Anda di halaman 1dari 13

Gangguan Cemas Menyeluruh

Novalia

102012079

nova.kungkung@yahoo.com

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

PENDAHULUAN

Anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas, perasaan bingung, was-was,
bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih mengacu pada keadaan normal.
Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologis. Anxietas sendiri mempunyai
rentang yang luas dan normal sampai level yang berat. Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja
yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindroma pada neurosis cemas dan dapat
juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal yang sehat, karena
merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya dapat
mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar yang
akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat supaya kecemasannya
dapat berkurang.

Istilah kecemasan dalam psikiatri muncul untuk merujuk pada suatu respon mental dan
fisik terhadap situasi yang menakutkan dan mengancam. Secara mendasar lebih berupa respon
fisiologis ketimbang respon patologis terhadap ancaman. Sehingga perilaku orang cemas
tidaklah harus abnormal, bahkan kecemasan merupakan respons yang sangat diperlukan. Ia
berperan untuk meyiapkan orang untuk menghadapi ancaman (baik fisik maupun psikologik).
Perasaan cemas atau sedih yang berlangsung sesaat adalah normal dan hampir semua orang
pernah mengalaminya..

Cemas umumnya terjadi sebagai reaksi sementara terhadap tekanan dalam kehidupan
sehari-hari. Bila cemas menjadi begitu besar atau sering seperti yang disebabkan oleh tekanan

1
ekonomi yang berkepanjangan, penyakit kronik dan serius atau permasalahan keluarga maka
akan berlangsung lama; kecemasan yang berkepanjangan sering menjadi patologis. Ia
menghasilkan serangkaian gejala-gejala hiperaktivitas otonom yang mengenai sistem
muskuloskeletal, kardiovaskuler, gastrointestinal dan bahkan genitourinarius.

Respon kecemasan yang berkepanjangan ini sering diberi istilah gangguan kecemasan,
dan ini merupakan penyakit. Dari aspek klinik kecemasan dapat dijumpai pada orang yang
menderita stress normal; pada orang yang menderita sakit fisik berat, lama dan kronik; pada
orang dengan gangguan psikiatri berat (skizofrenia, gangguan bipoler dan depresi); dan pada
segolongan penyakit yang berdiri sendiri yang dinamakan gangguan kecemasan.

Anxietas dapat berupa akut atau kronik. Pada anxietas akut serangan datang mendadak
dan cepat hilang. Anxietas kronik berlalu untuk jangka waktu lama walaupun tidak seintensif
anxietas akut, pengalaman penderitaan dari gejala cemas ini oleh pasien biasanya dirasakan
cukup gawat untuk mempenganuhi prestasi kerjanya. Bila dilihat dari segi jumlah, orang yang
menderita anxietas kronik jauh lebih banyak daripada anxietas akut.

DEFINISI

Menurut Capernito (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau


kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonomi
dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan merupakan unsur
kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat
menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.1,2

Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati secara
langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidaktahuan dan didahului oleh
pengalaman yang baru (Stuart dkk, 1998). Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan,tidak enak, khawatir
dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh
ketidaktahuan yang didahului oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubungan
interpersonal.1,2

2
Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) merupakan salah
satu jenis gangguan kecemasan dengan karakteristik kekhawatiran yang tidak dapat dikuasai dan
menetap, biasanya terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama. Individu dengan gangguan cemas
menyeluruh akan terus menerus merasa khawatir tentang hal-ha yang kecil atau sepele.1-3

GAMBARAN TENTANG KECEMASAN

Neale dkk (2001) mengatakan bahwa kecemasan sebagai perasaan takut yang
tidak menyenangkan dan apprehension, dapat menimbulkan beberapa keadaan psikopatologis
sehingga mengalami apa yang disebut gangguan kecemasan. Walaupun sebagai orang normal,
diakui atau tidak, kita dapat saja mengalami kecemasan, namun kecemasan pada orang normal
berlangsung dalam intensitas atau durasi yang tidak berkeanjangan sehingga individu dapat tetap
memberikan respon yang adaptif.1,3

Untuk memahami kecemasan yang mempengaruhi beberapa area dari fungsi-fungsi


individu, Acocella dkk (1996) mengatakan bahwa kecemasan seharusnya melibatkan atau
memiliki 3 komponen dasar, yaitu : 1, 4

1. Adanya ungkapan yang subjektif (subjective reports )mengenai ketegangan, ketakutan


dan tidak adanya harapan untuk mengatasinya
2. Respon-respon perilaku (behavioral rensponses), seperti menghindari situasi yang
ditakuti, kerusakan pada fungsi bicara dan motorik dan kerusakan tampilan
untuk tugas-tugas kognitif yang kompleks.
3. Respon-respon fisiologis (physiological responses), termasuk ketegangan otot,
peningkatan detak jantung dan tekanan darah, nafas yang cepat, mulut yang kering
nausea, diare, dan dizziness.

