Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MENCEGAH KANKER SERVIK SEJAK DINI

Disusun Oleh IID:


1. Anshori
2. Faizatin
3. Siti Wahyuni

PROGRAM S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANHAFHAWATY
ZAINUL HASANGENGGONG PROBOLINGGO
2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN


KANKER SERVIK
Pokok Bahasan : Kanker Servik
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Hari / Tanggal : Rabu 23-08-2017
Waktu : 35 menit
Tempat : Ruang poli Kandungan
Pembimbing :
Penyuluh : Mahasiswa
Pertemuan Ke : Pertama

I. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat mengetahui


dan memahami tentang penyakit Kanker Servik

II. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan 1 x 35 menit, diharapkan Pasien dan keluarga


pasien dapat mampu:
1. Menyebutkan pengertian kanker serviks
2. Menyebutkan penyebab kanker serviks

3. Menyebutkan tanda dan gejala kanker serviks

4. Mengetahui deteksi dini kanker serviks

5. Menyebutkan stadium dari kanker serviks

6. Menyebutkan penatalaksanaan kanker serviks

7. Mengetahui cara pencegahan kanker servik

III. Sub Pokok Bahasan

1. Pengertian kanker serviks

2. Penyebab kanker serviks


3. Tanda dan gejala kanker serviks

4. Cara deteksi dini (skrining) kanker serviks

5. Stadium kanker serviks

6. Pencegahan kanker serviks

7. Penatalaksanaan kanker serviks

IV. Metode
1) Diskusi
2) Tanya jawab

V. Media
1. Flipchart
2. Leaflet

VI. Pengorganisasian
1) Moderator : Faizatin
2) Penyaji : Siti Wahyuni
3) Notulis : Faizatin

VII. Materi
Terlampir

IV. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Kegiatan Kegiatan


Penyuluan Peserta
1. Pembukaan 5 1. Memberi Ceramah Mendengarkan
Menit salam dan
2. Perkenalan memperhatikan
3. Menjelaskan
maksud dan tujuan
penyuluh
4. Menggali
pengetahuan peserta
2. Inti 15 1. Menjelaskan Ceramah Mendengarkan,
Menit Pengertian kanker dan tanya dan
serviks jawab memperhatikan
2. Menjelaskan
Penyebab kanker
serviks
3. Menjelaskan
Tanda dan gejala
kanker serviks
4. Menjelaskan
Cara deteksi dini
(skrining) kanker
serviks
5. Menjelaskan
Stadium kanker
serviks
6. Menjelaskan
Pencegahan
kanker serviks
7. Menjelaskan
Penatalaksanaan
kanker serviks
3. Tanya 10 1. Memberikan Ceramah Mendengarkan
Jawab Menit kesempatan dan Tanya dan Bertanya
bertanya kepada Jawab
peserta
2. Mengajukan
pertanyaan
kepada peserta
4. Penutup 5 1. Mempersilahk Ceramah Mendengarkan
Menit an fasilitator dari dan dan menjawab
pembimbing menjawab salam
klinik dan untuk salam
menambahkan
ataupun
menjelaskan
kembali jawaban
pertanyaan
peserta yang
belum terjawab
2. Menyimpulkan
materi yang telah
disampaikan
3. Salam penutup

MATERI PENYULUHAN
Kanker serviks
1. Pengertian
Kanker serviks merupakan salah satu kanker yang paling umum yang
mengenai organ reproduksi wanita. Beberapa jenis human papilloma virus, suatu
infeksi menular seksual, mempunyai peran penting dalam kebanyakan kasus
kanker serviks
Kanker leher rahim ( kanker servik ) adalah kanker yang terjadi pada
servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yg merupakan pintu
masuk ke arah rahim yang terletak antara uterus ( rahim ) dengan liang vagina.

