Bab I
Bab I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan baja sebagai bahan struktur telah dikenal sejak akhir abad
ke-19 untuk menggantikan besi tempa. Sejarah perkembangan baja terus
mengalami peningkatan baik mengenai ilmu bahan maupun perilakunya. Baja
struktur adalah jenis baja berdasarkan pertimbangan ekonomis, kekuatan tarik,
dan sifatnya, mampu untuk memikul beban.
Baja mempunyai kuat tarik tinggi. Sifat mekanik pada baja dapat
diketahui dengan uji tarik. Uji ini dilakukan dengan cara pembebanan tarik sampel
baja dan pada saat bersamaan dilakukan pengukuran beban dan perpanjangan
sehingga akan diperoleh tegangan dan regangan yang terjadi. Profil baja
digunakan karena memiliki beberapa keuntungan yaitu strukturnya ringan
sekalipun berat jenis baja tinggi, ukurannya relatif lebih kecil dibandingkan
struktur lain, mudah di bongkar pasang.
Kelebihan yang dimiliki struktur komposit adalah kapasitas nominal
penampang komposit lebih besar dibandingkan balok baja. Struktur komposit
yang digunakan pada struktur jembatan atau struktur gedung menggunakan balok
baja dan pelat beton yang dihubunghan dengan Shear Connector, di mana fungsi
dari Shear Connector ini mentransfer geser horisontal yang terjadi antara pelat
beton dan balok baja. Proses analisis balok komposit baja beton, pelat beton
disamping sebagai pelat lantai, beton juga bekerjasama dengan balok baja untuk
pemikulan beban, yaitu sebesar lebar efektif slab beton.
Struktur yang dirancang secara elastis adalah struktur yang direncanakan
untuk bangunan dengan fungsi tetap, sehingga tidak ada perubahan beban yang
bekerja pada struktur ini . Teori yang memanfaatkan sifat kekuatan dan daktilitas
baja, tegangan baja dihitung secara penuh, struktur ini dipakai jika bangunan
direncanakan untuk fungsi yang berubah-ubah. Perencanaan LRFD (Load and
Resistance Factor Desaign) berdasarkan resistensi faktor beban, spesifikasi LRFD
1
2
meyebutkan bahwa kapasitas yang tersedia harus lebih besar dari resistensi faktor
beban.
Perancangan strukur baja mengacu pada peraturanperaturan yang
sudah ada. Peraturan yang biasa digunakan memakai metode elastis yaitu
Allowable Stress Design (ASD), dimana tegangan baja yang digunakan sebesar 2/3
tegangan leleh baja (fy).
Peraturan baru berdasarkan beban-beban yang dikalikan dengan suatu
faktor tertentu sehingga diharapkan struktur baja dapat bekerja secara optimal.
Peraturan ini diberi nama Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
Gedung (TPSBBG) menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1729-2002)
yang mengacu pada metode American Institute of Steel Construction - Load and
Resistance Factor Desaign (AISC - LRFD). Analisis balok komposit baja-beton
ini perhitungan kapasitas penampangnya didasarkan pada peraturan Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (TPSBBG)
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan yang terkait dengan upaya
untuk lebih memahami peraturan Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002) terutama pada bagian balok komposit.
Maksud penelitian ini adalah untuk menganalisis kapasitas lentur, geser
dan lendutan pada balok komposit.
3
D. Batasan Masalah
E. Manfaat Penelitian