3
ETIOLOGI

Teori biologi

Area otak yang diduga terlibat pada timbulnya gangguan cemas menyeluruh adalah lobus
oksipitalis yang mempunyai reseptor benzodiazepine tertinggi di otak. Basal ganglia, sistem
limbic dan korteks frontal juga dihipotesiskan terlibat pada etiologi timbulnya gangguan cemas
menyeluruh. Pada pasien yang mengeluh keadaan tersebut juga ditemukan sistem serotonergik
yang abnormal. Neurotransmitter yang berkaitan dengan gangguan cemas menyeluruh adalah
GABA, serotonin, norepinefrin, glutamat, dan kolesistokinin.

Pemeriksaan PET (Positron Emission Tomography) pada pasien gangguan cemas


menyeluruh ditemukan penurunan metabolism di ganglia basal dan massa putih otak.

Teori Genetik

Pada sebuah studi didapatkan bahwa terdapat hubungan genetic pasien dengan gangguan
cemas menyeluruh dan gangguan depresi mayor pada pasien wanita. Sekitar 25% dari keluarga
tingkat pertama penderita gangguan cemas menyeluruh ini juga menderita gangguan yang sama.
Sedangkan penelitian pada pasangan kembar didapatkan angka 50% pada kembar monozigotik
dan 15% pada kembar dizigotik.

Teori Psikoanalitik

Teori psikoanalitik menghipotesiskan bahwa anxietas adalah gejala dari konflik bawah
sadar yang tidak terselesaikan. Pada tingkat yang paling primitive anxietas dihubungkan dengan
perpisahan dengan objek cinta. Pada tingkat yang lebih matang lagi anxietas dihubungkan
dengan kehilangan cinta dari objek yang penting. Anxietas kastrasi berhubungan dengan fase
oedipal sedangkan anxietas superego merupakan ketakutan seseorang untuk mengecewakan nilai
dan pandangannya sendiri (merupakan anxietas yang paling matang).

Teori kognitif perilaku

Penderita dengan gangguan cemas menyeluruh berespons secara salah dan tidak tepat
terhadap ancaman, disebabkan oleh perhatian yang selektif terhadap hal hal negative pada

4
lingkungan, adanya distorsi pada pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negative
terhadap kemampuan diri untuk menghadapi ancaman.

Individu yang mengalami Gangguan Kecemasan Menyeluruh, menurut pendekatan


psikodinamika berakar dari ketidakmampuan egonya untuk mengatasi dorongan-doronganyang
muncul dari dalam dirinya secara terus menerus sehingga ia akan mengembangkan mekanisme
pertahanan diri. Mekanisme pertahanan diri ini sebenarnya upaya ego untuk menyalurkan
dorongan dalam dirinya dan bisa tetap berhadapan dengan lingkungan.Tetapi jika mekanisme
pertahanan diri ini dipergunakan secara kaku, terus-menerus dan berkepanjangan maka hal ini
dapat menimbulkan perilaku yang tidak adaptif dan tidak realistis.1, 6, 7

Ada beberapa mekanisme pertahanan diri yang bisa dipergunakan oleh individu,
antaralain :1, 4

1. Represi, yaitu upaya ego untuk menekan pengalaman yang tidak menyenangkan dan
dirasakan mengancam ego masuk ke ketidaksadaran dan disimpan di sana agar
tidak menganggu ego lagi. Tetapi sebenarnya pengalaman yang sudah disimpan itu
masih punyap engaruh tidak langsung terhadap tingkahlaku si individu.

2. Rasionalisasi, yaitu upaya ego untuk melakukan penalaran sedemikian rupa terhadap
dorongan-dorongan dalam diri yang dilarang tampil oleh superego, sehingga seolah-
olah perilakunya dapat dibenarkan.

3. Kompensasi, upaya ego untuk menutupi kelemahan yang ada di salah satu sisi
kehidupan dengan membuat prestasi atau memberikan kesan sebaliknya pada sisi lain.
Dengan demikian, ego terhindar dari ejekan dan rasa rendah diri.

4. Penempatan yang keliru, yaitu upaya ego untuk melampiaskan suatu perasaan tertentu
kepihak lain atau sumber lain karena tidak dapat melampiaskan perasaannya ke
sumber masalah.

5. Regresi, yaitu upaya ego untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau ancaman


terhadap ego dengan menampilkan pikiran atau perilaku yang mundur kembali ke
taraf perkembangan yang lebih rendah. Para ahli dari aliran humanistik-
eksternal mengatakan bahwa konsep kecemasan bukanhanya sekedar masalah, yang

5
bersifat individual tetapi juga merupakan hasil konflik antara individu dengan
masyarakat atau lingkungan sosialnya.1,6

MANIFESTASI KLINIS

Gambaran klinis bervariasi, diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh ditegakkan apabila


dijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas, khawatir, was-was, ragu untuk bertindak,
perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidak utama yang mana
perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehingga pertimbangan akal
sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untuk Gangguan Kecemasan
Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis secara terus-menerus mencakup situasi hidup
(cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial), cemas akan terjadinya bahaya, cemas
kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkan serangan jantung. Sering penderita tidak sabar,
mudah marah, sulit tidur.3,7,8

DIAGNOSIS

Gangguan Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang


berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6
bulan atau lebih.

Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya anxietas yang menyeluruh dan
menetap (bertahan lama), Gejala yang dominant sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang
berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing
kepala dan keluhan epigastnik adalah keluhankeluhan yang lazim dijumpai. Ketakutan bahwa
dirinya atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam
waktu dekat, merupakan keluhan yang seringkali diungkapkan. Kecemasan dan kekhawatiran ini
sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan.

Mereka tidak dapat santai, mudah terkejut, dan mengalami kesulitan berkonsentrasi.
Seringkali mereka sulit tidur atau tidur. gejala fisik yang sering menyertai kegelisahan meliputi

6
kelelahan, sakit kepala, ketegangan otot, nyeri otot, kesulitan menelan, gemetar, gugup, lekas
marah, berkeringat, mual, ringan, harus pergi ke kamar mandi sering, merasa kehabisan napas,
dan hot flashes.

Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut:

Mudah lelah
Gelisah
Sulit berkonsentrasi
Ketegangan otot
Mudah tersinggung
Gangguan tidur
3-5% dari orang dewasa

2 kali lebih sering terjadi pada wanita. Seringkali berawal pada masa kanak-kanak atau
remaja. Keadaan ini berfluktuasi, semakin memburuk ketika mengalami stres dan menetap
selama bertahun-tahun

Tanda-tanda; kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan
terjadi kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung
berdetak keras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut
kering, tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa
ada gangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk
mata berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah,
sering berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan
mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah,
tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi.

Penderita harus menujukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja ( sifatnya free floating atau
mengambang)

7
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

1. Kecemasan ( khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi,
dsb.);
2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai);
3. Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak
napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb.).

Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan


(reassurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menojol.

Gejala utamanya adalah kecemasan, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan


kewaspadaan kognitif. Ketegangan motorik sering ditunjukkan dengan gemetarm gelisah serta
nyeri kepala. Gejala lain yang mengikuti, pasien mudah tersinggung dan dikejutkan. Gangguan
seperti ini terjadi secara kronik dan mungkin bisa berlangsung seumur hidup.

DIAGNOSIS BANDING

Gangguan cemas menyeluruh perlu dibedakan dari kecemasan akibat kondisi medis
umum maupun gangguan yang berhubungan dengan penggunaan zat. Diperlukan pemeriksaan
medis termasuk tes kimia darah, elektrokardiografi, dan fungsi tiroid. Klinisi harus
menyingkirkan adanya intoksikasi kafein, penyalahgunaan stimulansia, kondisi putus zat atau
obat seperti alcohol, hypnotic-sedatif, dan anxioltik.

Gangguan Somatoform

Somatoform berasal dari bahasa Yunani soma yang artinya adalah tubuh. Gangguan ini
merupakan kelompok besar dari berbagai gangguan yang komponen utama dari tanda dan
gejalannya adalah tubuh. Gangguan ini mencakup interaksi tubuh-pikiran (body-mind).
Pemeriksaan fisik dan lab tidak menunjukan adannya kaitan dengan keluhan pasien. Gangguan
ini meliputi gangguan somatisasi, gangguan konversi, hipokondriasis, body dysmophic disorder
dan gangguan nyeri.

8
Gangguan somatisasi dicirikan dengan gejala gejala somatic yang banyak tidak dapat
dijelaskan berdasarkan pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan lab. Keluhan yang diutarakan
pasien sangat melimpah dan meliputi berbagai system organ seperti gastrointestinal, seksual,
saraf, dan bercampur dengan keluhan nyeri. Gangguan ini bersifat kronis, berkaitan dengan
stressor psikologis yang bermakna, menimbulkan hendaya di bidang social dan okupasi, serta
adanya perilaku mencari pertolongan medis yang berlebihan. Dikenal juga sebagai briquets
syndrome.

Pada wanita lebih banyak menderita gangguan somatisasi dibandingkan pria dengan rasio
5 berbanding 1. Awitan gangguan ini sebelum usia 30 tahun dan biasanya dimulai ketika usia
remaja.

Etiologi berdasarkan factor psikososial : penyebab gangguan somatisasi sebenernya tidak


diketahui. Secara psikososial, gejala gangguan ini merupakan bentuk komunikasi social yang
bertujuan untuk menghindari kewajiban, mengekspresikan emosi, atau menyimbolkan perasaan.
Aspek pembelajaran menekankan bahwa pengajaran dari orang tua dan budaya mengajarkan
pada anak untuk menggunakan somatisasi. Faktos social, kultur, etnik juga ikut terlibat dalam
pengembangan gejala gejala somatisasi. Berdasarkan fakor biologis : data gentik
mengidentikasikan adanya transmisi genetic pada gangguan somatisasi. Terjadi pada 10-20%
wanita turunan pertama, sedangkan pada saudara laki-lakinya cenderung menjadi
penyalahgunaan zat dan gangguan kepribadian antisosial. Pada kembar monizigot terjadi 29%
dan dizigot 10%.

Pasien dengan gangguan somatisasi biasanya memiliki banyak keluhan somatic dan
riwayat medic yang panjang serta rumit. Gejala umum yang sering dikeluhkan adalah mual,
muntah, sulit menelan, sakit pada lengan dan tungkai, nafas pendek, amnesia, komplikasi
kehamilan dan menstruasi. Sering kali pasien beranggapan dirinya menderita sakit sepanjang
hidupnya. Perjalanan penyakitnya biasanya bersifat kronik. Diagnosis biasanya ditegakkan
sebelum usia 25 tahun, namun gejala awal sudah dimulai saat remaja.

Penangan sebaiknya dengan satu orang dokter, sebab apabila dengan beberapa dokter
pasien akan lebih banyak mendapat kesempatan mengungkapkan keluhan somatiknya. Interval
pertemuan sebaiknya sebulan sekali. Meskipun pemeriksaan fisik tetap harus dilakukan untuk

9
setiap keluhan somatic yang baru, dokter atau terapis harus mendengarkan keluhan somatic
sebagai ekspresi emosional dan bukan sebagai keluhan medic.

Gangguan campuran anxietas dan depresi


Kategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala anxietas maupun
depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk
menegakkan diaognosis tersendiri.

PENANGANAN

Terapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat dilakukan dengan
dua cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi).
Angka-angka keberhasilan terapi yang tinggi dilaporkan pada kasus-kasus dengan diagnosis dini.
Psikoterapi yang sederhana sangat efektif, khususnya dalam konteks hubungan pasien dengan
dokter yang baik, sehingga dapat membantu mengurangi farmakoterapi yang tidak perlu.1,6, 8

Penanganan farmakoterapi bisa menggunakan obat golongan benzodiazepine sebagai lini


pertama. Pemberian obat ini dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai
respons terapi. Penggunaan sediaan dengan waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat
mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan. Lama pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu,
dilanjutkan dengan tapering off selama 1-2 minggu. Golongan obat lain seperti golongan
buspiron biasanya efektif pada 60-80% penderita gangguan cemas menyeluruh. Buspiron lebih
efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibandingkan gejala somatic dan tidak menyebabkan
withdrawl. Kekurangannya adalah efek klinisnya baru terasa 2-3 minggu. Terdapat bukti bahwa
penderita gangguan cemas menyeluruh yang sudah menggunakan benzodiazepine tidak akan
memberikan respons baik dengan buspiron. Dapat dilakukan dengan penggunaan bersama antara
benzodiazepine dengan buspiron kemudian dilakukan tapering benzodiazepine setelah 2-3
minggu, disaat efek buspiron sudah mencapai maksimal. Selain benzodiazepine dan buspiron ada
obat pilihan lain yaitu golongan SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor), sertraline dan
paroxetine merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat
meningkatkan anxietas sesaat. SSRI efektif terutama pada pasien dengan riwayat depresi.

10
Selain terapi farmakologi juga dapat dilakukakn terapi psikoterapi yaitu dengan terapi
kognitif-perilaku. Terapi ini dimana melakukan pendekatan kognitif mengajak pasien secara
langsung mengenali distorsi kognitif dan perilaku, mengenali gejala somatic secara langsung.
Tekhnik utama yang digunakan pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
Terapi suportif juga bisa dilakukan dengan memberikan reassurance dan kenyamanan, digali
potensi potensi yang ada dan belum tampak pada pasien, serta mendukung egonya agar lebih
bisa beradaptasi optimal dalam fungsi social dan pekerjaanya. Selain kedua hal tersebut bisa juga
dilakukan psikoterapi berorientasi tilikan dimana seorang dokter mengajak pasien untuk
mencapai penyingkapan konflik bawah sadar, menilik egostrength, relasi obyek, serta keutuhan
self pasien. Dari pemahaman akan komponen komponen tersebut, kita sebagai terapis dapat
memperkirakan sejauh mana pasien dapat diubah untuk menjadi lebih matur, bila tidak tercapai
minimal kita bisa memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi social dan
pekerjaannya.

PROGNOSIS

Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan kronis yang mungkin


berlangsung seumur hidup. Sebanyak 25% penderita akhirnya mengalami gangguan panic juga
dapat mengalami gangguan depresi mayor. Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang
negatif secara jelas meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan. Hal ini berkaitan pula
dengan berat ringannya gangguan tersebut.8,10

KESIMPULAN

Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dan gelisah.
Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan
yang didahului oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
Neale dkk (2001) mengatakan bahwa kecemasan sebagai perasaan takut yang tidak
menyenangkan dan dapat menimbulkan beberapa keadaan psikopatologis sehingga mengalami
apa yang disebut Gangguan Kecemasan.Gambaran klinis bervariasi dapat dijumpai keluhan

11
cemas, khawatir, was-was, raguuntuk bertindak, perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada
hal-hal yang sepele dan tidak utama yang mana perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek
kehidupannya, sehingga pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu
spesifik untuk Gangguan Kecemasan Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis secara
terus-menerus mencakupsituasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial), cemas
akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkan serangan jantung.
Sering penderita tidak sabar, mudah marah, sulit tidur. Diagnosis gangguan cemas menyeluruh
menurut PPDGJ-III ditegakkan jika penderita menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (mengambang).

Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
berkonsentrasi),

ketegangan motoric (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan

overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak


napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb).

Terapi pada Gangguan Kecemasan Menyeluruh pada umumnya dapat dilakukan dengan
dua cara yakni terapi psikologis (psikoterapi) atau terapi dengan obat-obatan (farmakoterapi)
Obat pilihan yang digunakan adalah antianxietas (golongan benzodiazepine khuusnya diazepam
dan alprazolam. Anti depresan juga dapat dikombinasikan misalnya golongan SSRI yakni
fluoxetine.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Maria, Josetta. Cemas Normal atau Tidak Normal. Program Studi Psikologi. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. 1997.Gangguan Kecemasan dalamSinopsis Psikiatri: Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2.Jakarta: Bina Rupa Aksara. Hal.
1-15
3. Kaplan, Harold. I. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat.Jakarta: Widya Medika. Hal.145-
54
4. Tomb, D. A. 2000.Buku Saku Psikiatri Edisi 6.Jakarta : EGC. Hal. 96-110
5. Maslim, Rusdi. 2001.Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-
III.Jakarta:Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal. 72-
75
6. Adiwena, Nuklear. 2007.Anxietas.Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Indonesia.
7. Eldido. Anxiety Disorder; Tipe-tipe dan Penanganannya. 20 Oktober 2008.
8. Yates, W. R. 2008.Anxiety Disorders. Update Januari 8, 2017. www.emedicine.com
9. Anonim.Kecemasan atau Ansietas.Update 8 Januari 2017.www.mitrariset.blogspot.com
10. Ashadi.Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi.Updates 8 januari
2017.www.sidenreng.com
11. Maslim, Rusdi. 2007.Penggunaan Klinis Obat Psikotropik.Jakarta: Bagian
IlmuKedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal. 12

13

Anda mungkin juga menyukai