Laporan MP Kelompok 1
Laporan MP Kelompok 1
Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1B
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
Daftar Isi
Daftar Isi................................................................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................................................3
3.1 Tujuan................................................................................................................................5
3.2 Sasaran..............................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................12
KAJIAN TEORI.....................................................................................................................................12
BAB III.................................................................................................................................................16
GAMBARAN UMUM...........................................................................................................................16
BAB IV.................................................................................................................................................21
MANAJEMEN PEMBANGUNAN KAWASAN.......................................................................................21
4.9.1 Planning...........................................................................................................................33
4.9.2 Organizing...................................................................................................................35
4.9.3 Actuating.....................................................................................................................35
4.9.4 Controlling...................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................37
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
yaitu UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), UU
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah.
Pacuan Kuda Tegalwaton adalah salah satu tempat rekreasi yang berada di Kabupaten
Semarang. Pada tujuan pembuatannya dulu, Pacuan Kuda Tegalwaton di fungsikan sebagai
pacuan kuda tingkat Nasional dan masih bertahan sampai sekarang. Dikarenakan bertaraf
nasional, kepengerusan Pacuan Kuda Tegalwaton juga diurus langsung oleh Dinas Pariwisata
Provinsi Jawa Tengah. Pacuan Kuda Tegalwaton sudah sering dijadikan tempat lomba pacuan
kuda tingkat nasional dan menyelenggarakan event tahunan berkuda. Hadirnya arena pacuan
kuda, bagi masyarakat setempat memberi dampak positif. Bahkan di kampung sekitar arena
pacuan sekarang banyak yang menyebut Kampung Cowboy. Dibangunnya arena pacuan kuda
bertaraf nasional di Desa Tegalwaton dinilai berdampak positif. Bukan hanya untuk
perkembangan prestasi olahraga berkuda di Jateng, tetapi masyarakat sekitar arena turut
kecipratan terutama manfaat secara ekonomi. Hampir setiap tahun arena tersebut digunakan
untuk menggelar kejurnas pacuan kuda. Animo masyarakat untuk menyaksikan lomba itu cukup
tinggi. Menariknya, bukan hanya warga sekitar yang menyaksikan pacuan kuda, tetapi dari
berbagai daerah di Indonesia karena kejuaraan itu bertaraf nasional. Akan tetapi saat ini, kondisi
Arena Pacuan uda Tegalwaton kurang terurus, hal itu disebabkan karena kurang jelasnya
kepengurusan Pacuan Kuda tersebut antara Pihak Kabupaten Semarang dan Provinsi Jawa
Tengah serta peran andil pihak Swasta. Selain kurang terurus, Arena Pacuan Kuda Tegalwaton
hanya akan ramai ketika diadakan event saja. Ketika tidak ada event lagi maka bisa dipastikan
akan sepi.
4
yang dapat membuat Pacuan Kuda Tegalwaton lebih berkembang dan juga dapat menguatkan
branding Pacuan Kuda Tegalwaton.
5
1.4.2 Ruang Lingkup Materi
Penyusunan tugas besar ini membutuhkan beberapa materi pendukung. Materimateri yang
berasal dari berbagai sumber yang membahas mengenai perumusan masalah dan penyusunan
strategi dan kebijakan, serta sistem kelembagaan/pengelolaan oleh swasta atau privat yang
sesuai di Kota Semarang. Ruang lingkup materi tersebut terdiri dari:
a. Identifikasi permasalaan pengembangan kawasan
Permasalahan di kawasan perkotaan pada dasarnya ditimbulkan oleh adanya ketidaksesuaian
antara sisi permintaan penduduk dengan sisi penyediaannya (Diamond dkk, 2007). Permasalahan
pada sisi permintaan bersumber pada dua unsur yaitu pertumbuhan jumlah penduduk yang
semakin tinggi, yang menyebabkan meningkatnya permintaan secara kuantitas, kualitas serta
variasinya. Sementara itu dari sisi penyediaannya, permasalahan juga ditimbulkan oleh dua unsur,
yaitu oleh semakin terbatasnya sumber daya untuk memenuhi kebutuhan, serta keterbatasan
pengelola kawasan perkotaan di dalam mengelola sumber daya untuk memenuhi kebutuhan.
b. Perumusan arah pengembangan kawasan
Penyusunan program dan kegiatan pembangunan kota, salah satu faktor yang sangat
penting adalah penentuan sumber pembiayaannya. Dalam penyusunan tersebut harus dijelaskan
prosentase dari sumber-sumber pembiayan yang berasal dari anggaran pemerintah pusat,
provinsi dann kabupaten, serta swasta. Disamping itu, juga perlu dipertimbangkan anggaran
pembiayaan dari swasta, baik dari dunia usaha, maupun dari swadaya masyarakat.
6
Terdiri atas dentifikasi pelaku/stakeholders yang terlibat dalam pengembagan kawasan dan
Analisis kedudukan pelaku dalam pendekatan manajemen pembangunan serta Perumusan
strategi pengelolaan kawasan: POAC (planning, organizing, actuating, controlling).
7
untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu masalah atau petunjuk untuk
penyelesaian masalaah tersebut. Sehingga jelas bahwa tujuan observasi adalah untuk
memperoleh berbagai data konkret secara langsung di lokasi penelitian yakni Kampung Batik
Kauman. Berdasarkan pelaksanaan, observasi dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu observasi
partisipasi dan observasi non partisipasi. Berikut penjabarannya: Alat-alat pengamatan dapat
digunakan untuk menambah ketepatan pengamatan sesuai dengan kebutuhan, sebagai erikut:
- Tape recorder, untuk merekam pembicaraan
- Kamera, untuk merekam berbagai kegiatan secara visual
- Film atau video, untuk merekam kegiatan objek penelitian secara audio-visual
- Buku dan pulpen, untuk mencatat hasil penelitian
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (dicatat dan diolah oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.Data sekunder ini pada dasarnya merupakan
penunjang ataupun background information bagi data primer yang dapat diperoleh bersumber
dari:
1. Kajian Literatur
Kajian literatur adalah pengumpulan data yang sudah diketahui sumbernya serta memiliki
keterkaitan dengan pembahasan masalah. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai literatur,
seperti media massa, buku, serta internet.
2. Pemetaan
Pemetaan dilakukan untuk memetakan objek penelitian, seperti pemetaan aspek fisik maupun
pemetaan aspek non fisik wilayah studi. Hasil pemetaan kondisi eksisting tersebut selanjutnya
dapat digunakan untuk mengetahui dan menganalisis potensi dan permasalahan fisik yang ada di
wilayah studi.
B. Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data merupakan proses lanjutan yang dilakukan dengan cara
mengelompokkan data-data yang tersedia berdasarkan klasifikasi data yang telah ditetapkan
sebelumnya sehingga menghasilkan suatu output berupa informasi yang berguna sebagai
penunjang rekomendasi yang akan diajukan. Klasifikasi yang dilakukan dalam analisisnya disusun
berdasarkan unsur dalam manajemen pembangunan, yaitu:
a. Unsur Planning
Unsur planning disini merupakan penyusunan perencanaan dan perancangan atas obyek
garapan yaitu Simpang Lima Kedua terkait pengelolaan serta pengembangannya, yang
8
dilengkapi pula dengan tahapan yang dibutuhkan untuk menangani kegiatan
pembangunan yang direncanakan.
b. Unsur Organizing, Actuating, dan Controlling
Unsur ini diterapkan sebagai pengelola setelah perencanaan dan perancangan dari obyek
garapan terealisir, yang dilengkapi pula dengan kelembagaan, pengelolaan aset dan
pengendaliannya.
9
1.6 Kerangka Pikir
Deliniasi Kawasan
Arah Pengembangan
OUTPUT Kawasan (Privat)
Zoning Rencana
Pengembangan Kawaasan
10
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi tentang Latar Belakang; Rumusan Masalah; Tujuan dan Sasaran; Ruang Lingkup;
Metodologi Perencanaan; Kerangka Pikir dan Sistematika Penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Bab II menjelaskan tentang literatur yang digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan.
Hal yang dijelaskan meliputi manajemen pembangunan; pengembangan kawasan oleh swasta;
barang privat; stakeholder sektor privat dan strategi pengembangan kawasan (Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling).
BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN
Bab III menjelaskan tentang profil kawasan; justifikasi dan deliniasi kawasan; potensi,
permasalahan dan isu pengembangan kawasan; dan penggunaan lahan.
BAB IV MANAJEMEN PEMBANGUNAN KAWASAN
Bab IV menjelaskan tentang arah pengembangan kawasan dan zoning; permasalahan
pengembangan kawasan; tujuan dan sasaran; program dan kegiatan yang akan dikembangkan;
jenis barang yang ditawarkan; stakeholder yang terlibat dan kedudukannya; mekanisme dan
prosedur pengembangan kawasan; penilaian lembaga, sistem dan organisasi; perumusan strategi
pengembangan kawasan (Planning, Organizing, Actuating, Controlling); serta pembiayaan.
BAB V KESIMPULAN
Bab V menjelaskan kesimpulan dari laporan
11
BAB II
KAJIAN TEORI
12
Fasilitas dan pelayanan wisata Moda Transportasi Sarana Wisata
Pelayanan Transportasi Partisipasi Masyarakat Tata laksana/ infrastruktur
Infrastruktur lain dan Sumber daya budaya Masyarakat
kelembagaan
Sumber : google.com
13
Sedangkan Barang privat adalah barang yang diperoleh melalui mekanisme pasar, dimana
titik temu antara produsen dan konsumen adalah mekanisme harga. Sebagian besar barang yang
kita konsumsi adalah barang privat, yaitu barang yang hanya dapat digunakan oleh satu
konsumen pada satu waktu. Misalnya, ketika seseorang sedang memakan kue miliknya, orang
lain tidak dapat melakukan hal serupa. Eksklusivitas kepemilikan menjadi faktor pembeda utama
barang privat dengan barang publik.
Sifat-sifat barang privat tersebut adalah :
1. Rivalrous consumption, dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau
menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar
calon konsumen dalam mengkonsumsi barang ini.
2. Excludable consumption, dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka
yang memenuhi persyaratan tertentu (biasanya harga), dan mereka yang tidak membayar
atau tidak memenuhi syarat dapat dikecualikan dari akses untuk mendapatkan barang
tersebut (excludable). Contohnya, pakaian di toko hanya dapat dinikmati oleh mereka yang
membeli atau membayar, sementara mereka yang tidak membayar tidak dapat menikmati
pakaian tersebut.
3. Scarcity, yaitu kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah. Kelangkaan dan ketersediaan
inilah yang menimbulkan kedua sifat sebelumnya.
Barang privat biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena sifat-sifatnya
tadi, barang privat dapat menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya. Efisiensi inilah yang
menarik minat sektor swasta dan menimbulkan pemahaman bahwa barang privat adalah barang
yang diproduksi oleh sektor swasta. Meskipun begitu, pemerintah pun sebenarnya dapat berlaku
sebagai sektor swasta dan menjadi bagian dari pasar dalam penyediaan barang privat untuk
tujuan-tujuan tertentu.
14
Sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan,
sumber-sumber, dan lingkungannya. Salah satu fungsi manajemen adalah mengetahui
pengorganisasian yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting karena dengan
pengorganisasian berarti akan memadukan seluruh sumber-sumber yang ada dalam
organisasi,baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya ke arah
tercapainnya suatu tujuan, tentang pengorganisasian sebagai salah satu fungsi manajemen,akan
memberikan kejelasan bahwa proses pengaturan di dalam organisasi tidak akan selesai,tanpa
diikuti oleh aktuasi yang berupa bimbingan kepada manusia yang berada di dalam organisasi
tersebut,agar secara terus-menerus dapat menjalankan kegiatan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
3. Actuating
Actuating artinya menggerakkan kelompok atau individu agar mau berpartisipasi dengan
sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki
secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Actuating adalah
Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut,
maka manajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu maka selanjutnya adalah tahapan
pelaksanaan dari proyek tersebut ( pribadi/intitusi)
4. Controlling
Pada tahapan ini, adalah menjaga dan mengawasi proyek yang sedang dikerjakan, hal ini
berguna kalau sewaktu-waktu ada reaksi atau perubahan mendadak yang membutuhkan langkah
alternative untuk menyelamatkan proyek akan dikerjakan. Pengawasan merupakan suatu proses
untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Pengawasan
manajemen adalah usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan
perencanaan, membandingkan kegiatan nyata dengan tujuan perencanaan, membandingkan
kegiatan nyata dengan standard yang ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya dipergunakan untuk menjamin bahwa semua sumber daya
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisiensi dalam pencapaian tujuan-tujuan.
BAB III
GAMBARAN UMUM
15
3.1 Profil Kawasan
Pacuan Kuda Tegalwaton Terletak di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten
Semarang. Pacuan kuda ini dibangun pada tahun 2003 di atas bukit tanah bengkok desa dengan
luas 13 Ha oleh Pemerintah Propinsi Jawa Tengah.
Arena Pacuan Kuda ini merupakan sebuah tempat yang dipergunakan dalam perlombaan
olahraga pacuan kuda yang memiliki beberapa fasilitas berupa track pacu, tribun, stable, ruang
jocky, paddock, dan fasilitas servis. Terdapat hampir 100 kuda berkelas di dalamnya. Pacuan kuda
tersebut merupakan pacuan kuda yang berstandart internasional dan termasuk salah satu arena
pacuan kuda terbaik di Indonesia. Arena ini memiliki luas dan panjang lintasan yang memenuhi
standar nasional serta landasan pacuan berupa pasir yang representatif sehingga tidak
mudah membuat kuda cedera. Karena dinilai memenuhi standart, hampir setiap tahun pacuan
kuda tersebut sering dijadikan tempat kejuaraan kuda tingkat nasional. Setiap kejuaraan pacuan
kuda yang di gelar di Tegalwaton ini selalu dibanjiri peserta dari seluruh Indonesia. Animo
masyarakat untuk menyaksikan lomba itu cukup tinggi. Menariknya, bukan hanya warga sekitar
yang menyaksikan pacuan kuda, tetapi dari berbagai daerah di Indonesia karena kejuaraan itu
bertaraf nasional. Hal tersebut yang membuat desa Tegalwaton sering dijuluki dengan sebutan
Desa Cowboy.
16
Gambar 3. 2 Kondisi Pacuan Kuda Tegalwaton
Sumber : google.image.com
B. Permasalahan
Kurangnya pengembangan dan pengelolaan pacuan kuda
Pengembangan dan pengelolaan pacuan kuda saat ini masih dilakukan oleh pihak
pemerintah. Kemudian adanya berita mengenai korupsi pada proyek pengembangan pacuan
kuda yang terjadi pada bulan Mei lalu juga menjadi salah satu penyebab terhambatnya
pengembangan dan pengeloaan pacuan kuda di Tegalwaton (jateng.tribunnews.com)
Area pacuan kuda hanya aktif pada saat KEJURNAS
Area pacuan kuda Tegalwaton ramai dikunjungi hanya pada saat event kejuaraan nasional
pacuan kuda. Saat tidak diadakannya kejuaraan, pacuan kuda tersebut sepi dan tidak banyak
aktivitas yang terjadi
Jalan menuju area pacuan kuda sempit
Jalan menuju arena pacuan kuda sempit karena jalan tersebut masih mengikuti standar jalan
lingkungan, sehingga sering terjadi penumpukan kendaraan pada saat Kejuaraan Nasional
pacuan kuda diadakan
Kurangnya investasi untuk pengembangan pacuan kuda
Kurangnya investasi untuk pengembangan pacuan kuda dikarenakan pacuan kuda tersebut
masih milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sehingga investor cenderung enggan untuk
terlibat karena proses birokrasinya yang berbelit.
C. Isu
Terjadinya migrasi masuk yang tidak terdaftar
18
Migrasi masuk yang tidak terdaftar datang dari pelatih kuda yang menetap untuk mengurus
kuda yang ada di pacuan kuda tersebut. Biasanya pemiliki kuda yang ada mengirimkan orang
kepercayaannya untuk tinggal di pacuan kuda Tegalwaton untuk mengurus dan melatih
kudanya. Sebagian besar pendatang tersebut dating dari Ambon.
Terdapatnya peternakan kuda baru
Keberadaan exit tol yang berjarak 7,5 km
Keberadaan exit tol dapat menjadi isu bagi pacuan kuda Tegalwaton karena dengan adanya
exit tol tersebut banyak terjadi pembangunan perumahan, pembangunan perdagangan dan
jasa, serta terjadi kepadatan arus lalu lintas. Hal tersebut memberi dampak positif karena
pacuan kuda dapat lebih mudah diakses serta dikenal oleh masyarakat awam.
Saat ini kawasan arena pacuan kuda Tegalwaton belum berfungsi secara maksimal, karena
kawasan tersebut hanya ramai pada saat ada diadaknnya kejuaraan nasional pacuan kuda saja.
Padahal sebenarnya kawasan ini memilki potensi apabila dikembangkangkan dengan baik dan
juga dapat meningkatkan vitalitas ekonomi kawasan. Potensi tersebut antara lain memilki salah
19
satu arean pacuan kuda terbaik di Indonesia, mampu menarik perhatian masyarakat untuk
berkunjung bahkan hingga dari luar daerah, serta letaknya yang strategis karena dilewati oleh
jalan Nasional dan dekat dengan Kota Salatiga sebagai salah satu kota pemasaran wisata. Oleh
karena itu, dengan dibangunnya The Jarans Park sebagai wisata edukasi keluarga dapat
menambah destinasi wisata di Kabupaten Semarang terutama dibagian Selatan, serta dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat setermpat.
BAB IV
MANAJEMEN PEMBANGUNAN KAWASAN
20
4.1 Identifikasi Permasalaan Pengembangan Kawasan
Kawasan pacuan kuda yang ada di Tegalwaton memiliki permasalahan yang dapat
menghambat dalam melakukan pengembangan kawasan tersebut. Adapun beberapa
permasalahan dalam pengembangan adalah lebar jalan yang tidak sesuai standar, hal ini dapat
menghambat akses ke lokasi pengembangan (pacuan kuda Tegalwaton). Selain itu, tidak adanya
tempat penginapan untuk wisatawan yang datang sehingga para wisatawan dari luar daerah
tidak pernah lama dan tidak menjadi tujuan utama untuk wisata. Disamping itu, wilayah Tengaran
terletak diantara Kota Salatiga dan Kabupaten Boyolali, sehingga tempat wisata pacuan kuda
Tegalwaton belum begitu terdengar karena orientasi wisatawan lebih banyak ke arah Salatiga
Boyolali Surakarta.
Permasalahan pengembangan lainya adalah pengelolaan pembangunan dipacuan kuda
Tegalwaton belum optimal dalam menunjang pengembangan. Hal ini masih banyak fasilitas-
fasilitas yang harus ditambahkan agar lebih menarik lagi para wisatawan. Kurangnya investasi
dari pihak swasta untuk menunjang pengembangan juga salah satu permasalahan yang
menghambat pengembangan kawasan.
21
Gambar 3. 5 Best Practice Kawasan Perencanaan
Sumber : deranchlembang.com
Wisata DeRanch Lembang adalah salah satu tempat wisata Bandung yang merupakan
sebuah kawasan wisata yang unik serta eksotis yang berlokasi di areal dataran tinggi pegunungan
Lembang. Tempat wisata yang selalu menjadi buruan wisatawan yang berlibur ke tanah pasundan
ini memang merupakan destinasi wisata favorit dan terpopuler beberapa tahun terakhir. Selain
menawarkan sensasi wisata yang tidak lazim pada umumnya yaitu wisata ala koboy amerika,
objek wisata di Bandung ini pun terkenal berlokasi di daerah yang berhawa sejuk dengan
panorama keindahan alam yang luar biasa.
Bermula sebagai tempat pemeliharaan kuda tunggang, dan beberapa ekor sapi perah,
tempat seluas 5 Ha ini dari segi lokasi , kontur dan pemandangan alam mempunyai potensi untuk
dapat dikembangkan menjadi suatu tempat wisata. Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan
bagi pengelola dari THE BIG PRICE CUT Group untuk mengembangkan tempat ini dengan
menampilkan konsep wisata kuda ala cowboy. Pada bulan Desember 2007, DE RANCH resmi
dibuka untuk umum sebagai tempat wisata kuda ala cowboy yang bertemakan food, leisure and
knowledge.
Berbagai aktifitas yang tersedia di DeRanch: Delman, Triker, Kuda Tunggang, Kuda Poni,
The Gold Hunter, Fun Boat, Kolam Pancing, Flying Fox, Balon Air, Sepeda Track, Sepeda Balita,
Loncat Anak, Mancing Balita / Tangkap Ikan, Trampolin, Panahan (Archery), Kolam Indian Totem
Web, Pony Kidz, Kidtrik, Kuda Ayun, Peti Luncur, Delman Luar (keliling seputar Lembang), Riding
out (menunggang kuda ke luar lokasi DeRanch).
22
b. Pengembangan Pacuan Kuda Tegalwaton
Berdasarkan best practice, kawasan pacuan kuda Tegalwaton akan dikembangkan menjadi
kawasan wisata edukasi berkuda, namun tetap mempertahankan arena pacuan kuda untuk
KEJURNAS.
Arena Pacuan Kuda
Kawasan Pacuan Kuda Tegalwaton menjadi arena pacuan kuda yang biasa digunakan untuk
Kejuaraan Nasional berkuda yang sudah sesuai dengan standar dan menjadi pacuan kuda terbaik
di Indonesia. Kawasan pacuan kuda ini terdiri dari:
- Tempat Kejurnas Berkuda
- Tempat pelatihan kuda
- Kandang kuda (Istal)
Pengembangan arena pacuan kuda dilakukan dengan penambahan berbagai fasilitas berupa
pengembangan track pacu, tribun permanen, stable, dan training centre (riding school) sebagai
fasilitas equestrian. Pengembangan Arena Pacuan Kuda Tegalwaton akan menjadikan
Tegalwaton sebagai pusat kegiatan berkuda di Jawa Tengah.
23
diperuntukkan sebagai persawahan milik warga seluas 35 Ha. Kawasan wisata edukasi ini terdiri
dari :
- Sekolah berkuda
- Arena Bermain untuk anak-anak dan Taman
- Sentra Kuliner
- Homestay
- Kolam renang
- Toko oleh-oleh
Eksisting Rencana
Arena pacuan kuda yang hanya aktif Arena pacuan kuda di Tegalwaton akan
pada saat KEJURNAS dijadikan arena yang sudah memenuhi
standar dengan arena yang
ditambahkan pasir agar memudahkan
kuda tidak cedera saat melakukan
pertandingan. Selain itu akan tetap
dipergunakan bukan hanya saat event
KEJURNAS saja. Tetapi menjadi tempat
wisata yang berbasis edukasi dimana
wisatawan dapat menunggang kuda
melalui lintasan arena pacuan kuda
yang telah disediakan.
Lahan kosong pada pacuan kuda di Lahan kosong yang ada di pacuan kuda
Tegalwaton Tegalwaton akan dibangun beberapa
fasilitas penunjang agar wisatawan
dapat menikmati fasilitas yang akan
diberikan. Fasilitas yang akan dibangun
adalah:
1. Arena bermain anak
- Pony Kids
- Kuda Luncur
- Fun Boat
- Balon Air
24
- Trampolin
2. Rumah Makan, disediakan untuk
berkumpulnya keluarga sambil
menikmati liburan.
3. Kios untuk pusat oleh-oleh
4. Kios untuk membeli souvenir
Rivalry
25
Barang Privat Barang Kolektif
Penginapan (Homestay) Arena pacuan kuda
Restaurant dan foodcourt Arena permainan
Kios untuk membeli oleh- anak (Pony Kids, Kuda
oleh Luncur, Fun Boat,
Tinggi Kios untuk souvenir Balon Air, Trampolin)
Arena outbound
Kandang kuda untuk
wisata edukasi
Toilet
Tempat parkir.
Barang Semi Publik Barang Publik
Arena pacuan kuda saat Gazebo
dijadikan tempat Pemandangan wisata
Rendah perlombaan alam
Jalan
Toilet
musholla
Kelembagaan
PORDASI Komunitas
Berkuda
Pemerintah
Swasta
Dinas P2B
BPN
BPTSP
27
28
Kedudukan Stakeholder
Swasta
Pordasi
Kontraktor
Arsitek Sipil
Proses Pembangunan
Swasta
Operasional
2
4.7 Mekanisme dan Prosedur Pengembangan Kawasan
Peraturan Pacuan Kuda dan Petunjuk Pelaksanaan Kejuaraan Nasional Pacuan Kuda No: 05
A/PP/KP/2003 diterbitkan oleh PP PORDASI yang bertujuan untuk mensosialisasikan peraturan PP
Pordasi yang selama ini banyak tidak diketahui oleh penggemar kuda terutama.
Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Nasional Tahun 2010-2025. Dalam peraturan pemerintah ini diatur tata cara pembangunan
kawasan wisata termasuk wisata edukasi. Dalam peraturan ini dibahas tata cara pembangunan
kawasan wisata yang strategis, pengadaan fasilitas yang ada di tempat wisata, kelembagaan yang
terkait, serta tata cara pemasaran wisata yang baik.
Mekanisme Kontrol Dalam Kebijakan Pariwisata
Mekanisme kontrol yang dilakukan pemerintah dalam kebijakan pariwisata yang secara
konkret dapat kita lihat adalah dalam pembuatan undang-undang oleh pemerintah yang
mengatur tentang kepariwisataan yang didalamnya mengontrol berbagai aktivitas
kepariwisataan, antara lain sebagai berikut :
BAB III PRINSIP PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN
Pasal 5
Kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip:
a. Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep
hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa,
hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan
lingkungan.
b. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal.
c. Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan
proporsionalitas.
d. Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup.
e. Memberdayakan masyarakat setempat.
f. Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang
merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan
antarpemangku kepentingan.
g. Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang
pariwisata.
h. Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2
c) Memelihara, mengembangkan, dan melestarikan aset nasional yang menjadi daya tarik
wisata dan aset potensial yang belum tergali
d) Mengawasi dan mengendalikan kegiatan kepariwisataan dalam rangka mencegah dan
menanggulangi berbagai dampak negatif bagi masyarakat luas.
2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan dan pengendalian kepariwisataan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diatur dengan Peraturan Presiden.
3
Pasal 29
Pemerintah provinsi berwenang:
a) Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi
b) Mengoordinasikan penyelenggaraan kepariwisataan di wilayahnya
c) Melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran usaha pariwisata
d) Menetapkan destinasi pariwisata provinsi
e) Menetapkan daya tarik wisata provinsi
f) Memfasilitasi promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang berada di
wilayahnya
g) Memelihara aset provinsi yang menjadi daya tarik wisata provinsi
h) Mengalokasikan anggaran kepariwisataan.
Pasal 30
Pemerintah kabupaten/kota berwenang:
a) Menyusun dan menetapkan rencana induk pembangunan kepariwisataan kabupaten atau
kota
b) Menetapkan destinasi pariwisata kabupaten atau kota
c) Menetapkan daya tarik wisata kabupaten atau kota
d) Melaksanakan pendaftaran, pencatatan, dan pendataan pendaftaran usaha pariwisata
e) Mengatur penyelenggaraan dan pengelolaan kepariwisataan di wilayahnya
f) Memfasilitasi dan melakukan promosi destinasi pariwisata dan produk pariwisata yang
berada di wilayahnya
g) Memfasilitasi pengembangan daya tarik wisata baru
h) Menyelenggarakan pelatihan dan penelitian kepariwisataan dalam lingkup kabupaten
atau kota
i) Memelihara dan melestarikan daya tarik wisata yang berada di wilayahnya
j) Menyelenggarakan bimbingan masyarakat sadar wisata
k) Mengalokasikan anggaran kepariwisataan.
4
Pengadaan
Sarana yang
Pengadaan alat- Perlu biaya sarana harus
lengkap akan
alat penunjang Swasta yang memperhati
menarik
arena bermain mahal kan semua
pengunjung
aspek
Menimbulk
an Sarana
Pembangunan kekumuha perdaganga
Meningkatkan
sarana n bila tidak n jasa
Swasta daya tarik dan
perdagangan ditata dan dibangun di
pendapatan
dan jasa diatur tempat
dengan strategis
baik
Harus ada
kolaborasi
Meningkatkan Perlu biaya
Redesign arena Swasta dan yang baik
daya tarik yang
pacuan kuda Pemerintah antara pihak
berkuda mahal
swasta dan
pemerintah
Pelatihan Harus ada
Tercipta
manajemen kolaborasi
manajemen
pengelolaan Swasta dan yang baik
pengolalan -
wisata pacuan Pemerintah antara pihak
wisata pacuan
kuda bagi swasta dan
kuda yang baik
Pengembangan Manajem masyarakat pemerintah
Pengelolaaan en Terjalin
5
Tercipatanya
kelompok Tercipatanya
Pembentukkan
dagang yang kelompok
kelompok Masyarakat -
saling yang saling
pedagang
menguntungka terintegrasi
n
Meningkatkan
Harus
Pembangunan pendapatan
Swasta - dikelola
home stay dan daya tarik
dengan baik
pengunjung
Oleh-oleh
b. Penilaian Sistem
Perkiraan
Kapasitas Kapasitas masa Strategi yang
Dimensi kapasitas kesenjangan
eksisting depan mungkin
kapasitas
Kerangka kebijakan
Peraturan dan
kerangka hukum
Pengelolaan/kerangka
akuntabilitas
Sumber tingkat
sistem
Proses dan Hubungan
6
c. Penilaian organisasi
Perkiraan
Dimensi Kapasitas Kapasitas masa Strategi yang
kesenjangan
kapasitas eksisting depan mungkin
kapasitas
Manajemen
strategis
Kultur/struktur
Proses
SDM
Sumber
keuangan
Sumber
informasi
Infrastruktur
Inter-
relationships
7
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas dan vitalitas ekonomi kawasan tersebut
menjadi kawasan taman hiburan edukasi sebagai salah satu alternative wisata dengan
enenkankan pada alam khususnya di Kabupaten Semarang bagian selatan. Setelah tujuan
ditetapkan, kemudian dilakukan proses pengumpulan informasi awal dari wilayah studi
untuk mendapatkan data sebagai dasar perencanaan.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan selanjutnya dalam melakukan pengembangan
kawasan arena pacuan kuda. Pada tahap ini lebih melihat karakteristik kawasan sebagai
dasar informasi untuk digunakan pada tahap perencanaan selanjutnya. Data yang
dikumpulkan berupa data sekunder dan data primer. Berdasarkan data tersebut nantinya
dapat diketahui potensi dan permasalahan yang ada di kawasan arena pacuan kuda.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Pengumpulan data primer
Data yang didapatkan secara langsung dengan cara survei ke lapangan berupa
kegiatan observasi dan wawancara. Survey ini bertujuan untuk mengetahui kondisi
fisik kawasan arena pacuan kuda Tegalwaton secara langsung serta dapat
merekomendasikan keadaan eksisting kawasan tersebut.
2. Pengumpulan data sekunder
Data yang didapat merupakan datan yang berasal dari artikel, berita, ataupun jurnal
terkait dengan pengembangan kawasan edukatif yang dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan kawasan arena pacuan kuda Tegalwaton.
c. Analisis Data
Setelah melakukan tahapan pengumpulan data maka tahap selanjutnya adalah analisis
data yang telah didapat dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis ini
dilakukan untuk mendapatkan potensi dan masalah yang ada di arena pacuan Kuda
Tegalwaton. Analisis ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan pengembangan
kawasan arena pacuan kuda.
d. Identifikasi potensi dan masalah
Tahapan perencanaan selanjutnya ialah identifikasi potensi dan masalah pada lokasi
pengembangan kawasan arena pacuan kuda. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui arah
pengembangan perencanaan yang sesuai dengan potensi dan masalah yang ada di
kawasan. Berdasarkan pada survei lapangan didapatkan permasalahan pada kawasan
pengembangan seperti tidak maksimalnya fungsi kawasan arena pacuan kuda karena
hanya ramai pada saat kondisi tertentu saja. Oleh karena itu pengembangan kawasan
arena pacuan kuda mengarah pada pengembangan kawasan menjadi tempat wisata
edukais keluarga. Hal ini bertujuan untuk menghidupkan arena pacuan kuda yang
berpotensi dan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
8
Berdasarkan analisis-analisis diatas nantinya dihasilkan beberapa alternative
pengembanganbagi swasta dan pemecahan masalah sehingga dihasilkan alternative
pengembangan yang sesuai untuk mengembangkan kawasan arena pacuan kuda ini. Hasil
dari alternative dan pemecahan masalah ini yang kemudian diimplementasikan dalam
bentuk konsep perencanaan.
