Anda di halaman 1dari 48

KEWIRAUSAHAAN

LANSKAP KEWIRAUSAHAAN

KELOMPOK 5
WANDA RAHMAWATI 1528040006

SYAMSUL BAHRI 1529040057

AULIA EKA FRASISKAWATI 1529040074

INDAH AZIZAH 1529041003

OKTO PINANG 1529041067

ZULAIHA 1529042034

NUGRAH WULANDARI 1529042040

PTIK 04 2015

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah


memberi rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul LANSKAP KEWIRAUSAHAAN ini, dapat selesai tepat
waktu.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Kewirausahaan pada Semester Ganjil (V) Fakultas Teknik, Prodi
Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer di Universitas
Negeri Makassar tahun akademik 2017/2018.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah


ini, itu dikarenakan kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat
bantuan dari pembimbing kami serta berbagai bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Penulis berharap dengan penulisan makalah ini dapat bermanfaat


khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya serta
semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan
meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Makassar, September 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................... 2
C. TUJUAN ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
A. PERKEMBANGAN DAN SEJARAH ENTREPRENEURSHIP .... 3
B. MUNCULNYA SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP
SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN EKONOMI ......... 8
C. APA ITU KEWIRAUSAHAAN? ................................................... 10
D. THE KEY OF ENTREPRENEURSHIP ....................................... 14
E. BISNIS YANG BAIK ITU DIBANGUN UNTUK MENJADI
SEBUAH INDUSTRI (BERSKALA INDUSTRI) .......................... 19
F. BERWIRAUSAHA ATAU TETAP SEPERTI SEKARANG INI .... 22
G. PEKERJA DAN PENGUSAHA, APA BEDANYA? ...................... 24
H. FAKTOR PENTING DAN CIRI-CIRI YANG BISA
MENGUBAH SESEORANG MENJADI WIRAUSAHAWAN ....... 27
I. FAKTOR KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN USAHA ........... 31
BAB III PENUTUP ................................................................................. 44
KESIMPULAN .................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 45

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara
seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak
universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.
Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru
terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan
dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)
mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka
mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait
dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan dan sejarah entrepreneurship?
2. Bagaimana munculnya spirit of entrepreneurship sehubungan dengan
perkembangan ekonomi?
3. Apa itu kewirausahaan?
4. Apa saja the key of entrepreneurship itu?

1
5. Bagaimana bisnis yang baik itu dibangun untuk menjadi sebuah industri
(berskala industri)?
6. Berwirausaha atau tetap seperti sekarang ini?
7. Pekerja dan pengusaha, apa bedanya?
8. Apa saja faktor penting dan ciri-ciri yang bisa mengubah seseorang
menjadi wirausahawan?
9. Apa saja faktor kegagalan dan keberhasilan usaha?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu, agar mahasiswa dapat:
1. Mengetahui bagaimana perkembangan dan sejarah entrepreneurship.
2. Mengetahui proses munculnya spirit of entrepreneurship sehubungan
dengan perkembangan ekonomi.
3. Mengetahui apa itu kewirausahaan.
4. Mengetahui apa saja the key of entrepreneurship.
5. Mengetahui bisnis yang baik itu dibangun untuk menjadi sebuah industri
(berskala industri).
6. Memilih berwirausaha atau tetap seperti sekarang ini.
7. Membedakan pekerja dan pengusaha.
8. Mengetahui faktor penting dan ciri-ciri yang bisa mengubah seseorang
menjadi wirausahawan.
9. Mengetahui faktor kegagalan dan keberhasilan usaha.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Perkembangan Dan Sejarah Entrepreneurship


Entrepreneurship itu berkembang berdasarkan naluri, personal, dan
alamiah karena pada zaman dahulu belum ada suatu konsep yang jelas
tentang entrepreneurship. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis,
sehingga terjemahannya sangat multiarti. Ada yang berpendapat entrepreneur
berarti jiwa yang bebas atau berani memutuskan untuk dirinya sendiri. Namun,
bila diterjemahkan secara literatur, entrepreneur berarti Between Taker atau
Go Between (Hisrich, Robert D; Michael P. Peter & Dean A. Shepherd, 2004.
Entrepreneurship. 6th Edition. Boston: McGraw Hill). Terjemahan bebasnya
adalah orang yang berani memutuskan dan mengambil resiko dari satu
pekerjaan, proyek, ide, atau lebih pilihan di mana semua pilihannya memiliki
manfaan dari resiko yang berbeda.
Entrepreneur adalah seseorang yang berusaha berpikir beda, seperti
Marcopolo, Christopher Columbus, dan lain-lain. Columbus berpikir bahwa
ada suatu keinginan untuk keluar dari keadaannya yang menoton sehingga ia
terus mencari sesuatu yang berbeda dan baru. Ia berimajinasi bahwa ada
suatu tempat yang bisa memenuhi harapannya saat itu (visi). Kemudian ia
mencari berbagai informasi untuk mewujudkannya. Oleh sebab itu, ia
menawarkan kepada banyak orang tentang angan-angan yang dicita-citanya,
sekalipun ia tidak tahu di mana pastinya tempat itu. Suatu ketika ia mampu
meyakinkan (Sell Your Concept, Idea, and Knowledge) orang lain untuk
mendanai turnya. Sebagai imbalan, barang-barang hasil temuannya akan
dijual kepada orang yang telah mendanai turtnya itu. Itulah awal makna
entrepreneurship.
Entrepreneur berubah makna dari sekedar mengambil risiko menjadi
menjual manfaat untuk menukar risiko yang akan terjadi. Bila manfaat sebuah
pekerjaan itu lebih besar dari resiko yang ia tawarkan kepada orang lain yang
akan mendanainya, maka itulah makna penting menjadi entrepreneur.
Ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi terus berkembang seiring
dengan perjalannan waktu. Entrepreneurship berkembang pesat saat revolusi
industri yang diawali dengan penemuan mesin uap oleh James Watt.

3
Kemudian diikuti penemuan-menemuan lainnya oleh Isaac Newton (teropong
terbang), Louis Pasteur (vaksinasi dan antibiotik), Wright bersaudara (pesawat
terbang), Marconi (radio), Graham Bell (telepon), Thomas Alfa Edison
(telegraf, lampu, dan cikal bakal film), dan masih banyak lagi.
Entrepreneurship muncul dari penemu-penemu dunia yang dimanfaatkan oleh
orang yang sebuah bisnis. Entrepreneurship berubah makna dari sekadar
menawarkan manfaat menjadi memanfaatkan informasi yang ada, yaitu
penemuan-penemuan yang terjadi.
Kemudian, makna itu berubah lagi dari memanfaatkan informasi menjadi
sebuah peluang bisnis. Lalu makna itu berkembang lagi menjadi orang/pribadi
yang mempunyai visi untuk memanfaatkan perubahan kebutuhan, keinginan,
dan harapan dari orang-orang di sekelilingnya (seperti pedagang, keluarga,
keluarga, laju pertumbuhan ekonomi, pendapatan, pertanian, pertumbuhan
sosial, dan lain-lain). Oleh karena itu, ia berani mengambil alternative berbagai
risiko untuk memulai, menawarkan, dan menciptakan suatu konsep yang
terpadu guna memenuhi harapan yang belum terwujud.
Entrepreneurship berubah dari memanfaatkan informasi yang ada menjadi
menciptakan manfaat dari informasi yang ada. Contohnya kontraktor, pekerja,
pabrik, produsen, pedagang, pemasok, dan lain-lain. Hingga sekarang
entrepreneurship berubah dari menciptakan suatu manfaat (creative
entrepreneur) menjadi mengubah pola persaingan, trend setter, change drive,
dan innovator (innovative entrepreneur). Entrepreneurship sudah bukan hanya
meningkatkan suatu yang ada menjadi suatu yang lebih baik untuk memenuhi
kebutuhan orang atau pasar (create something new from nothing), melainkan
lebih kearah mengatur pola persaingan dan menentukanarah serta gerak
persaingan, dari sekadar persaingan yang lebih ke arah hyper dan berbeda
(creative something from nothing).
Ada tiga hal yang bisa menentukan arah gerak perubahan pasar, yaitu:
1. Teknologi;
2. Ekonomi (pasar, pelanggan, persaingan, dan lain-lain);
3. Sosial, politik, dan kebudayaan.
Itu semua akan menjadi inspirasi bagi seorang entrepreneur yang SMART.
Untuk itu mari kita pelajari sejarah entrepreneurship. Sesuatu yang perlu anda
kenal lebih jauh sebelum mengenal apa itu entrepreneurship.

4
Kewirausahaan pada Zaman Dahulu
Wirausaha (entrepreneurship) adalah seseorang yang mengambil risiko
atas kesempatan sejumlah uang yang ditentukan dalam kesepakatan
tersebut. Kewirausahaan adalah profesi yang cukup tua di dunia ini. Profesi itu
ada sejak dilakukannya penukaran barang atau barter di dalam kehidupan
sehari-hari dan diteruskan setelah ditemukannya alat pertukaran barang yang
disebut uang logam, baik dengan standar emas ataupun uang kertas.
Awalnya kewirausahaan didefinisikan secara sederhana. Pada zaman
dahulu, orang sering memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang berbeda
dalam rangka melakukan pertukaran atau perdagangan yang biasa disebut
go-between (Robert D, Phd. Entrepreneurship. 6th Edition. Boston: McGraw
Hill). Ia melakukan kesepakatan kontrak kerja atas permintaan suatu barang
(saat itu rempah-rempah) dengan seseorang yang kan ditukar (dibeli) dengan
sejumlah uang atas hasil jerih payahnya. Awal dari kewirausahaan adaah
contractor (orang yang melakukan kesepakatan kerja atas sejumlah pekerjaan
yang ditentukan sebelumnya dengan kompensasi sejumlah uang yang segala
risikonya ditanggung oleh penerima kontrak). Oleh sebab itu, kewirausahaan
pada zaman dahulu disebut risk taker (pengambilan risiko).
Kewirausahaan pada zaman dahulu dimotori oleh:
1. Keinginan untuk bertahan hidup saja (survival);
2. Berpikir kreatif untuk maju (creative thinking);
3. Berpikir untuk menentukan sesuatu yang lebih baik dengan
mengembangkan apa yang ia punyai (improvement);
4. Berpikir visioner untuk menentukan sesuatu yang baru dan berbeda
(inventor). Ini menjadikan motor pertumbuhan dan perkembangan jaman
dengan ditentukannya teknologi hingga kini;
5. Muncul ide melahirkan sebuah ilmu pengetahuan dalam tujuan mencari
nafkah hingga menjadi sebuah bisnis;
6. Cikal bakal ilmu pengetahuan kewirausahaan, yaitu selling skill is the core
of entrepreneurial skill dan menjadi sebuah ilmu untuk menjadi kaya dan
sukses yang sudah ada sejak dulu.

5
Karakter kewirausahaan pada zaman dahulu mengandung 3 hal pokok,
yaitu:
1. Bersifat kesepakatan kerja dengan jumlah uang ditentukan;
2. Ada unsur risk taker (pengambil risiko) karena situasi dan kondisi yang
belum diketahui sebelumnya. Pada saat itu, tempat, keadaan, cara
menuju ke suatu tempat, transportasi, dan hal-hal lain bersifat baru dan
belum diketahui oleh pengambilan risiko;
3. Hasilnya dijual ke pihak yang menyepakati kontrak. Ada unsur untung
bila hasilnya banyak dan rugi bila hasilnya tidak mencukupi, jadi,
terdapat unsur gambling di dalamnya.

Kewirausahaan pada Abad Pertengahan (sebelum Abad 17)

Sejak ditemukannya mesin uap oleh James Watt, era industri telah
menggantikan era agro (pertanian massal). Namun, sebelum itu
wirausahawan adalah orang yang mampu mengendalikan, mengatur dan
mengoptimalkan sumber dayanya dalam ssebuah proyek yang ia kuasai untuk
mendapatkan suatu imbalan tertentu dalam konsep produksi. Oleh sebab itu,
perbedaan kewirausahaan pada zaman dahulu terletak pada konsep
produksinya (berbasis produksi dan penjualan).

Kewirausahaan pada Abad/ Era Industri

James Watt telah mengubah era pertanian menjadi era industri dan
Alexander Graham Bell telah mendorongnya lebih jauh ke sector
telekomunikasi setelah ditemukannya telepon. Perkembangan semakin cepat
setelah ditemukannya pesawat terbang oleh Wrigth bersaudara. Oleh sebab
itu, muncullah perubahan arti kewirausahaan dari zaman ke zaman. Dalam
era ini, kewirausahaan adalah orang yang berani mengambil risiko (risk taker)
dan tidak memiliki modal uang (capital) yang melakukan kesepakatan dengan
pemilik modal untuk mengerjakan proyek-proyek tertentu atas sumber
dayanya namun tidak memiliki pengetahuan yang cukup.

Hal inilah yang membedakan kewirausahaan dari zaman sebelumnya, yaitu


aspek penyediaan modal. Contoh nyatanya adalah Alexander Graham Bell
dengan telekomunikasinya, Marconi dengan radionya, Thomas Alfa Edison

6
dengan lampunya. Mereka-mereka ini adala entrepreneur atau wirausahawan
pada zamannya. Kewirausahaan semacam ini disebut kewirausahaan join
venture capital (satu pihaknya adalah intelectual capital, pihak lainnya adalah
equity capital).

Kewirausahaan pada abad 20

Kewirausahaan adalah orang (wirausaha) yang mempunyai pengalaman,


keahlian, dan kamampuan untuk mengorganisasikan sebuah usaha, baik dari
awal atau yang sudah bejalan untuk tujuan pribadi, yaitu kemakmuran.

Unsur yang membedakan adalah kemampuannya untuk berani


menanggung semua resiko baik modal, waktu, dan naa baiknya yang
sebelumnya tidak dilakukan termasuk dengan memanfaatkan teknologi. Pada
zaman sebelumnya, modalnya bersifat modal gabungan (venture capital)
tetapi sekarang belum tentu modalnya bersifat gabungan/bersama-sama (bisa
sendiri/individu atau partnership). Contohnya ialah Microsoft, IBM, Apple, Dell,
dan lain-lain.

Kewirausahaan pada abad 21

Pada abad ini, kewirausahaan sudah lebih dari sekedar mengorganiasi


karena bisa terdiri dari pencipta (creator), pemodal (inventor), dan pelaku
inovasi (innovator). Pada zaman ini, yang menjadi tulag punggung
kesuksesan dari sebuah bisnis adalah kreativitas seorang wirausahawan itu
sendiri (creativepreneur).

Bayangkan, di usia muda (21 tahun) saat baru menjalankan bisnisnya


selama 21 bulan, tiba-tiba usaha ketiga anak muda ini ditawar Rp.15,6 triliun!
Woow...! luar biasa perasaanya saat itu. Itulah fenomena kewirausahaan You
Tube. Anda juga bisa! Contihnya ialah Yahoo, Google, Facebook, Blackberry,
Twitter, Youtube, Iphone, Ipod, dan lain-lain. Oleh sebab itu, secara terperinci
bisa diuraikan bahwa entrepreneurship atau kewirausahaan adalah sebuah
ilmu yang menggabungkan seni, filosofi, keterampilan, dan naluri dalam
sebuah benang merah kemampuan untuk mengoptimalkan dan
memberdayakan sumber daya yang dimiliki.

7
Sumber daya yang dimiliki misalnya adalah pengalaman hidup. Latar
belakang pendidikan, jaringan pertemanan (network), informasi yang diterima,
kejadian-kejadian setiap hari, dan dana baik itu berupa uang maupun aset.
Sumber daya yang ada dikelola dengan segala resiko yang diperhitungkan
dengan matang (risk manager) dan digunakan sebagai modal dalam berkreasi
dan berinovasi. Tentu saja pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya itu
bertujuan untuk menciptakan perubahan dan produk yang bisa berguna bagi
dirinya dan masa depannya.

Bila disimpulkan, kewirausahaan itu adalah seorang menajer risiko (risk


meneger) yang dengan kemajuan kreatifitasnya bila mengoptimalkan segala
sumber daya yang ada, baik itu sumber daya materiil, kapasitas intelektual,
maupun waktunya untuk manghasilkan suatu produk atau usaha yang
berguna bagi dirinya dan bagi orang lain. Nah, itulah asal-usul tentang
kewirausahaan yang awalnya begitu menakutkan bagi banyak orang namun
sebenarnya tidak seperti yang dibayangkan.

B. Munculnya Spirit Of Entrepreneurship Sehubungan


Dengan Perkembangan Ekonomi

Perkembangan ilmu pengetahuan, social, ekonomi, politik, budaya,


teknologi, dan kesejahtraan telah menciptakan gap diantara faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan tersebut. Misalnya, gap antara ilmu
pengetahuan dan social, social dan politik, budaya dan social, atau social dan
teknologi. Gap yang terjadi akan menciptakan perubahan status social,
perilaku, gaya hidup, keutuhan, keinginan, selera, dan sebagainya, sehingga
bisa membangkitkan sebuah inspirasi bisnis yang pada akhirnya
memunculkan peluang bisnis.

Munculnya peluang bisnis akan menstimulus munculnya entrepreneur-


entrepreneur musa. Hal inilah yang mendorong timbulnya entrepreneurship
seiring dengan perubahan dan perkembangan ekonomi. Ada beberapa factor
yang menstimulus spirit of entrepreneurship, yaitu:

8
1. Evolusi produk
Perubahan produk akan menimbulkan perubahan kebutuhan yang
memunculkan sebuah peluang baru.
2. Evolusi ilmu pengetahuan
Perubahan ilmu pengetahuan akan menimbulkan inspirasi produk baru
dan akan seperti itu seterusnya.
3. Perubahan gaya hidup, selera, dan hobi
Perubahan gaya hidup akan menimbulkan keinginan akan produk yang
berbeda.
4. Perubahan teknologi
Perkembangnya teknologi dan semakin canggihnya teknologi akan
menciptakan produk, suasana, dan gaya hidup yang berbeda.
5. Perubahan budaya
Berkembangnya gaya hidup, pendapatan, selera, teknologi, dan
sebagainya akan mengubah budaya seseorang, sehingga hal ini
mempengaruhi kebutuhan akan produk yang berbeda disetiap tempat.
6. Perubahan struktur pemerintahan dan politik
Perubahan politik akan memengaruhi perubahan struktur pemerintahan,
yang berujung pada perubahan peraturan, kebijakan, dan arah
prekonomian, sehingga muncullah sebuah gap kebutuhan akan produk
yang lalu dan pasca perubahan.
7. Intrapreneurship
Kemampuan interpreneurship (etrepreneurship didalam sebuah
perusahaan internal) yang semaki baik dan kuat akan memunculkan
gairah entrepreneur. Hal ini disebabkan karena kreativitas, inovasi,
ketatnya persaingan, hasrat ingin tantangan yang lebih baru, perubahan
organisasi, dan lain-lain. Jadi, organisasi secara tidak langsung
mengembangkan jiwa entrepreneurship seseorang.

9
C. Apa Itu Kewirausahaan?
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam Bahasa
inggris, unternehmer dalam Bahasa jerman, ondernemen dalam Bahasa
belanda. Sedangkan diindonesia diberi nama kewirausahaan. Kata
entrepreneur berasal dari Bahasa perancis, yaitu entreprende yang berarti
petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang
mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil
ciptaannya.
Istilah ini diawali oleh Richard Cantillon (1755), yaitu Entrepreneurial is an
innovator and individual developing something unque and new. Istilah ini
kemudian dipopulerkan ileh ekonom J. B Say (1803) untuk menggambarkan
para pengusaha yang mampu mengelola sumber-sumber daya yang dipunyai
secara ekonomis (efektif dan efisien) dari tingkat produktivitas yang rencah
menjadi lebih tinggi. Ada lagi pendapat bahwa wirausaha adalah pelaku utama
dalam pembagunan ekonomi dalam fungsinya adalah melakukan inovasi atau
kombinasi-kombinasi yang baru untuk sebuah inovasi.
Wirausaha melakukan sebuah proses yang disebut creative destruction
untuk menghasilkan suatu nilai tambah (added value) guna menghasilkan nilai
yang lebih tinggi. Untuk itu keterampilan wirausaha (entrepreneurial skill)
berintikan kreativitas. Oleh sebab itu bisa dikatakan bahwa the core of
entrepreneurial skill is creativity.
Woow... kalau digolongkan, sebenarnya kewirausahaan itu akan
dimasukkan sebagai apa, ya? Banyak yang berpendapat bahwa
kewirausahaan itu illmu pengetahuan (knowledge) atau mungkin juga sebuah
keterampilan (life skill) atau sebagai seni (art). Jadi, artinya aoa, ya?
Wirausaha itu memiliki banyak padanan kata. Untuk itu mari kita coba uraikan:
Wiraswasta
Wira : sendiri
Hasta : tangan
Wiraswasta :berani berdiri sendiri dengan tangannya

10
Wirausaha
Wira : berani, pejuang, gagah
Usaha : usaha
Wirausaha : berani usaha mandiri
Pengusaha : orang yang mengusahakan suatu pekerjaan atau
usahawan.
Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku
Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif
yang membangun suatu value dari yamg belum ada menjadi ada bias
dinikmati oleh orang banyak. Katanya, setiap wirausahawan (entrepreneur)
yang sukses memiliki empat unsur pokok, yaitu:
1) Kemampuan (hubungan dengan IQ dan skill)
a. Dalam membaca peluang
b. Dalam berinovasi
c. Dalam mengelola
d. Dalam menjual
2) Keberanian (hubungannya dengan EQ dan mental)
a. Dalam mengatasi ketakutan
b. Dalam mengendalikan resiko
c. Untuk keluar dari zona kenyamanan
3) Keteguhan hati (hubungan dengan motivasi diri)
a. Persistence (ulet), pantang menyerah
b. Determinasi (teguh akan keyakinannya)
c. Kekuatan akan pikiran (power of mind) bahwa Anda juga bias

Seorang entrepreneur harus bisa melihat suatu opportunity atau peluang


dari kacamata (perspektif) yang berbeda dari orang lain, atau yang tidak
terpikirkan oleh orang lain yang kemudian bisa diwujudkan menjadi value.

Entrepreneur yang berhasil adalah entrepreneur yang mampu bertahan


dengan segala keterbatasannya, memanfaatkan, dan meningkatkannya untuk
memasarkan (tidak hanya menjual) peluang tersebut dengan baik serta terus
menciptakan reputasi yang membuat perusahaan itu bisa berkembang.

11
Dapat kita simpulkan bahwa entrepreneurship adalah suatu kemampuan
untuk mengelola suatu yang ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan
ditingkatkan agar lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup
Anda dimasa mendatang. Banyak sekali perbedaan yang orang lakukan
dalam mengartikan kewirausahaan (entrepreneurship). Beberapa diantaranya
mengatakan bahwa entrepreneurship itu adalah:

1. ILMU PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)


Kewirausahaan adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji
coba di lapangan, dikumpulkan, diteliti, dan dirangkai sebagai sumber
informasi yang berguna bagi orang lain yang membutuhkannya sehingga
kewirausahaan bisa dimasukkan kedalam disiplin ilmu baik itu yang
bersifat teori ataupun yang bersifat empiris (hasil uji lapangan). Tetapi,
apakah kewirausahaan juga bersifat personal?
2. KEPERIBADIAN atau SIKAP
Unsur yang terkandung didalam karakteristik kewirausahaan adalah
sikap positif, keperibadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh
bagi yang lain, dan tidak mudah putus diri. Jadi, kewirausahaan adalah
sebuah keperibadian atau sikap, namun banyak orang berkata nahwa
kewirausahaan itu ada sebuah filosofi.
3. FILOSOFI
Kita tahu hidup adalah sebuah pilihan dan sukses adalah akumulasi dari
pilihan-pilihan kita yang tepat menuju kesatu arah, yaitu mimpi. Fondasi
kesuksesan untuk menjadi wirausaha yang cerdas adalah filosofi hidup
dan bekerja. Oleh karena itu, kewirausahaan bisa digolongkan dalam
sebuah filolosofi hidup atau landasan hidup dan meniti karir guna meraih
kesuksesan. Bangai mana dengan pertanyaan ini: Bahwa kewirausahaan
juga sebuah keterampilan atau skill? setuju Anda?
4. SKILL atau KETERAMPILAN
Dikatakan demikian karena kewirausahaan adalah penggabungan dua
konsep penting dari pengetahuan dan pengalaman yang dirasakan serta
dilakukan melalui jatuh-bangun untuk menjadi terampil dan akhirnya
menjadi sebuah keahlian dalam menjalankan roda bisnis. Seperti seorang
samurai dengan pedangnya (katana); keduanya tidak terpisahkan, antara

12
pengetahuan tentang menggunakan pedang (materialnya) dan latihan
yang terus menerus sehingga mencapai sebuah kesempurnaan hingga
disebut ahli pedang. Oleg sebab itu, kewirausahaan juga merupakan
sebuah keterampilan. Nah, kalau bersifaat pekerjaan, bisakah
kewirausahaan itu disebut sebagai seni? Yah, semakin menarik, bukan?
5. SENI (ART)
Tepat sekali! Dalam menemukan ide, inspirasi, dan peluang bisnis
dibutuhkan imajinasi, visualisasi, dan pemikiran yang terkadang harus
berlawanan dengan logika. Berfikir berbeda untuk menentukan ide-ide
brilian. Semua itu membutuhkan kreatifitas, inovasi yang benar-benar baru
sehingga unsur dankekuatan seni unruk menemukan ide dalam cara
mengatasi kesulitan, mengendalikan sumber daya manuasia (SDM) juga
pelanggan memiliki peran yang cukup bsar. Oleh karena itu bisa dikatakan
pengaruh kekuatan seni dalam ilmu kewirausahaan sangat besar.
Layaknya seorang samurai tanpa seni beladiri, ia akan sulit menang.
Hingga ketika seorang manjadi mahir akan muncul menjadi sebuah
profesi.
6. PROFESI
Seratus persen betul! Telah diuraikan di depan bahwa setelah lulus
sekolah atau kuliah ada opsi-opsi yang dibuat, yaitu mencari kerja (job
seeker) atau menciptakan lapangan kerja (wirausaha). Jika seseorang
memilih menjadi pekerja (employee) atau berwirausaha, ia harus bersikap
profesional. Oleh karena itu, menjadi wirausaha juga merupakan sebuah
profesi, sebuah pilihan hidup yang harus dilakukan secara profesional
(dalam arti jujur, terbuka, berkomitmen, konsisten, tepat janji, tanggung
jawab, mengerti batas hak-haknya, mengerti etika profesi, dan berdisiplin).
Ah, banyak juga, ya? Sssttt, katanya kewirausahaan itu membutuhkan
intuisi ayau daya nalar! Batul tidak?
7. NALURI
Banyak orang yang ingin menjadi wirausahawan yang sukses tetapi
tidak banyak yang berhasil, mengapa? Karena kewirausahaan itu
membutuhkan naluri untuk menemukan sebuah peluang dan ide bisnis
yang akhirnya menjadi sebuah bisnis yang sukses. Oleh karena itu, bisa

13
dikatakan bahwa wirausahawan yang sukses pasti mempunyai naluri yang
kuat tentang bagaiman menemukan inspirasi, ide, dan peluang-peluang
baru. Jadi entrepreneurship bisa dikatakan sebagai profesi namun, dalam
berwirausaha seseorang akan sukses bila memiliki mimpi atau cita-cita!
8. MIMPI SESEORANG
Menjadi wirausahaan juga dipahami sebagai mimpi seseorang bahkan
cita-cita yang terpendam sejak ia masih remaja atau dewasa. Bill Gates,
misalnya, bermimpi untuk mendapatkan uang atau penghasilan 1 juta $
diusia 25 tahun. Mimpi itu benar-benar terwujud setelah iya memilih
menjadi wirausaha sebagai pilihan hidup. Kalau begitu, kewirausahaan
bisa dong dogolongkan menjadi pilihan hidup seseorang! Ya, memang
begitu!
9. PILIHAN HIDUP SESEORANG
Tujuan hidup seseorang adalah mampu menghidupi keluarganya
dengan menjadi karyawan (pekerja) atau menjadi pengusaha
(wirausahawan), sehingga tidak salah jika orang memilih menjadi
wirausaha sebagai PILIHAN HIDUP. Terbukti bahwa setalah ia selesai
bekerja atau pensiun banyak yang memilih menjadi wirausahawan dalam
mengisi hari tuanya.
Apapun jawaban yang Anda pilih, itu semua adalah benar! Tetapi, satu hal
yang pasti adalah bahwa entrepreneurship itu merupakan salah satu jalan
untuk menuju sukses. Lalu apa kunci dari entrepreneurship?

D. The Key Of Entrepreneurship


Apa itu the Key of Entrepreneurship?
Segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat, kotak harta (impian),
rumah, atau mobil membutuhkan sebuah kunci. Ada banyak kunci tetapi kita
memerlukan kunci utama untuk masuk ke dalamnya dan membukanya. Hal
yang sama berlaku bila kita ingin memasuki dunis bisnis. Namun, yang
acapkali terjadi justru sebaliknya! Kita tidak mempunyai atau lupa apa kunci
utamanya (master key) lalu kita memaksa ingin masuk segera ke dalamnya
dan berhasrat untuk menikmatinya dengan segera. Menurut Anda, kita mau

14
lewat mana? Lewat samping? Jendela? Pagar (melompat)? Mendobrak pintu?
Atau lewat belakang? Atau bahkan juga lewat atap?
Hal itulah yang sering dilakukan oleh orang yang ingin menekuni dan terjun
ke dalam dunia bisnis. Mereka terburu-buru ingin sukses, atau langsung
berjualan tanpa konsep dan strategi yang jelas. Bahkan dengan modal
keberanian saja, mereka langsung nyemplung ke bisnis dan berjualan di
pasar. Itulah yang kami pikir kurang tepat! Jangan pernah mendengar kata
pakar entrepreneurship yang sering berkata, Berani dulu, yang lain urusan
belakangan, atau Langsung nyebur saja dulu, baru berpikir nanti. Buatlah
konsep, strategi, dan taktik yang lebih baik (kami bukan bilang jitu, karena kita
berhadapan dengan situasi yang sering tidk pasti, bahkan seperti sekarang ini,
di saat krisis moneter kedua). Oleh karena itu, setelah Anda memutuskan
untuk terjun ke dunia bisnis (berani dan putuskan), segera pelajarilah dan
temukanlah konsep-konsep yang jelas dalam menjalankan bisnis Anda, atau
temukanlah kunci utama yang bisa menjadi pedoman bagi Anda yang ingin
terjun ke dunia bisnis dan memulainya. Untuk itu, kami ingin mengulas lebih
jauh lagi mengenai kunci utama dalam menjalankan sebuah bisnis yang smart
and good.
Kunci utama itu kami sebut the key of entrepreneur, yang terdiri dari 4
bagian pokok (lihat gambar):
1. Bagian Pemutar (Pengukit) Leverage Key, yaitu:
a. Great decision mengambil keputusan untuk menjadi entrepreneur.
b. Lingkaran menemukan peluang emas (golden opportunity):
AKU, BISNIS, dan PASAR benang merah bisnis Anda.
Segitiga teori kreativitas (teori kesempurnaan, the basic of
creative thinking, dan inspirasi dan intuisi).
PELUANG, dari kata PELUANG juga.
Riset dan trial (latihan) untuk memastikan peluang Anda bisa
diindustrikan.
Memberdayakan peluang Anda.

15
2. Bagian Batang (Tubuh) Kunci The Body Key
Bagian ini adalah bagian yang sangat penting untuk mewujudkan
sebuah bisnis yang solid setelah Anda memulai berbisnis, yang
mecakup:
a. Bagian bersambungan (translation joint), terdiri dari:
- Membentuk business team skill atau secara individu.
- The brilliant strategy to enter the market sebelum bisnis
dimulai.
- Defining your business system and structure konsep organisasi
dan operasional.
b. Bagian batang (transitional) tentang konsep-konsep penunjang
manajemen:
- Quality concept - is a foundation of business growth.
- 8-S: The key success of business is a good managerial skill.
- 10-C: How to create an operational excellence.
- Financial aspect: cash flow and investment strategy.
3. Bagian Anak Kunci The Primary Key, sebagai pembuka jalan terdiri
dari:
a. Marketing concept.
b. How to promote your business.
c. Selling skill is an embryo of entrepreneurial skill.

Bila digambar akan tampak seperti gambar berikut ini:

16
Ada lima (5) tahapan yang penting dalam the key of entrepreneurship yang
perlu Anda resapi jika Anda ingin menjadi entrepreneur. Kelima tahapan
penting itu adalah:
1. Memutuskan (decision), setelah itu
2. Memulai (start), lalu
3. Membangun (build) sebuah bisnis, kemudian
4. Memasarkan (promote), dan akhirnya
5. Mewujudkan (operate and realize) apa yang Amda jual atau tawarkan
kepada konsumen.
Business Philosophy
Sebelum kita melangkah lebih jauh lagi, ada satu hal penting yang harus
kita pahami dan mengerti agar arah bisnis kita tepat dan sukses, yaitu
business philosophy. Business philosophy ini nantinya menjadi roh dari bisnis
kita. Lalu, apa sesunggunya business philosophy itu?
Ada berbagai pendapat bahwa setelah memutuskan untuk masuk ke dalam
dunia bisnis, seseorang harus segera memulainya, kemudian
menjalankannya. Apakah hal itu sudah tepa? Yang sering terjadi ialah bisnis
tersebut akan berakhir dengan biasa-biasa saja atau asal jalan (lain jalan),
dan bahkan bisa berakhir dengan gulung tikar bila kita tidak berhati-hati. Oleh
karena itu, kita membutuhkan strategi untuk membangun sebuah bisnis
terlebih dahulu sambil Anda menjalankannya.
Menurut Anda, mana yang tepat: menciptakan bisnis yang berkelas,
membuat bisnis yang berkelas, atau membangun bisnis yang berkelas? Ada
banyak alasan yang semuanya baik, tetapi menurut kami, yang lebih tepat
adalah membangunsebuah bisnis yang berkelas. Menciptakan itu lebih ke
arah sesuatu yang baru (create saja), padahal konsep bisnis Anda mungkin
sudah ada, tetapi belum terbentuk menjadi sebuah konsep entrepreneurship
yang terpadu.
Ilmu-ilmu lain seperti keuangan, marketing, manajemen, produksi, sumber
daya manusia, strategi, dan lain-lain itu sudah banyak diberikan di sekolah-
sekolah atau dalam buku karangan pakar-pakar aademik, tetapi yang belum
ada adalah benang merah sebagai tali penghubung antara ilmu yang satu
dengan yang lain untuk digabungkan dengan teori kreativitas sehingga
menjadi rantai yang kokoh dan kuat saya menyebutnya entrepreneurial

17
knowledge. Sebagai contoh, ibaratkan bisnis itu sebuah pphon, maka biji
adalah entrepreneurship, di mana gen-gen pembentuk ilmu-ilmu yang lain
harus dimiliki dan dipersiapkan. Itulah folosogi tentang entrepreneurship. Jadi,
business philosophy adalah bisnis yang dibangun di atas dasar yang kokoh
dari sebuah business knowledge yang di dalamnya terkandung gen-gen
dasar pembentuk seperti bakal organisasi, sistem, manajemen, strategi,
konsep, dan taktik bisnis, sehingga bila dimekarkan atau tumbuh, bisnis Anda
akan survive dan kokoh seperti biji dengan lembaganya, di mana bisa tumbuh
akar, batang, tunas daun, bunga, buah, dan lain-lain, yang akhirnya tumbuh
dan tidak akan tumbang oleh angin yang kencang serta berdiri kuat hingga
berbuah manis.
Oleh sebab itu, dalam membangun sebuah bisnis, kita perlu juga
mengetahui konsep filosofi entrepreneurship yang baik. Seperti halnya dengan
membangun rumah, kita membutuhkan master plan kota atau kompleks dan
rumah untuk mengetahui arah perkembangan pasarnya), denah dan arsitektur
yang kita inginkan, visi rumah tersebut seperti apa, dan misis rumah tersebut
untuk apa. Setelah itu kita perlu membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan, di
mana sebelumnya ditentukan spesifikasi material (sumber daya manusia) dan
pekerjaan demi pekerjaan (quality concept). Semua direncanakan dengan
baik, barulah Anda bisa mengerjakannya sesuai dengan jadwal pekerjaan
(business plan) dengan diawali dari fondasi yang kuat dan penataan ruang
yang optimal sesuai dengan kondisi yang ada. Inilah yang disebut
entrepreneurship by design bukan by accident.
Tentu saja, semua hal itu tidak akan lepas dari faktor finansial, yaitu
budget, cash-flow, dan modal yang akan menjadi pagar bagi rencana bentuk
dan karakter rumah masa depan Anda, agar menjadi baik dan pastinya tidak
mengecewakan. Membangun bisnis itu membutuhkan konsep, bukan hanya
sekadar membuat bisnis saja, asal masuk atau terjun, karena membuat
bisnis itu baru bagian awalnya. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk lebih
memlih kata membangun bisnis yang berkelas (build) sebagai filosofi
entrepreneurship dan bukan membuat bisnis yang berkelas (make). Sekarang
Anda telah tahu apa itu filosofinya, lalu, bagaimana visi membangun sebuah
bisnis yang baik?

18
E. Bisnis Yang Baik Itu Dibangun Untuk Menjadi Sebuah
Industri (Berskala Industri)
Banyak pengusaha, baik yang baru maupun yang sudah lama, seringkali
tidak bertumpu pada visi bisnis yang baik, yaitu mampu mewujudkan sebuah
bisnis menjadi sebuah industri. Dalam hal ini, industri yang dimaksud adalah
pasar, organisasi, merek, dan skala kualitasnya, baik produk, metode, sistem,
manajemen, maupun wawasan yang bisa bersaing dipasar secara kontinu dan
terus menerus, bukan bentuk perusahaannya saja.
Hal di atas bisa kita ibaratkan sebagai berikut. Ada dua orang, sebut saja si
Asa dan si Rana, yang ingin membangun sebuah rumah. Kedunya
mempunyai tanah di dekat pantai. Asa membangun rumah dengan mencari
tanah yang empuk, mudah digali dan dicangkul. Dapat dilihat bahwa si Asa
adalah orang yang spekulasinya kuat dan ingin mencari mudahnya saja. Si
Rana itu adalah orang yang tidak buru-buru. Ia melakukan riset terlebih
dahulu, ia melihat dan mencari mana tanah yang cocok untuk fondasi
rumahnya, kemudian ia melihat seberapa besar dan tinggi gelombang pasang
di tempat itu, sehingga cukup lama ia memilih temat yang paling baik.
Setelah sekian lama mencari tempat yang baik, si Asa lebih cepat
membangun dan menempati rumahnya dengan nyaman. Tidurnya pun
nyenyak, rumahnya dibangun di atas tanah berpasir karena ingin segera
mempunyai rumah. Si Asa selalu mengejek si Rana karena ia belum selesai
juga membangun rumah impiannya. Namun, si Rana begitu tekun dan ulet
untuk menggali tanah cadas sebagai fondasi rumahnya. Sekalipun si Rana iri
melihat si Asa enak-enakan tidur di rumah barunya yang dibuat bagus, tetapi
ia tetap teguh untuk membangun di atas tanah cadas, bukan di tanah
berpasir. Setelah sekian lama bergelut dengan peluh, keringat, lelah, dan letih,
si Rana dapat menyelesaikan rumah nan ungil, tetapi rapi dan tertata asri.
Menurut Anda, mana yang Anda pilih bila Anda ingin membangun sebuah
rumah di dekat pantai: si Asa atau si Rana? Mari kita lihat akhir ceritanya.
Selang setahun, datanglah gelombang pasang tahunan. Si Asa tidak pernah
memprediksikan hal itu, sedangkan si Rana justru telah memprediksi
gelombang pasang itu, bahkan bukan pasang tahunan saja, melainkan lima
sampai sepuluh tahunan. Untunglah si Asa masih bisa diselamatkan oleh si

19
Rana karena rumah si Rana ternyata tetap kokoh dan tegak berdiri. Lalu, si
Asa meminta agar diperbolehkan menginap di rumah si Rana, yang sekarang
dijuluki si Terencana, dan si Asa tidak mempunyai rumah.
Mari kita lihat, pekerjaan kecil, sederhana dan tidak dipandang sebelah
mata, bila berorientasi visi bisnis industri dan mepunyai filosofi yang kuat akan
menjadi besar dan kokoh hingga bisa ber-omzet miliaran rupiah. Itulah visi
seorang entrepreneur yang cerdas. Kita menyebutkan beberapa contoh:
Pekerjaan bersih-bersih yang biasa dikerjakan oleh pembantu rumah
tangga bila dibuat untuk skala industri bisa ber-omzet ratusan miliar
rupiah.
Kita biasa dan sering membeli teh manis, bukan? Kita bisa
membuatnya di mana saja, baik di rumah, di kantor, dan tempat-
tempat lain. Mengapa kita tidak berpikir bahwa pekerjaan itu bisa
dibuat industri? Telah dibuktikan oleh Sosro yang mampu membuat
teh dalam kemasan, yaitu teh botol dan oleh Sari Wangi beserta
yang lainnya yang membuat teh celup, dan sekarang Frutang, dan
lain-lain.
Air, yang biasa kita bawa dalam botol (zaman dahulu), ternyata bisa
dibuat industri berskala miliaran rupiah, mungkin ratusan miliar
rupiah, seperti yang dilakukan perusahaan yang memproduksikan
Aqua, Ades, Vit, dan lain-lain. Kini Anda pun bisa.
Selain contoh-contoh di atas, masih banyak contoh lainnya seperti warung
kelontong yang dibuat industri menjadi Hero, Superindo, Indomaret, Carrefour,
Giant, dan lain-lain; bisnis jasa pengiriman, yaitu TIKI, FEDEX, RPX, dan lain-
lain; bisnis kesehatan, perumahan, dan sebagainya. Namun, berhati-hatilah di
dalam memilih jenis bisnis yang ingin Anda tekuni, karena masing-masing
mempunyai karakter yag khas, khusus, dan berbeda (baca bagian 8 bisnis
yang tidak pernah mati dan berhati-hatilah memasuki sektor bisnis tersebut).
Yang dimaksud bisnis dibuat menjadi industri ialah bahwa kualitasnya
haruslah berorientasi standar global atau di atas standar kompetisi pasar.
Target pasarnya diciptakan untuk pasar yang berskala luas dan besar.
Strategi operasionalnya harus bersifat kontinu, konsisten, dan berkomitmen
kuat atau solid. Produk yang dibuat dan dihasilkan bukanlah sembarang
produk yang biasa dtawarkan, melainkan sudah terkemas rapi, dengan warna

20
yang tepat, serta logo yang mencerminkan kesan kualitas yang baik sebagai
corporate identity, mudah diingat, dan sebagainya.
Bisnis untuk skala industri adalah sebuah bisnis yang bisa dibuat dengan
skala produksi yang besar atau jaringan yang luas, kebutuhan atau
dibutuhkan oleh orang banyak, serta memiliki unsur inovasi dan reativitas,
baik strategi, konsep, maupun produk yang tentunya berskala organisasi.
Masih berhubungan dengan entrepreneurship, bila kita berbicara yang
sukses dan yang tidak, muncullah satu pertanyaan yang sering menggelayuti
pikiran kita, yaitu Mengapa si dia bisa sukses baik di pekerjaan maupun
menjadi pengusaha sedangkan yang lain tetap tidak berubah kondisi
hidupnya sejak 10 tahun yang lalu hingga sekarang? Memang sulit untuk
menjawab, tetapi mari kita lihat jawabannya.
Akan tetapi ada satu aspek yang perlu kita ketahu tentang kewirausahaan,
yaitu masalah ruang lingkupnya. Sekarang kita akan membahas ruang lingkup
kewirusahaan.

Ruang Lingkup Kewirausahaan

Ruang lingkup kewirausahaan telah dibahas secara singkat dibagian manfaat


kewirausahaan. Jika diuraikann secara lebih detail, ruang lingkup
kewirausahaan mencakup:

1. Ruang lingkup internal


a. Untuk kehidupan sehari-hari: keluar dari kesuliatan, untuk tetap
bertahan hidup mengatasi keterbatasan.
b. Untuk bekerja: meraih kesuksesan dalam karir.
c. Untik keluarga: menjadi lokomotif ekonomi keluarga.
2. Ruang lingkup eksternal
a. Dalam dunia usaha: menjadi wirausahawan yang sukses.
b. Dalam dunia masyarakat: menjadi contoh orang yang sukses dan
menjadi teladan bagi lingkungan, RT, RW, dan juga membantu orang
lain mendapatkan nafkah bagi keluarganya.
c. Dalam kehidupan bernegara: membantu program pemerintah dalam
mengurangi tingkat pengangguran yang tinggi dan membantu

21
mengatasi pengentasan kemiskinan, serta menjadi lokomotif kemajuan
ekonomi.
Sungguh suatu pengetahuan yang sangat berguna bagi diri sendiri,
lingkungan, dan bangsa apabla kita melihat faktor-faktor yang membuat orang
gagal untuk menjadi pengusaha (wirausahawan) dan bahkan enggan untuk
menjadi pengusaha. Apakah alasan, mitos , kendala orang gagal menjadi
wirausahawan? Sepertinya kita perlu membahas lagi masalah ini secara lebih
mendetail. Sungguh sesuatu yang menarik.

F. Berwirausaha Atau Tetap Seperti Sekarang Ini


Evolution Theory Berlaku dalam Entrepreneurship Landscape
Di dunia bisnis atau dalam kehidupan kita diperlukan strategi untuk
menghadapi persaingan yang sangat ketat. Dunia usaha atau pekerjaan itu
menganut hukum evolusi, di mana siapa yang tidak mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan akan tergilas oleh perubahan itu sendiri. Kita
tahu bahwa orang yang maju dan sukses pasti juga berpikiran maju, bukan?
Namun, mengapa yang biasa-biasa saja tidak bisa sukses? Karea ia
bergerak, berpikir, dan berjalan dengan biasa-biasa saja atau karena ia tak
pernah berubah?
Bila dipersonifikasikan, situasi bisnis dan pebisnis itu sama halnya ketika
kita masuk ke dalam arena gladiator. Kita harus dipersenjatai dengan
multialat, skill (berkelahi), dan daya tahan tubuh yang cukup kuat untuk
bertahan. Seorang gladiator yang selamat harus tetap hidup dan waspada
terhadap ancaman yang datang setiap saat. Terkadang mereka yang dekat
dengan kita bisa menjadi kawan dan terkadang bisa berubah menjadi lawan.
Mereka bisa kelihataan baik, namun suatu saat nanti tiba-tiba menikam dari
belakang. Itulah situasi persaingan bisnis, dan kita harus waspada terhadap
segala hal.
Untuk itu, hidup kita mengikuti teori evolusi. Teori ini perlu kita anut juga
dalam dunia bisnis. Artinya bisnis yang bisa bertahan hidup itu bukanlah bisnis
yang kecil, kuat, besar, lincah ataupun ganas, melainkan yang mampu keluar
dan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan dan persaingan yang

22
tidak mengenal siapa kawan dan siapa lawan. Dalam situasi yang demikian,
para pebisnis berhati-hati terhadap kawan, namun trengginas terhadap lawan-
lawannya. Begitulah keadaannya. Teori evolusi berlaku untuk kehidupan,
karir, dan pekerjaan kita.
Bila Anda ingin sukse kelak, maka berevolusilah, atau Anda akan tetap
seperti sekarang ini arena terevolusi oleh keadaan!
Sebelum membahas lebih jauh masalah entrepeneurship, marilah kita
sedikit mengupas mengapa kita perlu berevolusi diri untuk meraih
kesuksesan dan jangan terus-menerus mengikuti arus yang terjadi
(monotonisme) atau terevolusi oleh lingkungan kita. Sukses berarti berubah
menjadi/ke arah yang lebih baik. Sebelum berbicara lebih lanjut, mari kita ulas
sejarah evolusi diri. Pada dasarnya, ada empat generasi evolusi diri yang
pernah terjadi, yaitu:
1. Evolusi diri terhadap kelaparan, sekarang banyak orang yang
miskin dan lapar
Pada zaman dahulu, yang mampu bertahan hidup adalah mereka yang
mempunyai daya tahan tubuh dan antisipasi terhadap rasa lapar
(mencari makanan) yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain.
2. Evolusi diri terhadap serangan penyakit
Setelah kita mampu bertahan dari rasa lapar kita, ancaman yang
membuat kita terevolusi kembali terevolusi adalah serangan penyakit
atau serangan terhadap tubuh kita.
3. Evolusi diri terhadap peperangan atau perebutan kekuasaan
Setelah terancam oleh serangan penyakit, kita dihadapkan pada situasi
peperangan, di mana suatu generasi bisa tereliminasi semuanya karena
tidak mempunyai kelompok yang kuat, yang mengakibatkan mereka
tidak mempunyai dukungan atau kelompok dan meninnggal dalam
peperangan.
4. Generasi sekarang, yaitu evolusi diri terhadap masa depan kita
Akhirnya, siapa yang tidak mampu menentukan masa depannya akan
tersingkir dari persaingan dan masuk ke dalam jurang kemiskinan.

23
Kemudian, muncul satu pertanyaan dalam pikiran kita, Apakah kita akan
terevolusi atau tersingkir dari dunia persaingan hidup dalam meperebutkan
kesempatan untuk meraih masa depan yang lebih baik? tidak ada seorang
pun yang mampu menentukan masa depan diri kita, kecuali diri kita sendiri.
Jangan berharap bahwa kita bisa hidup nyaman apabila kita tidak menjadi
tuan bagi nasib kita sendiri. Kita tidak bisa meminta orang lain untuk membuat
kita sukses, sekalipun itu orang tua kita karena kesuksesan kita ada di tangan
kita sendiri. Mereka hanya mampu menuntun dan mengarahkannya.

Lingkungan itu selalu tidak bersahabat bagi yang tidak mampu


menyesuaikan diri dengan perubahan, sedang waktu itu seperti kereta api, di
mana ia tidak akan menengok ke arah Anda atau siapapun yang lambat
beradaptasi. Waktu tidak akan berhenti dan akan terus berputar untuk
memaksa orang melakukan evolusi. Apakh Anda ingin tergilas oleh
perubahan? Ataukah Anda adalah orang yang mampu keluar dan
menaklukkan perubahan itu? Jawaban dari pertanyaan ini ada di dalam hati
dan pikiran kita. Siapakah Anda? Berubah, atau Mati! Its time to change, now
or never! Putuskanlah sesegera mungkin.

G. Pekerja Dan Pengusaha, Apa Bedanya?


Pekerja dan pengusaha itu sama-sama mempertaruhan risiko. Jadi,
mengapa Anda memilih jalan hidup Anda sebagai pekerja kalau Anda tidak
bisa sukses menjadi top eksekutif? Lalu, apa yang Anda lakukan? Suatu
pertanyaan yang menggeliti ita semua.
Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar bila kita dan orang lain
memilih jalan hidup yang berbeda. Orang lain mungkin menjadi profesional,
sedangkan kita menjadi pengusaha atau entrepreneur. Keduanya mirip dan
secara fisik, responsibility and benefit tidak memiliki perbedaan yang jauh,
hanya berbeda dalam hal kadar yang diterima dari masing-masing risiko dan
manfaat yang diterima. Itu sebanding. Orang bilang high risk high return, low
risk low return. Mana yang Anda pilih? Bila Anda mempunyai eksperien,
strategi, konsep dan pedoman, apa yang Anda takutkan untuk menjadi
seorang pengusaha? Tinggal faktor waktu saja (lamanya tidak sama untuk

24
setiap orang) dan keyakinin diri untuk sukses. Kesuksesan akan hinggap pada
orang yang benarbenar siap menerima kesukesan.
Mari kita ulas sedikit mengenai perbedaan pekerja dan pengusaha ditinjau
dari sudut risiko dan manfaat. Dalam hal ini kami tidak membicarakan
masalah kesuksesan (preferensi) dari diri Anda, tetapi sisi yang lain yang bisa
kita raih untuk sukses, karena kita harus memilih segera bila kita tidak ingin
ditinggalkan oleh mesin waktu, dan Anda akan menjadi pecundang yang
menyesal seumur hidup.

Tabel Perbandingan RISIKO


Antara PEKERJA dan PENGUSAHA

URAIAN PEKERJA PENGUSAHA

Minimal Diberi peringatan (SP) Rugi kecil atai tidak untung

Sedang PHK Rugi besar

Maksimal Tidak/belum dapat Bangkrut, namun sebelum bagkrut,


kerja lagi pekerja yag tidak berpotensi akan
diberhentikan dahulu agar tidak
bangkrut untuk diganti dengan
yang lebih baik sehingga
kebangkrutan bisa dicegah

Tabel Perbandingan MANFAAT


Antara PEKERJA dan PENGUSAHA

URAIAN PEKERJA PENGUSAHA

Hasil minimal yang Gaji + tunjangan Keuntungan perusahaan


diterima tetapi bisa rugi atau impas
(bila tidak kreatif atau tidak
fokus)

Hasil maksimal yang Bonus atau insentif - Laba dari total omzet
akan diterima bila - Investasi aktiva tetap
Anda mencapai Inventaris (milik sendiri)
target dari pekerjaan kendaraan - Kendaraan, dan lain-lain
Anda (konstribusi ke
prusahaan) tidak rutin

25
Pendapatan dari Sebagian kecil milik Sebagian besar milik
usaha dalam waktu Anda, misalnya: perusahaan dan merek bisa
tertentu intensif, saham dijual oleh Anda sebagai
(kalau ada), dan aset atau HAKI
lain-lain

Bila kita memerhatikan tabel di atas, kita dapat melihat bahwa manfaat
yang diterima pekerja lebih kecil daripada pengusaha, dan risiko yang diderita
pekerja juga lebh kecil dibandingkan pengusaha. Tetapi, ada suau pertanyaan
yang besar mengenai fakta itu, Apa benar demikian? dan Apa Anda setuju
akan hal itu?
Dari hasil survei, sebagian besar pengusaha yang kreatif, tekun, strategic
thinker, serta ulet sukses di dalam bisnisnya, hanya tinggal waktu saja yang
akan mewujudkannya. Di sisi lain, bagi seorang pekerja, beban yang ia alami
semakin berat dari tahun ke tahun, sedangkan manfaat yang ia terima kadang
tidak proporsional, disertai persaingan yang tidak sehat antarkaryawan, di
mana mereka saling jegal, belum lagi ditambah risikko yang lain.
Semua pengusaha memiliki waktu yang sama dengan pekerja, yaitu 24 jam
sehari, kerja juga sama kkeras, berpikir sama kerasnya, namun risiko tidak
jauh berbeda bila Anda pengusaha yang risk manager dan manfaat atau
keuntungan yang diterima jauh berbeda. Bila sudah sukses, pekerja tetap
bekkerja di tempatnya. Jika pengusaha, ia tidak harus di tempatnya, bukan?
Dua puluh empat jam ia bisa bebas, namun tidak bagi pekerja. Yang menjadi
titik utamanya ialah risiko maksimal yang bisa Anda tanggung, bukan? Anda
takut gagal atau rugi, bahkan bangkrut apabila memilih untuk menjadi seorang
pengusaha. Tetap, apakah Anda pernah mengevaluasi mengapa orang-orang
bisa mengalami kegagalan? Atau rugi, bahkan bangkrut? Bila hanyasekadar
rugi, mungkin Anda masih bisa mengatasinya dengan keuntungan yang Anda
hemat sebelumnya, namun bila bangkrut, itulah yang menjadi persoalannya.
Mengapa seseorang bisa mengalami kebangkrutan? Semua pengusaha
yang gagal rata-rata disebabkan karena adanya mismanagement dan
ketidakberuntungan (lihat faktor kegagalan) atau tidak memiliki strategi yang
tepat di dalam memulai, memilih jenis bisnis, dan mengelola bisnisnya.

26
Bisnis yang hanya bermodalkan keuletan, ketekunan, dan kerja keras
tidalah cukup. Seperti halnya bila kita ingin masuk ke dalam hutan dan
mencoba untuk keluar, kita perlu mempelajari karakter bukit, area, gunung,
sungai, dan musin atau cuaca. Bila kita mempersiapkan segala sesuatu (peta,
strategi, alat, taktik, dan lain-lain) dengan lebih baik dan matang, maka dapat
dipastikan bahwa kita bisa keluar dari hutan tersebut, tentunya bila kita sedikit
kreatif, hati-hati, dan cerdik. Lain halnya bila kita hanya bermodalkan nekat,
seadanya, berani-mati. Hal itulah yang namanya berisiko tinggi. Hampir smua
pengusaha muda yang gagal di dalam bisnis selalu memulai dengan cara
yang seperti itu, langsung nyemplung atau masuk dan jalan, tetapi tidak
memiliki peta yang jelas.
Bagaimanapun juga sikap dan perilaku wirausaha berbeda dengan sikap
dan perilaku yang bukan wirausahawan (misalnya: pekerja, pengangguran,
atau yang lainnya). Ketahuilah sikap dan perilaku wirausahawan akan menjadi
faktor penentu kesuksesan dalam berbisnis.

H. Faktor Penting Dan Ciri-Ciri Yang Bisa Mengubah


Seseorang Menjadi Wirausahawan
Banyak orang ingin berwirausaha. Namun, mereka terkadang bberhenti di
tengah jalan, atau bahkan mundur sebelum memulainya. Mereka tidak tahu
bagaimana caranya, atau takut mengalami kegagalan, takut jatuh miskin, taut
ditipu-daya, takut kehabisan modal dan takut keluar dari zona nyaman
(malas). Yang pasti ialah bahwa mereka memiliki ketakutan yang besar yang
menggelayut di kepala mereka.
Menurut kami, dari sisi keuatan emosinya yang membedakan seorang
entrepreneur dengan orang biasa atau pecundang adalah bahwa seorang
entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai beberapa karakter sebagai
berikut:
1. Pandai mengelola ketakutannya
Seorang smart and good entreppreneur pandai mengelola
ketakutannya untuk membangkikan keberanian dan kepercayaan dirinya
dalam menghadapi suatu risiko (risk manager, bukan risk taker).

27
2. Mempunyai iris mata yang berbeda dengan yang lain
Dalam hal ini, iris mata itu adalah cara seseorang memandang
sesuatu (masalah, kesulitan, perubahan, diri sendri, lingkungan, tren, dan
kejadian) untuk memunculkan kreativitasnya agar tercipta ide-ide,
gagasan, konsep dan mimpinya, lalu mencoba untuk meningkatkan nilai
(add value). Jadi, seorang yang mempunyai jiwa entrepreneur yang kuat
mempunyai pola pandang akan sesuatu yang berbeda dengan orang lain.
3. Pemasar sejati atau penjual yang ulung
Tanpa skill ini, Anda akan memulai dengan lebih berat dan
membutuhan lebih banyak waktu. Skill ini akan mempermudah Anda
dalam membangun bisnis Anda, mengakselerasi kecepatan pertumbuhan
bisnis Anda, dan mengurangi ketergantungan modal yang besar.
4. Melawan arus dan menyukai tantangan baru
Seorang smart and good entrepreneur cenderung tidak suka
mengikuti arus atau terperangkap di dalam kehidupan yang monoton
(sempurna). Dia selalu tidak bisa diam, berpikir, dan terus berpikir. Dia
adalah seorang creative and smart worker.
5. High determination (mempunyai keteguhan hati tang tinggi)
Dalam hal ini, perbedaan seorang entrepreneur sejati dengan
entrepreneur yang biasa-biasa saja adalah dalam hal durability, firm, dan
determination. Keteguhan hati itu membuat orang berbeda di dalam
memandang suatu kegagalan. Bagi kami, kegagalan itu tidak ada, yanng
ada hanyalah sebuah rintangan besar, sangat besar, dan juga kecil.
Mengapa? Marilah kita melihat arti dari kegagalan. Kegagalan adalah
persepsi orang yang merasa buntu dan tidak tahu apa yang harus ia
lakukan dan cenderung tidak ingin berusaha untuk mencari jalan
keluar/pemecahannya. Kegagalan bukanlah ujung dari perjalanan.
Terkadang kita cenderung memvonis diri kita bahwa kita sudah
gagal. Sebetulnya kita tidak gagal, tetapi:
a. Kehilangan langkah selanjutnya. Bahwa itu bukanlah jalan yang harus
kita lakukan atau ambil. Cobalah mundur dan melihat dari sisi lain (dari
atas, sebagai penonton atau dari samping) sehingga kita akan
menemukan jalan lain yang menolong kita untuk berubah lebih baik
lagi.

28
b. Bahwa persiapan kita untuk mengantisipasi risiko yidak sebanding
dengan yang terjadi (tidak proaktif).
c. Itu adalah rintangan. Apa yang kita anggap sebagai sebuah
kegagalan adalah sebuah rintangan. Kita diberi sinyal bahwa hal itu
bukanlah jalan yang baik bagi kita. Rintangan itu mungkin berkata,
Langkahi dulu saya (kegagalan), dan Anda baru bisa lewat untuk
melanjutkan perjalanan Anda.
d. Kita kehabisan napas, dalam arti bingung atau kekurangan modal.
Istirahatlah dahulu (berhemat dan mengatur siasat) dan bertahanlah,
sambil mempersiapkan tenaga yang lebih baik lagi.
6. Tidak menerima apa yang ada di depannya dan selalu mencari yang
terbaik (perfectionist)
Seorang smart and good entrepreneur diharapkan mampu
memberikan apa yang lebih baik lagi bagi pelanggan. Seorang yang
perfectionist itu seperti pisau bermata dua. Yang pertama ialah bahwa ia
berusaha mencapai yang terbaik dan memberikan yang terbaik. Dan yang
kedua, ia berdampak burul bagi dirinya sendiri bila ia tidak mampu
menanggung senjata kesempurnaan dirinya dan pikirannya sehingga
berakibat fatal, seperti frustrasi dan putus asa karena idealisme yang
mengubur impiannya. Ubahlah itu menjadi kekuatan Anda.
Lalu, apa ciri-ciri khusus seorang entrepreneur yang mempunyai faktor-
faktor sukses dalam bisnis? Mungin Anda bisa menirunya.

Ciri-ciri Khusus Seorang Entrepreneur yang Sukses

Ada beberapa ciri-ciri utama yang biasanya ada di dalam diri seorang
entrepreneur yang telah sukses, yaitu:

1. Mempunyai mimpi-mimpi yang realitas dan tinggi, yang mampu diubah


menjadi cita-cita yang harus ia capai. Hidupnya ingin berubah karena
kekuatan emosionalnya yang tinggi dan keyakinannya yang kuat,
sehingga mimpi itu bisa terwujud (power of dream).
2. Mempunyai empat karakter dasar kekuatan emosional yang saling
mendukung untuk sukses.

29
3. Menyukai tantangan dant tidak pernah puas dengan apa yang
didapatnya (high achiever).
4. Mempunyai ambisi dan motivasi yang kuat (motivator).
5. Memiliki keyakinan yang kuat akan kemampuannya bahwa dia bisa
(power of mind).
6. Seorang yang visioner dan mempunyai daya kreativitas yang tinggi.
7. Risk manager, not just risk taker.
8. Memiliki strong emotional attachment (kekuatan emosional).
9. Seorang problem solver.
10. Mampu menjual dan memasarkan produknya (seller).
11. Ia mudah bosan dan terkesan orang yanng sulit diatur.
12. Seorang kreator yang ulung.

Seorang entrepreneur yang sukses bisa menjadi magnet yang sangat kuat
sekali kepada orang disekitarnya, atau sebuah virus penyakit menular, dan
sebuah daya tarik yang tersendiri. Namun demikian, hanya sedikit orang yang
mampu meniru jejaknya serta mencapainya! Mengapa demikian?

DALAM BISNIS ADA JIWA DAN MEMPUNYAI KEKUATAN KARAKTER


ENTREPRENEUR YANG JARANG DIMILIKI OLEH ORANG LAIN, NAMUN
HAL ITU BISA DIPELAJARI...

Dengan demikian, entrepreneur yang sukses bukan hanya milik orang


bermodal dan berbakat saja, melainkan milik Anda juga. Anda memiliki level of
entrepreneurship, tergantung pada keinginan meningkatkan levelnya atau
tidak. Rata-rata yang sulit bukanlah mempunyai keinginan menjadi
entrepreneur, melainkan memutuskan dan menjalankannya segera. Tetapi,
sekarang itu bukanlah hal yang sulit lagi, bukan? Karena ternyata ketakutan
akan kegagalan yang sebenarnya itu hanya persepsi dari pikiran kita saja.
Jadi, apa yag kita lakukan? Jawabannya: Tidak Ada!

30
I. Faktor Kegagalan Dan Keberhasilan Usaha
Sebuah inspirasi yang cukup bermanfaat bagi kita tentang konsep dan
strategi dalam menjalankan usaha sangat tergantung pada bagaimana kita
menyikapi dan menarik sisi positif dari faktor-faktor keberhasilan sebuah
usaha serta mewaspadai dan melakukan tindakan proaktif-antisipatif atas
faktor-faktor keberhasilan usaha itu. Sebaiknya kita melihat faktor-faktor
keberhasilan usaha usaha itu. Sebaiknya kita melihat faktor-faktor tersebut!
Faktor keberhasilan usaha seorang wirausahawan bukan hanya dilihat dari
seberapa keras ia bekerja, tetapi seberapa cerdas ia melakukan dan
merencanakan strateginya serta mewujudkannya. Jadi, lebih baik menjadi
wirausahawan yang cerdas (smart). Apa itu smart? Smart artinya cerdas,
bukan? Tetapi ada makna tersendiri mengenai smart entrepreneur, yaitu:
1. Strategic thinker: seorang wirausahawan juga adalah seorang strategic
planner yang handal. Ia tidak hanya bekerja mengandalkan kekuatan otot
tetapi juga menggunakan otak. Jadi, tidak hanya bermodalkan nekat.
2. Motivator: bagi dirinya, bila mengalami kegagalan ia akan selalu bangkit
dari kegagalan (pantang menyerah) serta menjadi motivator yang handal
bagi tim dan karyawannya. You are a great motivator, too!
3. Ambitious: seorang wirausahawan juga harus punya ambisi. Tentu saja
ambisi yang positif dan tepat. Ia harus menghindari ambisi yang buruk,
yaitu target waktu yang kurang realistis (kurang cepat), sehingga ia
cenderung menghalalkan segala cara, tabrak sana tabrk sini, yang penting
mencapai target dan cepat sukses. Ambisi semacam itu akan sulit tewujud.
Dengan ambisi yang tepat, kita mempunyai semangat dan hasrat untuk
mewujudkannya (gigih).
4. Risk Manager: seorang wirausahawan tidak hanya sekedar risk taker
tetapi juga seorang risk manager bagi dirinya dan usahanya. Risk manager
berarti ia tidak gegabah, tidak buru-buru, cermat, taktikal, cerdas, dan jeli
membaca resiko dan peluang sehingga akan memilih resiko yang optimal
bagi perusahaannya.
5. Totality: dalam mengerjakan tugas-tugas dan membangun usahanya,
seorang wirausahawan pantang mundur ke belakang/pantang menyerah.
Ia bekerja secara total denga full commitment untuk usahanya. Ia benar-

31
benar mencintai usahanya. Untuk itu, ia berusaha agar usahanya tidak
jatuh dan gagal.
A. Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha
Secara singkat telah diterangkan bahwa wirausaha yang sukses pasti
cerdas (smart). Sekarang kita akan mempelajari faktor-faktor keberhasilan
usaha untuk anda pelajari, yaitu:
1) Faktor peluang
Banyak peluang emas tetapi belum tentu tepat untuk anda karena
peluang emas yang tepat iu mengandung keselarasan, keserasian, dan
keharmonisan antara siapa aku, bisnis apa yang dimasuki, pasarnya
bagaimana, kondisi, situasi, dan perilaku pasarnya sehingga anda bisa
menemukan peluang emas yang tepat buat anda.
Peluang emas seringkali hanya berjangka waktu pendek atau hanya
sekedar momentum saja. Hal ini yang membuat bisnis sering berusia
seumur jagung karena peluang emas itu bersifat momentum saja.
Peluang yang tepat yang bisa membuat anda berhasil adalah peluang
ynag berskala industri dan bisa tumbuh besar.
Sebagai seorang wirausahawan, anda harus membuat dan
menemukan strategi yang tepet untuk usaha anda, bukan usaha orang
lain. Disamping itu, anda harus menciptkan peluang yang tidak hanya
bersifat momentum tetapi benar-benar peluang bisnis. Peluang yang
tepat adalah rangkaian yang kuat dan muncul dari penyatuan benang
merah antara AKU BISNIS PASAR (akan dibahas dalam bab lain).
Tanpa benang merah ini, peluang tidak akan tepat untuk anda, dan
usaha anda tidak dapat tumbuh dan berkembang oleh sebab itu,
peluang yang anda peroleh harus anda kembangkan agar menjadi
sebuah ide bisnis dan kemudian menjadi sebuah usaha.
2) Faktor manusia (SDM)
Hanya ada 5 (lima) faktor kesuksesan operasional sebuah usaha
dan yang lainnya adalah strategi dan perencanaan yang matang. Apa
saja 5 (lima) faktor kesuksesan operasional usaha itu?

32
a. Yang merencanakan dengan matang itu membutuhkan SDM yang
berkualitas. Hal ini berarti faktor pertama yang penting adalah SDM
atau manusia yang merencanakan, yaitu strategic planner.
b. Melakukan pelaksanaan yang sesuai dan tepat dengan
perencanaan serta kreatif dalam mengatasi masalah dan itu
membutuhkan SDM yang handal sebagai manager yang hebat.
c. Mengawasi suatu pekerjaan sesuai dengan perencanaan dan target
yang dibutuhkan. Controller yang hebat mencakup quality control,
financial control serta supervisior.
d. Mengembangkan suatu usaha itu membutuhkan orang yang hebat
dalam memasarkan dan menjual, yaitu marketer dan seller. Wah...
lagi-lagi faktor SDM lagi yang menjadi lokomotif sebuah usaha dan
bisnis.Diri Anda sendiri adalah faktor keberhasilan sebuah usaha.
e. Faktor kepemimpinan atau leadhership juga merupakan salah satu
faktor penting, yaitu gaya kepemimpinan. Tidak ada leader, maka
tidak ada pengikut, begitu pula sebaliknya. Disini, faktor SDM yang
menjadi nahkoda bisnis itu sangat penting. Tidak akan ada
kesuksesan bila tidak mempunyai pemimpin yang hebat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada 5 (lima) faktor yang
menentukan keberhasilan operasional sebuah usaha, yaitu SDM, SDM,
SDM, SDM, dan SDM. Oleh sebab itu; manusia menjadi sentral
kesuksesan sebuah usaha. Jangan pernah meremehkan faktor ini bila
anda ingin sukses.
3) Faktor Keuangan
Jangan pernah berpikir bahwa bisnis tanpa keuangan (arus kas/cash
flow) yang lancar itu bisa berhasil. Arus kas itu bagaikan aliran darah
dalam tubuh kita. Bila arus kas tidak mengalir, maka bisnis pasti akan
berhenti dan mati. Jadi, faktor keuangan juga sangat penting bagi
kelangsungan usaha. Contohnya adalah:
a. Pengendali biaya dan anggaran (budget).
b. Pencairan dana modal kerja, dana investasi, dan dana lainnya.
c. Perencanaan dan penetapan harga produk, biaya (perinciannya,
rugi laba, dan lain-lain.

33
d. Perhitungan rasio keuangan sehinggo risiko keuangan bisa
dikendalikan dengan baik, seperti rasio kecukupan modal, rasio
likuiditas, rasio hutang versus modal, dan lain-lain.
e. Struktur biaya seperti margin (batas) kontribusi, laba berbanding
penjualan, biaya berbanding penjualan, dan lain-lain.
Oleh karena itu, perlu dibuat dan diterapkan:
a. Semua data di catat dalam pembukuan
b. Pisahkan antara pribadi dan keuangan usaha
c. Catat semua uang masuk dan uang keluar
d. Periksa keabsahan semua bukti-bukti pengeluaran dan pemasukan
uang
e. Buat break down gaji yang baik (termasuk pemiliknya)
f. Buatlah anggaran dari semua aspek keuangan dan bandingkan
dengan semua realisasinya, lalu analisa.
4) Faktor Organisasi
Ibarat sebuah pohon yang memiliki batang yang kokoh dan kuat,
organisasi usaha itu harus terstruktur dengan baik. Organisasi usaha
juga tidak statis tetapi dinamis, kreatif, dan berwawasan ke depan.
Organisasi sangat penting buat karyawan dan anda. Adapun hal-hal
yang perlu diketahui dan dilaksanakan oleh karyawan adalah sebagai
berikut:
a. Jenis pekerjaan yang harus dilakukan.
b. Batasan uraian tugas, wewenang, hak, dan tanggung jawab.
c. Hubungan pekerjaan dengan teman-temannya.
d. Batasan yang jelas antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan
yang lain.
e. Terjalinnya hubungan yang berkesinambungan dan kedekatan satu
dengan yang lain.
f. Organisasi akan menguntungkan dan sebagai faktor kesuksesan
sebuah usaha karena:
Adanya jalur komunikasi antarkaryawan dan atasan
Sistem pertanggungjawabannya jelas.
Penentuan varian pekerjaannya (job description)
Hubungan yang tegas antar karyawan

34
Mengetahui tugasnya masing-masing
Menciptakan keteraturan dalam bekerja.
5) Faktor Perencanaan
Anda harus memahami bahwa bekerja tanpa rencana berarti
berjalan tanpa tujuan yang jelas. Jadi sudah pasti rencana adalah
faktor penting dalam sebuah usaha. Contohnya ialah:
a. Perencanaan visi, misi, strategi jangka panjang, dan strategi jangka
pendek.
b. Perencanaan operasional dan program-program pemasaran.
c. Perencanaan produk.
d. Perencanaan infoemasi teknologi.
e. Perencanaan pendistribusian produk.
f. Perencanaan jumlah produk yang akan dijual.
6) Faktor Pengelolaan Usaha
Semua faktor di atas adalah soft plan success factors atau faktor-
faktor keberhasilan usaha, tetapi kita juga membutuhkan action your
plan as well as. Itulah pengelolaan usaha yang mencakup:
a. Menyusun organisasi.
b. Mengelola SDM.
c. Mengelola aset.
d. Membuat jadwal usaha dan kegiatan.
e. Menetapkan junlah tenaga kerja.
f. Mengatur distribusi barang.
g. Mengendalikan persediaan barang.
h. Mengendalikan mutu produk.

Dalam mengelola usaha, ada faktor penting yang dibutuhkan oleh


wirausahawan cerdas, yaitu 3 faktor penting operasional. Ketiga faktor
penting itu adalah:

1. Quality: Mutu produk, mutu operasional, dan mutu pelayanan harus


bagus.
2. Time: Waktu penyelesaianproduk, waktu pekerjaan, waktu
perbaikan juga penting dan menunjang mutu produk.

35
3. Cost: Jangan lupa, mutu yang bagus perlu biaya tetapi biaya yang
tinggi belum tentu menghasilkan mutu yang baik.

Ketiga faktor operasional tersebut, yaitu quality,cost, dan time (QCT)


harus harmoni, seimbang, sesuai tujuan dan target serta bersinergi.
Tanpa itu tidak akan dihasilkan produk yang baik.

7) Faktor pemasaran dan Penjualan


Dalam konteks ini, penjualan dan pemasaran adalah lokomotif bagi
gerbong-gerbong lainnya seperti keungan, personalia, produksi,
distribusi, logistik, pembelian, dan lain-lain. Jadi, faktor pemasaran dan
penjualan memainkan peranan penting bagi kelancaran usaha. Banyak
usaha yang gagal karena hanya mementingkan gerbong-gernongnya
saja dan lupa bahwa lokomotifnya belum berjalan dengan baik. Ingat!
Ilmu penjualan adalah the embryo of entrepreneurial skill (cikal bakal
kemampuan kewirausahaan).
8) Faktor Administrasi
Tanpa pencatatan dan dokumentasi yang baik dan pengumpulan
sertapengelompokkan data administrasi, maka strategi, taktik,
perencanaan, pengembangan, program-program, dan arah perusahaan
menjadi tidak berjalan sesuai harapan karena hanya dilakukan
berdasarkan feeling atau perasaan Anda saja. Hal ini berbahaya dan
akan menjadi penghalang kesuksesaan wirausaha Anda.
9) Faktor Peraturan Pemerintahan, Politik, Sosia, Ekonimi, dan
Budaya Lokal (Poleksosbud)
Faktor ini berpengaruh banyak karena usaha juga berhubungan
dengan:
a. Peraturan pemerintah dan peraturan daerah seperti pajak,
restribusi, pendapatan daerah, dan lain-lain.
b. Legalitas dan perizinan.
c. Situasi ekonomi dan politik.
d. Perkembangan budaya lokal yang harus diikuti.
e. Lingkungan sosial yang berbeda di setiap daerah.
f. Faktor-faktor pendamping lainnya.

36
10) Catatan Bisnis
Banyak usaha yang sulit dan tidak berkembang hanya disebabkan
karena wirausahawan tidak tahu sejauh mana bisnisnya berjalan?
catatan usaha atau bisnis akan membantu kita mengetahui sejauh
mana kita menjalankan usaha sampai di mana, mengapa sampai di
sini, karena apa kita begini, dan lain-lain.
Contoh catatan bisnis, yaitu:
a. Keuangan: neraca, laporan tugi laba, laporan perubahan modal, dan
lain-lain.
b. SDM dan personalia: jenis posisi dan bagian, jumlah karyawan,
golongan profil, dan tingkat produktivitas.
c. Pemasaran: omzet, kontribusi produk, pasar, area, wilayah,
konsumen, lokasi, pembelian, penjualan, dan lain-lain.
d. Produksi: stok, jumlah produksi, posisi produksi, kualitas, dan lain-
lain.
B. Faktor-Faktor Kegagalan Usaha
Belum pernah terjadi bahwa ada seorang wirausahawan yang sukses
yang belum pernah mengalami kegagalan. Biasanya wirausahawan yang
cerdas selalu bangkit dari setiap kegagalan yang dialaminya. Apabila
wirausahawan itu berhenti mencoba lagi, wirausahawan tersebut gagal
dalam usaha (Pekerja juga sering gagal tetapi tidak menanggung risiko
kerugian). Oleh sebab itu, kegagalan usaha itu muncul karena berbagai
hal, tetapi bila dikelompokkan akan terdapat 3 faktor utama penyebab
kegagalan, yaitu:
1) Kegagalan yang disebabkan oleh diri sendiri.
2) Kegagalan karena faktor dari luar dan Anda berhenti mencoba (gagal).
3) Kegagalan karena bencana alam atau force majeur.
Kegagalan usaha sering diartikan sebagai kesulitan uang/modal saja,
namun sebenarnya lebih dari sekedar aspek uang atau modal saja.
Kegagalan yang sebenarnya adalah ebrhenti mencoba mengatasi masalah
yang terjadi. Yang perlu diketahui dan ditelaah adalah semua berawal dari
sbuah kelemahan, yaitu:

37
1. Tidak atau jarang membuat perencanaan usaha secara
tertulis
Ada orang yang bertanya kepada seorang wirausahawan sukses di
saat ia mendirikan toko kelontongnya seperti berikut ini: Pak, apakah
usaha sekelas warung ini harus membuat perencanaan usaha
(business plan)? jawab wirausahawan sukses itu: Bila warung Anda
ingin besar dan berharap bisa menjadi besar lagu, maka rencanakan
bisnis Anda. Semakin ke depan rencana Anda maka akan semakin
baik.
Jadi, apapun bisnis Anda, rencanakan dengan baik. Banyak usaha
yang tba-tiba tutup karena tidak mempunyai rencana yang jelas. Ia
membiarkan usahanya berjalan sesuai keadaan sehingga seperti
layaknya kapal yang berlayar tanpa arah sehingga terombang-ambing
di tengah lautan.keuntungan rencana usaha adalah:
a. Sebuah rencana usaha akan membuat energi kita terpusat pada
satu tekad untuk mewujudkannya dengan segala upaya.
b. Bisa mengukur kinerja usaha kita.
c. Menjadi pedoman dalam langkah-langkah usaha.
d. Dengan rencana usaha, kita bisa mencari rekan bisnis dan
investor karena punya punya perencanaan ke depan.
Setiap perjuangandan kegagalan usaha akan meningkatkan
keahlian, pengalaman, kekuatan, kepekaan, kemampuan, kreativitas,
dan keyakinan diri. Itulah awal kesuksesan Anda.
2. Kontradiktif antara AKU (pendidikan, latar belakang,
pengalaman, dan kesukaan) dengan BISNIS itu sendiri dan
ini suatu keharusan
Bisnis itu long journey atau sebuah perjalanan panjang. Bisnis itu
seperti soulmate atau teman hidup, sehingga bila hati dan diri Anda
tidak cocok dengan jenis usahanya, maka sudah pasti terjadi
penolakan dati dalam hati dan pikiran Anda. Muncul keengganan bila
Anda menghadapi waktu pekerjaan yanng lama, timbul rasa frustrasi
bila masalah tak kunjung selesai, dan stres berat bila kesulitan
datangng bertubi-tubi.

38
Semakin cocok diri Anda dengan bisnis Anda, maka rasa senang itu
muncul dan akan melakukannya dengan senang hati. Kreativitas bisa
muncul dengan sendirinya karena ada love (mencintai pekerjaannya).
3. Lokasi tidak tepat untuk bisnis Anda (ini sangat penting)
Seperti layaknya kita mau menanam benih, maka yang muncul
dalam pikiran kita adalah mencari tanah yang subur agar benih itu
dapat tumbuh dengan cepat.
Seperti halnya benih membutuhkan lahan yang subur, demikian pula
usaha bisnis membutuhkan lokasi dengan tingkat lalu lintas (traffic)
yang tinggi sehingga nama usaha kita cepat dikenal dan semakin
populer.
Lokasi adalah salah satu faktor penting dalam menentukan
keberhasilan dan kegagalan sebuah usaha. Pemilihan lokasi yang
baik adalah sebagai berikut:
a. Pilih lokasi dengan tingkat lalu lintas tinggi. Semakin ramai lalu
lintasnya, maka potensi berkembangnya semakin tinggi.
b. Pilih lokasi di tempat kerumunan (crowded place) karena peluang
tumbuh akan muncul di saat keramaian itu ada (mall, pasar, dan
lain-lain).
c. Pilih lokasi yang parkirannya luas.
d. Pilih lokasi yang daerahnya terkenal.
e. Pilih lokasi yang punya tren ramai dan bagus.
f. Pilih lokasi yang mudah dilihat dan diakses orang.
4. Bisnis Anda tidak mempunyai tenaga ahli, keunika dan
perbedaan yang jelas
Bisnis itu pasti mengandung unsur specialist person, yaitu orang
yang memiliki spesialisasi yang menjadi faktor penentu kualitas
pembeda dan perkembangan perusahaan. Contohnya adalah:
Restoran - Koki sebagai spesialis
Sekolah - Guru sebagai spesialis
Bimbel - Guru sebagai spesialis
Bengkel - Montir sebagai spesialis
Rumah sakit - Dokter sebagai spesialis, dan lain-lain.

39
5. Tidak berorientasi ke depan
Hal ini sudah dibicarakan di atas berkenaan dengan perencanaan.
Dalam konteks ini bisa terjadi bahwa perencanaannya belum tentu
berorientasi ke masa depan. Perencanaan itu dapat berupa
perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.
Visi ke depan akan menentukan arah gerak pertumbuhan
perusahaan, seperti pohon, tanaman yang sealu tumbuh menuju ke
arah sinar matahari. Itulah tujuan (goal) yang pada suatu saat akan
membentuk seperti apa usaha Anda ke depan.
6. Tidak melakukan riset dan analisa pasar
Bisnis yang tidak melakukan riset berarti bisnis yang asal-asalan
atau cenderung nekad sehingga mudah sekali jatuh karena tidak ada
link dengan pasarnya! Bisnis semacam ini akan sulit berkembang.
7. Masalah legalitas dan perizinan
Usaha itu juga memerlukan izin dan legalitas, baik itu izin usaha, izin
domisili, SIUP (Surat Izin Usaha Perusahaan), maupun HAKI (Hak
Atas Kekayaan Intelektual) seperti merek dan nama perusahaan. Bila
tidak ada legalitas dan perizinan, maka usaha kita bisa saha suatu
saat disegel dan dilarang beroperasi. Hal semacam ini berbahaya
bukan?
8. Tidak kreatif dan inovatif
Pasti, innovative or die akan ditawarkan oleh pasasr kepada usaha
Anda. Kesulitan, hambatan, cobaan, tantangan dan kegagalan akan
menjadi makanan sehari-hari. Jadi, bila ingin tetap bertahan, maka:
a. Harus kreatif, guna mengatasi masalah yang ada menjadi sebuah
manfaat.
b. Harus inovatif, agar usaha kita memiliki ciri khas, keunikan ilai
tambah, perbedaan (differentiation) yang jelas dari pesaing dan
juga akan membuat bisnis Anda mudah diingat oleh pelanggan.
Oleh karena itu, kreativitas dan sikap inovatif adalah cara jitu untuk
keluar dari tekanan persaingan. Tanpa kreatvitas dan inovasi, bisnis
Anda mudah jatuh dan cenderung untuk bertarung harga sehingga
menyebabkan tingkat keuntungan akan semakin kecil.

40
9. Cepat puas diri
Ingatlah kata-kata bijak berikut: Pesaing tidak pernah tidur. Pesaing
itu seperti awan yang terlihat tidak pernah bergerak tetapi bila kita
dekati sebenarnya mereka sedang bergumul dan bersaing.
10. One man show or the Boss not a Leader
Banyak wirausahawan yang bermental bossy (seorang bos) yang
cenderung one man show atau saya adalah segala-galanya. Dalam
proses pengambilan keputusan, tidak ada yang berani mengganggu
gugat. Karyawan harus menuruti perintah, bukan diajak bekerja sama.
Tipe ini biasanya otoriter, tidak pernah salah, dan jikalau ada masalah
biasanya seperti kebingungan atau kebakaran jenggot sehingga
dalam mengatasi masalah tidak mencari inti permasalahannya.
Oleh sebab itu, banyak karyawan yang demotivasi, gairah kerja
kerasnya menurun, bekerja jika da bos dan santai jika tidak ada, dan
jika ada masalah, saling melempar tanggung jawab. Usaha yang
ditangani oleh pemimpin tipe ini akan mengalami banyak kendala
sehingga tingkat kegagalannya cenderung tinggi.
11. Anggota keluarga ikut masuk ke dalamnya
Perusahaan keluarg memang banyak kelemahannya apalagi
istri/suami masuk ke dalam proses operasional dan ikut dalam
pengambilan keputusan. Jadi, tampak di sini tidak ada pemisahan
yang tegas antara usaha/bisnis dan keluarga. Umumnya, kegagalan
acapkali menghinggapi usaha/bisnis yang memiliki usaha semacam
ini.
12. Kesulitan keuangan dan cash flow
Nah, kesulitan keungan inilah yang sebagian besar yang dialami
para wirausahawan dan menjadi faktor kegagalan sebuah
bisnis/usaha. Sebab masalah keuangan juga berarti masalah energi
sebuah usaha/bisnis. Hal ini pun berdampak pada moral karyawan.
Contohnya ialah:
a. Masalah piutang yang macet terlalu besar sehingga aliran
kas/uang masuk mengalami masalah.

41
b. Masalah pendapatan (omzet) yang tidak tumbuh, sedangkan biaya
terus bertambah sehingga menyebabkan masalah pada aliran kas
(cash flow) perusahaan dan ini berbahaya!
c. Masalah biaya yang terlalu besar dan tidak efisien!
d. Pendapatan (omzet) yang menurun drastis.
e. Terlalu banyak investasi gedung, kendaraan, rumah, dan lain-
lainnya sehingga sulit dijual kembali bila dibutuhkan.
f. Masalah korupsi, manipulasi, dan sistem pengendalian keuangan
yang tidak rapi dan sistematis.
g. Uang pribadi dijadikan satu dengan uang perusahaan.

Mari kita lihat faktor-faktor kesuksesan dan kegagalan dilihat dari sisi
individu, yaitu:

Dari gambar di atas jelas bahwa faktor pikiran yang positif, kemauan,
kemampuan, kesempatandan inspirasi memegang peranan penting dalam
menunjang kesuksesan sebuah bisnis.

42
Menurut Karkaya dan Kobu (1994), identifikasi penyebab kegagalan
usaha dibagi menjadi 3 kelompok:

1. Berkaitan dengan PASAR


a. Waktu peluncuran produk kurang tepat.
b. Desain produk yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
c. Tidak mengikuti selera pasar.
d. Strategi distribusi yag tidak tepat.
e. Kemasan produk dan kualitasnya tidak sesuai dengan target
pasarnya.
2. Berkaitan dengan aspek KEUANGAN
a. Harga terlalu mahal dan tidak terjangkau oleh pasar.
b. Kesulitan aliran dana (cash flow) dan berantakan,
c. Piutang macet terlalu besar.
d. Hutang perusahaan terlalu besar dan tidak bisa mengembalikan
kredit atau membayar beban bunga.
3. Berkaitan dengan MANAJEMEN
a. Manajemen kualitas terlalu buruk.
b. Lemah dalam manajemen.
c. Konsep tim tidak dibangun dengan baik.
d. Lemah dalam proses produksi.

43
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

44
DAFTAR PUSTAKA
Nur Cahyaningtyas, Riza. 2012. Makalah Kewirausahaan.
http://rizanurcahyaningtyas.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 7
September 2017.

45

Anda mungkin juga menyukai