Relasi yang didefinisikan pada sebuah himpunan mempunyai beberapa sifat. Sifat-sifat tersebut antara lain
:
1. Refleksif (reflexive)
Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat refleksif jika (a, a) R untuk setiap a A. Dengan
kata lain, suatu relasi R pada himpunan A dikatakan tidak refleksif jika ada a A sedemikian sehingga (a,
a) R.
Contoh :
Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R adalah relasi yang didefinisikan pada himpunan A, maka
R = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 3), (3, 4), (4, 4)}
Terlihat bahwa (1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) merupakan unsur dari R. Dengan demikian R dinamakan bersifat
refleksif.
Contoh :
Sifat refleksif memberi beberapa ciri khas dalam penyajian suatu relasi, yaitu :
Relasi yang bersifat refleksif mempunyai matriks yang unsur diagonal utamanya semua bernilai 1,
atau mii = 1, untuk i = 1, 2, , n,
Relasi yang bersifat refleksif jika disajikan dalam bentuk graf berarah maka pada graf tersebut
senantiasa ditemukanloop setiap simpulnya.
2. Transitif (transitive)
Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat transitif jika (a, b) R dan (b, c) R, maka (a, c) R,
untuk a, b,c A.
Contoh :
Jawab :
Dengan memperhatikan definisi relasi R pada himpunan A, maka :
R = {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8), (3, 3), (3, 6), (3, 9), (4, 4), (4, 8)}
Contoh :
R : a + b = 5, a, b A,
Jawab :
Sifat transitif memberikan beberapa ciri khas dalam penyajian suatu relasi, yaitu : sifat transitif pada graf
berarah ditunjukkan oleh :
Jika ada busur dari a ke b dan busur dari b ke c, maka juga terdapat busur berarah dari a ke c.
Pada saat menyajikan suatu relasi transitif dalam bentuk matriks, relasi transitif tidak mempunyai ciri
khusus pada matriks representasinya
Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat simetri jika (a, b) R, untuk setiap a, b A, maka (b,
a) R. Suatu relasi R pada himpunan A dikatakan tidak simetri jika (a, b) R sementara itu (b, a) R.
Suatu relasi R pada himpunan A dikatakan anti simetri jika untuk setiap a, b A, (a, b) R dan (b, a) R
berlaku hanya jika a = b. Perhatikanlah bahwa istilah simetri dan anti simetri tidaklah berlawanan, karena
suatu relasi dapat memiliki kedua sifat itu sekaligus. Namun, relasi tidak dapat memiliki kedua sifat
tersebut sekaligus jika ia mengandung beberapa pasangan terurut berbentuk (a, b) yang mana a b.
Contoh :
Misalkan R merupakan relasi pada sebuah himpunan Riil, yang dinyatakan oleh:
Jawab :
Misalkan a R b maka (a b) Z, Sementara itu jelas bahwa (b a) Z.
Contoh :
Jawab :
Contoh :
Relasi habis membagi pada himpunan bilangan bulat asli N merupakan contoh relasi yang tidak simetri
karena jika a habis membagi b, b tidak habis membagi a, kecuali jika a = b. Sementara itu, relasi habis
membagi merupakan relasi yang anti simetri karena jika a habis membagi b dan b habis membagi a maka
a = b.
Contoh :
Misalkan relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } maka relasi R merupakan relasi yang simetri sekaligus relasi
yang anti simetri.
Sifat simetri dan anti simetri memberikan beberapa ciri khas dalam penyajian berbentuk matriks maupun
graf, yaitu :
Relasi yang bersifat simetri mempunyai matriks yang unsur-unsur di bawah diagonal utama
merupakan pencerminan dari elemen-unsurdi atas diagonal utama, atau mij = mji = 1, untuk i = 1, 2,
, n dan j = 1, 2, , n adalah :
Relasi yang bersifat simetri, jika disajikan dalam bentuk graf berarah mempunyai ciri bahwa jika ada busur
dari a ke b, maka juga ada busur dari b ke a.
Relasi yang bersifat anti simetri mempunyai matriks yang unsur mempunyai sifat yaitu jika mij = 1
dengan i j, maka mji = 0. Dengan kata lain, matriks dari relasi anti simetri adalah jika salah satu
dari mij = 0 atau mji = 0 bila i j :
sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat anti simetri mempunyai ciri bahwa tidak akan pernah ada
dua busur dalam arah berlawanan antara dua simpul berbeda.
Misalkan, R merupakan relasi dari himpunan A ke himpunan B. Invers dari relasi R, dilambangkan dengan
R1, adalah relasi dari himpunan B ke himpunan A yang didefinisikan oleh :
R1 = {(b, a) | (a, b) R }
Contoh :
R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15)
sehingga diperoleh :
R1 = {(2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2), (8, 4), (9, 3), (15, 3) }
maka matriks yang merepresentasikan relasi R1, misalkan N, diperoleh dengan melakukan transpose
terhadap matriks M,
Pengertian relasi
Dalam matematika, relasi merupakan sebuah pernyataan yang menentukan hubungan antara dua buah
himpunan. Contoh, hubungan antara siswa dengan mata pelajaran yang mereka sukai atau hubungan antara
siswa dengan warna kesukaannya.
Penyelesaian :
Dari contoh soal di atas kita bisa menyimpulkan bahwa relasi yang bisa menghubungkan anggota
himpunan A dengan anggota himpunan B adalah "akar dari" dengan uraian sebagai berikut :
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menggambarkan relasi, yaitu pertama dengan
menggunakan diagram panah kemudian dengan menggunakan diagram kartesius dan yang terakhir dengan
himpunan pasangan berurutan.
1. Diagram panah
Misalkan sebagai contoh sekelompok anak dengan hobi mereka masing - masing. Mereka adalah Hasan,
Maria, Joni, dan Zahra. Mereka sedang membicarakan tentang hobi mereka. Hasan menyebutkan hobinya
membaca buku, Joni hobi membaca dan berolahraga, zahra hobi memasak, dan Maria tidak menyebutkan
hobinya.
Dari contoh tersebut, Hasan, Maria, Joni, dan Zahra merupakan himpunan sekelompok anak yang kita
anggap sebagai himpunan A. Sedangkan membaca, memasak, dan olahraga merupakan himpunan dari hobi
mereka yang kita anggap sebagai himpunan B. Himpunan sekelompok anak tersebut memiliki hubungan
dengan himpunan hobi mereka melalui kegiatan "kesukaan" yang mereka lakukan. Artinya, kata 'suka'
merupakan relasi yang menjadi penghubung antara sekelompok anak dengan kegiatan tersebut.
Dari contoh di atas kita bisa menggambarkan relasinya dengan menggunakan diagram panah. Maka
hasilnya seperti pada gambar di bawah ini :
2. Diagram Kartesius
Contoh Soal :
Gambarlah diagram kartesius dari himpunan bilangan A = {4, 5, 6, 7} dan himpunan bilangan B = {0, 1, 2,
3, 4, 5}. Jika relasi himpunan A ke himpunan B adalah "lebih dari"
Penyelesaian :
Diketahui :
A = {4, 5, 6, 7}
B = {0, 1, 2, 3, 4, 5}
Relasi himpunan A ke himpunan B yaitu "lebih dari". Jadi, diagram kartesiusnya adalah sebagai berikut :
Kita ambil contoh dari himpunan pada diagram panah di atas yaitu himpunan sekelompok anak dengan
himpunan hobi mereka masing - masing. Pasangan berurutannya adalah :
{(Hasan membaca, (joni membaca dan olahraga), (zahra memasak)}
C. Sifat-Sifat Relasi
a. Relasi Refleksif ( Bercermin)
Relasi disebut refleksif jika dan hanya jika untuk setiap x anggota semesta-nya, x berelasi dengan
dirinya sendiri. Jadi R refleksif jika dan hanya jika xRx.
Contoh :
Jika diketahui A= {1,2,3,4} dan relasi R= {(1,1), (2,2), (3,3), (4,4)} Pada A, maka R xA adalah refleksif,
karena untuk setiap xA terdapat (x,x) pada R.
Perhatikan relasi pada himpunan = {1,2,3,4} berikut:
R1= {(1,1), (1,2), (1,4), (2,1), (2,2), (3,3), (4,1), (4,4)}
R2= {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (2,2), (2,3), (2,4), (3,3), (3,4), (4,4)}
Relasi-relasi tersebut merupakan relasi refleksif karena memiliki elemen (1,1), (2,2), (3,3), dan (4,4).
b. Relasi Irrefleksif
Relasi R pada A disebut Irrefleksif (anti refleksif) jika dan hanya jika setiap elemen di dalam tidak
berelasi dengan dirinya sendiri. Jadi, irrefleksif jika dan hanya jika xRx.
Contoh :
Diketahui himpunan B= {a,b,c} dan relasi R= {(a,c), (b,c), (b,a)}. Relasi R adalah irrefleksif, karena (a,a),
(b,b), dan (c,c) bukan elemen.
Diketahui A= {1,2,3,4} dan relasi R= {(2,1), (3,2), (4,1), (4,2), (4,3)}. Relasi R merupakan relasi
irrefleksif, karena tidak terdapat elemen (x,x), dimana xA.
c. Relasi Nonrefleksif
Relasi R pada A disebut nonrefleksif jika dan hanya jika ada sekurang-kurangnya satu elemen di dalam
A yang tidak berelasi dengan dirinya sendiri.
Contoh :
Perhatikan relasi pada himpunan A= {1,2,3,}
R= {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3), (3,3)}
Relasi tersebut merupakan relasi non refleksif, karena ada (1,2) dan (2,3).
d. Relasi Simetri
Relasi R disebut simetri pada S jika dan hanya jika setiap dua anggota a dan b dari S berlaku jika a
berelasi R dengan b maka b juga berelasi dengan a.
Secara simbolik: aRb bRa.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (b,a), (a,c), (c,a) } dalam himpunan {a, b, c}.
2. Ani menyukai Budi, Budi menyukai Ani {(Ani,Budi),(Budi,Ani)}
e. Relasi Asimetri
Relasi R disebut asimetri pada S jika dan hanya jika setiap dua anggota a dan b dari S berlaku: jika a
berelasi R dengan b maka b tidak berelasi R dengan a.
Secara simbolik: R asimetri pada S jhj (a,bS) aRb bRa.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (b,c), (c,a) } dalam himpunan { a,b,c }.
f. Relasi Nonsimetri
Relasi R disebut nonsimetri pada S jika dan hanya jika ada dua anggota a dan b dari S sedemikian
hingga berlaku: a berelasi R dengan b tetapi b tidak berelasi R dengan a.
Perhatikan bahwa nonsimetri adalah negasi/ingkaran dari simetri.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (a,c), (c,a) } dalam himpunan {a, b, c}
g. Relasi Antisimetri
Relasi R disebut antisimetri pada S jika dan hanya jika setiap dua anggota a dan b dari S berlaku: jika a
berelasi R dengan b dan b berelasi R dengan a maka a=b.
Contoh:
1. A = keluarga himpunan.
Relasi himpunan bagian adalah relasi yang antisimetris pada A, karena untuk setiap dua himpunan x
dan y, jika x y dan y x, maka x = y.
2. Relasi kurang dari atau sama dengan () dalam himpunan bilangan real. Jadi, relasi kurang dari atau
sama dengan () bersifat anti simetri, karena jika a b dan b a berarti a = b.
3. Relasi habis membagi pada himpunan bilangan bulat asli N merupakan contoh relasi yang tidak
simetri karena jika a habis membagi b, b tidak habis membagi a, kecuali jika a = b. Sementara itu, relasi
habis membagi merupakan relasi yang anti simetri karena jika a habis membagi b dan b habis membagi a
maka a = b.
h. Relasi Transitif
R adalah relasi pada A. R disebut relasi Transitif pada A jika dan hanya jika setiap 3 anggota himpunan
A, (a,b,c A) jika (a,b)R, dan (b,c)R maka (a,c)R (setiap tiga anggota a,b,c dari A, jika a berelasi
dengan b dan b berelasi dengan c maka a berelasi dengan c).
Contoh:
1. Relasi R = {(a,b), (b,c), (a,c), (c,c) } dalam himpunan { a,b,c }.
i. Relasi Nontransitif
R adalah relasi pada A. R disebut relasi nontransitif pada A jika dan hanya jika ada tiga anggota
himpunan A, (a,b,c A) sedemikian hingga (a,b)R , dan (b,c)R dan (a,c)R (ada tiga anggota a,b,c dari
A sedemikian hingga a berelasi dengan b dan b berelasi dengan c dan a tidak berelasi dengan c).
Contoh:
R = {(1,2),(2,3),(3,4)} dalam himpunan { 1,2,3,4}
j. Relasi Intransitif
R adalah relasi pada himpunan A. R disebut relasi intransitif pada A jika dan hanya jika setiap tiga
anggota himpunan A, (a,b,c A) jika (a,b)R dan (b,c)R maka (a,c)R (setiap tiga anggota a,b,c dari A,
jika a berelasi dengan b dan b berelasi dengan c maka a tidak berelasi dengan c).
Misal E = {1,2,3}, R = {(1,2),(2,3),(2,5),(3,4),(5,7)}
Relasi di atas intransitif karena :
(1,2)R dan (2,3)R, tetapi (1,3)R
(1,2)R dan (2,5)R, tetapi (1,5)R
(2,3)R dan (3,4)R, tetapi (2,4)R
(2,5)R dan (5,7)R, tetapi (2,7)R
D. Komposisi Relasi
Misalkan :
R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B
T adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C.
Komposisi R dan S, dinotasikan dengan T R, adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan oleh :
T R = {(a, c) a A, c C, dan untuk suatu b B sehingga (a, b) R dan (b, c) S }
Contoh komposisi relasi
Misalkan, A = {a, b, c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C = {s, t, u}
Relasi dari A ke B didefinisikan oleh :
R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}
Relasi dari B ke C didefisikan oleh :
T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
Maka komposisi relasi R dan T adalah
T R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u)}
TENSE BAHASA INGGRIS DENGAN CONTOH KALIMAT NOMINAL DAN VERBAL
Tense Bahasa Inggris dengan contoh kalimat nominal dan verbal
A. PAST FORMS
Simple past tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang terjadi pada waktu
lampau.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
Past Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang sedang
berlangsung pada waktu lampau ketika kejadian lain terjadi.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
Past perfect tense digunakan untuk menerangkan suatu perbuatan atau peristiwa yang sudah selesai
dilakukan pada waktu lampau.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
Past Perfect Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang sudah
dimulai pada waktu lampau dan masih berlangsung terus hingga pada waktu yang lampau pula.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
B. PRESENT FORMS
1.
Simple present tense adalah suatu bentuk kalimat yang menyatakan suatu bentuk perbuatan
atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau kejadian yang merupakan kebiasaan sehari-
hari
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
Present Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang sedang
berlangsung dan belum selesai di waktu sekarang.
Bentuk Nominal:
Bentuk Verbal:
Present perfect tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang telah selesai di
waktu sekarang.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
Present Perfect Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang
dimulai dari waktu lampau dan masih terus berlangsung hingga waktu sekarang.
Bentuk Nominal :
Bentuk Verbal
C. FUTURE FORMS
Simple Future Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang terjadi pada
waktu yang datang.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
Future Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang akan
sedang berlangsung di waktu tertentu di masa yang akan datang.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
Future Perfect Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang sudah dimulai
pada waktu lampau dan segera selesai pada waktu yang akan datang.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
Future Perfect Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang
sudah dimulai pada waktu lampau tetapi masih ada kemungkinan dilanjutkan pada waktu yang akan
datang.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
Past Future Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang akan terjadi pada
waktu lampau.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
Past Future Perfect Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa
yang akan sudah sedang berlangsung pada waktu lampau.
Bentuk Nominal
Past Future Perfect Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa yang akan
sudah selesai pada waktu lampau atau menyatakan pengandaian yang tidak mungkin terjadi karena
syaratnya sudah pasti tidak akan terpenuhi.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
Past Future Perfect Continuous Tense digunakan untuk menyatakan suatu perbuatan atau peristiwa
yang akan sedang berlangsung.
Bentuk Nominal
Bentuk Verbal
1. TENSES
TENSES adalah bentuk dari kata kerja (verb) yang menunjukan waktu suatu tindakan dalam
kalimat bahasa inggris, misalnya waktu lampau, sekarang atau akan datang. Bahasa inggris mempunyai
tiga pembagian waktu yakni Past (lampau), Present (sekarang), dan Future (akan datang). Berdasarkan
pembagian waktu tersebut dibentuklah tiga kelompok tense utama yang masing-masing dirinci lagi untuk
menyatakan tindakan dalam waktu yang lebih spesifik.
Mereka-mereka yang mengenal Tenses bahasa inggris, seharusnya menyadari konsep skemanya. Dengan
menguasai berbagai macam tenses tersebut akan sangat mempermudah praktek pengekspresian kehendak
dalam bentuk tulisan maupun percakapan.
1. 1. SIMPLE PRESENT TENSE
Walaupun present artinya sekarang tetapi hal ini jangan ditafsirkan bahwa tindakan tersebut dilakukan
ada saat ini. Tense ini digunakan untuk menyatakan sesuatu yang bersifat tetap, kebiasaan atau kebenaran
yang hakiki. Karena sering menyangkut kejadian diwaktu lampau, sekarang dan akan datang, tense ini
paling sedikit mempunyai keterangan waktu tertentu.
S + V1 + O + C
S + AM/IS/ARE + N/ADJ/ADV + O + C
S + CAN/MAY/MUST + V1 + O + C
S + AM/IS/ARE + V3 + BY + O + C
S + CAN/MAY/MUST + BE + V3 + BY + O + C
Tense ini digunakan untuk menyatakan suatu tindakan yang benar-benar sedang dilakukan saat ini.
Kalimat-kalimat dalam tenses ini lebih sering dipakai daripada simple present tense.
S + AM/IS/ARE + V1 + ING + O + C
S + AM/IS/ARE + GOING TO + V1 + O + C
S + AM/IS /ARE + BEING +V3 + BY + O +C
Ini adalah tense yang umumnya dianggap paling sulit dipahami. Guna mengatasi hal ini kita harus
mengenal cirri-ciri tense ini.
Present Perfect Tense menitik beratkan pada sudahnya atau selesainya suatu tindakan bukan waktu
dilakukannya tindakan tersebut. Atau dengan kata lain present perfect tense tidak mementingkan kapan
terjadinya suatu tindakan tetapi sudah selesainya atau sempurnanya dilakukan tindakan. Oleh karena itu
tense ini tidak pernah diikuti oleh keterangan waktu.
S + HAVE/HAS + V3 + O SINCE/FOR + C
S + HAVE/HAS + BEEN + N/ADJ/ADV + O + SINCE/FOR + C
S + HAVE/HAS + BEEN + V3 + BY + O + SINVE/FOR + C
Bila suatu tindakan yang diawali di waktu lampau masih sedang dilakukan sampai sat ini maka kita
gunakan kalimat dalam bentuk Present Perfect Continous Tense. Tense ini dipakai bila verbnya termasuk
satct nature (bersifat tetap). Seperti : walk, sit, stand, sleep, lie, study, dsb. Present Perfect Continous
mungkin juga dipakai untuk menyatakan suatu tindakan berkesinambungan yang baru saja dihentikan.