2. Penyebab
Pada umumnya, kanker bermula pada saat sel sehat mengalami mutasi
genetic yang mengubahnya dari sel normal menjadi sel abnormal. Sel sehat
tumbuh dan berkembang dengan kecepatan yang teratur. Sel kanker tumbuh dan
bertambah banyak tanpa control dan mereka tidak mati. Adanya akumulasi sel
abnormal akan membentuk suatu massa (tumor). Sel kanker menginvasi jaringan
sekitar dan dapat berkembang dan tersebar di tempat lain di dalam tubuh
(metastasis).
Penyebab langsung dari karsinoma serviks belum diketahui. Faktor
ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan insiden karsinoma serviks adalah
infeksi virus Huma Papilloma Virus (HPV). Lebih dari 95 % kanker serviks
berkaitan erat dengan infeksi HPV ditularkan melalui aktivitas seksual. HPV tipe
resiko rendah (tipe 6 & 11) hampir tak berisiko menjadi Ca Serviks, tapi
menimbulkan genital warts. Infeksi tipe risiko tinggi (tipe 16 & 18) mengarah
pada Ca Serviks (Hartono, 2000).
Faktor risiko kanker leher rahim :
1) Kontak seksual terlalu dini kurang dari umur 15 tahun.
2) Berhubungan seks dengan banyak pasangan atau mempunyai
pasangan yg suka berganti2 pasangan
3) Merokok
Dari berbagai penelitian di negara - negara maju telah di temukan bahan
konstituen rokok di dalam sel - sel epitel leher rahim.
4) Faktor Genetik ( Faktor Keturunan)
Faktor ini sangat memegang peranan seorang bisa mengalami kanker jenis
ini atau tidak. Jika ibu Anda atau saudara perempuan dari pihak ibu atau
ayah menderita kanker leher rahim, maka Anda mempunyai resiko 2x
lebih banyak menderita penyakit yang sama
5) Sistem imun yang menurun juga dapat meningkatkan terjadinya
kanker karena kebanyakan wanita yang terinfeksi HPV tidak terkena
kanker serviks. Namun, jika seseorang tekena infeksi HPV dan sistem
imunnya menurun akibat keadaan medis lainnya, maka kecenderungan
untuk berkembangnya kanker serviks semakin besar.
6) Pencucian vagina dengan antiseptik atau deodoran yang terlalu
sering
7) Personal hygine yang kurang

3. Tanda dan Gejala

Pasien mungkin saja tidak mengalami gejala kanker serviks apapun. Kanker
serviks dini biasanya tidak memberikan gejala dan tanda. Semakin kanker
berkembang, semakin terlihatlah tanda dan gejala dari kanker serviks. Gejala
tersebut dapat berupa

1. Perdarahan vagina setelah berhubungan sex, atau diantara dua


periode menstruasi, atau setelah menopause.

2. Sekret encer disertai darah dapat berat dan keputihan yang


memiliki bau yang busuk.

3. Nyeri pinggang atau nyeri pada saat hubungan sex

4. Skrining dan diagnosis


Skrining (Deteksi dini) Jika kanker serviks terdeteksi pada stadium yang
lebih awal, penatalaksanaan sepertinya lebih berhasil. Skrining kanker serviks
regular dan perubahan prekanker pada serviks direkomendasikan untuk semua
wanita. Kebanyakan panduan menganjurkan skrining pertama dalam waktu 3
tahun pertama setelah aktif secara seksual, atau tidak lebih dari umur 21. Skrining
dapat berupa.
1) Pap test. Selama Pap test, dokter mengambil sel dari serviks leher
sempit dari uterus- dan mengirim sample tersebut ke lab. Sel ini kemudian
diperiksa ada tidaknya abnormalitas. Pemeriksaan Pap Test dapat
mendeteksi sel abnormal pada serviks. Stadium prekanker terjadi pada saat
sel abnormal terdapat hanya pada lapisan luar dari serviks dan tidak
menginvasi bagian lebih dalam. Jika tidak ditangani, sel abnormal ini
dapat berubah menjadi sel kanker, dimana dapat menyebar pada beberapa
tempat sekitar serviks, vagina bagian atas, area pelvis, dan bagian lain dari
tubuh. Kanker atau prekanker yang ditemukan pada stadium preinvasif
jarang membahayakan nyawa dan biasanya hanya membutuhkan
pengobatan rawat jalan.
2) Tes HPV DNA. Terdapat juga pemeriksaan HPV DNA untuk
menentukan apakah seseorang terinfeksi salah satu dari 13 jenis HPV yang
sepertinya paling mungkin menyebabkan kanker serviks. Seperti pada Pap
tes, tes HPV DNA mengambil jaringan dari serviks untuk diperiksa di lab.
Pemeriksaan ini dapat mendeteksi strain resiko tinggi HPV pada DNA sel
sebelum perubahan pada sel serviks dapat terlihat.
Pemeriksaan HPV DNA bukan merupakan pengganti skrining Pap dan
tidak digunakan untuk wanita lebih muda dari 20 tahun dengan hasil Pap
yang normal, kebanyakan infeksi HPV pada wanita pada kelompok ini
sembuh sendiri dan tidak dikaitkan dengan kanker serviks.

Jika seseorang mengalami tanda dan gejala kanker serviks atau jika hasil
pemeriksaan Pap Smear memperlihatkan sel kanker, pasien dapat menjalani
pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis. Untuk menegakkan
diagnosis, dokter dapat melakukan :

1. Memeriksa serviks. Selama pemeriksaan yang disebut kolposkopi,


dokter dapat menggunakan mikroskop khusus (colposcope) untuk
memeriksa serviks dari sel abnormal. Jika terlihat area yang tidak
biasanya, dapat diambil sample sel untuk analisis (biopsy). mengambil
jaringan yang abnormal
2. Mengambil sample sel serviks. Selama prosedur biopsy dokter
mengambil sample dari sel abnormal dari serviks dengan menggunakan
alat khusus. Pada punch out biopsy, dokter menggunakan pisau sirkuler
khusus untuk mengambil sebagian kecil dari serviks. Biopsi jenis lainnya
dapat digunakan tergantung dari lokasi dan ukuran dari area yang
abnormal.