9
Tahun Pelaksanaan
Sasaran Indikasi Program Kegiatan Penanggung Jawab
2017 2018 2019 2020
Pembuatan Jalur wisata Swasta, Dinas B2P,
Terciptanya
BPN, BPTSP
Wisata Edukasi Di Pengadaan alat-alat penunjang arena Swasta
Pengembangan
Kawasan Pacuan bermain
4A
Kuda Pembangunan sarana perdagangan dan Swasta, Dinas B2P,
jasa BPN, BPTSP
Redesign arena pacuan kuda Pemerintah
Pengembangan Manajemen Pelatihan manajemen pengelolaan wisata Komunitas/kelompok
Pengelolaaan pengelolaan pacuan kuda bagi masyarakat
Controlling/pengawasan kawasan Pemerintah dan
Pacuan Kuda wisata
pengembangan Swasta
Peningkatan Local Economic Pembangunan Pujasera Swasta, Dinas B2P,
Ekonomi Development BPN, BPTSP
Pembentukkan kelompok pedagang Komunitas/kelompok
Masyarakat
Pembangunan home stay Swasta, Dinas B2P,
Sekitar
BPN, BPTSP
Pembangunan pusat oleh-oleh Swasta, Dinas B2P,
BPN, BPTSP
Pembangunan kelompok home industri Komunitas/kelompok
4.9.2 Organizing
Status kepemilikan arena pacuan kuda Tegalwaton adalah miliki Pemerintah Propinsi Jawa
Tengah. Namun karena terjadi banyak permasalahan dalam pengelolaannya seperti adanya
korupsi kemudian arena pacuan kuda diambil alih oleh pihak swasta. Pihak swasta dinilai lebih
mampu dalam mengelola arena pacuan kuda ini. Kemudian dalam pengembangan kawasan arena
pacuan kuda dibutuhkan peran swasta sebagai investor pembangunan tempat wisata keluarga
tersebut. Selain itu diperlukan juga peran pemerintah sebagai pemberi ijin, dan juga peran
PORDASI sebagai organisasi yang juga ikut terlibat dalam mengelola arena pacuan kuda.
A. Lembaga pengelola
Lembaga pengelola merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan,
pemeliharaan, dan pengawasan Kawasan Pacuan Kuda Tegalwaton. Kelembagaan dalam
pengembangan maupun pengelolaan kawasan pacuan kuda ini melibatkan pihak swasta
sebagai investor utama dalam mengembangkan pacuan kuda sebagai kawasan wisata
edukasi keluarga serta melibatkan pihak pemerintah sebagai agensi public dan pemberi
ijin. Saat ini arena pacuan kuda Tegalwaton masih milki Pemerintah Propoinsi Jawa
Tengah, namun karena PemProv tidak mampu mengembangkannya maka dalam
pengembangan, pengelolaan, serta pembiayaan pacuan kuda seluruhnya diserahkan oleh
pihak swasta.
Bentuk kerja sama dengan pemerintah melalui beberapa agensi public, seperti Pemprov
Jawa Tengah, Pemda Kabupaten Semarang, Dinas P2B sebagai pengawas dan penertiban
bangunan yang ada di kawasan pengembangan, BPTSP yang memfasilitasi perizinan
pembangunan kawasan wisata edukasi, PLN sebagai penyedia jasa listrik, PDAM sebagai
penyedia kebutuhan air baku, serta Dinas Perhubungan sebagai penyedia transportasi
public. Dalam pengembangan kawasan pacuan kuda sebagai tempat wisata edukasi juga
bekerjasama dengan PORDASI sebagai pemilki kuda dan penyelenggara kejuaraan
nasional berkuda.
B. Bentuk Kerja Sama
Bentu kerja sama dalam pengembangan kawasan pacuan kuda Tegalwaton menjadi
tempat wisata edukasi keluarga adalah Managemen Publik. Hal ini dikarenakan pihak
yang terlibat dalam kerja sama adalah pihak swasta dan agensi public. Bentuk kerja sama
managemen public ini memiliki sifat :
1. Berorientasi terhadap tujuan
Semua hal yang dilakukan dalam pengembangan kawasan pacuan kuda didasarkan pada
tujuan yang telah ditetapkan, yaitu Terwujudnya pengembangan arena pacuan kuda yang
berbasis wisata edukasi keluarga. Implementasi tujuan tersebut terlihat dalam
pengembangan kawasan pacuan kuda melalui konsep The Jarans Park. Dalam
penerapannya pihak swasta sebagai pengelola dan pengembang utama bekerja sama
dengan agensi public yaitu beberapa dinas yang terkait
2. Terdapat pembagian fungsi dan peran yang jelas
Dalam kerja sama berbentuk managemen public terdapat garis koordinasi dan pembagian
peran yang jelas antar pelaku. Pembagian peran pihak swasta baik dari investor,
konsultan, kontraktor hingga teknisis serta baik dari agensi public memilki perannya
masing-masing
3. Spesialisasi dan keahlian
Bentuk kerja sama ini ditandai dengan adanya spesialisasi sesuai dengan keahlian dari
berbagai pihak yang terlibat. Misalnya konsultan bertugas untuk merencanakan dan
merancang kawasan, kontraktor sebagai pelaksana, serta agensi public sebagai penyedia
prasarana public dan pemberi ijin
4. Nilai dan opini manager
Manager sebagai koordinator utama pelaksana kegiatan di bawah direktur ini bertindak
untuk merencanakan, mengelola dan memberdayakan setiap staff yang ada di bawahnya
untuk terus melakukan peningkatan pelayanan terhadap pengunjung. Kapasitas dan
ketegasan manager akan menentukan keberhasilan pengembangan The Jarans Park
5. Fleksibel, inovatif, kreatif
Dalam managemen public pihak swasta memilki kesempatan lebih untuk
mengembangkan kawasan sehingga lebih unggul dan atraktif dibandingkan dengan
lainnya. Hal ini berkaitan dengan sumber pendanaan. Pihak swasta lebih memilki
kompetensi untuk menghimpun dana
C. Pembagian peran
Berikut merupakan pembagian peran setiap lembaga dalam mengembangkan kawasan
pacuan kuda menjadi tempat wisata edukasi,
1. Swasta
a. Investor
Dalam pengembangan kawasan pacuan kuda sebagai wisata The Jarans Park akan
menggandeng beberapa investor. Peran investor dalam pengembangan kawasan
tersebut sebagai penyalur dana ataupun saham sebagai input pembiayaan dalam
kegiatan pengembangan kawasan pacuan kuda
b. Konsultan
Konsultan merupakan pihak yang ditunjuk untuk menangani perencanaan proyek
pengembangan kawasan pacuan kuda sebagai tempat wisata The Jarans Park.
Konsultan tersebut bertanggung jawab untuk memberikan arahan dan rekomendasi
dalam perencanaan, pengembangan, perancangan maupun teknis pengembangan
kawasan pacuan kuda
c. Kontraktor
Kontraktor bertugas sebagai pelaksana proyek. Pihak inilah yang akan
menerjemahkan proses perencanaan yang dilakukan oleh konsultan dalam wujud
2
sebenarnya. Dalam prosesnya pihak kontraktor akan berhubungan dengan para
konsultan untuk mempermudah pelaksanaan di lapangan. Kontraktor bertanggung
jawab penuh dalam proses pembangunan dan konstruksi dari kegiatan
pengembangan kawasan pacuan kuda
2. Pemerintah
a. Pemerintah Propinsi Jawa Tengah
Pemerintah propinsi Jawa Tengah berperan sebagai pemilki lahan serta pemberi
wewenang terhadap pihak swasta untuk mengembangkan serta mengelola kawasan
pacuan kuda secara penuh
b. Pemerintah Daerah Kabupaten Semarang
Pemerintah daerah kabupaten Semarang berperan sebagai pendukung adanya
pengembangan kawasan pacuan kuda Tegalwaton menjadi tempat wisata edukasi
keluarga yang memilki konsep The Jarans Park
c. PORDASI
Pordasi merupakan organisasi olahraga berkuda se Indonesia. Dalam hal ini pordasi
berperan sebagai penanggung jawab atas penyediaan kuda serta penyelenggara
kejuaraan nasional berkuda
d. Dinas P2B
Dinas P2B bertanggung jawab untuk memberikan ijin mendirikan bangunan pada
tahappengembangan kawasan pacuan kuda sebagai wisata The Jarans Park
e. PLN
PLN bertanggung jawab atas penyediaan daya listrik di kawasan arena pacuan kuda
sebagai penerangan utama terutama pada saat malam hari
f. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika
Dinas Perhubungan berperan sebagai penyedia jasa transportasi umum untuk menuju
ke kawasan pacuan kuda
g. PDAM
PDAM berperan sebagai pemasok kebutuhan air baku untuk konsumsi pengunjuang,
baik untuk dekorasi, toilet, tempat cuci tangan, maupun musholla
4.9.3 Actuating
Actuating digunakan untuk mencapai tujuan dari perencanaan pengembangan pacuan
kuda Tegalwaton yang menjadikan arena pacuan kuda sebagai tempat wisata berbasis edukasi.
Hal ini dapat dilihat dari kerja sama antar pengembang dengan pihak yang mengelola tempat
wisata sendiri. Bentuknya bagaimana dalam pengembangan pacuan kuda dapat mempengaruhi
perilaku pihak pengelola sehingga pengelolaanya tersebut dapat bekerjasama secara efektif
untuk mencapai tujuan pengembangan dalam suatu kegiatan, khususnya menjadikan pacuan
kuda Tegalwaton menjadi tempat wisata yang berbasis wisata edukasi. Sehingga dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat disekitarnya. Pengembangan dan pengelolaan tempat wisata
3
ini perlu adanya pemberi petunjuk, bimbingan, binaan, serta pengarahan bagi bawahannya,
terdapat rekan kerja yang mampu bekerja sama dengan bawahan, dan pengembang yang
mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif agar tujuan dalam pengembangan arena
pacuan kuda Tegalwaton berbasis wisata edukasi bisa berjalan dengan baik. Berikut upaya dalam
menjadikan tempat wisata yang direncanakan agar mencapai suatu tujuanya:
a. Koordinasi (Coordination)
Koordinasi yang dilakukan ada beberapa macam koordinasi yaitu koordinasi operasional
umum yang melibatkan antara direktur utama dan general manager dalam membuat standar
operasional pengelolaan pacuan kuda secara keseluruhan. Setelah itu, seterusnya akan
dilakukan oleh masing-masing bidang atau kepala bagian yang nantinya akan berkoordinasi
langsung kepada general manager sebagai penanggung jawab lapangan operasional pada
wisata pacuan kuda yang ada di Tegalwaton. Selain itu, adanya perteuan rutin yang diadakan
oleh direktur utama untuk melihat kinerja dari masing-masing karyawanya.
Selanjutnya adalah koordinasi keuangan, hal ini berhubungan dengan cara direktur utama
berkoordinasi dalam hal pengeluaran dan pemasukan yang dapat dilihat dari biaya listrik
perbulan, pakan kuda, tiket masuk (jumlah wisatawan yang datang), gaji karyawan, dan
anggaran dana untuk merekomendasikan pembangunan infrastruktur, fasilitas baru, ataupun
yang menyangkut dalam program wisata. Koordinasi keuangan dilakukan agar tersimpanya
pengeluaran dan pemasukan secara rinci agar memudahkan keuntungan dari tempat wisata
tersebut. Koordinasi pemasaran, koordinasi ini digunakan untuk tetap memasarkan dan
mengenalkan ke publik akan adanya tempat wisata pacuan kuda yang berbasis edukasi di
Kabupaten Semarang, agar masyarakat tau adanya obyek wisata di Tegalwaton sehingga
menarik wisatawan untuk datang. Hal ini seperti diadakanya rapat yang diadakan oleh
direktur utama untuk memasarkan tempat obyek wisata ini. Kepala bagian yang bertanggung
jawab memasarkan (marketing manager) melewati media cetak, media online (official
account) ataupun pembuatan website, pamflet, brosur, spanduk, dsb.
Koordinasi ketenagakerjaan dilakukan dari direktur utama kepada general manager yang
selanjutnya dilakukan koordinasi kepada bawahan-bawahan atau staff serta karyawan yang
lain. Koordinasi ketenagakerjaan tentunya untuk mengontrol karyawan agar bekerja sesuai
dengan kewajiban dan tanggung jawabnya masing-masing. Selain itu, terdapat koordinasi
sarana dan prasarana dimana direktur utama juga berkoordinasi dengan general manager
terkait pengadaan, perbaikan, peningkatan, dan pendistribusian sarana dan prasarana di
lokasi wisata yang mampu mendukung kinerja operasional yang optimal. General manager
tersebut selanjutnya berkoordinasi dengan kepala bagian perlengkapan dan utilitas manager
4
untuk pengarahan implementasi di lapangan. Selanjutnya dari kepala bagian perlengkapan
berkoordinasi dengan pihak kontraktor yang akan membangun sarana yang direncanakan,
sementara dari utilitas manager berkoordinasi dengan instansi-instansi milik pemerintah
seperti PLN, PDAM, dan DISHUB dalam pengadaan prasarana yang diperlukan.
Koordinasi program wisata yaitu suatu bentuk koordinasi agar program wisata tetap
terlihat menarik. Contohnya seperti tim kreatif yang ada pada perusahaan televisi-televisi
nasional, dimana harus up to date dan peka terhadap kebutuhan masyarakat saat berwisata.
Seperti atraksi sulap, adanya atraksi yang ditampilkan oleh satwa, dsb. Tujuanya agar
masyarakat tidak bosan untuk berkunjung yang kesekian kalinya ke pacuan kuda Tegalwaton.
Terakhir yaitu koordinasi keamanan. Koordinasi keamanan dilakukan agar wisatawan yang
berkunjung agar nyaman dan menghindari tindakan kriminal didalam tempat wisata.
Koordinasi dilakukan dari general manager sendiri kepada penanggung jawab pada keamanan
dan langsung ditugaskan kepada security yang bersangkutan. Biasanya dalam hal ini terbagi
beberapa security yang menjaga dipos depan, maupun didalam tempat wisata.
b. Motivasi
Motivasi didalam rencana pengembangan obyek wisata ini adalah proses yang
menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan pemimpin untuk mencapai tujuan perencanaan.
Motivasi ini merupakan hal penting guna memelihara semangat, kesadaran, dan
kesungguhan dari semua karyawan yang tersebar di semua bagian atau kepala bagian agar
terus bergerak menunjukkan kinerja yang optimal. Adanya motivasi maka diharapkan tujuan
dari rencana pengembangan obyek wisata ini dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Penerapan motivasi adalah ketegasan dari pemimpin. Ketegasan dalam kepemimpinan agar
tetap mengontrol karyawan-karyawanya agar menjalankan pekerjaan dan kewajiban serta
tanggung jawab dengan baik dan semangat. Selain itu, tetap menanamkan sikap baik
(manners) kepada para karyawan dan staff kepada para pengunjung atau wisatawan.
Perundingan implisit juga diperlukan dan dipikirkan untuk memotivasi para pekerja. Dalam
usaha memotivasi para karyawan agar dapat bekerja secara maksimal, pihak pimpinan yang
diwakili oleh direktur utama melalui general manager juga mengadakan persetujuan dengan
pihak karyawan terkait dengan kualitas hasil kerja yang berbanding lurus dengan imbalan
atau gaji yang akan diberikan. Semakin baik kualitas kerja seorang karyawan maka imbalan
atau gaji yang diberikan juga semakin besar.
5
Selain itu, bentuk motivasi juga berupa motivasi dalam berkompetisi dimana setiap
karyawan bergantung pada dirinya sendiri untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin.
Adapun imbalan yang yang diberikan kepada mereka yang bekerja dengan sangat baik
berupa kenaikan gaji hingga promosi. Terakhir yaitu internalisasi menyadarkan dan mengajak
para karyawan untuk bekerja bersama-sama sesuai dengan bagian dan kewajiban masing-
masing sehingga dapat tercapai target perusahaan yang sudah ditentukan. Kinerja yang
optimal akan sebanding dengan kualitas pencapaian target dan mungkin bisa melebihi target
yang sudah ditentukan sebelumnya. Hal tersebut tentunya akan memberikan kepuasan kerja
dan kepuasan sosial dari para karyawan.
c. Komunikasi
Komunikasi yang dilakukan dalam pengembangan obyek wisata ini adalah dalam bentuk
komunikasi yang tidak langsung dari pihak direktur utama pengembangan kepada general
manager. Hal ini dilakukan agar lebih efektif. Setelah itu, manager akan menyampaikan dan
mengumpulkan seluruh karyawan. Komunikasi ini bukan hanya dari pihak atasan kepada
karyawan, begitu juga dengan timbal baliknya. Dimana karyawan bebas menyampaikan
berbagai aspirasi kepada pimpinan melalui general manager. Kemudian, general manager akan
menyampaikan langsung kepada pimpinan. Didalam komunikasi ini peran manager sangatlah
penting karena sebagai orang penting yang mengkoordinasi karyawan dan keseluruhanya.
d. Perintah
Bentuk perintah yang yang diberikan dari pimpinan melalui general manager kepada
karyawan melalui kepala bagian merupakan perintah umum yang memiliki sifat yang luas
karena tidak hanya memfokuskan pada satu bidang saja tetapi menaungi banyak bidang atau
kepala bagian tersebut. Bentuk perintah yang diberikan juga dapat berbentuk lisan maupun
tertulis. Perintah berbentuk lisan disampaikan dalam rapat rutin bulanan atau meeting.
Sementara berbentuk tertulis dapat berupa SOP (Standard Operation/al Procedure) maupun
peraturan tertulis lainnya. Perintah yang diberikan merupakan perintah formal dimana
perintah yang diberikan kepada pihak bawahan (karyawan) sesuai dengan tugas atau
aktivitas yang telah ditetapkan dalam organisasi atau perusahaan.
6
Di Kawasan Pembangunan sarana 1.000.000.000 Swasta
Pacuan Kuda perdagangan dan jasa
Redesign arena pacuan 1.000.000.000 APBD
kuda
Pengembangan Manajemen Pelatihan manajemen 200.000.000 Swasta
Pengelolaaan pengelolaan pengelolaan wisata
Pacuan Kuda wisata pacuan kuda bagi
masyarakat
Controlling/pengawasan -
kawasan pengembangan
Peningkatan LED Pembangunan Pujasera 750.000.000 Swasta
Ekonomi Pembentukkan kelompok 100.000.00 Kelompok
Masyarakat pedagang Pedagang
Sekitar Pembangunan home stay 2.000.000.000 Swasta
Pembangunan pusat oleh- 250.000.000 Swasta
oleh
Pembangunan kelompok 100.000.000 Kelompok
home industri Home
Industri
Total Rp 7.900.000,00
4.9.4 Controlling
Pengembangan pacuan kuda Tegalwaton dalam manjemen controlling bertugas
memastikan agar arena pacuan kuda yang akan dijadikan tempat wisata tersebut sudah sesuai
dengan standar yang berlaku didalam peraturan dan dalam kontrol pengelolaanya telah
ditentukan dengan waktu yang tepat juga. Pengembang tidak hanya memperhatikan ramai atau
tidaknya tempat wisata tetapi juga memperhatikan anggota yang terlibat dalam upaya
pengembangan pacuan kuda sebagai tempat wisata yang berbasis wisata edukasi tersebut.
Beberapa hal yang perlu dilakukan dalam controlling pengembangan wisata pacuan kuda
menetukan pengukuran dalam pengembangan. Melihat standar yang harus dipenuhi seperti
menambahan atau memperbaiki fasilitas yang masih belum memenuhi standar, perbaikan sarana
prasarana, menganalisa penyimpangan yang terjadi, dan mengambil tindakan jika diperlukan
untuk memperbaiki penyimpangan. Manajemen pengawasan ini erat kaitannya dengan
manajemen kualitas, dimana manajemen kualitas termasuk manajemen pengawasan (controlling)
juga.
7
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.travelbandung.net/tempat-wisata/wisata-ala-koboy-deranch-lembang-bandung.html
PERATURAN PACUAN KUDA PORDASI. 2009. Dalam http://forum-
sandalwood.web.id/drupal/node/101. Diakses pada 19 November 2016
http://www.bphn.go.id/data/documents/11pp050.pdf