Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai
anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau
merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Saluran pencernaan terdiri dari mulut,
tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan
anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.Adapun gangguan pada
sistem pencernaan seperti gastritis,hepatitis,diare,konstipasi,apendiksitis dan
maag.Masalah pencernaan dari kategori ringan hingga berat harus segera diatasi
jika tidak akan dapat memperburuk keadaan.Salah satu cara untuk mengatasi
sistem pencernaan adalah dengan mengkonsumsi obat , yang termasuk dalam
kategori obat sistem pencernaan diantaranya Antasida, H2 reseptor antagonis ,
Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor , Antibiotik , Proton pompa
inhibitor, Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Seperti yang diketahui dalam pelayanan
kesehatan, obat merupakan komponen yang penting karena diperlukan dalam
sebagian besar upaya kesehatan baik untuk menghilangkan gejala/symptom dari
suatu penyakit, obat juga dapat mencegah penyakit bahkan obat juga dapat
menyembuhkan penyakit. Tetapi di lain pihak obat dapat menimbulkan efek yang
tidak diinginkan apabila penggunaannya tidak tepat. Oleh sebab itu, penyediaan
informasi obat yang benar, objektif dan lengkap akan sangat mendukung dalam
pemberian pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat sehingga dapat
meningkatkan kemanfaatan dan keamanan penggunaan obat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari obat sistem pencernaan ?
2. Apa sajakah klasifikasi dari obat pencernaan ?
3. Apa saja efek yang dapat ditimbulkan dari obat pencernaan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari obat sistem pencernaan.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari obat sistem pencernaan.
3. Untuk mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem pencernaan.

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mendefinisikan obat sistem pencernaan dengan tepat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi obat sistem pencernaan.
3. Mahasiswa dapat memahami efek yang dapat ditimbulkan dari obat sistem
pencernaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Obat Sistem Pencernaan
Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem gastrointestinal dan
hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi :
menerima makanan
memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

2.2 Klasifikasi Obat Sistem Pencernaan


Terdapat beberapa klasifikasi dari obat sistem pencernaan diantaranya :
Antitukak, Antipasmodik, Antasida, Antiemetik , Antikolinergik, Hepatoprotektor
, Prokinetik, Antidiare , Laksatif.
2.2.1 ANTITUKAK

Tukak adalah suatu defek mukosa/submukosa yang berbatas tegas dapat


menembus muskularis mukosa sampai lapisan serosa dengan diameter 5mm
sehingga dapat terjadi perforasi.

Tukak peptik adalah suatu istilah yang umum untuk tukak yang timbul di
esofagus, lambung, atau duodenum, pada saluran gastrointestinal atas. Tukak-
tukak ini lebih spesifik diberi nama menurut lokasinya : tukak esofagus, tukak
lambung, dan tukak duodenum.

1.Tukak Esofagus

Kerongkongan tahan terhadap ludah,tetapi peka terhadap getah lambung dan


getah duodenum. Bila otot penutup cardiac (di permulaan lambung) tidak
menutup dengan sempurna dan peristaltik tidak bekerja dengan baik, dapat terjadi
aliran balik dari isi lambung ke esofagus. Bila reflux ini berlangsung sering atau
untuk jangka waktu yang cukup lama, mukosanya dapat dirusak oleh
asam lambung-pepsin.Luka (erosi) yang timbul berubah menjadi peradangan dan
akhirnya bahkan dapat berkembang menjadi tukak.

Gejalanya berupa perasaan terbakar (pirosis,heartburn) dan perih dibelakang


tulang dada, yang disebabkan karena luka muka mukosa bersentuhan dengan
makanan atau minuman yang merangsang (alkohol, sari buah, minuman bersoda).
Timbul pula rasa asam atau pahit di mulut akibat mengalirnya kembali isi
lambung(reflux). Sebagai reaksi terhadap ransangan asam itu pada mukosa
esofagus secara otomatis akan timbul sekresi ludah. Sifat alkalis dari ludah
selanjutnya akan menetralkan keasaman gatah lambung. Akan tetapi, bila
refluxnya terlalu banyak mekanisme perlindungan tersebut tidak mencukupi.
2. Tukak Duodenum

Duodedum tahan terhadap garam empedu, lisolesitin dan tripsin, tetapi peka
terhadap asam. Akibat hiperrektivatas lambung, ganguan dalam motilitas dan atau
ganguan fungsi pylorus, isi lambung yang asam dapat diteruskan ke usus
terlampau cepat dan dalam jumlah berlebihan. Jika mukosa duodenum untuk
jangka waktu lama bersentuhan dengan asam tersebut, timbullah radang usus
halus(duodenitis) dan kemudian tukak duodenum.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PADA PENYAKIT TUKAK PEPTIK

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB

EFEK

Gangguan mekanis

Hipersekresi asam dan pepsin. Hipermotilitas lambung, khususnya terhambatnya


peristaltik dan pengosongan lambung.

Pengaruh genetik

Peningkatan jumlah parietal dalam lanbung. Kerentanan lapisan mukosa terhadap


penetrasi asam. Kerentanan terhadap kelebihan asetilkolin dan histamin. Asam
hidroklorida yang berlebihan akibat rangsangan eksternal.

Pengaruh lingkungan

Makanan dan minuman yang mengandung kafein; makanan berlemak, gorengan


dan banyak mengandung bumbu; alkohol. Produk nikotin, termasuk rokok.
Keadaan stres. Trauma berat, pembedahan besar.

Obat-obat

Aspirin dan senyawa aspirin.NSAID termasuk ibuprofen(motrin, atvil, nuplin),


indometasin(inocin) : kortikosteroid(kortison, preknison) : garam-garam kalium :
obat-obat antineoplastik.

