Anda di halaman 1dari 9

PROTOZOA

171710101054 (AANG DWI ATMA NUGRAHA)

171710101055 (HAVID)

Protozoa berasal dari bahasa yunani, yang terdiri dari kata Proto dan
Zoon, artinyaBinatang pertama merupakan Protista eukariotik yang terdapat
sebagai sel sel tunggal dan dapat di bedakan dari Protista eukariotik lain dari
kemampuanya beralih tempat pada tingkat tertentu dalam darur hidupnya dan dari
tiadanya dinding sel. Penelaahan tentang protozoa dinamakan protozologi. Mahluk
ini terutama berukuran mikroskopik., kadang kadang terbentuk koloni yaitu
kumpulan sel sel sendiri.

Lebih dari 64.000 spesies protozoa telah di kenal di perkirakan 32.000 berupa
fosil, 22.000 merupakan bentuk bentuk yang hidup bebas, dan 10.000 adalah parasite.
Dari yang terakhir ini hanyalah beberapa spesies yang menimbulkan penyakit pada
manusia, tetapi spesies spesies tersebut merupakan bahaya kesehatan yang gawat
bagi manusia. Gerak alih (lokomosi) merupakan patokan yang penting dalam
diferensiasi kelas pada protozoa. Amoeba bergerak dengan mengeluarkan tonjolan
berbentuk jari, atau pseudopodia dari tubuhnya. Siliata ber alih tempat dengan
bantuan garak rambut rambut yang sangat kecil yaitu silia yang terletak disekitar
selnya. Flagelata bergerak dengan bantuan flagela, yang biasanya terdapat di ujun sel.
Sporozoa bergerak dengan meuncur (melenturkan tubuhnya), karena tdak mempunyai
organel luar untuk gerak alih.

Sebagian besar protozoa bersifat non-patogenik,tetapi ada beberapa spesies


merupakan patogen yang penting. Misalnya Entamoeba histolytica menyebabkan
disentri amoeba, suatu jenis disentri yang umum terdapat di daerah tropi. Malaria
disebabkan oleh protozoa Plasmodium, yang ditularkan oleh nyamu. Texoplasma
gondii adalah suatu organisme yang bisanya terdapat pada hewan, yang dapat di
pindahkan ke manusia selama penanganan daging mentah (terutama daging babi dan
domba)(Gaman & Sherrington,1981).

Ciri ciri Protozoa

Ada beberapa ciri-ciri pada Protozoa diantaranya yaitu:

Organisme uniseluler (bersel tunggal).


Eukariotik (memiliki membran nukleus).
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
Pada umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).
Hidup bebas, saprofit atau parasit.
Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup.
Alat geraknya berupa pseudopodia, silia atau flagella.

Morfologi

Ukuran dan bentuk


protozoa sanagat beragam,
beberapa berbentuk lonjog
atau membola, ada yang
memanjang, ada pula yang
polimorfik (mempunyai
berbagai bentuk morfologi
pada tingkatan tingkatan yang berbeda dalam daur hidupnya).

Ada beberapa morfologi protozoa yang diantaranya yaitu:


Semua protozoa memiliki vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai
pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur
tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap
spesies.
Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif atau bentuk istirahat yang
disebut dengan kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat
membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada
keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel
vegetatifnya.
Pada Protozoa tidak memiliki dinding sel dan tidak mengandung selulosa atau
khitin seperti pada jamur dan algae.
Kebanyakan protozoa memiliki bentuk spesifik yang ditandai dengan
fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel.
Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera memiliki kerangka luar sangat
keras yang tersusun dari Si dan Ca.
Beberapa jenis Protozoa seperti Difflugia dapat mengikat partikel mineral
untuk membentuk kerangka luar yang keras.
Beberapa jenis protozoa seperti Radiolarian dan heliozoan dapat
menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini seringh ditemukan
dalam bentuk fosil.
Kerangka luar protozoa jenis Foraminifera tersusun dari CaO2 sehingga
koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.
Protozoa merupakan sel tunggal yang dapat bergerak secara khas
menggunakan pseudopodia kaki palsu, flagela atau silia namun ada yang
tidak bisa bergerak aktif. Yang berdasarkan alat gerak yang dimiliki dan
mekanisme gerakan inilah, Protozoa dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelas.
Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina
yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan ke dalam Sarcodina yang
bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora yang bergerak
dengan silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora dan yang tidak dapat
bergerak serta merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke
dalam Sporozoa.
Pada sejak tahun 1980 Commitea on Systematics and Evolution of the Society
of Protozoologist telah mengklasifikasikan protoza menjadi 7 kelas baru yaitu
Sarcomastigophora, Ciliophora, Acetospora, Apicomplexa, Microspora,
Myxospora dan Labyrinthomorpha. Pada klasifikasi yang baru ini Sarcodina
dan Mastigophora digabung menjadi satu kelompok Sarcomastigophora dan
Sporozoa yang anggotanya sangat beragam maka dipecah lagi menjadi 5 sub
kelas.(Pelczar & Chan, 1986).

Reproduksi

Protozoa berkembang biak melalui berbagai proses aseksual dan seksual.


Reproduksi aseksual berlangsung dengan pembelahan sel atau pembelahan sel,
pembeleahan dapat terjadi secara melintang atau membujur sebpanjang selnya
sedangkan reproduksi seksual terjadi pada berbagai protozoa. Konjunggasi yang
merupakan penyatuan fisik sementara antara dua individu yang dibarengi dengan
pertukaran bahan nucleus, hanya dijumpai pada siliata(Pelczar & Chan, 1986).
Fisiologi

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat


hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau
hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung
enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses
transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan
makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik
secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan
air, maka oksideng dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui
membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran,
dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada
membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang
berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam
sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan
yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan
anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel
yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola
besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami
pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk
mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan
makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak
tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa
bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut
sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah
makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya
dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom
(Wasetiawan,2008)
Klasifikasi
Menurut Sugiarto Suwignyo (2005), pada protozoa dibagi menjadi 5 kelas.
Yaitu Sarcodina (Rhizopoda),Ciliata (Infusoria),Mastigophora (flagellate),Sporozoa,
dan Suctoria.

Kelas Sacordina (Rhizopoda)


Pada kelas Sacordina jenis protozoa ini menggunakan pseupodia (kaki semu)
sebagai alat gerak. Sarcodina dibagi menjadi 4 ordo yaitu Amoeba,
foraminifera, dan radiolarian. Ke empat ordo ini menunjukan bentuk dan
struktur yang berbeda
1. Ordo Amoeba adalah salah satu contoh kelas sarcodina yang memiliki
ciri ciri bentuk yang selalu berubah (tanpa cangkang) asimetris yang
susunan tubuhnya bersifat monoseluler, lapisan luar membran sel
ektoplasma (lapisan protoplasma yang bening),endoplasma yang
berbutir butir, bernafas dengan mengambil oksigen melalui
permukaan tubuhnya dengan difusi.
2. Ordo Foraminifera adalah termasuk hewan yang mempunyai
cangkang ukuran mendekati 1mm, cangkang yang di hasilkan oleh
hewan ini pada umumnya terdiri dari gelatin atau silica.
3. Ordo Radiolaria adalah hewan yang mempunyai bentuk cangkang
terdiri dari silica dan berbentuk bulat, kerankanya berupa jaring
jaring yang halus yang memiliki ukuran kurang dari 2 mm.
(Romimohtaarto,2009)

Kelas ciliata (infusoria)


Kelas ciliata memilki ciri-ciri, yaitu seluruh tubuhnya atau sebagian ditutupi
oleh cilia atau rambut getar, mempunyai satu makronukleus dan satu atau
beberapa mikronukleus, bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan
melintang,makronukleus membelah secara amitosis sedangkan mikronukleus
secara mitosis, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi yaitu
bersatunya dua individu.Ciliata dianggap sebagai protozoa yang paling maju
evolusinya karena struktur organel selnya yang begitu rumit dan tidak di
miliki oleh protozoa-protozoa lainnya. Hampir semua ciliata memiliki sebuah
makronukleus, yang merupakan tempat penyimpanan informasi genetic yang
akan diwariskan, dan mikronukleus yang mengandung banyak salinan materi
genetic.

Kelas mastighopora (flagelata)


Kelas ini memiliki ciri-ciri mempunyai satu flagella atau lebih yang berfungsi
untuk bergerak ddan menangkap makanan.Nukleusnya hanya ada satu,
bereproduksi secara aseksual dengan membelah diri menjadi dua bagian.
Kelas sporozoa
Sporozoa berasal dari kata spora yang berarti alat reproduksi, yang dapat
tumbuh menjadi invidu baru. Sporozoa merupakan hewan parisitik yang
terluas dari hewan hewan parasitik lainnya. Hampir setiap kelompok besar
hewan dalam dunia hewan mempunyai anggota yang dijangkiti oleh satu jenis
sporozoa atau lebih. Infeksi umumnya terjadi pada kelompok-kelompok
hewan tertentu dari vertebrata, mollusca, dan vermes.

Kelas suctoria
Pada kelas ini sebenarnya sama seperti kelas ciliate, karena bentuk muda
hewan ini nmempunyai cilia. Sedangkan bentuk dewasanya hidup mandiri,
mempunyai tentakel yang digunakan untuk melekat pada suatu benda dan
berguna untuk menusuk atau menghisap. Pada bentuk dewasanya sudah tiadak
memiliki cilia, reproduksinya dengan pembetukan tunas-tunas
(Suwignyo,2005).
DAFTAR PUSTAKA

Gaman, P.M. dan KB Sherrington. 1994. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan
Nutrisi dan Mikrobiologi. Yogyakarta: UGM Press.

Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan, 1986, Penterjemah , Ratna Siri Hadioetomo et al,.
Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. Jakarta. Universitas Indonesia Press.
Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2009. Biologi Laut. Jakarta.gramedia.

Sugiarti Suwignyo.2005. Avertebrata air jilid I. Jakarta: Penebar Swadaya.

Wasetiawan. 2008. Mikroorganisme di udara. http//blog.unila.com. [diakses pada


hari Selasa,17 Oktober 2017 pukul 17.35].

Anda mungkin juga menyukai