5. STADIUM
Jika kanker serviks telah ditentukan, maka pasien akan manjalani
pemeriksaan lebih jauh lagi untuk menentukan apakah kanker telah menyebar dan
sampai dimana penyebarannya suatu proses yang disebut stadium kanker. Stadium
kanker merupakan faktor kunci yang menentukan pengobatan. Pemeriksaan untuk
menentukan stadium dapat berupa :
Gambaran Radiologi. Pemerksaan seperti X-Ray, computerized
tomography (CT) Scan atau MRI dapat membantu untuk menentukan apakah
kanker telah menyebar disekitar serviks.
Pemeriksaan visual pada kandung kemih atau rektal. Dokter dapt
menggunakan alat khusus untuk melihat kandung kemih secara langsung
(cystoscopy) dan rektum (proctoskopi).
Pembagian stadium kanker adalah
1) Stadium 0. Juga dikatakan carcinoma in situ atau kanker
noninvasive, kanker dini ini kecil dan hanya terbatas pada permukaan
serviks.
2) Stadium I. Kanker hanya terbatas pada serviks
3) Stadium II. Kanker pada stadium ini termasuk serviks dan uterus,
namun belum menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina..
4) Stadium III. Kanker pada stadium ini telah menyebar dari serviks
dan uterus ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina.
5) Stadium IV. Pada stadium ini kanker telah menyebar ke organ
terdekat, seperti kandung kemih atau rectum, atau telah menyebar ke
daerah lain didalam tubuh, seperti paru-paru, hati, atau tulang.

6. Pencegahan
Resiko terjadinya kanker serviks dapat dilakukan dengan menghindari infeksi
HPV. HPV menyebar melalui kontak kulit dengan bagian badan yang terinfeksi,
tidak hanya dengan hubungan seks. Menggunakan kondom setiap melakukan
hubungan dapat mengurangi resiko terkena infeksi HPV.
Sebagai tambahan dari penggunaan kondom, cara terbaik untuk mencegah
kanker serviks yaitu :
1. Menghindari hubungan sex pada umur muda.
2. Memiliki partner seks tunggal
3. Menghindari merokok
Vaksniasi HPV. Suatu vaksin baru disebut Gardasil memberikan perlindungan
dari tipe HPV yang paling berbahaya. The national Advisory Committee on
Immunization Practices merekomendasikan vaksinasi pada wanita umur 11 dan 12
tahun, sebagaimanapula pada wanita umur 13 hingga 26 tahun jika mereka belum
menerima vaksin. Vaksin ini paling efektif diberikan sebelum wanita aktif secara
seksual. Vaksin ini diberikan selama tiga kali. Penyuntikan kedua berselang dua
bulan sejak vaksin pertama diberikan dan vaksin ketiga disuntikkan pada bulan
keenam. Dosis vaksin 0,5 cc disuntikkan intra muscular pada lengan atas.
Walaupun vaksin dapat mencegah hingga 70 % kasus kanker serviks, vaksin
ini tidak dapat mencegah infeksi dari virus lain yang dapat juga menyebabkan
kanker serviks
Pemeriksaan Pap Rutin. Pemeriksaan Pap Smear secara rutin adalah cara
paling efektif untuk mendeteksi kanker serviks pada stadium yang lebih dini.
Panduan jadwal Pap rutin adalah sebagai berikut :
1. Pap Smear pertama dilakukan pada 3 tahun pertama setelah
hubungan sex pertama atau pada umur 21 tahun (lakukan yang mana
terjadi duluan)
2. Dari umur 21 hingga 29 tahun, lakukan pemeriksaan Pap rutin
setiap satu atau 2 tahun sekali.
3. Dari umur 30 hingga 69 tahun, Pemeriksaan Pap setiap 2 atau 3
tahun jika pasien memiliki 3 kali berurutan pemeriksaan Pap yang normal.
4. Umur 70 keatas, jika 3 pemeriksaan Pap Smear negative maka Pap
smear sudah dapat dihentikan.

