DI SUSUN
OLEH
PARI PURNAMAWATI
DWI SEPTIANI
AMSAH SAPUTRA
A. Latar Belakang
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan
rumah sakit untukm mendapatkan pertolongan dalam peawatan atau pengobatan
dalam perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan
penyakitnya. Tetapi pada umumnya hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan
ketakutan serta dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat
menimbulkan gangguan emos atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan
perjalanan penyakit anak selama dirawat dirumah sakit. Hospitalisasi pada anak akan
memberikan dampak negatif seperti trauma, cemas dan ketakutan.
Bermain adalah bagian integral dari masa kanak-kanak, media yang unik
untuk memfasilitasi perkembangan ekspresi bahasa, ketrampilan komunikasi,
perkembangan emosi, ketrampilan sosial, ketrampilan pengambilan keputusan, dan
perkembangan kognitif pada anak-anak (Landreth, 2007). Bermain juga dikatakan
sebagai media untuk eksplorasi dan penemuan hubungan interpersonal, eksperimen
dalam peran orang dewasa, dan memahami perasaannya sendiri. Bermain adalah
bentuk ekspresi diri yang paling lengkap yang pernah dikembangkan manusia.
Erikson (Landreth, 2007) mendefinisikan bermain sebagai suatu situasi dimana ego
dapat bertransaksi dengan pengalaman dengan menciptakan situasi model dan juga
dapat menguasai realitas melalui percobaan dan perencanaan.
Sementara Landreth (2007) mendefinisikan terapi bermain sebagai hubungan
interpersonal yang dinamis antara anak dengan terapis yang terlatih dalam prosedur
terapi bermain yang menyediakan materi permainan yang dipilih dan memfasilitasi
perkembangan suatu hubungan yang aman bagi anak untuk sepenuhnya
mengekspresikan dan eksplorasi dirinya (perasaan, pikiran, pengalaman, dan
perilakunya) melalui media bermain. International Association for Play Therapy
(APT), sebuah asosiasi terapi bermain yang berpusat di Amerika, dalam situsnya di
internet mendefinisikan terapi bermain sebagai penggunaan secara sistematik dari
model teoritis untuk memantapkan proses interpersonal dimana terapis bermain
menggunakan kekuatan terapiutik permainan untuk membantu klien mencegah atau
menyelesaikan kesulitan-kesulitan psikososial dan mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal (www.a4pt.org). Beberapa definisi terapi bermain
tersebut mengarah pada beberapa hal penting, yaitu: (a) tipe dan jumlah permainan
yang digunakan; (b) konteks permainan; (c) partisipan yang terlibat; (d) urutan
permainan; (e) ruang yang digunakan; (f) gaya bermain; (g) tingkat usaha yang
dicurahkan dalam permainan. Terapi bermain adalah pemanfaatan permainan sebagai
media yang efektif oleh terapis, untuk membantu klien mencegah atau menyelesaikan
kesulitan psikososial dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,
melalui kebebasan eksplorasi dan ekspresi diri.
Melihat pentingnya bermain bagi seorang anak terutama anak yang mengalami
hospitalisasi, maka kami akan mengadakan terapi bermain dengan sasaran usia pra
sekolah (4 tahun sampai 6 tahun) yang berada di ruang Bogenvile atas RSUP
Persahabatan. Kami berharap dengan diadakannya terapi bermain ini, anak yang
dirawat tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai tahap tumbuh
kembangnya.
B. Tujuan
1. Meningkatkan volume cairan di dalam tubuh anak
2. Merangsang kemauan anak untuk mengkonsumsi minuman yang dapat membantu
mempercepat proses penyembuhan
3. Gerakan motorik halusnya lebih terarah
4. Mengembangkan kognitifnya
5. Mampu meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh anak
6. Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman yang dirawat di ruang
yang sama
7. Mampu mengurangi kejenuhan selama dirawat di RS
8. Mampu beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat
dirumah sakit
C. Sasaran
Sasaran dari program Terapi Aktivitas Bermain antara lain adalah anak-anak usia pra sekolah
4-6 tahun yang di rawat di ruang Bogenvile atas di RSUP Persahabatan
M. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Media yang digunakan puzzle dan buku bergambar
2) Tempat yang disediakan untuk bermain telah disediakan
atas.
b. Evaluasi proses
Terapi bermain berlangsung selama 30 menit dan diikuti oleh anak-anak berusia
4-6 tahun
c. Evaluasi hasil
a. Dari 4 anak 80% anak mengikuti instruksi yang diberikan.
b. Dari 4 anak 65% anak mampu mencocokan puzzle dengan benar.
c. Dari 4 anak 65% anak mampu menebak gambar sesuai anjuran leader.