Anda di halaman 1dari 17

Mekanisme Kerja dan Pengaruh Growth Hormone pada Pertumbuhan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Abstrak

Pertumbuhan pada manusia adalah suatu proses yang kontinu yang dimulai sejak sebelum lahir,
dimana terjadinya proses bertambahnya jumlah ukuran sel tubuh makhluk hidup. Dalam
pertumbuhan banyak hal yang mempengaruhi misalnya, intake makanan, aktifitas sehari-hari dan
tidak lupa hormon. Hormon yang berperan yaitu hormone yang dihasilkan di kelenjar hipofisis.
Dimana sekresi hormone dipengaruhi hipotalamus dan hipofisis. Growth hormone merupakan
hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior perannya untuk pertumbuhan dan berperan juga
terhadap metabolism karbohidrat, lemak dan penyimpanan protein.

Kata kunci : adenohipofisis, neurohipofisis, growth hormone

Abstract

Growth in humans is a continuous process that begins before birth, where the process of
increasing the number of body cells of living things. In the growth of many things that affect for
example, food intake, daily activities and do not forget hormones. Hormones that play a role that
is the hormone produced in the pituitary gland. Where hormone secretion is influenced by
hypothalamus and pituitary. Growth hormone is a hormone produced by the anterior pituitary
role for growth and contributes to the metabolism of carbohydrates, fats and protein storage.

Key words: adenohypophysis, neurohypophysis, growth hormone

Pendahuluan
Masa kanak-kanak dan remaja merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan, dimana
banyak hal yang mempengaruhi pertumbuhan misalnya, intake makanan, aktifitas sehari-hari dan
tidak lupa hormon. Kelenjar hipofisis merupakan salah satu sistem endokrin yang dapat
mengsekresikan zat perantara kimiawi ke dalam darah dan biasanya ini disebut sebagai hormon.
Kelenjar hipofisis ini terbagi menjadi dua yaitu hipofisis anterior atau adenohipofisis dan hipofisis
posterior atau neurohipofisis.1Pertumbuhan ini utamanya dipengaruhi hormon yang disekresikan
oleh hipofisis anterior atau adenohipofisis yaitu growth hormone. Peranan growth hormone selain
untuk pertumbuhan memiliki peranan juga terhadap metabolisme karbohidrat, lemak, dan
penyimpanan protein. Tetapi apabila kelenjar hipofisis tersebut mengalami gangguan seperti
adanya tumor maka sekresi hormon tersebut akan terganggu.

Adapun tujuan dari tinjauan pustaka ini adalah agar pembaca dapat memahami lebih lanjut
makroskopik dan mikroskopik kelenjar hipofisis, mekanisme kerja dan efek dari growth hormone,
sekresi growth hormone, factor hormonal lain yang mempengaruhi pertumbuhan, dan kelainan
sekresi growth hormone.

Makroskopik Kelenjar Hipofisis

Kelenjar pituitary (hipofisis) terletak di sella tursica dari tulang sphenoid. Sella tursica dekat
dengan chiasma opticum. Kelenjar hipofisis sebenarnya terdiri dari dua kelenjar, hipofisis anterior
yang berukuran lebih besar terletak di anterior atau disebut adenohipofisis dan hipofisis posterior
atau neurohipofisis. Selanjutnya adenohipofisis dan neurohipofisis menempel membentuk kelenjar
tunggal. Secara topografis, kelenjar ini merupakan salah satu yang paling dilindungi dan tidak
terjangkau dalam tubuh. Hipofisis dilapisi duramater dan dikelilingi oleh tulang kecuali pada
bagian infundibulum berhubungan dengan hipotalamus. Hipofisis anterior biasa juga disebut
sebagai Master gland, karena pengaruhnya pada kelenjar lain dan pada seluruh tubuh. Hipofisis
posterior terdiri dari jaringan saraf dan karenanya juga dinamai neurohipofisis.1 Hipofisis anterior
terdiri dari jaringan epitel kelenjar dan karenanya juga dinamai adenohipofisis (adeno artinya
"kelenjar"). Pelepasan hormon dari hipofisis anterior dan posterior dikontrol secara langsung oleh
hipotalamus, tetapi sifat dari kedua hubungan ini sepenuhnya berbeda. Hipofisis posterior
terhubung ke hipotalamus melalui jalur saraf traktus hipotalamus hipofisialis, sementara hipofisis
anterior terhubung ke hipotalamus melalui sambungan vaskular yang unik system portal
hipotalamus hipofisialis.2 Melalui system portal ini, zat-zat yang disebut releasing factor atau
inhibiting factor dialirkan dari hipotalamus ke hipofisis anterior yang akan menstimulasi hipofisis
anterior untuk mensintesis hormon-hormon yang kemudian dikeluarkan ke darah. Pengaruh ini
dilaksanakan oleh 6 hormon yang di produksi oleh sel yang berbeda-beda yang terdapat di lobus
anterior hipofisis, dan oleh dua hormone yang diproduksi oleh lobus posterior hipofisis. Sel-sel
hipofisis anterior merupakan sel-sel yang khusus menyekresikan hormon-hormon tertentu. Enam
macam hormon dan peranan metabolik fisiologinya telah diketahui dengan baik. Hormon-hormon
terssebut adalah adrenocortocotropichormone (ACTH), melanocyte-sti mulating hormone (MSH),
thyroid-stimulating hormone (TSH), follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone
(LH ), growth hormone (GH), dan prolactin (PRL). Penelitian morfologis menemukan bahwa setiap
hormon disintesis oleh satu jenis sel tertentu. Dapat dikatakan bahwa bagian anterior kelenjar
hipofisis sesungguhnya merupakan gabungan dari beberapa kelenjar yang berdiri sendiri-sendiri,
yang semuanya berada di bawah pengawasan hipotalamus. Lobus posterior kelenjar hipofisis atau
neurohipofisis mensekresikan dua hormon yaitu oksitosin dan ADH (vasopressin).3

Gambar 1. Letak hipofisis4 Gambar 2. Anatomi hipofisis3


Gambar 3. Hormon hipofisis4

Tabel 1. Fungsi Utama Hormon Hipofisis Anterior dan Hipofisis Posterior3


Vaskularisasi kelenjar hipofisis, hipofisis mendapat perdarahan dari arteri karotis interna.
Arteri hipofisial superior memperdarahi pars tuberalis, infundibulum, dan membentuk sistem
pleksus kapiler primer pada bagian eminensia media. Arteri hipofisial inferior terutama
memperdarahi lobus posterior walau memberi sedikit cabang ke lobus anterior. Aliran darah dari
arteri hipofisial lalu akan membentuk pleksus kapiler sekunder pada pars distalis dan berlanjut ke
vena portal hipofisial.5

Persarafan hipofisis ialah tractus hipotalamus hipofisialis yang terdiri dari serat-serat saraf
tak bermielin dan merupakan cabang-cabang protoplasma dari neuron-neuron, yang badan sel
sarafnya terdapat dalam nucleus supraopticum dan nucleus paraventrikularis di hipotalamus.
Kedua nucleus ini menghasilkan hormon vasopressin dan oksitosin yang disalurkan untuk
disimpan dalam neurohipofisis melalui traktus hipotalamus hipofisialis.6

Gambar 5. Vaskularisasi hipofisis5

Mikroskopik Kelenjar Hipofisis

Pembentukan kelenjar hipofisis berdasarkan perbedaan embriologisnya. Adenohipofisis