Bakteri

Helikobakter pylori
3. Tukak lambung
adalah suatu kondisi patologis pada lambung, duodenum, esofagus bagian bawah,
dan stroma gastro enterostomi (setelah bedah lambung. Tujuan terapi tukak
lambung ialah meringankan atau menghilangkan gejala mempercepat
penyembuhan, mencegah komplikasi yang serius (hemoragik ,ferforasi,
abstruksi), dan mencegah kambuh. Adapun pembagian dari antitukak contohnya
antasida.Antasida digunakan untuk mengurangi nyeri dan rasa terbakar di hulu
hati karena hiperasiditas pada gastritis atau ulcer.Antasida yang diberikan peroral
umumnya berbentuk cairan atau tablet kunyah guna mempercepat distribusi dan
mengikat asam. Antasida tergolong obat bebas, mengandung magnesium (Mg+),
Aluminium (Al+++), atau Kalsium (Ca++), Simitikon. Antasida berasal dari bahasa
lemah, yang jika bereaksi dengan asam lambung di GI membentuk air dan garam.
Karena ION H+ membentuk air (H2O) menyebabkan jumlahnya berkurang
sehingga keasaman lambung menurun atau pH meningkat. Ketika pH lambung
mencapai 4-5, aktifitas pepsin terhambat yang juga bermanfaat dalam mengurangi
iritasi mukosa.Mekanisme kerja semua antasida hampir sama sehingga
pemilihannya didasarkan pada kapasitas netralisasi, efek samping atau karena
adanya penambahan zat-zat tertentu. Mekanisme kerja semua antasida hampir
sama sehingga pemilihannya didasarkan pada kapasitas netralisasi, efek samping
atau karena adanya penambahan zat-zat misalnya penambahan simetikon atau
dimetil polisiloksan dalam kesediaannya berfungsi mendorong flatus (dapat
mengurangi CO2) sehingga mengurangi terjadinya forasi pada tukak.Kebanyakkan
kerja antasida bersifat lokal karena hanya sebagian kecil dari zat aktifnya yang
diabsorbsi. Karena merupakan basa lemah maka jika berikatan dengan asam yang
ada dilambung menyebabkan keasaman berkurang. Disamping itu, antasida juga
dapat mengikat atau mengubah derajat ionisasi obat lain yang diberikan
bersamaan sehingga dapat berpengaruh pada absorbinya. Untuk itu, sebaiknya
jika ada obat yang harus diminunm bersamaan dengan antasida hendaknya diberi
jeda minimal 1 jam.Sodium Bikarbonat (NaHCO3) dan kalsium karbonat (CaCO3)
merupakan antasida sistemik yang sekarang sudah sangat jarang digunakan. Obat
ini dapat menyebabkan alkalisis karena Na+ dan Ca++ dapat absorbsi.Kelebihan Ca
(O2)2menyebabkan urine bersifat basa, kelebihan Na+ menyebabkan retensi cairan
yang berakibat udem dan tekanan darah naik.Selain itu, penggunaan
NaHCO3 dapat meningkatkan CO2 disaluran pencernaan yang berakibat distensi
dan sendawa atau meningkatkan parforasi (memperparah penutup tukak yang ada.
Reaksi antara antasida dengan HCl dilambung adalah,
Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2 H2O
CaCO3 + 2 HCl CaCl2 + H2CO3
H2CO3 H2O + CO2
Al(OH)3 + 3HCl AlCl3 + 3H2O
NaHCO3 + 2HCl NaCl + H2CO3
H2CO3 H2O + CO2
Konstipasi merupakan efek samping dari antasida yang mengandung
almunium (Al) dan kalsium (Ca) karena dapat menghambat absorpsi air dan
fosfat. Sedangkan diare merupankan efek samping antasida yang mengandung
magnesium (Mg). oleh karena itu, kebanyakan antasida mengandung kombinasi
Al dan Mg untuk saling meniadakan efek samping utamanya. Antasida jika
digunakan dalam perut kosong efeknya akan bedurasi sekitar 30 menit tetapi jika
di gunakan 1 jam setelah makan aktivitasnya dapat berlangsung sekitar 2-3 jam.
Hal ini di sebabkan karena makanan berfungsi sebagai baffer dan menghambat
kekosongan lambung. Golongan Obat Antitukak :
TRANSKUILIER(Obat penenang)
Transkuiliser memliki efek yang minimal dalam mencegah dan mengobati tukak,
obat ini mengurangi perangsangan vagal dan menurunkan kecemasan, Librax,
suatu kombinasi ansiolitik klordiasepoksid (librium) dan antikolinergik clidinium
(Qarzan), dipakai dalam mengobati tukak. Adapun Golongan Obat Penenang :
1. Dari golongan benzodiazepin
Yang paling sering digunakan adalah golongan benzodiazepin.Obat ini
mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan cara mengurangi aktivitas saraf di
dalam otak.Tetapi benzodiazepin bisa menyebabkan ketergantungan fisik dan
pemakaian pada alkoholik harus sangat hati-hati.Obat cemas dari golongan
benzodiazepin adalah alprazolam, klordiazepoksid (chlordiazepoxide), lorazepam,
oksazolam (oxazolam), klobazam (clobazame) dan diazepam.
2. Buspirone
Obat cemas dari golongan azaspirodekanedion adalah buspiron (buspirone). Obat
cemas ini nerupakan antiansietas yang efek sedatifnya relatif ringan dan tidak
bereaksi dengan alkohol. Diduga resiko timbulnya toleransi dan ketergantungan
juga kecil.Efeknya baru timbul setelah 10-15 hari, sehingga hanya digunakan
untuk mengobati penyakit kecemasan menyeluruh.
3. Hydroxyzine
Sedangkan obat cemas dari golongan piperazine adalah hydroxyzine.Hydroxyzine
diindikasikan untuk menghilngkan gejalaansietas dan ketegangan yang
berhubungan dengan psikoneurosis atau terapi tambahan untuk penyakit lainnya
yang menyebabkan kecemasan.Hydroxyzine dapat menyebabkan kantuk dan
menghilangkan kesadaran, sehingga dianjurkan untuk tidak mengendarai
kendaraan atau mengoperasikan mesin.Hydroxyzine dapat menyebabkan
kekeringan pada mulut, hidung da tenggorokan. Jika kekeringan berlanjut hingga
lebih dari dua minggu anda harus periksakan ke dokter anda atau dokter gigi
karena kekeringan yang lama dapat menyebabkan penyakit gigi.
Pengobatan Tukak Lambung
Sasaran utama pada pengobatan tukak peptik adalah menghambat atau mendapar
sekresi asam untuk menghilangkan gejala-gejala dan mempermudah
penyembuhan. Tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan ini adalah pemberian
antasida, penatalaksanaan diet, antikolinergik, penghambat H2(simetidin, ranitidin
, dan famotidin), dan istirahat secara fisik maupun emosi.
Antasida diberikan untuk menetralkan asam lambung dengan mempertahankan ph
cukup tinggi sehingga pepsin tidak diaktifkan, sehingga mukosa terlindungi dan
nyeri mereda. Preparat antasida yang paling banyak digunakan adalah campuran
dari alumunium hidroksida dengan magnesium hidroksida. Makan dalam porsi
kecil namun sering juga penting untuk menetralkan asam lambung. Zat yang
merangsang sekresi asam lambung seperti alkohol dan kafein dihindarkan. Obat-
obat antikolinergik seperti propantelin (Pro- Banthine) dan antropin (dari atropa
belladonna) menghambat efek langsung dari saraf vagus terhadap sel-sel parietal
yang mensekresikan asam. Antikolinergik juga menghambat pergerakan dan
waktu pengosongan lambung, dan berdasarkan alasan ini banyak dokter tidak
memberikan obat ini pada penderita tukak lambung. Penghambat H2 dengan cepat
menjadi obat yang paling sering dipakai untuk mengobati tukak duodenum karena
kemampuannya untuk mengurangi sekresi asam sekitar 70%. Obat lain, sukralfat
tidak hanya membentuk membran tidak tembus asam yang melekat pada mukosa
yang terluka, tetapi juga mempercepat produksi sel mukosa (suatu
efek sitoprotektif).
Istirahat fisik dan emosional dipermudah dengan menciptakan lingkungan yang
tenang, mendengarkan keluhan penderita, dan memberikan dukungan emosi.
Dosis kecil sedatif seringkali diberikan.
Sekitar 80-90% penderita tukak duodenum mempunyai perjalanan penyakit yang
jinak, diselingi oleh suatu masa di mana pengobatan dokter diperlukan. Sejumlah
penderita yang tidak diketahui jumlahnya, mampu mengobati dirinya sendiri
dengan diet dan antasida yang dijual bebas. Respon tukak lambung terhadap
pengobatan kedokteran klasik (diet dan antasida) tidak terlalu berhasil; tetapi
dengan memakai antagonis reseptor histamin yang lebih baru selama 12 minggu
dapat memberikan kesembuhan pada 80% sampai 90% penderita tukak lambung.
Pemantauan perkembangan penyakit perlu dilakukan dengan ketat, karena obat-
obat ini dapat juga menghilangkan gejala-gejala tukak lambung ganas. Penderita-
penderita ini dapat mengalami komplikasi.
Tujuan pengobatan ulkus adalah untuk menghilangkan rasa sakit dan untuk
mencegah komplikasi maag, seperti pendarahan, obstruksi, dan perforasi.
Langkah perama dalam perawatan melibatkan pengurangan faktor risiko (NSAID
dan rokok). Langkah selanjutnya adalah obat-obatan.
Antasida dapat menetralisasi asam yang ada dalam perut. Namun, tindakan
penetralan agen ini hanya berjangka pendek dan dosis terus meningkat jika
penyakit semakin parah. Antasida yang mengandung magnesium dapat
menyebabkan diare, sedangkan antasida yang mengandung alumunium agen dapat
menyebabkan sembelit. Tukak sering kembali ketika pemakaian antasida
dihentikan.
Penelitian telah menunjukan bahwa protein dalam perut yang disebut histamine
merangsang sekresi asam lambung. Antagonis histamine (bloker H2) adalah obat
yang dirancang untuk memblokir aksi histamine pada sel-sel lambung sehingga
mengurangi keluaran asam. Contoh H2 bloker adalah cimetidine (Tagamet),
ranitidine (Zantac), nizatidine (Axid), dan famotidin (Pepcid). Sementara, H2
bloker efektif dalam penyembuhan ulkus. Mereka memiliki peran yang terbatas
dalam pemberantasan H. pylori tanpa antibiotik. Oleh karena itu, radang sering
kembali ketika H2 bloker dihentikan. Umumnya obat ini ditoleransi dengan baik
dan memiliki sedikit efek samping, bahkan dengan penggunaan jangka panjang.
Dalam kasus yang jarang terjadi, pasien melaporkan sakit kepala, kebingungan,
lesu dan halusinasi. Penggunaan kronis simetidin jarang dapat menyebabkan
impotensi atau payudara bengkak. Baik Cimetidine dan Ranitidine dapat
mengganggu kemampuan tubuh untuk menangani alcohol. Pasien yang minum
obat ini mungkin memiliki kadar alcohol dalam darah tinggi. Obat ini juga dapat
mengganggu penanganan obat lain, seperti Dilantin, Coumadin, dan teofilin.
Pemantauan dan penyesuaian dosis obat-obat ini mungkin diperlukan.
Obat-obatan jenis proton-pumb inhibitor, seperti omeprazole (Prilosec),
lansoprazole (Prevacid), pantoprazole (Protonix), esomeprazole (Nexium), dan
rebeprazole (Aciphex) lebih kuat daripada H2 bloker dalam menekan sekresi
asam. Obat jenis sukralfat (Carafate) dan misoprostol (Cytotec) adalah agen yang
memperkuat dinding usus terhadap serangan asam lambung. Obat jenis ini
melapisi permukaan ulkus Carafate dan mempromisikan penyembuhan. Obat jenis
ini memiliki efek samping yang sangat sedikit. Efek samping yang paling umum
adalah sembelit dan gangguan pada penyerapan obat lain. Cytotec adalah zat
prostaglandin seperti umumnya digunakan untuk menangkal efek ulkus NSAID.
Studi menunjukan bahwa Cytotec dapat melindungi perut dari ulserasi pada
mereka yang mengambil NSAID secara kronis. Diare merupakan efek samping
yang umum. Cytotec dapat menyebabkan keguguran bila diberikan pada wanita
hamil, dan harus dihindari oleh wanita usia subur.

2.2.2 ANTISPASMODIK
Antipasmodik merupakan golongsn obat yang memiliki sifat sebagai
relaksan otot polos.Termasuk dalam kelas ini ialah senyawa yang memiliki efek
anti kolinelgik (lebih tepatnya anti muskarinik) dan antagonis reseptor-dopamin
tertentu.Meskipun antipasmodik dapat mengurangi spasme usus , tetapi
penggunaanya dalam dispepsia bukan tukak, sindrom usus irritable dan penyakit
divertikular hanya bermanfaat sebagai penobatan tambahan. Manfaat klinik anti
sekresi lambung obat anti muskarinik konvensional relatif kecil, karena dosisnya
dibatasi oleh efek samping senyawa miip antropin.Selain itu, keberadaannya telah
digantikan oleh obat-obat anti sekresi yang lebih kuat dan spesifik, yakni
antagonis reseptor-H2 histamin dan anti muskarinik selektif piren
zevin.Antipasmodik obat yang digunakan untuk mengatasi kejang pada saluran
cerna yang mungkin disebabkan diare, gastritis, tukak peptik dan
sebagainya.Beberapa contoh :Hyoscine (Obat ini beraksi pada sistem saraf
otonom dan mencegah kejang otot), Clidinium (Kombinasi chlordiazepoxide dan
clidinium bromide digunakan untuk mengobati lambung yang luka dan teriritasi.
Obat ini membantu mengobati kram perut dan abdominal.) , Mebeverine ,
Papaverine, (golongan alkaloid opium yang diindikasikan untuk kolik kandungan
empedu dan ginjal dimana dibutuhkan relaksasi pada otot polos, emboli perifer
dan mesenterik.) , Timepidium , Pramiverine , Tiemonium.
GASTRITIS/MAAG
1. Gastritis bakterialis akibat infeksi oleh Helicobacter pylori (bakteri yang tumbuh
di dalam sel penghasil lendir di lapisan lambung). Obat yang diberikan
mengandung bismuth atau antibiotik misalnya amoxicillin dan claritromycin) dan
obat anti-tukak (omeprazole).
2. Gastritis karena stres akut, merupakan jenis gastritis yang paling berat, yang
disebabkan oleh penyakit berat atau trauma (cedera). Obat : jenis antasida (untuk
menetralkan asam lambung) dan anti-ulkus yang kuat (untuk mengurangi atau
menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat : menutup sumber
perdarahan pada tindakan endoskopi.
3. Gastritis erosif kronis bisa merupakan akibat dari: bahan iritan seperti obat-
obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya penyakit
Crohn , alkoholik, dll diobati dengan jenis antasida dan antagonis reseptor H2
misal Cimetidin, Ranitidian
4. Gastritis eosinofilik bisa terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap
infestasi cacing gelang. diberikan obat maag dengan jenis kortikosteroid atau
dilakukan pembedahan.
5. Gastritis sel plasma merupakan gastritis yang penyebabnya tidak
diketahui. Obat : jenis anti ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung

2.2.3 ANTIDIARE
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air
besar.( Perubahan frekuensi & konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan
normal, tinja mengandung 60-90% air, pada diare airnya bisa mencapai lebih dari
90%.Diare merupakan suatu gejala, pengobatannya tergantung pada
penyebabnya., dapat dijelaskan sebagai berikut
untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti difenoksilat,
codein, paregorik (opium tinctur) atau loperamide.
untuk membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan
attapulgit aktif.
diarenya berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan
diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus.
Selama tidak muntah dan tidak mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air,
gula dan garam.Anti diare yang ideal harus bekerja cepat, tidak menyebabkan
konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang tinggi, tidak mempunyai efek
buruk terhadap sistem saraf pusat, tidak menyebabkan ketergantungan..Contoh
antidiare :
1. Racecordil, memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya mengembalikan
keseimbangan sistem tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.
2. Loperamide, golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas
saluran cerna
3. Nifuroxazide , bakterisidal terhadap E coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,
Staphylococcus dan P aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran
pencernaan.
4. Dioctahedral smectite, melindungi barrier mukosa usus & menyerap toksin,
bakteri, serta rotavirus.

2.2.4 OBAT LAKSATIF (PENCAHAR)


Sembelit (konstipasi) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
kesulitan buang air besar atau jarang buang air besar. Jika konstipasi disebabkan
oleh suatu penyakit, maka penyakitnya harus diobati. Pencegahan dan pengobatan
terbaik untuk konstipasi adalah gabungan dari olah raga, makanan kaya serat.
Sayur-sayuran, buah-buahan dan gandum merupakan sumber serat yang
baik.Golongan obat-obat pencahar yang biasa digunakan adalah :
1. Bulking Agents. Bulking agents (gandum, psilium, kalsium polikarbofil dan
metilselulosa) bisa menambahkan serat pada tinja.
2. Pelunak Tinja. Dokusat akan meningkatkan jumlah air yang dapat diserap oleh
tinja.
3. Minyak Mineral. Minyak mineral akan melunakkan tinja dan memudahkannya
keluar dari tubuh.
4. Bahan Osmotik. Bahan-bahan osmotik mendorong sejumlah besar air ke dalam
usus besar, sehingga tinja menjadi lunak dan mudah dilepaskan.Cairan yang
berlebihan juga meregangkan dinding usus besar dan merangsang kontraksi.
Pencahar ini mengandung garam-garam (fosfat, sulfat dan magnesium) atau gula
(laktulosa dan sorbitol).
5. Pencahar Perangsang.
langsung merangsang dinding usus besar untuk berkontraksi dan mengeluarkan
isinya. Mengandung substansi yang dapat mengiritasi seperti senna, kaskara,
fenolftalein, bisakodil atau minyak kastor.
bekerja setelah 6-8 jam dan menghasilkan tinja setengah padat, tapi sering
menyebabkan kram perut. Dalam bentuk supositoria (obat yang dimasukkan
melalui lubang dubur), akan bekerja setelah 15-60 menit.jangka panjang
menyebabkan kerusakan pada usus besar, juga seseorang bisa menjadi tergantung
pada obat ini sehingga usus menjadi malas berkontraksi (Lazy Bowel
Syndromes).

2.2.5KOLAGOGUM,KOLELITOLITIK DAN HEPATIK PROTEKTOR


Pada obat pencernaan golongan ini tidak langsung berkaitan dengan saluran cerna
tetapi lebih kepada fungsi hati dan empedu yang bermasalah.Obat yang
menstimulasi aliran empedu ke duodenum disebut Kolagogum.Hingga kini belum
ada pengobatan efektif pilihan untuk penyakit hepatitis yang kronis karena
virus.Ada beberapa zat aktif yang diindikasikan untuk masalah ini , seperti di
bawah ini :
Ursodeoksikolat, memberi efek cytoprotektif langsung, dan efek pada siklus
enterohepatik pada efek korelatif potensial asam empedu dan efek
imunomodulate.
AARC atau asam amino rantai cabang, merupakan asam amino esensial yang
terdiri dari asam amino Valin, Leusin, & Isoleusin. Pada penderita penyakit hati
kronis atau sirosis hati kadar AARC ini akan menurun.
Chenodeoxycholic adalah asam empedu, satu dari empat asam organik utama
yang diproduksi oleh hati, disintesa hati dari kolesterol. Indikasi : batu empedu
kolesterol, khususnya pada pasien yang beresiko tinggi untuk pembedahan, tidak
dapat ditolong dengan pembedahan sama sekali atau yang menolak kolesistektomi
(membuang kandung empedu yang sakit atau yang berisi batu dengan
pembedahan).
Zat aktif lainny, berasal dari alam seperti silymarin, lecitin, ekstrak rimpang-
rimpangan maupun tanaman lainnya yang dalam penelitian bermanfaat untuk
kesehatan hati.
A KOLAGOGA
Pengertian
Kolagoga adalah zat atau obat yang digunakan sebagai peluruh atau penghancur batu
empedu. Batu empedu merupakan penyakit yang terjadi di saluran atau kandung
empedu Faktor pencetusnya meliputi hiperkolesterolemia, penyumbatan disaluran
empedu dan radang saluran empedu.
Terdapat tiga jenis batu empedu yakni batu kolesterol, batu pigmen dan batu kalsium
karbonat (kebanyakan yang terjadi batu empedu campuran). Terapi batu empedu
dengan obat perannya relatif kecil bila dibandingkan dengan tehnik pembedahan
atau endoskopi.dan laparoskopi.
Terapi dengan obat cocok untuk pasien:
Yang gejalanya ringan
Fungsi kandung empedu tidak terganggu
Ukuran batu empedu kecil sampai sedang.

Pencegahan jangka panjang mungkin diperlukan setelah batu empedunya melarut atau
dibuang, karena dapat terjadi kembali pada sebagian pasien sesudah pengobatan
dihentikan.

Pengobatan
Obat yang sering digunakan untuk membantu melarutkan batu empedu adalah asam
kenodeoksikolat dan asam ursodeoksikolat. Pasien batu empedu dianjurkan
melakukan diet kolesterol dan pengobatan dilanjutkan sampai 3 atau 4 bulan
sesedah batunya melarut.

Spesialite obat Kolagoga.


NO GENERIK DAGANG PABRIK
1 Asam Kenodeoksikolat Chenofalk Darya Varia
2 Asam Ursodeoksikolat Estazor Pratapa Nirmala
Pramur Prafa
Urdafalk Darya Varia
Ursochol Pharos

C. PROTEKTOR HATI (HEPATOPROTEKTOR)

Obat-obat protektor hati adalah obat-obat yang digunakan sebagai vitamin


tambahan untuk melindungi, meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi
hati kerena adanya bahan kimia, penyakit kuning atau gangguan dalam
penyaringan lemak oleh hati.
Pada umumnya obat-obat golongan ini mengandung asam-asam amino,
kandungan dari tanaman kurkuma (kurkumin) dan zat-zat lipotropik seperti
methionin dan cholin. Methionin memiliki peranan penting dalam metabolisme
hati sehingga digunakan untuk melawan keracunan yang disebabkan oleh
hepatotoksin. Sedangkan choline adalah suatu zat yang dapat mencegah dan
menghilangkan perembesan lemak kedalam hati dan juga bekerja melawan
keracunan.
Obat-obat ini sebaiknya jangan digunakan pada penderita penyakit hati yang berat
karena pada dosis besar dapat memperparah keadaan.

Spesialite obat protektor hati


NO GENERIK DAGANG PABRIK
1 Methionin dan Vitamin Methicol Otto
Methioson Soho
2 Curcuma Curcuma Soho
Curson Soho
Heparviton Tempo Scan P
Lanagogum Landson
3 Asam-asam Amino Aminofusin Hepar Baxter Kalbe

