Tugas-Akun International2
Tugas-Akun International2
Konvergensi IFRS
International Financial Reporting Standards (IFRS) memang merupakan kesepakatan
global standar akuntansi yang didukung oleh banyak negara dan badan-badan
internasional di dunia. Popularitas IFRS di tingkat global semakin meningkat dari waktu
ke waktu. Kesepakatan G-20 di Pittsburg pada tanggal 24-25 September 2009, misalnya,
menyatakan bahwa otoritas yang mengawasi aturan akuntansi internasional harus
meningkatkan standar global pada Juni 2011 untuk mengurangi kesenjangan aturan di
antara negara-negara anggota G-20.
Sejak 2008, diperkirakan sekitar 80 negara mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar
dalam bursa efek global menerapkan IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan
laporan keuangannya. Memang, hingga saat ini IFRS belum menjadi one global
accounting standard. Namun standar ini telah digunakan oleh lebih dari 150-an Negara.
Menuju IFRS:
Rencana Penerapan Fair Value di Indonesia
Apa sesungguhnya fair value? selama ini, sistem akuntansi di Indonesia menggunakan
konsep historical cost. Konsep ini menggunakan pendekatan biaya perolehan
menghasilkan nilai buku. Untuk berbagai kepentingan, laporan nilai buku itulah yang
selama ini lazim dijadikan acuan untuk menilai sebuah perusahaan.
Dengan kondisi pasar yang semakin dinamis, dan berkembang sangat cepat, akhirnya
konsep historical cost dianggap tidak cocok lagi, karena tidak mencerminkan nilai pasar.
Sebagai gantinya digunakan konsep Fair Value. Meskipun telah disepakati bahwa
Indonesia akan menerapkan konsep fair value, namun banyak kalangan mengingatkan
untung rugi atau risiko-risiko yang ditimbulkannya. Fair value akan menguntungkan
pelaku pasar atau investor karena memang mencerminkan nilai pasar yang sebenarnya.
Sebab informasi pasarnya terkini. Hanya, memang, kita akan kesulitan untuk menilai
pasar yang tidak aktif. Dan untuk itu diperlukan penilaian model. Fair value memiliki tiga
keunggulan, yaitu laporan keuangan menjadi lebih relevan untuk dasar pengambilan
keputusan; meningkatkan keterbandingan laporan keuangan; dan informasi lebih dekat
dengan apa yang diinginkan oleh pemakai laporan keuangan. Dengan demikian, potensi
laba/rugi sebuah perusahaan jauh jauh hari sudah bisa diprediksikan.
Cara Konversi
Untuk Indonesia mengadopsi secara penuh seperti Australia sangat tidak mungkin.
Adopsi jika hanya untuk yang cross-border listing saja tentu mengakibatkan tidak
komparabelnya perusahaan Indonesia yang cross-border listing dengan yang domestik.
Adopsi yang mungkin adalah adopsi model ketiga yang dapat diakui dunia internasional,
namun mempunyai karakteristik yang cocok dengan kita. Kata kuncinya disini adalah
taylor-made namun memenuhi kebutuhan internasional serta dapat melepaskan diri dari
tekanan dunia internasional.
Pengapdosian IFRS mestinya diikuti pula dengan pengapdosian standar pengauditan
internasional. Standar pelaporan keuangan perusahaan tidak akan mendapatkan
pengakuan tinggi, bila standar yang digunakan untuk pengauditan masih standar lokal.
Internasional Standards on Auditing (ISA) merupakan standar auditing internasional yang
juga harus diadopsi agar kualitas pelaporan keuangan berstandars internasional sekaligus
mendapat pengakuan.