Future Tense murni dinyatakan dengan Shall untuk orang pertama (I,We). Will untuk orang kedua
atau ketiga. Namun sekrang Will lebih sering digunakan untuk semua orang kecuali dalam kalimat
interrogative Shall dan Will bias disingkat ll.
S + WILL/SHALL + V1 + O + C
S + WILL/SHALL + BE + N/ADJ/ADV + O + C
S + WILL/SHALL + BE + V3 + BY + O + C
Ini digunakan untuk menyatakan tindakan yang diperkirakan sedang berlangsung pada saat tertentu di
waktu mendatang atau bila ada tindakan lain terjadi.
S + WILL/SHALL + BE + V1 + ING + O + C
S + WILL/SHALL + BE + GOING TO + V1 + O + C
S + WILL/SHALL + BE + BEING + V3 + BY + O + C
Ini digunakan untuk menyatakan suatu tindakan yang diperkirakan telah selesai dilakukan pada saat
tertentu diwaktu mendatang atau bila ada tindakan yang lain terjadi.
S + WILL/SHALL + HAVE + V3 + O + C
S + WILL/SHALL + HAVE + BEEN + N/ADL/ADV + O + C
S + WILL/SHALL + HAVE + BEEN + V3 + BY + O + C
Ini digunakan untuk menyatakan suatu tindakan yang diperkirakan akan berlangsung dalam kurun waktu
tertentu dalam masa mendatang atau ada tindakan lain terjadi. Tense ini jarang di pakai.
Digunakan untuk menyatakan suatu tindakan yng terjadi di waktu lampau. Cara membentuk Past Tense
tergantung pada jenis verbnya yang kedua (pretiret). Cara yang pertama dengan menambahkan d atau ed
pada pretiretnya, misalnya smoked, waited, studied, dsb. Kelompok seperti ini disebut regular verb (kata
kerja teratur). Cara kedua, pada umumnya dengan merubah vocalnya, misalnya :
S + V2 + O + C
S + WAS/WERE + N/ADJ/ADV + O + C
S + WAS/WERE + V3 + BY + O + C
Digunakan untuk menyatakan suatu tindakan yang sedang terjadi diwaktu lampau, dan pada saat yang
sama tindakan lain terjadi.
S + WAS/WERE + V1 + ING + O + C
S + WAS/WERE + GOING TO + V1 + O + C
S + WAS/WERE + V1 + ING + O + C + WHEN/WHILE + SIMPLE PAST TENSE
S + WAS/WERE + BEING + V3 + BY + O + C
Sama halnya dengan Past Continous Tense ini juga berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal, namun harus
disertai dengan kalimat past tense. Ini digunakan untuk menyatakan suatu tindakan yang sudah selesai
dilakukan sebelum suatu saat tertentu di waktu lampau.
RUMUS KALIMAT PAST PERFECT TENSE :
S + HAD + V3 + O + C
S + HAD + BEEN + N/ADJ/ADV + O + C
S + HAD + BEEN + V3 + BY + O + C
Bentuk sedang Past Perfect ini melukiskan suatu tindakan yang masih berlangsung diwaktu lampau ketika
suatu kejadian lain memotongnya.
Tense ini umumnya dipakai dalam Conditional (kalimat pengandaian) atau reporter speech (kalimat tidak
langsung).
S + WOULD/SHOULD + V1 + O + C
S + WOULD/SHOULD + BE + N/ADJ/ADV + O + C
S + WOULD/SHOULD + BE + V3 + BY + O +C
Tense ini jarang dipakai dan bila ada, hanya di jumpai dalam Reporter Speech.
Tense ini hakekatnya hanya di pakai dalam Conditional (kalimat pengandaian) sebagai induk kalimat
untuk menyatakan unreal past ( lampau tidak nyata)
S + WOULD/SHOULD + HAVE + V3 + O + C
S + WOULD/SHOULD + HAVE + BEEN + N/ADJ/ADV + O + C
S + WOULD/SHOULD + HAVE + BEEN + V3 +BY + O +C