2.2.6 OBAT HEMOROID

Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung


pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus. Wasir yang tetap
berada di anus disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari
anus disebut hemoroid eksternal (wasir luar). Wasir bisa terjadi karena
mengeluarkan darah, terutama setelah buang air besar, sehingga tinja mengandung
darah atau terdapat bercak darah di handuk ataupun tisu kamar mandi. Darahnya
bisa membuat air di kakus menjadi merah. Lama kelamaan wasir dapat
menyebabkan penderitanya mengalami kehilangan darah yang berat atau anemia
sehingga memerlukan transfusi darah.Wasir yang menonjol keluar mungkin harus
dimasukkan kembali dengan tangan perlahan-lahan atau bisa juga masuk dengan
sendirinya. Wasir dapat membengkak dan menjadi nyeri bila permukaannya
terkena gesekan atau jika di dalamnya terbentuknya pembekuan darah.Kadang-
kadang, wasir bisa juga menyabakan keluarnya lendir dan menimbulkan perasaan
bahwa masih ada isi rektum yang belum dikeluarkan. Perut terasa mau jebol
karena banyak tinja yang tertahan akibat takut mengalamai rasa sakit saat buang
air besar. Gatal pada daerah anus (pruritus ani) bisa menjadi gejala dari wasir.
Rasa gatal ini terjadi karena keadaan wasir yang terkeluar itu menghambat
pembersihan anus secara efisien, dapat menyebabkan partikel-partikel kecil dari
feses menumpuk pada kulit perianal dan bekerja sebagai iritan. Iritan ini dapat
berpotensi menjadi kanker bila tidak segera ditangani. Ada juga yang mengalami
rasa sakit di bagian tulang belakang bagian bawah. Biasanya, gejala itu di alami
oleh penderita yang sudah pada ambeien stadium 2.Penyakit hati menyebabkan
kenaikan tekanan darah pada vena portal dan kadang-kadang menyebabkan
terbentuknya wasir. Pengobatan Hemoroid/Wasir biasanya, tidak membutuhkan
pengobatan kecuali bila menyebabkan gejala.
1. Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang
menyertainya.
2. Suntikan skleroterapi diberikan kepada penderita wasir yang mengalami
perdarahan. Dengan suntikan ini, vena digantikan oleh jaringan parut.
3. Wasir dalam yang besar dan tidak bereaksi terhadap suntikan skleroterapi, diikat
dengan pita karet. Cara ini, disebut ligasi pita karet, meyebabkan wasir menjadi
layu dan putus tanpa rasa sakit.
4. Pengobatan dilakukan dengan selang waktu 2 minggu atau lebih. Mungkin 3-6
kali pengobatan.
5. Wasir juga bisa dihancurkan dengan menggunakan laser (perusakan laser), sinar
infra merah (fotokoagulasi infra merah) atau dengan arus listrik
(elektrokoagulasi).
6. Pembedahan mungkin digunakan bila pengobatan lain gagal.
Kandungan obat hemoroid / wasir
Polidocanol, sediaan injeksi (ampul).Senyawa bismuth dan kombinasinya,
Kombinasi Hydrokortison, suppositoria.Ekstrak tumbuh-tumbuhan,
Graptophyllum pictum, Sophora japonica , dllSenyawa flucortolone dan
kombinasi senyawa alumunium, senyawa zink, hydrokortison dan lidokain dalam
bentuk krim.
2.2.7 OBAT DIGESTAN
Adalah obat yang membantu proses pencernaan. Obat ini bermanfaat pada
defisiensi satu atau lebih zat yang berfungsi mencerna makanan di saluran cerna.
Obat membantu proses pencernaan berisi enzim-enzim atau campurannya,
berguna memperbaiki fungsi pencernaan, bermanfaat pada defisiensi satu atau
lebih zat yang berfungsi mencerna makanan.
Sediaan digestan :
Enzim pankreas
Dalam sediaan dikenal sebagai pankreatin & pankrelipase. Mengandung
amilase, tripsin (protease) & lipase. Pankrelipase berasal dari pankreas hewan,
aktivitas lipase relatif lebih tinggi dari pankreatin.
Pepsin , enzim proteolitik yang kurang penting dibanding dengan enzim
pankreas.
Empedu, mengandung asam empedu dan konjugatnya, mengatasi batu
kolesterol kandung empedu.

2.2.8 ANTASIDA
Antasida adalah basa-basa lemah yang digunakan untuk menetralisir
kelebihan asam lambung yg menyebabkan timbulnya sakit maag.Tujuan
pengobatan adalah menghilangkan gejala, mempercepat penyembuhan, dan
mencegah komplikasi lebih lanjut.Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat
antasida digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :

1. Anti Hiperasiditas
Obat dengan kandungan aluminium atau magnesium bekerja secara
kimiawi mengikat kelebihan HCl dalam lambung. Sediaan yang mengandung
magnesium menyebabkan diare karena bersifat pencahar, sedangkan sediaan
yang mengandung aluminium dapat menyebabkan sembelit maka biasanya kedua
senyawa ini dikombinasikan. Persenyawaan molekul antara Mg dan Al disebut
hidrotalsit.

2. Indikasi
Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, gejala utama
penyakit gastroesophageal refluks, ataupun gangguan asam
pencernaan. Pengobatan dengan antasida dan hanya ditujukan untuk gejala ringan
saja. Pengobatan ulkus akibat keasaman yang berlebihan mungkin memerlukan
antagonis reseptor H2 atau pompa proton untuk menghambat asam, dan
mengurangi H. pylori.

3. Efek
Efek yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek yang umumnya
terjadi adalah sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.Berkurangnya keasaman
perut dapat menyebabkan mengurangi kemampuan untuk mencerna dan menyerap
nutrisi tertentu, seperti zat besi dan vitamin B. Kadar pH yang rendah di perut
biasanya membunuh bakteri yang tertelan, tetapi antasida meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi karena kadar pHnya naik. Hal ini juga bisa
mengakibatkan berkurangnya kemampuan biologis dari beberapa obat. Misalnya,
ketersediaan hayati ketokonazol (antijamur) berkurang pada pH lambung yang
tinggi (kandungan asam rendah).Peningkatan pH dapat mengubah kemampuan
biologis obat lain, seperti tetrasiklin dan amfetamin. Ekskresi obat-obatan tertentu
juga dapat terpengaruh. Perpaduan tetracycline dengan aluminium hidroksida
dapat menyebabkan mual, muntah, dan ekskresi fosfat, sehingga kekurangan
fosfat.
Perintang reseptor H2 ( antagonis reseptor H2).Bekerja dengan cara
mengurangi sekresi asam. contoh obatnya adalah ranitidin dan simetidin.
Adapun penggolongan obat - obat antasida, antara lain :
a. Antasida
Aluminium Hidroksida
Al Oksida
Magnesium Karbonat
Mg Trisilikat
Mg Oksida
Mg Hidroklorida
Natrium Karbonat
Bismuth Subnitrat
Bismuth Subsitrat
Kalsium Karbonat
Hidrotalsite ( Mg, Al, Hidroksi Karbonat )
b. Antagonis Reseptor H2 ( H2 Bloker )
Ranitidin
Simetidin
Famotidin
Nizatidin
# Bekerja dengan cara mngurangi sekresi asam lambung sebagai akibat
hambatan reseptor H2.
c. Penghambat Pompa Proton
Omeprazol
Lansoprazol
Pantoprazol
# Bekerja dengan cara menghambat asam lambung dengan cara menghambat
sistem enzim adenosin trifosfat hidrogen-kalium (pompa proton dari sel parietal
lambung)
d. Anti Kolinergik / anti muskarinik
Pirenzepin
Fentonium
Ekstrak Belladon
# Bekerja dengna menghambat sekresi asam melalui reseptor muskarindan
melawan kejang
e. Analog Prostaglandin
Misoprostol
# Anti sekresi dan proteksi
f. Pelindung mukosa
Sukralfat
# Melindungi mukosa dari serangan pepsin dan asam
g. Penguat motilitas
Metoklorpramid
Domperidon
h. Zat pembantu
Dimetikon (Dimetilpolisiloksan)
# Memperkecil gelembung gas yang timbul sehingga mudah di serap dan
dapat mencegah masuk angin, kembung dan kentut
i. Penenang
Diazepam
Klordiazepoksida
# menekan stress yg dapat memicu asam lambung

