Buku : Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Penulis : dr.
Setiawan Dalimartha Penerbit : Trubus Agriwidya Cetakan : I Jakarta, 2000 V Jakarta, 2003 VI Jakarta, 2004 Jumlah Halaman : xii + 214 halaman Atlas Tumbuhan Obat Indonesia dikarang oleh dr. Setiawan Dalimartha. Karena pengarang tidak mempunyai data yang lengkap maka resensator tidak dapat memuat data tentang pengarang. Keunikan dari buku ini adalah setiap bab yang dijelaskan, ada gambar- gambar yang menarik sehingga menambah keakuratan dari isi buku. Pada kajian sebelumnya, jenis tanaman obat yang dibahas adalah bandotan. Tumbuhan bandotan ini menitik beratkan pada khasiat yang terdapat dalam tanaman seperti dapat meredakan demam, stimulan, tumor rahim, dan malaria. Kandungan yang terdapat dalam tanaman bandotan yaitu asam amino dan tanin. Pada kajian sesudahnya, jenis tanaman yang dibahas adalah biduri. Tumbuhan biduri ini menitik beratkan pada khasiat yang terdapat pada tanaman tersebut seperti peransang muntah, peluruh keringat, dan memacu kerja enzim pencernaan. Kandungan yang terdapat dalam tanaman biduri adalah saponin, sapogenin, kalotoksin, dan harsa. Persamaan dari kajian-kajian yang dibahas penulis adalah sama- sama mengenai tanaman obat. Setiap kajian yang dibahas tidak jauh dari kata sempurna karena setiap kajian yang dibahas sangat berguna bagi seluruh masyarakat Indonesia. Adapun perbedaan dari setiap kajian-kajian yang dibahas penulis seperti asal usul setiap tanaman obat, unsur kimia yang ada pada tanaman obat, serta kegunaan dari masing-masing tanaman obat tersebut. Pada kajian Bab II penulis membahas tentang tanaman bayam (amaranthi tricoloris fo-lium) . Bayam berasal dari Amerika Tropik. Ciri tanaman bayam adalah daun bertangkai berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing, serta warnanya hijau,merah atau hijau keputihan. Panen bayam dicabut paling lama dilakukan selama 25 hari , setelah itu kualitasnya turun karena daunnya menjadi kaku. Khasiat tanaman bayam secara umum adalah dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Bagian dari tanaman bayam yang digunakan adalah daun dan akar. Tanaman bayam ini mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, dan vitamin. Akar bayam digunakan untuk mengobati disentri. Tema yang diangkat tertata rapi, mulai dari kajian tentang tanaman obat bandotan, biduri, bayam, daun kumis kucing, bougenvile, bunga mawar, dan lain sebagainya. Tema yang disusun begitu sistematika yang jelas ini tidak mudah dan harus dihargai oleh pembaca dimanapun berada. Dalam membicarakan suatu bab, dr. Setiawan Dalimartha sangat teliti sekali dalam merancang kata-kata supaya pembaca lebih mengerti dalam mencari tahu khasiat dari tanaman bayam tersebut. Misalnya, di dalam bab tersebut selain adanya khasiat , dr. Setiawan Dalimartha juga menjelaskan cara pemakaiaannya dan kandungan ilmiah yang ada didalam tanaman obat tersebut. Corak warna pada tiap-tiap gambar yang ada pada setiap bab menjadikan buku yang ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha ini menjadi menarik dan tidak membuat pembaca susah dalam mengartikan kandungan ilmiah dan cara-cara pemakaian tanaman obat tersebut. Buku ini sebenarnya akan lebih sempurna jika penulisnya mengartikan kata-kata ilmiah yang sulit dimengerti, sehingga pembaca lebih memahami unsur ilmiah yang ada pada tanaman obat. Misalnya, jika unsur ilmiah yang ada pada tanaman obat dijelaskan oleh penulis, maka para pembaca akan lebih tertarik untuk membaca. Selain pembaca mengetahui tentang tanaman obat, pembaca juga akan lebih mengetahui apa saja unsur kimia yang ada didalam tanaman obat tersebut. Terlepas dari berbagai ketidak sempurnaannya, harus diakui bahwa buku yg ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha ini banyak sekali manfaatnya bagi masyarakat di Indonesia. Bahkan cara dan gaya dari dr. Setiawan Dalimartha dalam menjelaskan tentang tanaman obat, khasiat maupun unsur ilmiah dari tanaman obat tersebut telah memberikan ketertarikan yang cukup manis di kehidupan masyarakat Indonesia. Buku yang ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha sangat layak untuk dibaca oleh setiap generasi muda maupun generasi tua. Ada beberapa alasan yang membuat resentator berkata seperti itu antara lain tidak terdapatnya hal-hal negative yang dapat merusak generasi muda, sangat berguna bagi generasi muda maupun generasi tua seperti tanaman apa yang cocok untuk sebuah penyakit yang sedang diderita,dapat digunakan untuk kelangsungan belajar di sekolah seperti pelajaran biologi maupun pelajaran yang berkaitan tentang tanaman, serta menambah ilmu pengetahuan tentang karunia Allah yang ada di muka bumi ini. Sasaran dari kajian-kajian yang dibahas adalah seluruh masyarakat yang ada di Indonesia, karena masyarakat pasti membutuhkan pengetahuan tentang obat alami yang ada di alam sekitar seperti tanaman obat. Seperti halnya tanaman obat, kita sebagai umat beragama harus berguna di kehidupan bermasyarakat. Kita harus bisa menjadikan diri kita tonggak kebenaran sehingga dimanapun berada orang- orang pasti menghargai kita. Super Bayam Popeye Oleh Fikri Hidayatullah Judul Buku : Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Penulis : dr. Setiawan Dalimartha Penerbit : Trubus Agriwidya Cetakan : I Jakarta, 2000 V Jakarta, 2003 VI Jakarta, 2004 Jumlah Halaman : xii + 214 halaman Atlas Tumbuhan Obat Indonesia dikarang oleh dr. Setiawan Dalimartha. Karena pengarang tidak mempunyai data yang lengkap maka resensator tidak dapat memuat data tentang pengarang. Keunikan dari buku ini adalah setiap bab yang dijelaskan, ada gambar-gambar yang menarik sehingga menambah keakuratan dari isi buku. Pada kajian sebelumnya, jenis tanaman obat yang dibahas adalah bandotan. Tumbuhan bandotan ini menitik beratkan pada khasiat yang terdapat dalam tanaman seperti dapat meredakan demam, stimulan, tumor rahim, dan malaria. Kandungan yang terdapat dalam tanaman bandotan yaitu asam amino dan tanin. Pada kajian sesudahnya, jenis tanaman yang dibahas adalah biduri. Tumbuhan biduri ini menitik beratkan pada khasiat yang terdapat pada tanaman tersebut seperti peransang muntah, peluruh keringat, dan memacu kerja enzim pencernaan. Kandungan yang terdapat dalam tanaman biduri adalah saponin, sapogenin, kalotoksin, dan harsa. Persamaan dari kajian-kajian yang dibahas penulis adalah sama-sama mengenai tanaman obat. Setiap kajian yang dibahas tidak jauh dari kata sempurna karena setiap kajian yang dibahas sangat berguna bagi seluruh masyarakat Indonesia. Adapun perbedaan dari setiap kajian-kajian yang dibahas penulis seperti asal usul setiap tanaman obat, unsur kimia yang ada pada tanaman obat, serta kegunaan dari masing-masing tanaman obat tersebut. Pada kajian Bab II penulis membahas tentang tanaman bayam (amaranthi tricoloris fo-lium) . Bayam berasal dari Amerika Tropik. Ciri tanaman bayam adalah daun bertangkai berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing, serta warnanya hijau,merah atau hijau keputihan. Panen bayam dicabut paling lama dilakukan selama 25 hari , setelah itu kualitasnya turun karena daunnya menjadi kaku. Khasiat tanaman bayam secara umum adalah dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Bagian dari tanaman bayam yang digunakan adalah daun dan akar. Tanaman bayam ini mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, dan vitamin. Akar bayam digunakan untuk mengobati disentri. Tema yang diangkat tertata rapi, mulai dari kajian tentang tanaman obat bandotan, biduri, bayam, daun kumis kucing, bougenvile, bunga mawar, dan lain sebagainya. Tema yang disusun begitu sistematika yang jelas ini tidak mudah dan harus dihargai oleh pembaca dimanapun berada. Dalam membicarakan suatu bab, dr. Setiawan Dalimartha sangat teliti sekali dalam merancang kata-kata supaya pembaca lebih mengerti dalam mencari tahu khasiat dari tanaman bayam tersebut. Misalnya, di dalam bab tersebut selain adanya khasiat , dr. Setiawan Dalimartha juga menjelaskan cara pemakaiaannya dan kandungan ilmiah yang ada didalam tanaman obat tersebut. Corak warna pada tiap- tiap gambar yang ada pada setiap bab menjadikan buku yang ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha ini menjadi menarik dan tidak membuat pembaca susah dalam mengartikan kandungan ilmiah dan cara-cara pemakaian tanaman obat tersebut. Buku ini sebenarnya akan lebih sempurna jika penulisnya mengartikan kata- kata ilmiah yang sulit dimengerti, sehingga pembaca lebih memahami unsur ilmiah yang ada pada tanaman obat. Misalnya, jika unsur ilmiah yang ada pada tanaman obat dijelaskan oleh penulis, maka para pembaca akan lebih tertarik untuk membaca. Selain pembaca mengetahui tentang tanaman obat, pembaca juga akan lebih mengetahui apa saja unsur kimia yang ada didalam tanaman obat tersebut. Terlepas dari berbagai ketidak sempurnaannya, harus diakui bahwa buku yg ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha ini banyak sekali manfaatnya bagi masyarakat di Indonesia. Bahkan cara dan gaya dari dr. Setiawan Dalimartha dalam menjelaskan tentang tanaman obat, khasiat maupun unsur ilmiah dari tanaman obat tersebut telah memberikan ketertarikan yang cukup manis di kehidupan masyarakat Indonesia. Buku yang ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha sangat layak untuk dibaca oleh setiap generasi muda maupun generasi tua. Ada beberapa alasan yang membuat resentator berkata seperti itu antara lain tidak terdapatnya hal-hal negative yang dapat merusak generasi muda, sangat berguna bagi generasi muda maupun generasi tua seperti tanaman apa yang cocok untuk sebuah penyakit yang sedang diderita,dapat digunakan untuk kelangsungan belajar di sekolah seperti pelajaran biologi maupun pelajaran yang berkaitan tentang tanaman, serta menambah ilmu pengetahuan tentang karunia Allah yang ada di muka bumi ini. Sasaran dari kajian-kajian yang dibahas adalah seluruh masyarakat yang ada di Indonesia, karena masyarakat pasti membutuhkan pengetahuan tentang obat alami yang ada di alam sekitar seperti tanaman obat. Seperti halnya tanaman obat, kita sebagai umat beragama harus berguna di kehidupan bermasyarakat. Kita harus bisa menjadikan diri kita tonggak kebenaran sehingga dimanapun berada orang- orang pasti menghargai kita. Super Bayam Popeye Oleh Fikri Hidayatullah Judul Buku : Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Penulis : dr. Setiawan Dalimartha Penerbit : Trubus Agriwidya Cetakan : I Jakarta, 2000 V Jakarta, 2003 VI Jakarta, 2004 Jumlah Halaman : xii + 214 halaman Atlas Tumbuhan Obat Indonesia dikarang oleh dr. Setiawan Dalimartha. Karena pengarang tidak mempunyai data yang lengkap maka resensator tidak dapat memuat data tentang pengarang. Keunikan dari buku ini adalah setiap bab yang dijelaskan, ada gambar-gambar yang menarik sehingga menambah keakuratan dari isi buku. Pada kajian sebelumnya, jenis tanaman obat yang dibahas adalah bandotan. Tumbuhan bandotan ini menitik beratkan pada khasiat yang terdapat dalam tanaman seperti dapat meredakan demam, stimulan, tumor rahim, dan malaria. Kandungan yang terdapat dalam tanaman bandotan yaitu asam amino dan tanin. Pada kajian sesudahnya, jenis tanaman yang dibahas adalah biduri. Tumbuhan biduri ini menitik beratkan pada khasiat yang terdapat pada tanaman tersebut seperti peransang muntah, peluruh keringat, dan memacu kerja enzim pencernaan. Kandungan yang terdapat dalam tanaman biduri adalah saponin, sapogenin, kalotoksin, dan harsa. Persamaan dari kajian-kajian yang dibahas penulis adalah sama-sama mengenai tanaman obat. Setiap kajian yang dibahas tidak jauh dari kata sempurna karena setiap kajian yang dibahas sangat berguna bagi seluruh masyarakat Indonesia. Adapun perbedaan dari setiap kajian-kajian yang dibahas penulis seperti asal usul setiap tanaman obat, unsur kimia yang ada pada tanaman obat, serta kegunaan dari masing-masing tanaman obat tersebut. Pada kajian Bab II penulis membahas tentang tanaman bayam (amaranthi tricoloris fo-lium) . Bayam berasal dari Amerika Tropik. Ciri tanaman bayam adalah daun bertangkai berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing, serta warnanya hijau,merah atau hijau keputihan. Panen bayam dicabut paling lama dilakukan selama 25 hari , setelah itu kualitasnya turun karena daunnya menjadi kaku. Khasiat tanaman bayam secara umum adalah dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Bagian dari tanaman bayam yang digunakan adalah daun dan akar. Tanaman bayam ini mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, dan vitamin. Akar bayam digunakan untuk mengobati disentri. Tema yang diangkat tertata rapi, mulai dari kajian tentang tanaman obat bandotan, biduri, bayam, daun kumis kucing, bougenvile, bunga mawar, dan lain sebagainya. Tema yang disusun begitu sistematika yang jelas ini tidak mudah dan harus dihargai oleh pembaca dimanapun berada. Dalam membicarakan suatu bab, dr. Setiawan Dalimartha sangat teliti sekali dalam merancang kata-kata supaya pembaca lebih mengerti dalam mencari tahu khasiat dari tanaman bayam tersebut. Misalnya, di dalam bab tersebut selain adanya khasiat , dr. Setiawan Dalimartha juga menjelaskan cara pemakaiaannya dan kandungan ilmiah yang ada didalam tanaman obat tersebut. Corak warna pada tiap- tiap gambar yang ada pada setiap bab menjadikan buku yang ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha ini menjadi menarik dan tidak membuat pembaca susah dalam mengartikan kandungan ilmiah dan cara-cara pemakaian tanaman obat tersebut. Buku ini sebenarnya akan lebih sempurna jika penulisnya mengartikan kata- kata ilmiah yang sulit dimengerti, sehingga pembaca lebih memahami unsur ilmiah yang ada pada tanaman obat. Misalnya, jika unsur ilmiah yang ada pada tanaman obat dijelaskan oleh penulis, maka para pembaca akan lebih tertarik untuk membaca. Selain pembaca mengetahui tentang tanaman obat, pembaca juga akan lebih mengetahui apa saja unsur kimia yang ada didalam tanaman obat tersebut. Terlepas dari berbagai ketidak sempurnaannya, harus diakui bahwa buku yg ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha ini banyak sekali manfaatnya bagi masyarakat di Indonesia. Bahkan cara dan gaya dari dr. Setiawan Dalimartha dalam menjelaskan tentang tanaman obat, khasiat maupun unsur ilmiah dari tanaman obat tersebut telah memberikan ketertarikan yang cukup manis di kehidupan masyarakat Indonesia. Buku yang ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha sangat layak untuk dibaca oleh setiap generasi muda maupun generasi tua. Ada beberapa alasan yang membuat resentator berkata seperti itu antara lain tidak terdapatnya hal-hal negative yang dapat merusak generasi muda, sangat berguna bagi generasi muda maupun generasi tua seperti tanaman apa yang cocok untuk sebuah penyakit yang sedang diderita,dapat digunakan untuk kelangsungan belajar di sekolah seperti pelajaran biologi maupun pelajaran yang berkaitan tentang tanaman, serta menambah ilmu pengetahuan tentang karunia Allah yang ada di muka bumi ini. Sasaran dari kajian-kajian yang dibahas adalah seluruh masyarakat yang ada di Indonesia, karena masyarakat pasti membutuhkan pengetahuan tentang obat alami yang ada di alam sekitar seperti tanaman obat. Seperti halnya tanaman obat, kita sebagai umat beragama harus berguna di kehidupan bermasyarakat. Kita harus bisa menjadikan diri kita tonggak kebenaran sehingga dimanapun berada orang- orang pasti menghargai kita. Super Bayam Popeye Oleh Fikri Hidayatullah Judul Buku : Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Penulis : dr. Setiawan Dalimartha Penerbit : Trubus Agriwidya Cetakan : I Jakarta, 2000 V Jakarta, 2003 VI Jakarta, 2004 Jumlah Halaman : xii + 214 halaman Atlas Tumbuhan Obat Indonesia dikarang oleh dr. Setiawan Dalimartha. Karena pengarang tidak mempunyai data yang lengkap maka resensator tidak dapat memuat data tentang pengarang. Keunikan dari buku ini adalah setiap bab yang dijelaskan, ada gambar-gambar yang menarik sehingga menambah keakuratan dari isi buku. Pada kajian sebelumnya, jenis tanaman obat yang dibahas adalah bandotan. Tumbuhan bandotan ini menitik beratkan pada khasiat yang terdapat dalam tanaman seperti dapat meredakan demam, stimulan, tumor rahim, dan malaria. Kandungan yang terdapat dalam tanaman bandotan yaitu asam amino dan tanin. Pada kajian sesudahnya, jenis tanaman yang dibahas adalah biduri. Tumbuhan biduri ini menitik beratkan pada khasiat yang terdapat pada tanaman tersebut seperti peransang muntah, peluruh keringat, dan memacu kerja enzim pencernaan. Kandungan yang terdapat dalam tanaman biduri adalah saponin, sapogenin, kalotoksin, dan harsa. Persamaan dari kajian-kajian yang dibahas penulis adalah sama-sama mengenai tanaman obat. Setiap kajian yang dibahas tidak jauh dari kata sempurna karena setiap kajian yang dibahas sangat berguna bagi seluruh masyarakat Indonesia. Adapun perbedaan dari setiap kajian-kajian yang dibahas penulis seperti asal usul setiap tanaman obat, unsur kimia yang ada pada tanaman obat, serta kegunaan dari masing-masing tanaman obat tersebut. Pada kajian Bab II penulis membahas tentang tanaman bayam (amaranthi tricoloris fo-lium) . Bayam berasal dari Amerika Tropik. Ciri tanaman bayam adalah daun bertangkai berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing, serta warnanya hijau,merah atau hijau keputihan. Panen bayam dicabut paling lama dilakukan selama 25 hari , setelah itu kualitasnya turun karena daunnya menjadi kaku. Khasiat tanaman bayam secara umum adalah dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Bagian dari tanaman bayam yang digunakan adalah daun dan akar. Tanaman bayam ini mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, dan vitamin. Akar bayam digunakan untuk mengobati disentri. Tema yang diangkat tertata rapi, mulai dari kajian tentang tanaman obat bandotan, biduri, bayam, daun kumis kucing, bougenvile, bunga mawar, dan lain sebagainya. Tema yang disusun begitu sistematika yang jelas ini tidak mudah dan harus dihargai oleh pembaca dimanapun berada. Dalam membicarakan suatu bab, dr. Setiawan Dalimartha sangat teliti sekali dalam merancang kata-kata supaya pembaca lebih mengerti dalam mencari tahu khasiat dari tanaman bayam tersebut. Misalnya, di dalam bab tersebut selain adanya khasiat , dr. Setiawan Dalimartha juga menjelaskan cara pemakaiaannya dan kandungan ilmiah yang ada didalam tanaman obat tersebut. Corak warna pada tiap- tiap gambar yang ada pada setiap bab menjadikan buku yang ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha ini menjadi menarik dan tidak membuat pembaca susah dalam mengartikan kandungan ilmiah dan cara-cara pemakaian tanaman obat tersebut. Buku ini sebenarnya akan lebih sempurna jika penulisnya mengartikan kata- kata ilmiah yang sulit dimengerti, sehingga pembaca lebih memahami unsur ilmiah yang ada pada tanaman obat. Misalnya, jika unsur ilmiah yang ada pada tanaman obat dijelaskan oleh penulis, maka para pembaca akan lebih tertarik untuk membaca. Selain pembaca mengetahui tentang tanaman obat, pembaca juga akan lebih mengetahui apa saja unsur kimia yang ada didalam tanaman obat tersebut. Terlepas dari berbagai ketidak sempurnaannya, harus diakui bahwa buku yg ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha ini banyak sekali manfaatnya bagi masyarakat di Indonesia. Bahkan cara dan gaya dari dr. Setiawan Dalimartha dalam menjelaskan tentang tanaman obat, khasiat maupun unsur ilmiah dari tanaman obat tersebut telah memberikan ketertarikan yang cukup manis di kehidupan masyarakat Indonesia. Buku yang ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha sangat layak untuk dibaca oleh setiap generasi muda maupun generasi tua. Ada beberapa alasan yang membuat resentator berkata seperti itu antara lain tidak terdapatnya hal-hal negative yang dapat merusak generasi muda, sangat berguna bagi generasi muda maupun generasi tua seperti tanaman apa yang cocok untuk sebuah penyakit yang sedang diderita,dapat digunakan untuk kelangsungan belajar di sekolah seperti pelajaran biologi maupun pelajaran yang berkaitan tentang tanaman, serta menambah ilmu pengetahuan tentang karunia Allah yang ada di muka bumi ini. Sasaran dari kajian-kajian yang dibahas adalah seluruh masyarakat yang ada di Indonesia, karena masyarakat pasti membutuhkan pengetahuan tentang obat alami yang ada di alam sekitar seperti tanaman obat. Seperti halnya tanaman obat, kita sebagai umat beragama harus berguna di kehidupan bermasyarakat. Kita harus bisa menjadikan diri kita tonggak kebenaran sehingga dimanapun berada orang- orang pasti menghargai kita. Super Bayam Popeye Oleh Fikri Hidayatullah Judul Buku : Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Penulis : dr. Setiawan Dalimartha Penerbit : Trubus Agriwidya Cetakan : I Jakarta, 2000 V Jakarta, 2003 VI Jakarta, 2004 Jumlah Halaman : xii + 214 halaman Atlas Tumbuhan Obat Indonesia dikarang oleh dr. Setiawan Dalimartha. Karena pengarang tidak mempunyai data yang lengkap maka resensator tidak dapat memuat data tentang pengarang. Keunikan dari buku ini adalah setiap bab yang dijelaskan, ada gambar-gambar yang menarik sehingga menambah keakuratan dari isi buku. Pada kajian sebelumnya, jenis tanaman obat yang dibahas adalah bandotan. Tumbuhan bandotan ini menitik beratkan pada khasiat yang terdapat dalam tanaman seperti dapat meredakan demam, stimulan, tumor rahim, dan malaria. Kandungan yang terdapat dalam tanaman bandotan yaitu asam amino dan tanin. Pada kajian sesudahnya, jenis tanaman yang dibahas adalah biduri. Tumbuhan biduri ini menitik beratkan pada khasiat yang terdapat pada tanaman tersebut seperti peransang muntah, peluruh keringat, dan memacu kerja enzim pencernaan. Kandungan yang terdapat dalam tanaman biduri adalah saponin, sapogenin, kalotoksin, dan harsa. Persamaan dari kajian-kajian yang dibahas penulis adalah sama-sama mengenai tanaman obat. Setiap kajian yang dibahas tidak jauh dari kata sempurna karena setiap kajian yang dibahas sangat berguna bagi seluruh masyarakat Indonesia. Adapun perbedaan dari setiap kajian-kajian