7. Penatalaksanaan
1) Kanker noninvasive, terbatas
Penatalaksanaan kanker serviks yang terbatas hanya pada lapisan luar dari
serviks memerlukan penangan untuk membuang area abnormal. Pada
kebanyakan wanita pada situasi ini, tidak diperlukan penanganan
tambahan. Prosedur untuk membuang kanker noninvasif termasuk :
a. Biopsi Cone. Selama operasi ini, dokter menggunakan scalpel
untuk mengambil selembar jaringan serviks berbentuk cone dimana
abnormalitas ditemukan.
b. Operasi Laser. Operasi ini menggunakan gelombang sempit pada
cahaya laser untuk membunuh sel kanker dan sel pre-kanker.
c. Loop electrosurgical excision procedure (LEEP). Teknik ini
menggunakan lintasan kabel untuk memberikan arus listrik, yang
memotong seperti pisau bedah , dan mengambil sel dari mulut serviks.
d. Cryosurgery. Teknik yaitu dengan membekukan dan membunuh sel
kanker dan prekanker.
e. Hysterectomy. Operasi besar ini termasuk membuang jaringan dari
area kanker dan prekanker, serviks, dan uterus. Hysterectomy
biasanya dilakukan pada kasus yang dipilih dari kasus kanker servikal
noninvasif.
2) Kanker invasif
Kanker servikal yang menginvasi lebih dalam dari lapisan
luar sel pada serviks disebut sebagai kanker invasive dan
membutuhkan lebih banyk penanganan. Penanganan untuk
kanker serviks bergantung pada beberapa faktor, termasuk
stadium kanker, permasalahan medis lain yang mungkin
dimiliki, dan pilihan pasien sendiri. Opsi penatalakasanaan
terdiri dari
3) Operasi.
Operasi untuk mengambil uterus biasanya dilakukan untuk
mengatasi stadium dini dari kanker serviks. Hysterectomy
sederhana yaitu dengan membuang jaringan kanker,
serviks, dan uterus. Hysterectomy biasanya pilihan hanya
jika kanker dalam stadium yang dini Invasi kurang dari 3
milimeter (mm) ke dalam serviks. Hysterectomy radikal
Membuang serviks, uterus, bagian vagina, dan nodus limfe
pada area tersebut merupakan operasi standar dimana
terdapat invasi lebih besar dari 3 mm kedalam serviks dan
tidak ada bukti adanya tumor pada dinding
pelvis.Hysterectoy dapat mengobati kanker serviks stadium
dini dan mencegah kanker kembali lagi, namun membuang
uterus membuat pasien tidak mungkin hamil lagi. Efek
samping sementara dari hysterectomy termasuk nyeri
pelvis, dan kesulitan dalam pencernaan, dan urinasi
4) Radiasi.
Terapi radiasi menggunakan energi tinggi untuk membunuh
sel kanker. Terapi radiasi dapat diberikan secara eksternal
atau internally (brachytherapy) dengan menempatkan alat
diisi dengan material radioaktif yang akan ditempatkan di
serviks. Terapi radiasi sama efektifnya dengan operasi
pada kanker serviks stadium dini. Bagi wanita dengan
kanker serviks yang lebih berat, radiasi merupakan
penatalaksaanaan terbaik. Kedua metode terapi radiasi ini
dapat dikombinasi. Efek samping dari radiasi terhadap area
pelvis termasuk nyeri lambung, nausea, diare, iritasi
kandung kemih, dan penyempitan vagina, dimana akan
menyebabkan hubungan seks lebih sulit dilakukan. Wanita
premenopausal dapat berhenti menstruasi sebagai akibat
dari terapi radiasi.
5) Kemoterapi.
Kemoterapi dengan agen tunggal digunakan untuk
menangani pasien dengan metastasis extrapelvis
sebagaimana juga digunakan pada tumor rekurren yang
sebelum telah ditangani dengan operasi atau radiasi dan
bukan merupakan calon exenterasi. Cisplatin telah menjadi
agen yang paling banyak diteliti dan telah memperlihatkan
respon klinis yang paling konsisten. Walaupun ada
beberapa penilitan yang bervariasi, terapi cisplatin agen
tunggal memberikan hasil dengan respon sempurna pada
24% kasus, dengan tambahan 16% dari terapi ini
memperlihatkan respon parsial. Ifosfamide, agen alkylating
yang mirip dengan cyclophosphamide, telah memberikan
respon total hingga 29% pada pasien kanker serviks;
namun, Efek samping kemoterapi tergantung dari obat
yang diberikan namun secara umum dapat menyebabkan
diare, lelah, mual, dan rambut rontok. Beberapa obat
kemoterapi dapat mengakibatkan infertilitas dan
menopause dini pada wanita premenopause.

DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Poedjo (2000). Kanker Serviks & Masalah Skrinning di
Indonesia. Kursus pada Pra Kongres KOGI I & Pasar Mimbar.
Volume 5 No.2
Mansyur, A., (2005). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media
Aesculapius
Neville, Hacker (2001). Esensial Obstetri & Ginekologi Edisi
2.Jakarta: Hipokrates
Rasjidi, Imam (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker
Ginekologi. Jakarta:EGC
Sarwono (2002). Ilmu Kandungan.Jakarta:Yayasan bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai