PENDAHULUAN
Prinsip pokok dari dokter keluarga adalah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan
kedokteran menyeluruh. Oleh karena itu perlu diketahui berbagai latar belakang pasien yang
menjadi tanggungannya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan seperti itu
diperlukan adanya kunjungan rumah (home visite) serta melakukan pelayanan kesehatan
standar. Manfaat yang didapatkan dari kunjungan ke rumah pasien antara lain dapat
meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien, meningkatkan hubungan dokter pasien,
menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien serta menjamin
terpenuhinya kebutuhan pasien.
Dalam menanggulangi berbagai masalah kesehatan di masyarakat khususnya berbagai
penyakit menular, peran dokter keluarga disini sangatlah besar. Masalah penyakit menular
berbasis lingkungan, salah satunya yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan dengan prioritas tinggi/utama, sangat perlu mendapat
prioritas pula dalam kompetensi dokter pelayanan primer dengan pendekatan kedokteran
keluarga. Dimana saat ini juga diketahui bahwa DBD sudah menjadi Kejadian Luar Biasa
didaerah Jambi khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
Dari beberapa penelitian, didapatkan bahwa angka kejadian DBD yang tinggi ini
bukan hanya disebabkan oleh sumber penular utamanya yaitu nyamuk aedes agepty, namun
juga disebabkan oleh berbagai faktor itu sendiri, seperti perilaku kebersihan dan kebiasaan
pasien serta keluarganya, juga keadaan lingkungan itu sendiri.
Oleh sebab itu, peran dokter keluarga disini sangatlah penting dalam menangani kasus
DBD secara komprhensif yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit
dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh golongan
umur atau jenis kelamin pasien, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja,
namun juga oleh lingkungan dan pola hidup dari keluarga itu sendiri. Dengan adanya
kunjungan rumah (home visite) ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan
keluarga, dan berbagai cara pendekatan kesehatan untuk mengembalikan fungsi keluarga
dalam keadaan normal, khususnya pada penyakit Demam Berdarah Dengue ini.
1
BAB II
ISI LAPORAN HOME VISITE
1. Identitas Pasien/klien:
Nama : An.Hamdani
Umur : 5 tahun
TB/BB : 110 cm / 15 Kg
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. RT 15 Kel.
Suku : Lampung
Bangsa : Indonesia
2. Anamnesis
Keluhan Utama:
Pasien mengeluh demam tinggi selama 3 hari.
Riwayat Kebiasaan:
Pasien diketahui suka bermain bersama tetangganya yang juga diketahui
mengalami penyakit yang sama dengan yang diderita pasien. Pasien juga sering
bermain dilingkungan yang kurang bersih.
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sehat
Kesadaran : Composmentis
3
Tanda vital : N: 92 x/m,
R: 22 x/m,
S: 36C
BB/TB : 15kg/ 110 cm
Status Gizi :
Kepala : CA (-/-), SI (-/-)
THT : Dbn
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thoraks
Paru-paru
Inspeksi : bentuk dan gerakan pernafasan simetris ki/ka, pernafasan
intercostal (-) perubahan warna kulit (-), pembengkakan (-)
Palpasi : gerakan respirasi sama ki/ka, vocal fremitus normal
Perkusi : batas paru normal, suara sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi: suara paru vesikuler, normal
Jantung
Inspeksi : Dbn
Palpasi : iktus cordis teraba (Dbn), nyeri tekan (-)
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I/II Normal
Abdomen
Inspeksi : bentuk perut datar, bengkak (-), peristaltik tidak terlihat,
bengkak/tumor (-) warna kulit sama dengan sekitarnya, spidernaevi dan striae (-)
Auskultasi : Peristaltik/bising usus Normal.
Perkusi : pekak hati dan limpa, undulasi (-), shifting dullnes (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), tahanan (-), tumor (-),
Ekstermitas : Dbn
4. Diagnosis :
Pasien menderita Demam Berdarah Dengue (DBD)
5. Terapi:
Non Farmakologis : Istirahat, jangan terlalu banyak main dan banyak minum.
4
Farmakologis : Paracetamol dan obat puyer dari dokter.
6. Prognosis:
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
7. Pengamatan Rumah:
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien saat ini
belum memenuhi standar kriteria rumah sehat dan pasien tinggal di rumah kontrakan
dengan kondisi:
1. Lantai
Lantai rumah pasien dari semen, tidak basah dan berdebu
2. Atap
Atap rumah pasien dari seng, dinding dan langit-langit rumah terbuat dari papan
3. Ventilasi dan jendela
Ruang tamu : 3 jendela dan 3 ventilasi
Kamar : 1 jendela dan 1 ventilasi
Dapur: tanpa jendela dan ventilasi
4. Cahaya
Cahaya rumah pasien cukup.
5. Luas Bangunan Rumah
Luas bangunan rumah pasien sekitar 5x7m, dan tinggi bangunan rumah <2,5m.
Luas lantai bangunan cukup sebanding dengan jumlah penghuni di dalam rumah,
yang memiliki: 1 ruang tamu dan ruang berkumpul, 2 kamar tidur, 1 dapur dan 1
kamar mandi yang sekaligus menjadi tempat cuci baju dan cuci piring.
6. Fasilitas didalam rumah
Penyediaan air bersih yang cukup,
Sumber air di rumah pasien adalah air pam yang digunakan untuk mandi dan
mencuci, kamar mandi dan tempat mencuci piring serta baju dalam satu
tempat. Air minumnya berasal dari air pam tersebut yang dimasak.
Pembuangan tinja,
Jamban yang digunakan pasien dan keluarganya adalah 1 jamban yang ada di
dalam kamar mandi.
Pembuangan air limbah (air bekas),
5
Tidak ada saluran pembuangan dan selokkan,
Pembuangan sampah,
Tidak adanya tong sampah dan sampah dibuang di belakang rumah, kadang
dibakar.
Fasilitas dapur,
Kondisi dapur rumah pasien sangat sempit serta pencahayaan dan ventilasi
kurang.
Ruang berkumpul keluarga,
Ruang berkumpul keluarga sering digunakan sebagai ruang tamu yang
berantakan dan terlihat agak kotor.
Perkarangan/serambi
Jemuran pakaian terletak di depan rumah, didepan rumah langsung jalan.
8. Pengamatan Lingkungan:
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, lingkungan tempat tinggal belum
memenuhi standar lingkungan yang sehat, dengan kondisi sebagai berikut:
Rumah sehat
Kondisi rumah di sekitar tempat tinggal pasien kurang sehat, banyak sampah
yang berserakan dan juga genangan air baik di dalam ataupun diluar rumah. Di
daerah sekitarnya juga banyak warga yang mengalami penyakit DBD.
Sarana sanitasi dasar
Penggunaan kamar mandi yang kecil dan sempit sebagai tempat mandi, BAB,
BAK, cuci piring dan cuci baju yang kotor serta terdapat 2 bak air yang tidak
tertutup tampak tidak sehat dan disekitar lingkungan tidak memiliki selokan.
Lingkungan didaerah tersebut cenderung lembab dan becek. Juga tidak terdapat
tempat sampah baik didalam rumah maupun diluar rumah sehingga sampah
berserakan di samping rumah.
Tempat umum dan tempat pengolahan makanan
Disekitar lingkungan tempat tinggal pasien tidak terdapat tempat umum ataupun
tempat pengolahan makanan.
6
Hubungan pasien tetangga dan sekitarnya
Hubungan pasien dengan tetangga dan lingkungan sekitar juga baik.
7
fisik tersebut, disimpulkan bahwa An. Hamdani sekarang sudah tidak menderita
penyakit DBD, namun tetap harus menjaga kesehatan dan mencegah terkenanya
penyakit DBD kembali atau penyakit yang lainnya.
An. Hamdani oleh dokter telah diberikan terapi nonfarmakologis dan
farmakologis. Terapi non farmakologis yang diberikan adalah istirahat, jangan terlalu
dan banyak main serta banyak mengkonsumsi air. Sedangkan terapi farmakologis
yaitu pasien diberikan obat paracetamol dan puyer.
Saat ini pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan 1 orang adiknya. Ayah pasien
bekerja sebagai tukang ojek dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Kedua orang tua
Hamdani mempunyai riwayat pendidikan terakhirnya hanya sampai tamat SMP. Dari
hasil wawancara mengenai pekerjaan dan pendidikan terakhir kedua orang tua
Hamdani tersebut, dapat disimpulkan bahwa kedua hal tersebut merupakan faktor
resiko kasus DBD pada An. Hamdani yaitu Faktor Sosial dan Ekonomi. Karena
kemungkinan kedua orangtua Hamdani tidak mengerti dan mengetahui perilaku hidup
bersih dan sehat yang seharusnya dilakukan, juga tidak mempunyai dana yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan keluarga baik kebutuhan gizi maupun kebutuhan hidup
lainnya sehari-hari, sehingga An. Hamdani dan keluarganya rentan terkena penyakit
tidak hanya DBD namun juga dapat terkena penyakit yang lainnya.
