Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Agroklimatologi

Hari : Senin
Jam : 14.20-16.00 WIB
Asisten :1. Fakhrurrazi
2. Khairina

AGROKLIMATOLOGI

Oleh
Intan Permatasari
1005106010053

LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2011
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

I. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA SECARA MANUAL


A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan Praktikum
3. Waktu dan Tempat Praktikum
B. Tinjauan Pustaka
C. Hasil Pengamatan
D. Pembahasan
1. Radiasi Surya
2. Tekanan Udara
3. Suhu
4. Kelembaban Udara
5. Curah Hujan
6. Angin
7. Evaporasi
8. Awan
E. Komprehensif
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
II. PENGAMATAN UNSUR-UNSUR CUACA SECARA OTOMATIS
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan Praktikum
3. Waktu dan Tempat Praktikum
B. Tinjauan Pustaka
C. Hasil Pengamatan
D. Pembahasan
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
III. PENGUKURAN SUHU TANAH
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Tujuan Praktikum
3. Waktu dan Tempat Praktikum
B. Tinjauan Pustaka
C. Alat dan Cara Kerja
1. Alat
2. Cara Kerja
D. Hasil Pengamatan
E. Pembahasan
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Angin
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin.
Satuan meteorologi dari kecepatan angin adalah Knots (Skala Beaufort). Sedangkan satuan
meteorologi dari arah angin adalah 00 3600 dan arah mata angin. Anemometer harus
ditempatkandi daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada
anemometer akan bergerak sesuai arah angin. Di dalam anemometer terdapat alat pencacah
yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat,
kemudian dicocokkan dengan Skala Beaufort. Selain menggunakan anemometer, untuk
mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada
baling-baling bendera angin akan menunjukkan ke arahmana angin bertiup. Cara lainnya
dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka (Wisnubroto 2006).
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan
udara tinggi ke tempat bertekanan udara rendah. Angin diberi nama dari mana ia bertiup,
misalnya angin timur artinya angin yang bertiup dari timur, angin selatan adalah angin
yang bertiup dari selatan. Angin mempunyai arah dan kecepatan. Arah angin dinyatakan
dengan satuan derajat atau 0dalam arah mata angin, misalnya angin timuran adalah 90 dan
kecepatannya dinyatakan dalam m/detik, km/jam, atau knot (LIPI 2013).
Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secara horizontal
maupun secara vertikal dengan kecepatan yang bervariasi dan berfluktuasi secara dinamis.
Faktor pendorong bergeraknya massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat yang lain. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara
tinggi ke yang tekanan udara lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi,
maka angin akan bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara
bertekanan rendah. Akan tetapi, perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan gaya
yang akan mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh perputaran bumi terhadap arah
angin disebut pengaruh Coriolis (Benyamin 2002).
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara
pada suatu daerah atau wilayah.Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari
yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi
panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan
udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara
daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit
menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut
(Sriharto 2000).
Angin mempunyai asal-usul yang kompleks atau rumit,pada umumnya yang menjadi
penyebab langsung adalah terjadinya perbedaan kerapatan udara sehingga menimbulkan
tekanan udara yang berbeda-beda secara horizontal.
Dalam klimatologi,angin mempunyai dua fungsi dasar yaitu :
1. Pemindahan panas,Baik dalam bentuk yang dapat di ukur (sensible heat) maupun yang
tersimpan (latent heat); dari lintang rendah ke lintang yang lebih tinggi dan akan
membuat setimbang neraca radiasi surya antara lintang rendah dan tinggi.
2. Pemindahan uap air yang dievaporasikan dari laut ke daratan. Di mana sebagian besar
dikondensasikan untuk menyediakan kebutuhan air yang turun kembali sebagai
hujan,kabut atau embun.
Udara yang mengembang menghasilkan tekanan udara yang lebih rendah.
Sebaliknya, udara yang berat menghasilkan tekanan yang lebih tinggi. Angin bertiup dari
tempat yang bertekanan tinggi menuju ke tempat yang bertekanan rendah. Semakin besar
perbedaan tekanan udaranya, semakin besar pula angin yang bertiup. Rotasi bumi membuat
angin tidak bertiup lurus. Rotasi bumi menghasilkan coriolis force yang membuat angin
berbelok arah. Di belahan bumi utara, angin berbelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi
selatan angin berbelok ke kiri. Untuk keperluan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai
Metereologi dan Geofisika diperlukan suatu alat yang dapat mengukur kecepatan angin dan
mengukur tekanan udara. Alat tersebut sudah ada. Alat untuk mengukur kecepatan angin
disebut anemometer dan alat untuk mengukur tekanan udara disebut barometer (Marthen
2002).
DAFTAR PUSTAKA
Benyamin Lakitan 2002. Dasar-dasar klimatologi. PT Raja Grafindo Persada
BMKG Jateng 2009. Suhu Udara. http://www.cuacajateng.com/suhuudara.htm. Diakses tanggal
11 November 2013
Bocah 2008. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/unsur-
unsur-cuaca-dan-iklim/ Diakses pada tanggal 06 November 2013
Darldjoeni 2000. Prinsip Kerja Peralatan Klimatologi. UT. Jakarta.
Effendi, Hefni 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius : Yogyakarta
Gunarsih2001. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. BinaAksara. Jakarta
Guntara 2012. Pengertian Evaporasi. http://www.guntara.com/2012/11/pengertian-
evaporasi.html. Diakses tanggal 11 November 2013
Hanafiah, Kemas Ali 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Radja Grifindo
Persada. Jakarta.
Handoko 2003. Klimatologi Dasar, Bogor : FMIPA-IPB.
Hanum, C 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Harjanto, H dan Surip, P 2007. Pot Scaping, Membuat Taman Pot. Penebar Swadaya :
Depok
Heri, S 2009. Memodifikasi Iklim Mikro. Pustaka Jaya. Jakarta.
Herlina 2003. Jurnal Ilmu-ilmu Hayati. UniversitasBrawijaya. Malang.
Kartasapoetra, A.G 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan Tanaman Edisi
Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
LIPI 2013. Unsur-Unsur
Cuaca.http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1367593435.Diakses tanggal
06 November 2013.
Marthen 2002. Fisika Dasar. Erlangga : Jakarta.
Nita nurtafita 2011. Suhu Tanah. http://nitanurtafita.blogspot.com/2011/10/suhu-tanah.html.
Diakses tanggal 11 November 2013.
Soekirno 2010. Ilmu Iklim dan Pengairan. Bina Cipta. Bandung
Soewandi, A 2005. Prosedur dan Pengambilan Contoh Analisa Tanaman. Departemen Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta
Sosrodorsono 2006. Variasi Tanah. Rineka Jaya. Bogor.
Sriharto 2000. Pertanian Era Sekarang. Kompasiana. Jakarta
Sumani dan Komariah 2013. Petunjuk Praktikum Agroklimatologi. Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Tjasyono, Bayang 2004. Klimatologi. ITB. Bandung.
Wahyuningsih Utami 2004. Geografi. Pabelan. Jakarta
Wuryanto 2000. Agroklimatologi. USU Press. Medan
Wisnubroto Soekardi 2006. Asas Meteorologi pertanian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai