PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Urtikaria adalah lesi di kulit yang ditandai khas dengan urtika. Pengertian urtikaria yang lain
adalah reaksi vaskular dari dermis yang ditandai dengan gambaransementara dengan bercak atau
bejolan, lebih merah atau lebih pucat dari pada kulitdisekitarnya dan seringkali ditandai dengan
gatal yang sangat hebat.Urtikaria merupakan penyakit yang sering ditemukan, diperkirakan 3,2-
12,8% daripopulasi pernah mengalami urtikaria. Urtikaria atau lebih di kenal dengan biduran
adalahsuatu gejala penyakit berupa gatal-gatal pada kulit di sertai bercak-bercak menonjol
(edema) yang biasanya disebabkan oleh alergi (www.urtikaria.com)
Urtikaria merupakanistilah kilnis untuk suatu kelompok kelainan yang di tandai dengan
adanya pembentukanbilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan
bekas yangterlihat. ( robin graham, brown. 2205 )
Urtikaria yaitu keadaan yang di tandai dengantimbulnya urtika atau edema setempat yang
menyebabkan penimbulan diatas permukaankulit yang di sertai rasa sangat gatal ( ramali,ahmad.
2000)
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk
membahasmengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya penyakit urtikaria
C. Manfaat
Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan penyakit urtikaria Ini bermanfaat untuk
melakukuan askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan, proseskaperawatan,
implementasi, evaluasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
Urtikaria merupakan istilah klinis untuk suatu kelompok kelainan yang di tandai denganadanya
pembentukan bilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkanbekas yang terlihat (Brown Robin
Graham halaman 2205).
Urtikaria adalah penonjolan di atas permukaan kulit akibat edema setempat dan dapathilang perlahan-lahan,
misalnya pada dermatitis medikamentosa, dan gigitan serangga(Saripati Penyakit Kulit halaman 3).
Urtikaria adalah erupsi pada kulit yang berbatas tegas dan menimbul (bentol), berwarnamerah, memutih bila
ditekan, dan disertai rasa gatal. Urtikaria dapat berlangsung secaraakut, kronik, atau berulang (klinik pediatric, 2009).
Urtikaria (biduran) merupakan suatu reaksi pada kulit yang timbul mendadak (akut) karenapengeluaran
histamin yang mengakibatkan pelebaran pembuluh darah dan kebocoran daripembuluh darah. Secara imunologik, dari
data yang ada sejak tahun 1987, urtikariamerupakan salah satu manifestasi keluhan alergi pada kulit yang paling sering
dikemukakanoleh penderita, keadaan ini juga didukung oleh penelitian ahli yang lain (Hodijah, 2009).
Urtikaria (gelagata) merupakan reaksi alergi hipersensitivitas tipe 1 pada kulit yangditandai oleh
kemunculan mendadak lesi yang menonjol yang edematous, berwarna merahmuda dengan ukuran serta bentuk yang
bervariasi, keluhan gatal dan menyebabkangangguan rasa nyaman yang setempat. Kelainan ini dapat mengenai setiap
bagian tubuh,termasuk membran mukosa (khususnya mulut), laring (kadang-kadang dengan komplikasirespiratorius
yang serius) dan traktus gastrointestinal. Setiap urtikaria akan bertahan selamaperiode waktu tertentu yang bervariasi dari
beberapa menit hingga beberapa jam sebelummenghilang. Selama berjam-jam atau berhari-hari, kumpulan lesi ini
dapat timbul, hilangdan kembali lagi secara episodik (Brunner dan Sudarth, 2002).
Urtikaria (kaligata) adalah suatu reaksi alergi yang ditandai oleh bilur-bilur berwarnamerah dengan
berbagai ukuran di permukaan kulit (Medicastore, 2009).
Secara umum, Urtikaria yang disebut juga Kaligata, Biduran, atau Gelagata adalah suatureaksi
alergi pada kulit akibat pengeluaran histamin ditandai dengan kemunculan mendadak lesi yang menonjol yang
edematous, berwarna merah muda dengan ukuran serta bentuk yang bervariasi, keluhan gatal dan menyebabkan
gangguan rasa nyaman yang setempat.Istilah lain yang digunakan untuk urtikaria yaitu : Hives, nettle rash,
biduran, kaligata,gelagata.