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, rumah yang ditempati pasien saat
ini belum memenuhi standar kriteria rumah sehat dan lingkungan tempat tinggal
belum memenuhi standar lingkungan yang sehat. Penggunaan kamar mandi yang
kecil dan sempit sebagai tempat mandi, BAB, BAK, cuci piring dan cuci baju yang
kotor serta terdapat 2 bak air yang tidak tertutup tampak tidak sehat serta tidak adanya
tempat pembuangan sampah didalam ataupun luar rumah, hal inilah yang merupakan
tempat sumber penyakit yang ada di dalam rumah pasien yang dapat menjadi salah
satu faktor penyebab pasien terkena penyakit, bukan hanya penyakit DBD saja tapi
bisa penyakit yang lainnya. Di daerah sekitarnya juga banyak warga yang mengalami
penyakit DBD hal ini dapat disebabkan oleh karena lingkungan didaerah tersebut
cenderung lembab, tidak terdapat tempat sampah baik didalam rumah maupun diluar
rumah sehingga banyak sampah yang berserakan dan juga terdapat genangan air baik
di dalam ataupun diluar rumah.
Hubungan pasien dengan anggota keluarga dan tetangga lingkungan sekitar
sangat baik. Namun perilaku kesehatan pasien dan keluarga serta tetangga lingkungan
sekitar masih kurang baik terutama dalam menjaga kesehatan dan kebersihan
8
lingkungan. Hal inilah yang masih perlu mendapat perhatian khusus baik oleh petugas
kesehatan Putri Ayu juga oleh ketua pemerintahan setempat.
12. Rencana Promosi dan Pendidikan Kesehatan kepada Pasien dan kepada
Keluarga:
Memberikan pengetahuan dan bahaya tentang penyakit DBD
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tanda dan gejala penyakit DBD
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga cara penularan penyakit DBD dan
faktor-faktor yang mempengaruhi sumber penularan.
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bagaimana pencegahan penyakit DBD
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang pola prilaku hidup bersih dan
sehat dan menerapkannya di dalam rumah tangga
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga kriteria dari rumah yang sehat
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga kriteria dari lingkungan yang sehat
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa kesehatan itu sangat penting dan
peran keluarga jauh lebih besar dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan
Menjelaskan perilaku hidup bersih dan sehat serta bahaya demam berdarah
menggunakan leaflet atau poster-poster agar pasien dan keluarga dapat memahami
edukasi ini dengan mudah.
9
otot, mual muntah, lemah dan lesu serta teradapat tanda-tanda pendarahan, seperti
bintik-bintik merah pada kulit, mimisan, lebam dan lainnya.
Menjelaskan bahwa pemeriksaan pasti untuk pasien DBD ini adalah dengan
pemeriksaan fisik, pemeriksaan rumple leed dan pemeriksaan laboratorium untuk
melihat jumlah trombosit dan hematokrit.
Menjelaskan bahwa seseorang yang sakit DBD harus banyak minum untuk
mengganti cairan yang hilang, turunkan demam dengan obat penurun panas dan
segera dibawa ke unit pelayanan kesehatan terdekat.
Menjelaskan bahwa pencegahan yang dapat diberikan untuk menanggulangi DBD
yaitu dengan memahami pendidikan tentang penyakit DBD itu sendiri,
perlindungan diri dengan menghindari gigitan nyamuk, serta perubahan pola
prilaku untuk hidup bersih dan sehat agar dapat mengendalikan perkembang
biakan nyamuk.
Menjelaskan bahwa selain kita menghindari dan mencegah dari penularan
penyakit DBD kita juga harus memperhatikan kebersihan diri, rumah dan
lingkungan untuk mencegah berkembangbiaknya dan terkenanya penyakit lain.
10
Tidak membuang sampah disembarang tempat tapi menyediakan tempat sampah
kering dan basah di rumah serta dibuang secara teratur ke tempat pembuangan
sampah umum.
Istirahat yang cukup, dan tidak boleh terlalu capek.
Makan makanan bergizi seimbang, terutama yang banyak mengandung protein
serta mengkonsumsi air minum yang bersih minimal 2 liter sehari.
Dan selalu menjaga kebersihan diri, keluarga dan lingkungan.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil kunjungan rumah (home visite) kami menyimpulkan bahwa pasien An.
Hamdani telah menderita Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat pola hidup yang kurang
bersih dan sehat serta lingkungan tempat tinggal yang kurang sehat.
Kami juga dapat menyimpulkan bahwa prognosis pada pasien ini adalah baik, dilihat
dari hasil pemeriksaan fisiknya tidak terdapat lagi tanda-tanda menderita penyakit DBD.
Namun tetap perlu memperhatikan perilaku, pola hidup dan lingkungan tempat tinggal pasien
dan keluarganya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan.
12
Lampran. Dokumentasi Home Visite
13
Gambar 4. Tempat Penampungan air Pasien
14