PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa itu gas metan.
2. Untuk mengetahui bagaimana terbentuknya gas metan.
3. Untuk mengetahui dampak dari gas metan terutama dalam bidang pertanian.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi prooduksi gas metan.
5. Untuk mengetahui manfaat dari gas metan.
BAB11
PEMBAHASAN
Selain itu gas methan juga berpengaruh terhadap pH dan kadar oksigen yang
terlarut dipelihara dalam plot mina padi. Kedua parameter merupakan level
terendah dalam pengobatan di mana tingkat pemberian makanan yang lebih tinggi
yang disediakan. Karena aktivitas ikan, banjir dalam pengobatan mina padi lebih
keruh, sebagaimana tercermin dalam hal anorganik particulate lebih tinggi
(PIOM). Tingkat yang ditinggikan membubarkan metana dipelihara dalam banjir
dari nasi ditambah- ikan umpan makar. Emisi gas metana menunjukkan korelasi
negatif dengan pagi dan sore pH bahwa air makin (R = _0,46; r = _0.56, p < 0,001
inci) dan pagi dan sore tingkat oksigen yang terlarut (R = _0.53; r = _0,46,
p < 0,001 inci). Correlations positif tercatat antara pagi dan sore bahwa air makin
(R = 0.49 suhu; r = 0.44, p < 0,001 inci) dan dengan suhu udara (R = 0,54,
p < 0,001 inci). Hasil menyarankan bahwa sarung ikan memiliki efek meningkat
pada metana emisi dari sawah.
2.4 Cara mengatasi produksi gas metan
Berbagai upaya telah dilakukan dalam mengurangi emisi metana seperti
suplementasi konsentrat, lipid, asam organik minyak atsiri, serta probiotik dan
prebiotik, baik in vitro, maupun in vivo. Senyawa antibiotik seperti monensin dan
lasalosid juga telah digunakan untuk me-nurunkan produksi metana. Namun
demikian penggunaan antibiotik telah dilarang di Uni Eropa sejak 2006 dan
negara-negara di luar Uni Eropa pun sedang mempertimbangkan untuk melarang
penggu-naan antibiotik. Kondisi tersebut membuat para ilmuwan mulai
mengintensifkan penelitian pada senyawa-senyawa alami yang terdapat pada
tanaman sebagai zat aditif pakan untuk meningkatkan produktivitas ternak,
termasuk dalam menurunkan pro-duksi metana. Tanin atau polifenol merupakan
salah satu senyawa yang berpotensi menurunkan emisi metana di antara senyawa-
senyawa alami yang terdapat pada tanaman (Jayanegara et al., 2008).
Fraksi senyawa polifenol yang secara nyata menurunkan produksi gas metana
adalah total fenol (yang terdiri atas senyawa fenol tanin dan senyawa fenol bukan
tanin) dan total tanin, sedangkan tanin terkondensasi tidak terbukti menurunkan
metana melalui koefisien korelasi pada penelitian ini. Data ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilaporkan oleh Jayanegara et al. (2008), bahwa total fenol,
total tanin dan tanin bioassay (persen-tase meningkatnya produksi gas ketika tanin
diinaktivasi dengan polietilen glikol, PEG) menurunkan produksi metana
sedangkan tanin terkondensasi tidak. Berlawanan dengan hasil ini, tanin
terkondensasi secara signifikan dapat menurunkan emisi metana Puchala et al.
(2005) dan Animut et al. (2008)dalam Jayanegara et al. (2008), Berdasarkan hal
tersebut efek tanin terkondensasi terhadap pro-duksi metana masih belum
konsisten, apakah dapat menurunkan atau tidak. Hal ini sangat bergantung pada
tanaman sumber tanin terkon-densasi tersebut, karena struktur senyawa tanin
terkondensasi sangat bervariasi antara satu tanaman dengan tanaman lainnya.
2.5 Manfaat dari gas metan
DAFTAR PUSTAKA
Husny, Zulkarnain. 2010. FLUKS GAS METAN (CH4) PADA BUDIDAYA PADI SECARA
SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DAN KONVENSIONAL PADA SAWAH PASANG SURUT,
LEBAK DAN BERIRIGASI. Jurnal Agrotek.
Saputra, Feri Ardianza. 2015. Pengaruh Gas Metan Terhadap Kegiatan Budidaya
Pengaruh Gas Metan Terhadap Kegiatan Budidaya. Diakses pada tanggal 12 November
2017 dari http://feriputrarafira.blogspot.co.id/2015/11/makalah-pengaruh-gas-metan-
terhadap.html