
sebesar 1,22 milyar. Hasil analisis usaha 2009Artikel: Target Kementrian
menunjukan bahwa analisis usaha R/C Kelautan dan Perikanan 2014. 1
yaitu 1,1 berarti usaha penangkapan hlm. http://
dengan jaring insang masih dapat www.dkp.go.id/Departemen
dikatakan layak untuk dilanjutkan. saat Kelautan dan perikanan RI . htm.
dilakukan upaya penangkapan 13.312 trip Diakses: 12 februari 2009.
per tahun. Upaya optimum pada kondisi
keseimbangan bioekonomi (feq) sebesar Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
26.625 trip per tahun. Tingkat keuntungan Jawa Barat. 2010. Statistik
yang diperoleh pada kondisi pengusahaan Perikanan Tangkap 2010. Dinas
MSY (MSY) Kelautan dan Perikanan Jawa
Barat. Ciamis.

Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumberdaya


Alam dan Lingkungan. Teori dan
144 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati

Aplikasi. Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta.259 hlm.

Gafa, B. and W. Subani. 1992. Potensi


tingkat pemanfaatan dan prospek
pengembangan sumberdaya
perikanan pelagis besar di perairan
pelabuhan ratu, Jawa Barat. Jurnal
Penelitian Perikanan Laut, (72) : 9-
17.

Naamin, N. dan A. Harjamulia. 1990.


Potensi pemanfaatan dan
pengelolaan sumberdaya
perikanan. Forum
PerikananSukabumi.65 hal.

Panayotou, T. 1982. Management


Concepts for Small-scale Fisheries,
Economic and Sosial aspect. FAO
Fisheries technical Paper, no 228.
Rome, Italy. 54 hlm.

Anda mungkin juga menyukai