Berdasarkan angka kejadiannya, disebutkan bahwa sekitar 15-20% populasimengalami urtikaria dalam masa
hidupnya. Kemungkinan mengalami urtikaria, tidak ada perbedaan ras dan umur (terbanyak pada kelompok umur 40-
50 an). Hanya saja,pada urtikaria kronis (berulang dan lama), lebih sering dialami pada wanita yaitu 60%(Anonim,
2009).
Urtikaria dapat terjadi pada semua ras. Kedua jenis kelamin dapat terkena, tapi lebihsering pada wanita usia
pertengahan. Urtikaria kronik idiopatik terjadi 2 kali lebihsering pada wanita daripada laki-laki.Urtikaria akut lebih sering
terjadi pada anak-anak, sedangkan urtikaria kronik lebih sering terjadi pada usia dewasa (AstaQauliyah, 2007).
Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak mengalamiurtikaria dibandingkan
dengan usia muda. Umur rata-rata penderita urtikaria ialah 35tahun, jarang dijumpai pada umur kurang dari 10 tahun
atau lebih dari 60 tahun.Urtikaria kronik cenderung dialami oleh orang dewasa dan wanita memilikikemungkinan 2 kali
lebih besar daripada laki-laki (Hodijah, 2009).
Urtikaria merupakan penyakit yang sering ditemukan, diperkirakan 3,2-12,8% daripopulasi pernah mengalami
urtikaria (klinik pediatric, 2009).
Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, namun orang dewasa lebih banyak mengalami urtikaria
dibandingkan dengan usia muda. SHELDON (1951),menyatakan bahwa umur rata-rata penderita urtikaria ialah 35
tahun, jarang dijumpaipada umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 60 tahun.Ditemukan 40% bentuk urtikaria saja,
49% bentuk urtikaria bersama angioderma, dan11% bentuk angioederma saja. Lama serangan berlangung bervariasi,
ada yang lebih dari satu tahun, bahkan ada yang lebih dari 20 tahun.Penderita atopi (alergi) lebih mudah mengalami
urtikaria dibandingkan dengan orangnormal. Tidak ada perbedaan frekuensi dari faktor jenis kelamin baik laki-laki
atauperempuan. Umur, ras, jabatan/pekerjaan, letak geografis, dan perubahan musimdapat mempengaruhi
hipersensitivitas yang diperankan oleh IgE. Penisilin tercatatsebagai obat yang sering menimbulkan urtikaria (Irga,
2009).
3. ETIOLOGI
Faktor pencetus terjadinya urtikaria, antara lain: makanan tertentu, obat-obatan, bahanhirupan (inhalan), infeksi,
gigitan serangga, faktor fisik, faktor cuaca (terutama dingin tapibisa juga panas berkeringat), faktor genetik, bahan-bahan
kontak (misalnya: arloji, ikatpinggang, karet sandal, karet celana dalam, dan lain-lain) dan faktor psikis.
1. Jenis makanan yang dapat menyebabkan alergi misalnya : telur, ikan, kerang, coklat, jenis kacang tertentu,
tomat, tepung, terigu, daging sapi, udang, dan lain-lain. Zatpewarna, penyedap rasa atau bahan pengawet
juga dapat menimbulkan urtikaria.
2. Jenis obat-obatan yang dapat ,menimbulkan alergi biasanya penisilin, aspirin,bronide, serum, vaksin, dan opium.
3. Bahan-bahan protein yang masuk melalui hidung seperti serbuk kembang, jamur,debu dari burung, debu rumah,
dan ketombe binatang.
4. Faktor lingkungan yang terpapar dengan debu rumah, jamur, serbuk sari bunga,pengaruh cuaca yang terlalu dingin
atau panas sinar matahari, tekanan atau air jugadapat menimbulkan urtikaria.
5. Pada urtikaria yang berulang, faktor emosional perlu diperhatikan. Stress emosionaldapat secara langsung dan tidak
langsung menyebabkan seseorang meningkatkemungkinan terjadi urtikaria.
6. Penyakit sistemik. Beberapa penyakit dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria.Beberapa penyakit sistemik
yang sering disertai urtikaria antara lain limfoma,hipertiroid, Lupus Eritematosus Sistemik, dll.
7. Gigitan serangga. Gigitan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat. Nyamuk,lebah dan serangga lainnya
menimbulkan urtikaria bentuk papul di sekitar tempatgigitan, biasanya sembuh sendiri.
4. PATOFISIOLOGI
Urtikaria timbul akibat masuknya antigen ke area kulit yang spesifik dan menimbulkan reaksi setempat yang
mirip reaksi anafilaksis. Histamin yang dilepaskan setempat akan menimbulkan (1) vasodilatasi yang menyebabkan
timbulnya red flare (kemerahan) dan (2)peningkatan permeabilitas kapiler setempat sehingga dalam beberapa menit
kemudian akanterjadi pembengkakan setempat yang berbatas jelas (Guyton, 2008).
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat, sehinggaterjadi transudasi
cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan lokal. Sehingga secaraklinis tampak edema lokal disertai eritem.
Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitaskapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator misalnya histamine, kinin,
serotonin, slowreacting substance of anafilacsis (SRSA) dan prostaglandin oleh sel mast dan atau basofil (Asta
Qauliyah, 2007).Sel mast merupakan sel yang berperan dalam pelepasan mediator vasoaktif seperti histaminyaitu agen
utama dalam urtikaria. Mediator lain seperti leukotrin dan prostaglandin jugamempunyai kontribusi baik dalam respon
cepat maupun lambat dengan adanya kebocorancairan dalam jaringan (Hodijah, 2009).
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat, sehinggaterjadi transudasi
cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan setempat. Sehinggasecara klinis tampak edema setempat disertai
kemerahan. Vasodilatasi dan peningkatanpermeabilitas kapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator-mediator,
misalnya histamin,kinin, serotonin, slow reacting substance of anaphylaxis (SRSA), dan prostaglandin oleh selmast dan
atau basofil. Selain itu terjadi inhibisiproteinase oleh enzim proeolotik, misalnya kalikrin, tripsin, plasmin, dan
hemotripsin di dalam sel mast. Baik faktor imunologik,maupun nonimunologik mampu merangsang sel mast atau
basofil untuk melepaskanmediator tersebut. Pada yang nonimunologik mungkin sekali siklik AMP (adenosin
monophosphate) memegang peranan penting pada pelepasan mediator. Beberapa bahan kimiaseperti golongan amin
dan derivat amidin, obat-obatan seperti morfin, kodein, polimiksin,dan beberapa antibiotik berperan pada keadaan ini.
Bahan kolinergik, misalnya asetilkolin,dilepaskan oleh saraf kolinergik kulit yang mekanismenya belum diketahui,
langsung dapat mempengaruhi sel mast untuk melepaskan mediator. Faktor fisik, misalnya panas, dingin,trauma
tumpul, sinar X, dan pemijatan, dapat langsung merangsang sel mast. Beberapakeadaan, misalnya demam, panas,
emosi, dan alkohol dapat merangsang langsung padapembuluh darah kapiler sehingga terjadi vasodilatasi dan
peningkatan permeabilitas. Faktorimunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut daripada yang kronik dimana
biasanya IgE terikat pada permukaan sel mast dan atau sel basofil karena adanya reseptor Fc, bilaada antigen yang sesuai
berikatan dengan Ig. E, maka terjadi degranulasi sel, sehinggamampu melepaskan mediator. Keadaan ini jelas tampak
pada reaksi tipe I (anafilaksis),misalnya alergi obat dan makanan. Komplemen juga ikut berperan, aktivasi
komplemensecara klasik maupun secara alternatif menyebabkan pelepasan anafilatoksin (C3aC5a) yangmampu
merangsang sel mast dan basofil, misalnya tampak akibat venom atau toksin bakteri.Ikatan dengan komplemen juga
terjadi pada urtikaria akibat reaksi sitotoksik dan kompleksimun, pada keadaan ini juga dilepaskan zat anafilatoksin.