2.2.9 ANTIKOLINERGIK
Antikolinergi (antimuskarinik, parasimpatolitik) menghilangkan nyeri
dengan menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal; obat-obat ini bekerja
dengan menghambat asetilkolin dan histamin dan asam hidroklorida.
Antikolinergik berfungsi memperlambat waktu pengosomgam lambung, sehingga
lebih seAntikolinergik (disebut juga obat penyekat kolinergik atau obat Antagonis
kolinergik) mengikat koffloseptor tetapi tidak memicu efek intraselular
diperantarai oleh reseptor seperti lazimnya yang paling bermanfaat dari obat
golongan ini adalah menyekat sinaps muskarinik pada saraf parasimpatis secara
selektif. Oleh karena itu, efek persarafan parasimpatis menjadi terganggu, dan
kerja pacu simpatis muncul tanpa imbangan. Kelompok kedua obat ini, penyekat
ganglionk nampaknya lebib menyekat reseptor nikotinik pada ganglia simpatis
dan parasmpatis. Keluarga ketiga senyawa ini, obat penyekat neumuscular
mengganggu transmisi impuls eferon yang menuju otot rangka.ring dipakai untuk
tukak duodenum daripada tukak lambung.Antikolinergik harus diminum sebelum
makan untuk mengurangi sekresi asam yang timbul saat makan. Antasid dapat
memperlambat absorbsi antikolineregik sehingga harus diminum 2 jam sesudah
pemberian antikolinergik. Namun saat ini diangap obsolet dan sudah ditinggalkan
seluruhnya.

Antikolinergik juga disebut antimuskaranik, parasimpatolitik, kolinolitik,


atroponik, dan pemblok parasimpatetik
Antikolinergik menghambat efek asetilkolin pada saraf postganglionik kolinergik
danotot polos, menghasilkan efek efek sebagai berikut:
a. Anti spasmodik, yaitu menurunkan tonus dan pergerakan sauran cerna dan
saluran urogenital.
b. Antisekresi, mengurangi sekresi air liur, keringat dan asam lambung.
c. Anti parkison, parkison adalah suatu ppenyakit yang disebabkan oleh
adanya ketidak seimbangan kadar dopain fan asetil kolin di otak.
d. Mifriatik atau dilatasi pupil mata sikloplegik atau paralisis struktur siliari
mata, yang menyebabkan paralisis akomodasi pengihatan dekat.
Efek samping antikolinergik antara lain adalah mulut kering, anhidrosis, mata
kabur. Takikardia, disuria dan retensi urin akut. Pada orag dapat menyebabkan
glau koma, konstipasi, dan kesulitan akomodasi penglihatan.
2. Golongan obat antikolinergik
Berdasarkan efek yang ditimbulkan senyawa antikolinergik dibagi menjadi
empat kelompok yaitu:
a. Obat antispasmodik
Obat antispanmodik (spasmolitik umum) adalah senyawa yang dapat
menurunkan tonus dan pergerakan sauran cerna dan urogenial. Obat
antispasmodik digunakan sebagai penunjang pengobatan tukak lambung da usus,
serta untuk eringankan spasme viseral.
Antikolinergik yang digunakan sebagai obat anti spasmodik obat antispasmodik
dibagi enjadi tiga kelompok yaitu alkoloida salonacea dan turunanya, senyawa
amonium kuartener siteti dan senyawa amin tersier sintetik.
b. Senyawa antisekresi
Efek antisekrsi dapat dihasilkan oleh senyawa antikolinergik dan digunakan
sebagai obat tambahan pada pengobatan tukak lambung dan usus serta untuk
meringankan spasme viseral.
Contoh: klidinium klorida, fentonium bromida, isopropamid iodida, metalin
bromida, dan propentelin bromida.
c. Obat anti parkinson
Obat anti-parkinson adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan gejala
penyakit parkinson. Pada individu normal ada keseimbangan antara kadar
dopamin dan asetilkolin diotak. Adanya ketidak seimbangan kadar kedua senyawa
diatas, terutama kekurangan dopamin disriatum otak dapat menyebabkan penyakit
parkinson.
Berdasarkan mekanisme kerjanya obat anti parkinson dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu senyawa antikolinergik pusat, senyawa yang mempengaruhi kadar
dopamin diotak dan senyawa yang menurunkan metabolisme dopamin.
d. Midriatik
Antikolinergik kuat digunakan seeccara setempat pada mata karna menimbulkan
efek midriasis (dilatasi pupil) dan siklopelgia (paralisis akomodasi). Midriatik dan
efek sikloplegik digunakan untuk membantu pembiasan dan pemeriksaaan bagian
dalam mata, membantu prosedur diagnostik sebelum, selama dan sesudah oprasi
intrakular serta untuk untuk pengobatan glaukoma sekunder.
Contoh : atropin sufat, hematropin HBr, hisin metil bromida, dan tropikamid.
3. Hubungan Struktur Dan Aktifitas

