Tugas MM
Tugas MM
2017
1417041081
Tugas Material Magnetik
Jurnal by :
A. Rostamnejadi, M. Venkatesan, P. Kameli, H. Salamati, J.M.D. Coey. 2011.
Magnetocaloric effect in La0.67Sr0.33MnO3 manganite above room temperature.
Journal of Magnetism and Magnetic Materials. Vol. 323. pp. 22142218.
A. Pendahuluan
1
Masalah ini bisa berkurang pada suhu yang lebih tinggi, karena perubahan
suhu adiabatik sebanding dengan suhu. La1-xSrxMnO3 adalah salah satu manganite
yang paling menarik karena memiliki suhu Curie tertinggi sebesar 370 K pada
doping optimal x = 0.33. Pada penelitian ini, kita menggunakan pengukuran
magnetisasi dc untuk mempelajari MCE pada bubuk sampel La0.67Sr0.33MnO3
(LSMO). Di sekitar suhu Curie, besar perubahan entropi magnetik telah diamati
dan perubahannya entropi magnetik dan suhu adiabatik pada medan magnet cukup
signifikan. Hasilnya menunjukkan bahwa LSMO memiliki potensi pendinginan
magnetik di atas suhu kamar.
B. Metode Penelitian
2
Gambar 1. Pola XRD sampel dan hasil refine
Entropi magnetik berubah pada suhu T dimana daerah tertutup antara dua
kurva magnetisasi isotermal pada T dan T+T dibagi dengan perbedaan suhu, T
diantara mereka. Gambar 2 (a) menunjukkan perubahan entropi magnetik sampel
sebagai fungsi suhu pada berbagai medan magnet yang diterapkan. Seperti yang
diharapkan, SM maksimum (perubahan energi anisotropi) adalah sekitar transisi
PM-FM (paramagnetik-ferromagnetik) dan sangat tergantung pada besarnya
magnet yang diberikan medan. Nilai SM negatif pada seluruh rentang suhu
dan diperpanjang selama berbagai suhu di sekitar Suhu Curie, dimana berguna
untuk suhu kamar di atas pendinginan magnetik, SM mencapai nilai 0.84,
1.55, 2.68, 3.61, 4.42 dan 5.15 J/kgK sesuai dengan yang diterapkan
medan magnet masing-masing 0,5, 1, 2, 3, 4 dan 5 T pada 370 K.
Gambar 2 (b) menunjukkan ketergantungan medan pada SM berbeda suhu. Hal
ini dapat dilihat dari Gambar 2 (b) bahwa SM meningkat seiring dengan medan
magnet yang meningkat.
3
Gambar 2. (a) Perubahan entropi magnetik dari sampel versus temperatur pada
medan magnet yang berbeda dan (b) ketergantungan perubahan
entropi magnetik pada perbedaan suhu.
4
Ketergantungan suhu a dan n ditunjukkan pada Gambar 3. Dari Gambar 3
bahwa nilai n mencapai 1 jauh di bawah Suhu Curie dan diatas suhu Curie. Nilai
ini meningkat dengan suhu yang meningkat dan mencapai nilai 1,6 pada 390 K.
Nilai n adalah 0,75 pada 365 K, mendekati nilai dilaporkan untuk manganite lain,
paduan amorf FeMoCuB magnetik lunak, Gd dan bahan magnetik lainnya yang
mengandung logam tanah jarang.
5
Gambar 4. Ketergantungan medan terhadap perubahan suhu adiabatik sampel
pada temperatur 370 K.
Gambar 5. Perubahan panas jenis (CP) sampel sebagai fungsi suhu pada medan
magnet yang berbeda
6
Mengevaluasi penerapan komposisi La0.67Sr0.33MnO3 sebagai sebuah
pendingin magnetik, nilai SM yang diperoleh dalam penelitian ini dibandingkan
pada Tabel 1 dengan yang dilaporkan dalam literatur untuk beberapa bahan
magnet lainnya.
Secara umum, MCE pada manganite perovskit disebabkan oleh variasi besar
magnetisasi di sekitar transisi fase magnetik. Senyawa induk LaMnO3 adalah
isolator antiferomagnetik dengan konfigurasi elektronik Mn3+. Pergantian La3+
untuk Sr divalen di La1-xSrxMnO3, menginduksi konfigurasi elektronik valensi
campuran Mn3+ dan Mn4+. Adanya ikatan Mn3+-O-Mn3+ dan Mn4+-O-Mn4+
menyebabkan interaksi pertukaran super dan ikatan Mn3+-O-Mn4+ memfasilitasi
interaksi pertukaran ganda antara ion Mn. Atas beberapa nilai kritis x, interaksi
pertukaran ganda mengatasi interaksi pertukaran super dan La1-xSrxMnO3
mengalami transisi PM-FM ditambah dengan penurunan tajam pada resistivitas.
Interaksi pertukaran ganda adalah salah satu dari mekanisme utama yang
7
mengendalikan sifat magnetik dan transportasi manganite. Selain itu spin-kisi dan
spin-orbit kopling juga bisa mendukung proses orbital dan spin ordering melalui
perubahan pada panjang ikatan Mn-O dan ikatan Mn-O-Mn sudut, yang bisa
berkontribusi terhadap perubahan entropi.
D. Kesimpulan