Urtikaria akibat kontak dapat jugaterjadi misalnya setelah pemakaian bahan penangkis serangga, bahan kosmetik,
dansefalosporin. Kekurangan C1 esterase inhibitor secara genetik menyebabkan edemaangioneurotik yang herediter
(Irga, 2009).
5. KLASIFIKASI
Berdasarkan lamanya, biduran (urtikaria) dibedakan menjadi urtikaria akut dan kronik.
Urtikaria akut, bila kelainan kulit terjadi selama 6 minggu atau berlangsung selama 4 minggu
namun timbul setiap hari. Sekitar 20%-30% pasien dengan urtikaria akut berkembang menjadi
kronis. Sedangkan urtikaria kronik terjadi lebih dari 6 minggu lamanya.
1. URTIKARIA AKUT
Urtikaria akut hanya berlansung selama beberapa jam atau beberapa hari. yangsering terjadi penyebabnya
adalah:
a. adanya kontak dengan tumbuhan (misalnya jelatang), bulubinatang/makanan
b. akibat pencernaan makanan, terutama kacang-kacangan, kerangan-kerangandan strowberi.
c. akibat memakan obat misalnya aspirin dan penisilin.
2. URTIKARIA KRONIS
Biasanya berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan, atau beberapa tahun. padabentuk urtikaria ini jarang
didapatkan adanya faktor penyebab tunggal.
3. URTIKARIA PIGMENTOSA
Yaitu suatu erupsi pada kulit berupa hiperpigmentasi yang berlangsung sementara,kadang-kadang disertai
pembengkakan dan rasa gatal.
4. URTIKARIA SISTEMIK ( PRURIGO SISTEMIK )
Adalah suatu bentuk prurigo yang sering kali terjadi pada bayi kelainan khas berupaurtikaria popular yaitu
urtikaria yang berbentuk popular-popular yang berwarnakemerahan
7. PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : kulit tampak kemerahan, terdapat batas pinggir yang jelas (timbul secara tiba-tiba,memudar bila disentuh, jika digaruk
akan timbul bilur-bilur yang baru), tampak adanyaedema dan pembengkakan.
Palpasi : terasa adanya edema dan pembengkakan serta adanya nyeri tekan.
1. Pemeriksaan darah, air seni dan tinja rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang
tersembunyi atau kelainan pada organ dalam
2. Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen.
3. Test kulit, walaupun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu
diagnosis. Uji gores dan uji tusuk dapat dipergunakan untuk mencari alergen.
4. Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk
beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu
9. PENANGANAN
Penanganan biduran, yang paling ideal adalah menghindari penyebab atau faktor
pencetus agar tidak terjadi atau meminimalisir terjadinya biduran. Cara menemukan faktor
pencetus adalah dengan mencatat obat, makanan atau bahan yang ketika di konsumsi atau di
gunakan menyebabkan timbulnya biduran.
Usahakan jangan digaruk. Karena jika digaruk maka maka bahan aktif histamin akan
makin banyak keluar dan yang terjadi justru bagian yang digaruk semakin gatal.
Namun jika telah terjadi biduran, maka dokter akan memberikan pengobatan dengan :
1. Anti histamine (sangat bermanfaat) karena dapat mengontrol gejala bagi sebagian besar
kasus, namun tidak dapat menghilangkan penyebabnya
2. Kortikosteroid akan diberikan bila pengobatan dengan anti histamin saja tidak cukup,
obat ini dapat mengurangi bengkak, kemerahan dan gatal, namun hanya diminum dalam
jangka waktu sebentar saja karena mempunyai efek samping yang cukup serius.
3. Pengobatan lokal berupa bedak atau lotion yang mengandung menthol
4. Pada kasus biduran yang berat dan angioedema dapat diberikan suntikan adrenalin
(epinephrine)
10. KOMPLIKASI
Lesi-lesi urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun pasien dengan gatal yang hebatbisa menyebabkan
purpura dan excoriasi yang bisa menjadi infeksi sekunder. Penggunaanantihistamin bisa menyebabkan somnolens dan
bibir kering. Pasien dengan keadaan penyakityang berat bisa mempengaruhi kualitas hidup (Asta Qauliyah, 2007).
11. PROGNOSIS
Pada umumnya prognosis urtikaria adalah baik, dapat sembuh spontan atau dengan obat. Tetapikarena
urtikaria merupakan bentuk kutan anafilaksis sistemik, dapat saja terjadi obstruksi jalan nafas karena adanya edema
laring atau jaringan sekitarnya, atau anafilaksis sistemik yang dapat mengancam jiwa.
A. PENGKAJIAN
Untuk menetapkan bahan alergen penyebab urtikaria kontak alergik diperlukan anamnesis
yang teliti, riwayat penyakit yang lengkap, pemeriksaan fisik dan uji tempel.
Anamnesis ditujukan selain untuk menegakkan diagnosis juga untuk mencari kausanya. Karena
hal ini penting dalam menentukan terapi dan tindak lanjutnya, yaitu mencegah kekambuhan.
Diperlukan kesabaran, ketelitian, pengertian dan kerjasama yang baik dengan pasien. Pada
anamnesis perlu juga ditanyakan riwayat atopi, perjalanan penyakit, pekerjaan, hobi, riwayat
kontaktan dan pengobatan yang pernah diberikan oleh dokter maupun dilakukan sendiri, obyek
personal meliputi pertanyaan tentang pakaian baru, sepatu lama, kosmetika, kaca mata, dan jam
tangan serta kondisi lain yaitu riwayat medis umum dan mungkin faktor psikologik.
Pemeriksaan fisik didapatkan, biasanya klien mengeluh gatal, rasa terbakar, atau tertusuk.
Klien tampak eritema dan edema setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak
lebih pucat. Bentuknya dapat papular seperti pada urtikaria akibat sengatan serangga, besarnya
dapat lentikular, numular, sampai plakat. Kriteria diagnosis urtikaria alergik adalah :
Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau satu kali
tetapi sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.
Terdapat tanda-tanda urtikaria disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa dengan
tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang tumbuhnya setelah pada
tempat kontak.
Rasa gatal
1. Identitas Pasien.
2. Keluhan Utama.
3. Riwayat Kesehatan.
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada keluhan utama
dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit
lainnya.
d. Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah sedang mengalami stress
yang berkepanjangan.
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah
pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu obat.
f. Pemeriksaan fisik
KU : lemah
Kepala :
Mulut :
Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh obat.
Abdomen :
Ekstremitas :
Kulit :
Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion pada
keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya eritema , pengelupasan kulit, sisik
halus dan skuama.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan kulit seperti
Urtikaria adalah sebagai berikut :
1. Potensial terjadinya infeksi berhubungan dengan adanya luka akibat gangguan integritas
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria
Keperawatan Intervensi Rasional
Hasil
4. 4)Jaga
kebersihan
kulit pasien
5. 5) Kolaborasi
dengan dokter
untuk
pemberian obat
pengurang rasa
gatal
44)Memberikan
5. efek
4)Melaksanaka menguntungka
n gerak badan n bila
secara teratur. dilaksanakan
di sore hari.
55)Memudahkan
peralihan dari
keadaan
5. 5) Nasihati
terjaga ke
klien untuk
keadaan
menjaga kamar
tertidur.
tidur agar tetap
memiliki
ventilasi dan
kelembaban
yang baik.
5)Membantu
5)Dukung
meningkatkan
upaya klien
penerimaan
untuk
diri dan
memperbaiki sosialisasi.
citra diri , spt 6)Membantu
merias, meningkatkan
merapikan. penerimaan
6. 6) Mendorong diri dan
sosialisasi sosialisasi.
dengan orang
lain.