Struktur umum CR2X-CO-O-(CH2)n- N


a. Strruktur antikolinergik sangat mirip dengan senyawa kolinergik. Perbedaan
utama adalah adanya gugus besar yang terikat pada gugus alkil yang dapat
meningkatkan kekuatan ikatan dengan permukaan resptor.
b. Pemasukan subtituen pada cincin aromatik (gugus fenil) hanya sedikit
menunjang aktivitas.
c. X dapat berupa gugus H, OH, CH3, CONH2-adanya gugus OH
meningkatkan aktivitas antikolnergik karna dapat menunjang kekuatan intraksi
obat resptor melalui ikatan hidrogen.
d. N berupa amonium kuarterner atau amin tersier yang terprotonasi pada pH
fisologis atau bio fisa, membentuk gaya tarik menari elekstrostatik.
2.3. Contoh Obat di Pasaran
Tablet, Sirup (Theophylline/Teofilin)
Nama Obat Generik : Theophylline / Teofilin
Nama Obat Bermerek : Bronsolvan
KOMPOSISI
Tiap tablet Bronsolvan mengandung Theophylline (Teofilin) 150 mg.
Tiap 15 ml sirup Bronsolvan mengandung Theophylline (Teofilin) 150 mg.

FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)


Teofilin merupakan turunan metilxantin yang mempunyai efek antara lain
merangsang susunan saraf pusat dan melemaskan otot polos, terutama bronkus.
Dosis Obat BRONSOLVAN Tablet, Sirup (Theophylline/Teofilin)

Baca Juga Dosis Obat Lainnya :


1. Dosis Obat BUSCOPAN Tablet (Hyoscine-N-butylbromide)
2. Dosis Obat BURNAZIN Krim (Silver Suphadiazine)
3. DOSIS OBAT CALOMA PLUS
4. Dosis Obat CANDISTIN (Nystatin)
5. Dosis Obat CAPTOPRIL (Captopril)
6. Dosis Obat CATAFLAM (Diclofenac Potassium)
INDIKASI
Indikasi Bronsolvan adalah untuk meringankan dan mengatasi serangan asma
bronkial.

KONTRAINDIKASI
Hipersensitivitas atau alergi terhadap komponen obat.
Penderita tukak lambung.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Hati-hati pemberian Bronsolvan pada hipoksemia, hipertensi, atau penderita
yang mempunyai riwayat tukak lambung.
Bronsolvan dapat mengiritasi saluran gastrointestinal.
Hati-hati pemberian Bronsolvan pada wanita hamil, menyusui, dan anak-anak.
Pemberian Bronsolvan jangan melampaui dosis yang dianjurkan dan bila dalam
1 jam gejala-gejalanya masih tetap atau bertambah buruk, agar menghubungi
puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Hati-hati pemberian Bronsolvan pada penderita kerusakan fungsi hati, penderita
di atas 55 tahun terutama pria dan pada penyakit paru-paru kronik.
EFEK SAMPING
Efek samping Bronsolvan yang dapat timbul adalah sebagai berikut :
Gastrointestinal : mual, muntah, diare.
Susunan saraf pusat : sakit kepala, insomnia.
Kardiovaskular : palpitasi, takikardia, aritmia ventrikuler.
Pernapasan : takipnea
Ruam kulit, hiperglikemia
INTERAKSI OBAT
Bronsolvan jangan diberikan bersamaan dengan preparat xantin yang lain.
Simetidin, eritromisin, troleandomisin dan kontrasepsi oral dapat meningkatkan
kadar teofilin serum.
Rifampisin menurunkan kadar teofilin serum.
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
Dewasa : 1 tablet Bronsolvan atau 15 ml sirup Bronsolvan, 3 kali sehari.
Anak-anak 6-12 tahun : tablet atau 7,5 ml sirup Bronsolvan, 3 kali sehari.
Atau sesuai petunjuk dokter.

KEMASAN
Tablet, Dus, Isi 10 Strip x 10 tablet.
Sirup, Botol, isi 100 ml.

KETERANGAN
Kocok terlebih dahulu.
Simpan di bawah suhu 30 C. Simpan dalam keadaan tertutup rapat.

BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Obat Sistem Pencernaan adalah obat yang bekerja pada sistem
gastrointestinal dan hepatobiliar Sistem pencernaan berfungsi : menerima
makanan, memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut
pencernaan), menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah, membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.Jenis-jenis obat pencernaan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut : Antitukak, Antipasmodik, Antasida, Antiemetik
, Antikolinergik, Hepatoprotektor , Prokinetik, Antidiare , Laksatif. Dari sekian
obat yang disebutkan di atas, setiap obat memiliki efek dan fungsi yang berbeda
sesuai dengan golongan obat tersebut.
3.3 Saran
Setelah mempelajari mata kuliah farmakologi maka perawat dapat
menyediakan ataupun memberikan informasi obat yang benar, objektif dan
lengkap akan sangat mendukung dalam pemberian pelayanan kesehatan yang
terbaik kepada masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemanfaatan dan
keamanan penggunaan obat.

Daftar Pustaka
http://meidinasinaga.wordpress.com/2009/11/12/obat-antitukak/
http://apotik.medicastore.com/artikel-obat/obat-anxietas
http://id.scribd.com/doc/42559346/OBAT-SISTEM-PENCERNAAN
http://hmkuliah.wordpress.com/2011/04/30/obat-sistem-pencernaan/
http://astutidea.blogspot.com/2012/10/obat-obat-gangguan-sistem-
pencernaan.html
Price, Sylvia & Wilson, Lorraine. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. Jakarta : EGC
Hadi, Sujono. 1995. Gastroenterologi. Bandung : Alumni
Shanty, Meita. 2011. Penyakit Saluran Pencernaan. Jogjakarta : Kata Hati

FKUI, Bagian Farmakologi. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Gaya Baru:
Jakarta

Kee, Hayes. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC

Mycek, J, Mery, dkk, 2000. Farmakologi Ulasan Bergambar Edisi 2, Widya


Medika : Jakarta.

Ganiswarna, 1998. Farmakologi dan Terapi , Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia : Jakarta

Tan Hoan Tjay, Kirana R, 2001, Obat-Obat Penting, Khasiat dan Penggunaan ,
DirJen POM RI : Jakarta.

Soekoharjo, S, B. 2000. Kimia Medisinal. Airlangga : Surabaya

Anda mungkin juga menyukai