Panduan RM
Panduan RM
BAB I.
DEFINISI
Latar Belakang Rekam Medis.
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1960, kepada semua
petugas kesehatan diwajibkan unatuk menyimpan rahasia kedokteran, termasuk berkas rekam
medis. Kemudian pada tahun 1972 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.034/Birhup/1972, ada kejelasan bagi rumah sakit menyangkut kewajiban untuk
menyelenggarakan medical record. Bab I ps 3 menyatakan bahwa guna menunjang
terselenggaranya rencana induk (master plan) yang baik, maka setiap rumah sakit:
Mempunyai dan merawat statistik yang up to date.
Membuat medical record yang berdasarkan ketentuan ketentuan yang telah
ditetapkan.
Maksud dan tujuan dari peraturan-peraturan tersebut adalah agar di institusi pelayanan
kesehatan termasuk rumah sakit, penyelenggaraan rekam medis dapat berjalan dengan baik.
Pada tahun 1972-1989 penyelenggaraan rekam medis belum berjalan sebagaimana yang
diharapkan.
Distribusi Ketenagaan
SDM Bagian Rekam Medis RS. berjumlah 4 orang dan sesuai dengan struktur organisasi.
Instalasi rekam medis RS. dikepalai oleh seorang koordinator pendidikan D3 Rekam Medis
yang bersertifikat.
STANDAR FASILITAS
3.1. Denah Ruang Instalasi Rekam Medis. (sesuaikan dengan kondisi RS )
3.2. Standar Fasilitas Instalasi Rekam Medis. ( Sesuaikan dengan kondisi RS dan Standart
Depkes.)
BAB 3.
TATA LAKSANA PELAYANAN
Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan (Registrasi).
a. Pasien baru
Setiap pasien baru diterima di registrasi dan akan diwawancarai oleh petugas atau
Menunjukkan KTP/SIM/PASPOR guna mendapatkan data identitas yang akurat dan
kemudian akan ditulis diberkas rekam medis dan di entry pada komputer.
Setiap pasien baru akan memperoleh nomor pasien yang juga akan dicetak pada kartu pasien
atau kartu Indeks Berobat sebagai kartu pengenal, yang harus dibawa pada setiap kunjungan
berikutnya di RS. , baik sebagai pasien berobat jalan maupun sebagai pasien rawat inap.
Pasien baru dengan berkas rekam medisnya akan dikirim ke poliklinik sesuai dengan yang
dikehendaki pasien. Setelah mendapat pelayanan yang cukup dari poliklinik, ada beberapa
kemungkinan dari setiap pasien :
1. Pasien yang sudah diseleksi dan membawa surat pengantar untuk dirawat dapat
langsung daftar Rawat Inap ke petugas admission dengan memilih ruang rawat dahulu
sesuai yang diinginkan. Jika Pasien mempinyai jaminan pembiayayaan sendiri,pasien
mendapatkan jatah kamar sesuai tarif yang diberikan oleh pihak asuransi tersebut.
2. Jika pasien tidak sadar atau lupa alamat ayau identitasnya,dapat di data sesuai nama
dan tempat dimana dia ditemukan jika nama nama pasien tidak teridentifikasi,dapat
menggunakan nama dengan sebutan,MR atau MRS X
3. Petugas rekam medis mendaftar pasien sesuai nomor rekam medis pasien. Jika pasien
lupa membawa kartu berobat,petugas rekam medis dapat mencrinya melalui bantuan
KIUP,dan jika sudah diemukan,dicocokkan dengan alamat pasien,atau kelahiran pasien.
4. Bagi pasien yang pernah berobat/dirawat maka rekam medisnya segera dikirim ke
Instalasi Gawat Darurat yang bersangkutan dan tetap memakai nomor yang telah
dimilikinya.
5. Bagi pasien yang belum pernah dirawat atau berobat di RS. maka diberikan nomor
rekam medis baru.
1. Pasien yang tidak urgen, penundaan perawatan pasien tersebut tidak akan menambah
penyakitnya.
2. Pasien yang urgen, tetapi tidak darurat gawat, dapat dimasukkan ke dalam daftar
tunggu.
3. Pasien gawat darurat (emergency), langsung dirawat.
Semua pasien yang menderita segala macam penyakit, selama ruangan dan fasilitas
yang memadai tersedia dapat diterima di RS.
Sedapat mungkin pasien diterima di Admission pada waktu yang telah ditetapkan,
kecuali untuk kasus gawat darurat dapat diterima setiap saat.
Tanpa diagnosa yang tercantum dalam surat permintaan dirawat, pasien tidak dapat
diterima.
Sedapat mungkin tanda tangan persetujuan untuk tindakan operasi dan sebagainya
(apabila dilakukan ) dilaksanakan sebelum pasien dirawat.
Pasien dapat diterima, apabila :
Ada surat rekomendasi dari dokter yang mempunyai wewenang untuk merawat pasien
di rumah sakit.
Dikirim oleh dokter poliklinik.
Dikirim oleh dokter Instalasi Gawat Darurat.
Pasien darurat gawat perlu diprioritaskan.
1. Pasien yang sudah memenuhi syarat atau peraturan untuk dirawat, Perawat
Membuatkan Admision Note yang minimal berisi :
Labeling nama dan momor rkam medis pasien
Umur
Diagnosa pasien
Dokter DPJP
Ruangan yang diperlukan
Tambahan alat yang dibutuhkan pasien
2. Apabila ruangan sudah tersedia :
Memberi tahu keluarga pasien ternsedianya ruang rawat yang dibutuhkan
Pada saat mendaftar dia akan mendapat penerangan tentang :
Kapan dapat masuk
Bagaimana cara pembayaran serta tarif-tarifnya.
Peraturan selama pasien dirawat.
3. Di tulis oleh petugas admission di dalam buku register pendaftaran pasien rawat inap
dan dilengkapi dengan lembar ringkasn keluar masuk,perlengkapan asdministrasi
lainnya,dan stiker labeling untuk pditempel di gelang pasien
4. Jika pasien pernah berobat ke poliklinik atau pernah dirawat sebelumnya maka
petugas Admission mendaftar sesuai nomor rekam medis pasien dan mengambil rekam
medis pasien di ruang filling dan mengantarnya ke Instalasi Gawat Darurat
5. Selesai proses administrasi dan admission petugas memberitahukan petugas instalasi
Gawat darurat,jika kamar sudah disiapkan,pasien dapat segera diantar ke kamar
Prosedur selama pasien di ruang perawatan yang berkaitan dengan rekam medis antara lain :
1. Pada waktu pasien tiba di ruang perawatan dan diterima oleh perawat pasien diberi
tanda pengenal melalui identitas yang tertempel pada gelang pasien
2. Perawat menambah formulir-formulir yang diperlukan oleh dokter maupun perawat
sendiri
3. Selama perawatan, perawat mencatat semua data perawatan yang diberikan dari mulai
saat pasien tiba di ruang sampai pasien tersebut pulang, dipindahkan atau meninggal
yang di rekap dalam sensus harian rawat inap
SISTEM PENOMORAN REKAM MEDIS
1. PENGERTIAN SISTEM PENOMORAN
Rekam Medis pada hampir semua pasien pelayanan kesehatan disimpan menurut
nomor, yaitu nomor pasien masuk (admission number). Dahulu berbagai rumah sakit
menyimpan rekam medis berdasarkan : nama pasien, nomor keluar atau kode diagnose.
Penyimpanan secara alphabets menurut nama-nama pasien agak lebih sulit dan
memungkinkan terjadinya kesalahan-kesalahan dibandingkan dengan penyimpanan
berdasarkan nomor. Penggunaan nomor keluar (discharge number) dan nomor kode diagnose
(diagnostic kode number). Umumnya ternyata tidak memuaskan karena rekam medis lain-
lain/register sangat memerlukan nomor pasien masuk (admission number).
Jika kartu pasien indeks hilang, nomor masuknya dapat diperoleh dari salah satu
catatan, dengan mengetahui nama dan tanggal masuknya. Tetapi jika menggunakan nomor
keluar kartu indeks tidak dapat menolong untuk menemukan nomor keluar, sehingga lokasi
rekam medisnya sukar diketahui.
Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu tata-cara penulisan nomor
yang diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai bagian dari identitas pribadi
pasien yang bersangkutan. Nomor rekam medis mempunyai beberapa kegunaan dan tujuan
yaitu, sebagai identifikasi dari pasien, petunjuk pemilik folder dokumen rekam medis pasien
yang bersangkutan, Registrasi pasien (Pada waktu admission), untuk pedoman dalam tata-
cara penyimpanan (penjajaran) dokumen rekam medis, dan sebagai petunjuk dalam pencarian
dokumen rekam medis yang telah disimpan di filing.
Ketika pasien datang berobat, petugas rekam medis harus memberikan nomor rekam
medis dan mencatatnya kedalam beberapa formulir rekam medis yaitu, Kartu Identitas
Berobat (KIB), Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP), formulir data dasar pasien, formulir
masuk keluar, buku register pendaftaran pasien.
Sistem apapun yang dipakai untuk Rekam Medis yang baru harus berdasarkan
nomor yang di urut secara kronologis dan nomor tersebut digunakan oleh unit/bagian di
RS/pelayanan kesehatan yang bersangkutan.
SUMBER NOMOR
Satu rumah sakit biasanya membuat satu bank nomor dengan menentukan sampai
nomor tertinggi yang keberapa, baru mulai lagi dengan nomor satu. Sangat sukar untuk
mengerjakan atau mengingat nomor-nomor yang lebih dari enam angka, meskipun sistim
angka akhir (terminal digit) digunakan. Untuk hampir semua rumah sakit, nomor yang
dimulai dari 000001 sampai dengan 999999 akan merupakan sumber (patokan) pemberian
nomor yang bisa berjalan sampai bertahun tahun. Satu cara nomor dengan memberikan seri
nomor tiap tahun, misalnya dengan menuliskan angka tahun pada awal nomor seperti
85456231 tidak dianjurkan. Karena kesalahan menulis angka tahun mengakibatkan sangat
sukarnya mengetahui lokasi atau rekam medis.
Nomor nomor disusun dalam satu Buku Induk atau register. Tempat dimana buku
rekam medis disimpan atau pengontrolan dilakukan ditentukan oleh kegunaan nomor dan
prosedur nomor. Tanggung jawab pemberian nomor, sebaliknya diberikan kepada satu orang
yang khusus menangani distribusi nomor.
BAB IV.
DOKUMENTASI