(hipofisis anterior) meliputi pars distal/lobus anterior merupakan 75% dari massa total hipofisi.
Terdiri dari sel-sel yang tersusun dalam kelompok-kelompok kecil yang beranastomosis dan
dipisahkan oleh anyaman sinusoid yang berdinding tipis. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh
pars distal disimpan dalam bentuk granul sekresi. Fibroblas yang ditemukan pada pars distal
menghasilkan serat-serat retikulin yang menopang deretan sel-sel yang mengsekresi hormon.7 Pars
distal terdapat dua kelompok sel yaitu sel kromofob atau sel gamma (tidak memiliki afinitas
terhadap zat warna) ukuran sel kecil, sitoplasma pucat, terlihat tanpa granula, biasanya terdapat
diantara sel alfa dan beta. Sel kromofil (memiliki afinitas terhadap zat warna). Terdiri dari dua
jenis sel yaitu sel asidofil (sel ) bentuk sel bulat lonjong atau kadang-kadang poligonal, inti bulat
berwarna biru, sitoplasma mengandung granula sekretori asidofil, sehingga sitoplasmanya
terwarna asidofilik (merah), sel ini biasanya berkelompok. Secara imunisitokimia dibedakan dua
jenis sel alfa yaitu somatotrof untuk mensekresikan growth hormone dan mammotrof untuk
mensekresikan prolactin. Sel Basofil (sel ) inti dan bentuk selnya seperti sel alfa biasanya
terdapat diantara kelompok sel alfa, sitoplasma mengandung granula sekretori basophil, sehingga
sitoplasmanya berwarna basofilik (biru). Ada tiga jenis sel beta yaitu gonadotroph, corticotrof, dan
tyotrof.8

Gambar 6. Pars anterior hipofisis9

Pars tuberalis/pars infudibularis (bagian cranial) bentuk seperti corong mengelilingi


infundibulum/tangkai neurohipofisis, banyak mengandung pembuluh darah. Sel kuboid dengan
sitoplasma basophil lemah mengandung granula halus. Fungsi mengsekresikan gonadotropin (FSH
dan LH).9

Gambar 7. Pars tuberalis9


Pars intermedia terletak diantara pars anterior dan pars nervosa hipofisis, kurang
berkembang hanya 2% hipofisis, berkembang dari bagian dorsal kantong rathke. Berupa lapisan
tipis terdiri atas sel dan vesikel berisi koloid, bentuk sel polygonal sitoplasma basophil lemah
mengandung granula sekretoris kecil, menghasilkan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone).8

Gambar 8. Pars intermedia hipofisis9

Neurohipofisis (hipofisis posterior) meliputi pars nervosa dibagi dalam lobulus-lobulus


oleh septum mengandung banyak anyaman kapiler dibagian tengah lobulus dibentuk oleh akson-
akson, akson-akson pada pars nervosa ini yang merupakan serabut-serabut saraf tak bermielin.
Tampak badan herring yang berupa bangunan bulat atau lonjong, biasnya terletak di dekat
pembuluh darah dan berwarna merah. Ini merupakan pelebaran setempat dari serat saraf tadi.
Diantaranya tampak sejumlah inti dari sel neuroglia yaitu pituicyte, untuk menyokong akson.
Pituicyte mengisi sekitar 25% dari volume pars nervosa. Bentuk sel irregular, banyak tonjolan
sitoplasma.7

Gambar 9. Pars nervosa sel pituicyt9 Gambar 10. Pars nervosa badan herring9
Growth Hormone

Growth hormone yang disebut juga sebagai hormon somatotropik atau somatotropin,
hormon ini menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang memang mampu untuk
tumbuh. Hormon ini menambah ukuran sel dan meningkatkan proses mitosis yang diikuti dengan
bertambahnya jumlah sel tertentu seperti sel pertumbuhan tulang dan sel otot awal.3 Growth
hormon yaitu sejenis hormon protein, hormon ini dihasilkan di hipofisis anterior dan merupakan
hormon utama yang mengatur pertumbuhan pada manusia. Growth hormone adalah hormon yang
bertanggung jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai tumbuh besar. Growth
hormone selain memiliki peranan terhadap pertumbuhan, growth hormon juga memiliki peranan
lain yaitu meningkatkan protein tubuh, menghabiskan simpanan lemak, dan menghemat
karbohidrat.10

Mekanisme Kerja Growth Hormone Pada Pertumbuhan Tulang

Hormon pertumbuhan disekresikan selama hidup, meskipun peran terbesarnya berada pada
masa anak-anak. Puncak sekresi GH terjadi selama usia remaja. Rangsangan untuk sekresi hormon
pertumbuhan mencakup nutrisi yang bersirkulasi, stress, dan hormon-hormon lain yang
berinteraksi dengan ritme sekresi harian. Rangsangan sekresi GH diintegrasikan di hipotalamus,
yang menyekresikan dua neuropeptide ke dalam system portal hipotalamus hipofisis, yaitu growth
hormone releasing hormone (GHRH) dan growth hormone inhibiting hormone yang lebih dikenal
sebagai somatostatin. Berdasarkan ritme harian, denyut GHRH dari hipotalamus merangsang
pelepasan hormon pertumbuhan. Pada orang dewasa, denyut terbesar pelepasan hormon
pertumbuhan terjadi dalam dua jam pertama saat tidur. GHRH diduga memiliki kemampuan
menginduksi tidur. Jaringan target hormon pertumbuhan mencakup sel-sell endokrin dan non-
endokrin. Hormon pertumbuhan bekerja sebagai suatu hormon trofik untuk merangsang sekresi
factor pertumbuhan yang menyerupai insulin (insulin-like growth factor/IGF, dulu disebut
somatomedin) dari hati dan jaringan lainnya.11 IGF mempunyai efek umpan balik negative pada
sekresi hormon pertumbuhan dengan bekerja pada hipofisis anterior dan hipotalamus. IGF bekerja
bersama dengan hormon pertumbuhan untuk merangsang petumbuhan tulang dan jaringan lunak.
Secra metabolic, hormon pertumbuhan dan IGF bersifat anabolic bagi protein dan meningkatkan
sintesis protein, suatu bagian yang penting untuk pertumbuhan jaringan. IGF berperan dalam
pertumbuhan tulang rawan. GH meningkatkan konsentrasi asam lemak dan glukosa dalam plasma
dengan cara menggiatkan pemecahan lemak dan pengeluaran glukosa dari hati.12

Gambar 11. Mekanisme kerja growth hormone11

GH meningkatkan struktur rangka. Keadaan ini disebabkan oleh berbagai efek GH pada
tulang meliputi peningkatan penimbunan protein sel kondrosit dan osteogenic yang menyebabkan
pertumbuhan tulang, meningkatkan kecepatan reproduksi sel-sel dan efek spesifik dalam
mengubah kondrosit menjadi sel osteogenic sehingga menyebabkan timbunan tulang yang baru.
Ada dua mekanisme utama pertumbuhan tulang. Pertama, sebagai respons terhadap rangsangan
GH, tulang panjang tumbuh secara memanjang pada kartilago epifisisnya, tempat epifisis
dipisahkan dari batang tulang pada bagian ujung tulang. Pertumbuhan ini mula-mula menyebabkan
penimbunan kartilago yang baru, diikuti pengubahan kartilago ini menjadi tulang yang baru,
sehingga membuat batang tulang semakin panjang dan mendorong epifisis semakin menjauh dan
terpisah. Pada waktu yang sama, kartilago epifisis sendiri secara berangsur-angsur digunakan,
sehingga pada usia remaja lanjut tidak tersedia lagi tambahan kartilago epifisis untuk pertumbuhan
tulang panjang. Pada waktu ini terjadi penyatuan tulang antara batang tulang dan epifisis pada
masing-masing ujungnya. Sehingga pemanjangan tulang panjang tidak dapat terjadi.11 Kedua,
osteoblast di dalam periosteum tulang dan dalam beberapa kavitas tulang membentuk tulang baru
pada permukaan tulang yang lama. Secara bersamaan, osteoklas di dalam tulang meresorpsi tulang
yang lama. Bila kecepatan pembentukan lebih besar dari resorpsi, ketebalan tulang akan
meningkat. GH dengan kuat merangsang osteoblast. Oleh karena itu, tulang dapat terus menebal
sepanjang hidup di bawah pengaruh GH, hal ini terjadi terutama tulang membranosa. Sebagai
contoh, tulang rahang masih dapat dirangsang untuk tumbuh bahkan setelah usia remaja,
menyebabkan pipi menonjol ke depan dan merendahkan gigi. Demikian juga tulang tengkorak
dapat bertambah tebal dan membentuk tonjolan tulang di atas mata.10

Efek Growth Hormone

Growth Hormone Meningkatkan Penyimpanan Protein Dalam Jaringan

Walaupun mekanisme kenaikan penyimpanan protein yang disebabkan oleh growth


hormone belum diketahui secara tepat, teapi serangkaian efek berbeda yang semuanya dapat
menyebabkan peningkatan penyimpanan protein, telah dikenali. Yang pertama peningkatan
pengangkutan asam amino melalui membrane sel, GH secara langsung meningkatkan
pengangkutan sebagian besar asam amino melewati membrane sel ke bagian dalam sel. Keadaan
ini meningkatkan konsentrasi asam amino dalam sel dan diduga setidaknya berperan sebagian
dalam meningkatkan sintesis protein. Pengaturan pengankutan asam amino ini mirip efek insulin
dalam mengatur pengangkutan glukosa melewati membrane. Kedua, peningkatan translasi RNA
untuk menyebabkan sintesis protein oleh ribosom. Bahkan bila konsentrasi asam amino tidak
meningkat di dalam sel, GH tetap meningkatkan konsentrasi RNA, menyebabkan lebih banyak
protein yang disintesis oleh ribosom di dalam sitoplasma.10 Ketiga, peningkatan transkripsi
nucleus DNA untuk membentuk RNA. Dalam jangka waktu yang lebih lama (24-48 jam), GH juga
merangsang transkripsi DNA di dalam nucleus, sehingga meningkatkan jumlah pembentukan
RNA. Keadaan ini meningkatkan sintesis protein dan juga meningkatakan pertumbuhan bila
energi, asam amino, vitamin, dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tersedia.
Kempat, penurunan katabolisme protein dan asam amino. Selain peningkatan sintesis protein, juga
terjadi penurunan pemecahan protein sel.11 Kemungkinan alasan untuk keadaan ini adalam bahwa
GH juga mengangkut banyak sekali asam lemak bebas dari jaringan lemak dan asam lemak bebas
ini digunakan untuk menyediakan energi bagi sel tubuh, sehingga bekerja sebagai penghemat
protein yang kuat. Jadi efek GH meningkatkan hampir semua ambilan asam amino dan sintesis
protein oleh sel, sementara pada saat yang sama juga menngurangi pemecahan protein.12
Growth Hormone Meningkatkan Pemakaian Lemak

GH mempunyai efek yang spesifik dalam menyebabkan pelepasan asam lemak dari
jaringan lemak, sehingga meningkatkan konsentrasi asam lemak dalam cairan tubuh. Selain itu, di
dalam jaringan di seluruh tubuh, GH meningkatkan perubahan asam lemak menjadi asetil koenzim
A (asetil-KoA) dan kemudian digunakan untuk energi. Oleh karena itu, di bawah pengaruh GH,
lemak lebih disukai untuk digunakan sebagai energi daripada menggunakan karbohidrat dan
protein. Kemampuan GH untuk meningkatkan pemakaian lemak, bersama-sama dengan efek
anabolic proteinnya, menyebabkan peningkatan massa tubuh bebas lemak. Akan tetapi,
pengangkutan lemak akibat pengaruh GH membutuhkan waktu beberapa jam, sedangkan
peningkatan sintesis protein selular akibat pengaruh GH dapat di mulai dalam waktu beberapa
menit saja.3

Efek ketogenic karena hormon Gh yang berlebihan. Di bawah pengaruh GH dalam jumlah
yang berlebihan, pengangkutan lemak dari jaringan adiposa menjadi sangat besar sehingga
sejumlah besar asam asetoasetat dibentuk oleh hati dan dilepaskan ke dalam caiiran tubuh, dengan
demikian menyebabkan ketosis. Pengangkutan lemak yang berlebihan dari jaringan adiposa ini
juga sering menyebabkan perlemakan hati.11

Growth Hormon Menurunkan Pemakaian Karbohidrat

GH menyebabkan berbagai efek yang mempengaruhi metabolism karbohidrat, antara lain


mengurangi ambilan glukosa di dalam jaringan seperti otot skelet dan lemak, meningkatkan
prooduk glukosa oleh hati dan meningkatkan sekresi insulin. Setiap perubahan tersebut
mengakibatkan resistensi insulin yang terjadi karena pengaruh GH yang melemahkan kerja
insulin, serta menghambat gluconeogenesis oleh hati, keadaan ini menyebabkan peningkatan
konsentrasi glukosa darah dan kompensasinya terjadi peningkatan sekresi insulin. Oleh karena
alasannya inilah, efek GH disebut diabetogenic, dan sekresi GH yang berlebihan dpat
menimbulkan gangguan metabolic.11 Kita tidak mengetahui secara tepat mekanisme resistensi
insulin dan pengurangan pemakaian glukosa oleh sel yang disebabkan GH. Akan tetapi,
peningkatan konsentrasi asam lemak dalam darah akibat pengaruh GH dapat mengganggu kerja
insulindalam pemakaian glukosa jaringan. Studi eksperimen menunjukkan bahwa peningkatan
kadar asam lemak dalam darah di atas normal dengan cepat akan menurunkan sensitivitas hati dan
otot rangka terhadap efek insulin yang berpengaruh pada metabolism karbohidrat.12
Sekresi Growth Hormone

GH tidak bekerja langsung pada sel sasarannya untuk menimbulkan efek merangsang
pertumbuhan. Efek pendorong pertumbuhan GH secara langsung diperantarai oleh faktor
pertumbuhan mirip-insulin (insulin-likegrowth factor, IGF) yang bekerja pada sel sasaran untuk
menyebabkan pertumbuhan baik jaringan lunak maupun tulang. Seperti insulin, IGF menjalankan
efek mereka terutama dengan berikatan pada reseptor-enzim yang mengaktifkan protein efektor
tertentu di dalam sel target dengan memfosforilasi tirosin (suatu jenis asam amino) di dalam.
Terdapat dua IGF-IGF-I dan IGF-II. IGF-I Sintesis IGF-I dirangsang oleh GH dan memerantarai
efek hormon ini dalam mendorong pertumbuhan. Sumber utama IGF-I dalam darah adalah hati,
yang mengeluarkan produk peptida ini ke dalam darah sebagai respons terhadap stimulasi GH.
IGF-II Berbeda dari IGF-I, produksi IGF-II tidak dipengaruhi oleh GH. IGF-II terutama penting
selama masa janin. Kita sekarang akan membahas efek pemacu pertumbuhan GH yang
diperantarai oleh IGF-1.3

Kontrol sekresi GH bersifat kompleks, dengan dua hormon berperan kunci. Dua hormon
regulatorik dari hipotalamus yang bekerja berlawanan berperan dalam kontrol sekresi hormon
pertumbuhan: growth hormone releasing hormone (GHRH, hormon pelepas GH) yang bersifat
merangsang dan dominan dan growth hormone-inhibiting hormone (GHIH, hormon penghambat
GH, atau somatostatin) yang bersifat menghambat. Oleh sebab itu, lengkung umpan balik negatif
melibatkan baik inhibisi dari faktor perangsang dan stimulasi dari faktor inhibitorik. GH
merangsang sekresi IGF-1 oleh hati, dan IGF 1 pada gilirannya adalah inhibitorik primer sekresi
GH oleh hipofisis anterior. IGF-1 menghambat somatotrop di hipofisis secara langsung dan
selanjutnya menurunkan sekresi GH dengan menghambat sel penyekresi GHRH dan merangsang
sel penyekresi somatostatin di hipotalamus, sehingga menurunkan perangsangan somatotrop oleh
hipotalamus. Selanjutnya, GH sendiri menghambat sekresi GHRH hipotalamus dan merangsang
pelepasan somatostatin.12

Faktor memengaruhi sekresi GH dengan bekerja pada hipotalamus. Sekresi GH


memperlihatkan irama diurnal yang jelas. Sepanjang hari kadar GH cenderung rendah dan cukup
konstan. Namun, sekitar satu jam setelah tidur lelap dimulai, sekresi GH melonjak hingga lima
kali nilai siang hari. Adapun sekresi sebagai respons terhadap olahraga, stres, dan penurunan kadar
gula darah, yaitu rangsangan-rangsangan utama yang meningkatkan sekresi. Manfaat peningkatan
sekresi GH pada situasisituasi di atas ketika kebutuhan energi melebihi cadangan glukosa tubuh
mungkin adalah bahwa glukosa dihemat untuk otak dan asam lemak disajikan sebagai sumber
energi alternatif bagi otot.10 Karena menggunakan sirnpanan lemak dan mendorong sintesis protein
tubuh, GH mendorong perubahan komposisi tubuh dari mengurangi pengendapan lemak ke
meningkatkan protein otot. Karena itu, peningkatan sekresi GH yang menyertai olahraga mung-
kin ikut memerantarai efek olahraga dalam mengurangi persentase lemak tubuh. Peningkatan asam
amino darah setelah diet tinggi protein juga meningkatkan sekresi GH. Pada gilirannya, GH
mendorong pemakaian asam-asam amino ini untuk membentuk protein. GH juga dirangsang oleh
penurunan asam lemak darah. Karena GH memobilisasi lemak. Akhirnya, ghrelin, perangsang
nafsu makan poten yang dilepaskan dari lambung, juga merangsang sekresi GH. Hormon "lapar"
ini juga mungkin berperan dalam mengoordinasikan pertumbuhan dengan asupan nutrisi.12

Gambar 12. Kontrol sekresi growth hormone3

Beberapa variasi sekresi hormon pertumbuhan yang khas sepanjang hari yang melukiskan
kuat efek olahraga berat terhadap sekresi dan juga melukiskan tingginya kecepatan sekresi GH
yang timbul selama beberapa jam pertama tidur lelap.12
Gambar 13. Efek olahraga dan tidur terhadap sekresi growth hormone12

Hormon Pertumbuhan Lain

Beberapa hormon lain selain GH ikut berkontribusi melalui caracara tertentu pada
pertumbuhan keseluruhan: Hormon tiroid esensial bagi pertumbuhan, tetapi hormon ini sendiri
tidak langsung bertanggung jawab mendorong pertumbuhan Hormon ini memiliki peran permisif
pada pertumbuhan tulang; efek GH baru bermanifestasi secara penuh jika terdapat hormon tiroid
dalam jumlah memadai. Akibatnya, pertumbuhan anak dengan hipotiroid akan terganggu, tetapi
hipersekresi hormon tiroid tidak menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan. Insulin adalah
promotor pertumbuhan yang penting. Defisiensi insulin sering menghambat pertumbuhan, dan
hiperinsulinisme sering memicu pertumbuhan berlebihan. Karena insulin mendorong sintesis
protein, efeknya dalam meningkatkan pertumbuhan. Insulin secara struktural mirip dengan IGF
dan mungkin berinteraksi dengan reseptor IGF-I, yang sangat mirip dengan reseptor insulin.3
Androgen, yang dipercayai berperan penting dalam lonjakan pertumbuhan masa pubertas, secara
kuat merangsang sintesis protein di banyak organ. Androgen merangsang pertumbuhan linier,
meningkatkan berat, dan menambah massa otot. Androgen paling poten, testosteron testis,
menyebabkan pria membentuk otot yang lebih berat daripada wanita. Efek androgen dalam
mendorong pertumbuhan bergantung pada keberadaan GH. Androgen hampir sama sekali tidak
berefek pada pertumbuhan tubuh jika tidak terdapat GH.10 Meskipun merangsang pertumbuhan,
androgen akhirnya menghentikan pertumbuhan lebih lanjut karena menyebabkan penutupan
lempeng epifisis. Estrogen, seperti androgen, akhirnya menghentikan pertumbuhan linier dengan
merangsang perubahan komplet lempeng epifisis menjadi tulang. Namun, efek estrogen pada
pertumbuhan sebelum penelitian nrnyarankan bahwa estrogen dosis besar bahkan dapat
menghambat pertumbuhan tubuh dengan menghambat proliferasi kondrosit sementara lempeng
epifisis masih terbuka.11

Kelainan Sekresi Hormon Pertumbuhan

Defisiensi GH dapat disebabkan oleh defek hipofisis (ketiadaan GH) atau sekunder karena
disfungsi hipotalamus (ketiadaan GHRH). Hiposekresi GH pada anak adalah salah satu penyebab
dwarfisme. Gambaran utama adalah tubuh pendek karena pertumbuhan tulang yang terhambat.
Karakteristik yang relatif kurang tampak adalah otot yang kurang berkembang (berkurangnya
sintesis protein otot) dan lemak subkutis yang berlebihan (mobilisasi lemak yang kurang). Selain
itu, pertumbuhan dapat terhambat karena jaringan tidak berespons secara normal terhadap GH.
Terjadinya defisiensi GH pada masa dewasa setelah pertumbuhan selesai menimbulkan gejala
yang relatif sedikit. Orang dewasa dengan defisiensi GH cenderung mengalami pengurangan
massa dan kekuatan otot (protein otot lebih sedikit) serta penurunan densitas tulang (aktivitas
osteoblas berkurang selama remodeling tulang).10

Hipersekresi GH paling sering disebabkan oleh tumor sel penghasil GH di hipofisis


anterior. Gejala bergantung pada usia pasien ketika kelainan sekresi tersebut dimulai. Jika produksi
berlebihan GH tersebut terjadi pada masa anak sebelum lempeng epifisis menutup, gambaran
utamanya adalah pertambahan tinggi yang pesat tanpa distorsi proporsi tubuh, gejala lain terjadi
gangguan penglihatan. Karenanya penyakit ini dinamai gigantisme. Jika hipersekresi GH terjadi
setelah masa remaja ketika lempeng epifisis telah tertutup, tubuh tidak lagi dapat bertambah tinggi.
Namun, di bawah pengaruh kelebihan GH, tulang menjadi lebih tebal dan jaringan lunak,
khususnya jaringan ikat dan kulit, berproliferasi.3 Pola pertumbuhan yang tidak seimbang ini
menimbulkan keadaan cacat yang dikenal sebagai akromegali (akro artinya "ekstremitas"; megali
artinya "besar"). Penebalan tulang paling nyata di ekstremitas dan wajah. Rahang dan tulang pipi
menjadi menonjol akibat penebalan tulang wajah dan kulit. Tangan dan kaki membesar, dan jari
tangan dan kaki sangat menebal.10
Gambar 14. Dwarfisme dan gigantisme3 Gambar 15. Akromegali3

Kesimpulan

Pada masa pertumbuhan selain karena adanya growth hormone dan hormone pertumbuhan lain,
asupan makanan juga berpengaruh karena adanya gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang.
Terjadinya pertumbuhan tinggi badan yang semakin bertambah cepat dibanding teman-teman
perempuan sebayanya, dan membuat remaja ini mempunyai tinggi 193 cm. Kemungkinan terjadi
karena adanya kelebihan growth hormone, kelebihan hormone ini bias terjadi salah satunhya
karena adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang membuat hipersekresi.
Daftar Pustaka

1. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Basic anatomi. Singapore: Alsevier; 2012.h.96-
114
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009.h. 89-97
3. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem.Ed.8 Jakarta: EGC; 2008. h.700-735
4. Anatomi kelenjar hipofisis. Di unduh dari : https://www.scribd.com/doc/39579702/askep-
Gangguan-Kelenjar-Hipofise, 19 Oktober 2017
5. Vaskularisasi kelenjar hipofisis. Di unduh dari :
https://www.scribd.com/document/80355904/Anatomi-Dan-Histologi-HIPOFISIS, 19
Oktober 2017
6. Snell RS. Anatomi klinik. Jakarta: EGC; 2008.h.705-6.
7. Eroschenko V. Atlas histologi di fiore ed-9. Jakarta: EGC; 2009.h.269-77
8. Gartner PL, Hiatt JL. Buku ajar berwarna histologi. Ed 3. Jakarta: Elsevier; 2007. h. 76-
85
9. Penuntun praktikum histologi. Fakultas kedokteran UKRIDA. Jakarta
10. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed.9. Jakarta: EGC; 2009.h. 910-930
11. Silverthorn DU. Human physiology. 6 th ed. Jakarta: EGC; 2012.h. 820-831
12. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 22 . Jakarta: EGC; 2008.h. 969-980

Anda mungkin juga menyukai