yang dibahas penulis seperti asal usul setiap tanaman obat, unsur kimia yang ada pada tanaman obat, serta kegunaan dari masing-masing tanaman obat tersebut. Pada kajian Bab II penulis membahas tentang tanaman bayam (amaranthi tricoloris fo-lium) . Bayam berasal dari Amerika Tropik. Ciri tanaman bayam adalah daun bertangkai berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing, serta warnanya hijau,merah atau hijau keputihan. Panen bayam dicabut paling lama dilakukan selama 25 hari , setelah itu kualitasnya turun karena daunnya menjadi kaku. Khasiat tanaman bayam secara umum adalah dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Bagian dari tanaman bayam yang digunakan adalah daun dan akar. Tanaman bayam ini mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalium, zat besi, dan vitamin. Akar bayam digunakan untuk mengobati disentri. Tema yang diangkat tertata rapi, mulai dari kajian tentang tanaman obat bandotan, biduri, bayam, daun kumis kucing, bougenvile, bunga mawar, dan lain sebagainya. Tema yang disusun begitu sistematika yang jelas ini tidak mudah dan harus dihargai oleh pembaca dimanapun berada. Dalam membicarakan suatu bab, dr. Setiawan Dalimartha sangat teliti sekali dalam merancang kata-kata supaya pembaca lebih mengerti dalam mencari tahu khasiat dari tanaman bayam tersebut. Misalnya, di dalam bab tersebut selain adanya khasiat , dr. Setiawan Dalimartha juga menjelaskan cara pemakaiaannya dan kandungan ilmiah yang ada didalam tanaman obat tersebut. Corak warna pada tiap- tiap gambar yang ada pada setiap bab menjadikan buku yang ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha ini menjadi menarik dan tidak membuat pembaca susah dalam mengartikan kandungan ilmiah dan cara-cara pemakaian tanaman obat tersebut. Buku ini sebenarnya akan lebih sempurna jika penulisnya mengartikan kata- kata ilmiah yang sulit dimengerti, sehingga pembaca lebih memahami unsur ilmiah yang ada pada tanaman obat. Misalnya, jika unsur ilmiah yang ada pada tanaman obat dijelaskan oleh penulis, maka para pembaca akan lebih tertarik untuk membaca. Selain pembaca mengetahui tentang tanaman obat, pembaca juga akan lebih mengetahui apa saja unsur kimia yang ada didalam tanaman obat tersebut. Terlepas dari berbagai ketidak sempurnaannya, harus diakui bahwa buku yg ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha ini banyak sekali manfaatnya bagi masyarakat di Indonesia. Bahkan cara dan gaya dari dr. Setiawan Dalimartha dalam menjelaskan tentang tanaman obat, khasiat maupun unsur ilmiah dari tanaman obat tersebut telah memberikan ketertarikan yang cukup manis di kehidupan masyarakat Indonesia. Buku yang ditulis oleh dr. Setiawan Dalimartha sangat layak untuk dibaca oleh setiap generasi muda maupun generasi tua. Ada beberapa alasan yang membuat resentator berkata seperti itu antara lain tidak terdapatnya hal-hal negative yang dapat merusak generasi muda, sangat berguna bagi generasi muda maupun generasi tua seperti tanaman apa yang cocok untuk sebuah penyakit yang sedang diderita,dapat digunakan untuk kelangsungan belajar di sekolah seperti pelajaran biologi maupun pelajaran yang berkaitan tentang tanaman, serta menambah ilmu pengetahuan tentang karunia Allah yang ada di muka bumi ini. Sasaran dari kajian-kajian yang dibahas adalah seluruh masyarakat yang ada di Indonesia, karena masyarakat pasti membutuhkan pengetahuan tentang obat alami yang ada di alam sekitar seperti tanaman obat. Seperti halnya tanaman obat, kita sebagai umat beragama harus berguna di kehidupan bermasyarakat. Kita harus bisa menjadikan diri kita tonggak kebenaran sehingga dimanapun berada orang- orang pasti menghargai kita.